Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.7K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#229
3 Terluka
Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan.
Darah adalah darah.
Dan tangis adalah tangis.
Tak ada pemeran pengganti yg akan menanggung rasa sakitmu.

~Dee Lestari~~
==========


Ospek pun selesai. Hari ini kami sudah menjalani hari hari kami sebagai mahasiswa di kampus ini.

Kiki sudah pamit duluan akan ke kelasnya. Kulihat Danu sedang berjalan santai sambil membaca sebuah selebaran. Aku berlari kecil mengejarnya.

"Pagi, bro!" sapaku dengan nada sedikit kencang.

"Ih Ngagetin aja.," ucap Danu sambil menekan dadanya.

"Hehehe. Habis nya kamu serius banget. Jalan aja nggak pakai mata."

"Ya iyalah, mana ada jalan pakai mata. Pakai nya kaki, Aretha!"

Aku tertawa lepas dibuatnya. Kemudian melirik selebaran yang dia pegang.

"Baca apaan sih? Serius banget?"

Danu menunjukan kertas itu, "Nih baca sendiri," katanya lalu memberikan kertas itu padaku .

Saat kubaca ternyata itu adalah ajakan untuk mengikuti kegiatan pentas seni yg akan diselenggarakan sabtu ini.

"Ikutan, Tha?"

"Mm... Gak tau lah, Dan. Kamu gimana? "
Aku dan Danu memang saat SMU dulu sering nge-band bersama .

"Males deh rasanya. Kita nonton aja deh, Tha. Lagian juga kita masih baru kan. Anteng dulu aja deh. Sambil lihat sikon.. Iya, nggak?" ujar Danu semangat.

Akhirnya kami berdua berjalan beriringan ke kelas .
Panggilan seseorang membuat langkahku terhenti. Saat menengok rupanya Radit sedang berlari mendekati kami.

"Cowok lu, tu. Masuk dulu ah gue. Nanti dikcacangin lagi," kata Danu.

Radit terlihat segar hari ini. Dia mengenakan kemeja hijau muda dengan rambut yang terlihat rapi dan mengkilap.

"Kenapa, Dit? " tanyaku saat dia sudah berada di hadapanku.

"Kamu udah sarapan belum?" tanya Radit dengan nafas tersengal sengal .

"Belom. Nanti aja. Habis kelas selesai. Kenapa?"

"Temenin sarapan yuk.. Lagian kelas juga belum mulai kan."

Aku diam sambil berfikir .
"Ai, ayok dong. Aku kangen tau sama kamu," rengek nya manja.

Tanpa jawaban apa pun lagi dariku, tangan ku malah ditarik Radit menuju kantin.

Kami memilih bangku yg di pojok sendiri. Suasana kantin cukup ramai. namun tidak seramai biasanya.

"Kamu pesen apa, sayang? " tanya Radit

"Bubur ayam aja deh."

"Sama teh anget kan? Aku yakin perut kamu belum keisi apa apa kan? " ujarnya sambil tersenyum manis padaku.

"Iya deh iya, Ay. Terserah kamu aja sayang. Buruan gih, pesen. Aku laper."

Dia mengacak acak rambutku gemas, lalu berdiri memesan makanan untuk kami berdua.

Beberapa mahasiswa di sini memang agak berbeda dari yg lain. Sama seperti yg kulihat saat ospek kemarin .

Dari luar kantin, ada beberapa gerombolan kakak tingkat ku sedang berjalan menuju ke sini. Sepertinya mereka termasuk mahasiswi populer di kampus. Mereka sekumpulan wanita yg berpenampilan modis, cantik,  dan pastinya selalu menjadi pusat perhatian banyak orang.
Karena saat mereka datang, hampir semua orang melihat ke arah mereka dengan ekspresi takjub, kagum, dan seperti terhipnotis dengan kecantikan mereka.

Namun ... Aku sedikit ngilu melihat di kaki kaki mereka.
Di kaki mereka masing masing, ada sesosok anak kecil yg terus bergelayut memeluk kaki mereka.

Korban aborsi.

sosok anak kecil itu, sungguh menyedihkan, ada yg hanya berupa janin yg masih belum utuh anggota badannya.
Ada yg sudah lengkap, namun tetap saja, aku malas melihat hal ini di pagi hari yg sejuk ini.
Merusak pemandangan saja .

Ku palingkan wajahku melihat ke arah lain, dan tak lama Radit datang membawa dua gelas teh hangat .
"Buburnya bentar lagi, Ai."

"Iya, Ay. "

Radit duduk di hadapanku sambil menatapku heran .
"Kamu kenapa sih?"

"Itu... " sahutku sambil mengisyaratkan dia melihat yg kumaksud .

Radit menoleh dan kembali menatapku ," setan?" tanya nya .
Aku mengangguk sambil meneguk teh hangat milikku.

Radit kembali menoleh ke gerombolan mahasiswi tadi, tak lama bergidik ngeri .
Radit memang sudah bisa mengendalikan kemampuan mata ketiga nya. Jadi dia seperti kak Arden, jika tidak ingin melihat makhluk astral, dia bisa menutupnya. Entah sejak kapan dia bisa melihat hal-hal gaib seperti itu, yang jelas setelah berguru dengan Pakde Yusuf, kemampuan Radit berkembang.

"udah. Gak usah dilihatin. Lihat aku aja deh. Yang ganteng nya maksimal," ujarnya.

Aku terkekeh geli. Dia ini memang percaya dirinya sangat maksimal.
Tak lama kak Arden datang bersama Dedi.

"Assalamualaikum, kakak ipar ... Sini... sini... Duduk di sini," kata Radit sambil mengelap bangku di sampingnya agar kak Arden duduk di sana.

"Apaan sih? Kakak ipar lagi. Pede banget, Dit. Geli tau gak sih dengernya," ucap kak Arden sambil senyum senyum.

"Ya dibiasain lah dari sekarang, kan kamu bakal jadi kakak iparku, mas Arden.. Hehe." Radit ini pintar merayu yah.

"Belum tentu juga kali, Dit . ya kalo elu berjodoh beneran sama Aretha . kalau enggak, gimana coba? " Dedi langsung tertawa karena berhasil membuat wajah Radit masam.

"Elu mah , doain nya jelek banget, Ded. Sumpah.. Ah, gak asik deh elu .."

"Bercanda kali," ujar Dedi sambil mengapit leher Radit dengan lengan nya.

"Awas lu ya.. Gak gue pinjemin PS gue.. Nyebelin." Radit terus saja merajuk .
Kadang jika dia sedang seperti ini, mirip sekali anak kecil.

Tiba tiba...

Salah satu mahasiswi tadi terjatuh dan kejang kejang. Kulihat lehernya di cekik salah satu sosok anak kecil itu .
Kak Arden melirik padaku lalu mengangguk sekali. Kami beranjak lalu mendekat kepada nya.
Ku lantunkan bacaan ayat suci alquran bersama kak Arden .

Sosok itu menatap kami tajam sambil berdesis, seolah olah menyuruh kami tidak mendekat.

Kak Arden menarik sosok itu dan melemparnya secara kasar .
Dia menggeram keras. Suaranya sungguh membuat bulu kuduk ku meremang .

Tak lama, teman teman nya pun melakukan hal yg sama. Mereka tergeletak di lantai dengan kondisi yg sama seperti mbak Sari tadi.
Iya, namanya Sari. Aku tau dari bisik bisik mahasiswa lain yg ada di kantin ini. Di sini bagai ada kesurupan massal.

Radit akhirnya ikut turun tangan juga. Radit mendekat ke salah satu yg kesurupan, sambil menggumamkan doa doa yg diajarkan pakde Yusuf .

Salah satu dari mereka ada yg mulai menggila, dengan posisi terlentang, kepalanya di hantam kan ke lantai bertubi tubi.
Semua yg melihat berteriak histeris .
Aku berlari mendekat dan langsung meletakan tanganku di bawah kepalanya .

"Ugh..." erangku karena sakit sekali. Tenaga nya sungguh besar, rasanya tanganku pun kebas.

"Ded! Jaket kamu!!" teriak ku, Dedi yg sedang bengong melihat kami lalu seperti kaget dan langsung melepas jaketnya dan melemparkan padaku .
Kuletakan jaket Dedi di bawah kepalanya. Dedi mendekat dan membantuku memegangi kepala Nina.

Kami berdua sedikit kewalahan karena tenaga nya sungguh besar . kutatap tajam makhluk yg ada di atas Nina.
Sambil terus membaca doa, aku seolah menantang nya .
Dia menggeram, aku tidak gentar .

Namun, tiba tiba makhluk itu melompat dan membuatku terjatuh kebelakang, dia kini ada di atasku. Dia tersenyum sambil memiringkan kepalanya .
Di perlihatkan nya gigi gigi nya yg tajam tajam dan mengerikan .
Saat dia hendak menggigit ku, seseorang melemparnya dan membantingnya dengan kasar.

Kak Ramdan .

Kak Ramdan datang dan membantu kami mengatasi Sari dan teman teman nya. Dalam beberapa menit saja ,keadaan mulai tenang.
Mereka yg kesurupan, mulai lemah dan sadar. Lalu di bawa ke klinik terdekat karena ada beberapa luka yg cukup serius.

"Kamu gak papa ? " tanya kak Ramdan padaku .

"Gak papa, kak. Makasih," sahutku .

Radit mendekat padaku dan memperhatikan tanganku yg luka. "sakit, ya?" tanyanya dengan wajah memelas menatap ku.

"Heem.." ucapku dengan sedikit manja ke Radit, dan sesekali melirik ke Kak Ramdan.

Radit meniup tanganku yg lecet " yuk kita obatin aja," ajak Radit lalu membawaku pergi.

=====



Malam ini aku di kos sendirian. Kiki sedang berkencan dengan Doni. Rasanya kegiatan seharian tadi benar benar menguras tenaga dan pikiran ku.

Setelah membuat secangkir susu hangat, aku duduk di depan laptop.
Sekarang baru pukul 20.00.
Tapi keadaan sekitar kos sudah sepi, sebenarnya tadi, sekitar pukul 18.00 hingga pukul 19.00 suasana kos cukup ramai masih ada beberapa teman satu kos ku yg berkeliaran.

Hujan baru saja mengguyur kota ini, dan kini hanya menyisakan gerimis kecil saja di luar.

Tak...
Tak...
Tak...

Terdengar seperti ada yg melempari pintu kamar ku dengan kerikil.

Siapa yang iseng, yah? Batinku .

Aku berdiri dan berniat melihat ke luar, aku menyingkap korden yg ada di jendela kamarku sedikit dan mengintip keadaan di luar.

Sepi

Tidak ada satu pun orang di luar.
Ponselku berdering menandakan ada chat yg masuk, saat aku akan berbalik suara lemparan kerikil itu kembali terdengar. Akhirnya aku kembali melihat ke luar.

Deg!!

Sosok itu lagi !
Sosok wanita penghuni kos yg waktu itu ku lihat. Dia sedang berdiri di seberang kamar ku, di bawah rintik hujan sambil menunduk diam membeku. Rambutnya yg acak acakan dan panjang terurai menutupi sebagian wajahnya, dia memiringkan kepalanya dan perlahan melihat ke arahku sambil menyeringai

Segera ku tutup korden ini, dan mundur perlahan menjauhi jendela .
Ponselku berdering nyaring. Kali ini bukan pesan yg masuk, tapi panggilan telepon.

Radit.

Kuraih dan segera menjawab panggilan telepon darinya

"assalamualaikum..."

"Wa alaikum salam, sayang."

"kenapa, Dit?"

"Kamu lagi ngapain?"

" aku lagi ...."

Suara guyuran air dari kamar mandi kamar membuat lidahku kelu. Jantungku seakan berhenti berdetak.
Keringat dingin mengalir di sekujur tubuh. Bahkan teriakan Radit tak ku hiraukan. Aku takut, tapi aku juga penasaran. Kuletakan ponsel di kasur.

Lalu melangkahkan kaki turun dari ranjang dan mendekat ke kamar mandi. Aku harus melihat siapa yg ada di dalam kamar mandi kamarku. jelas sekali bukan manusia.

Saat sudah dekat dengan pintu kamar mandi, aku berhenti sejenak untuk sekedar mengumpulkan keberanian.
Memang ini bukan pertama kali nya aku berurusan dengan makhluk astral, hanya saja entah kenapa aku takut sekali saat ini.

Klek.

Pintu berhasil ku buka, pelan pelan ku dorong agar terbuka sepenuhnya.

Glek .

Aku bahkan sampai menelan ludah melihat apa yg ada di depanku .
Sosok yg tadi di depan kamar kini ada di hadapan ku. Dia sedang jongkok di atas bak air, dan bermain air sambil sesekali membuang air itu secara sembarangan.

Aku terdiam, badanku benar benar kaku, tidak bisa ku gerakan. Otak ku menyuruh ku untuk segera pergi meninggalkan tempat ini sekarang juga. Tapi respon yg ku terima justru menyuruhku tetap diam dan terus melihat sosok itu.
Dia menoleh padaku sambil menyeringai, wajahnya mengerikan. Daerah sekitar matanya hitam, namun bola mata nya putih dan meninggalkan satu titik hitam di tengah nya, kulitnya retak retak, bibirnya hitam dengan wajah pucat. Bahkan benar benar pucat. Hawa dingin sangat menusuk tulang.

'Audzubillahhiminassyaitonnirojiiim,' gumamku pelan.

Ku baca surat alfatihah, ayat kursi, an nas, al falaq, al ikhlas secara terus menerus, dan tidak lupa dua ayat terakhir surat al baqarah.

Perlahan aku bisa menggerakkan kakiku dan tubuhku tidak lagi kaku.

Aku langkah pergi meninggalkan kamar, bahkan sampai menahan nafasku, karena rasa takut yg masih sangat kurasakan akibat makhluk tadi

Kubuka pintu kamar ku, dan terus berjalan menjauh dari kamar. Bahkan pintu kamar tidak lagi ku tutup, kubiarkan terbuka lebar.

Aku terus berjalan pergi meninggalkan kamar tanpa membawa apa pun dan bahkan tanpa alas kaki. Sudah tidak peduli lagi kaki ku kotor bahkan terluka karena tajam nya kerikil yg ku lalui sekarang. Berkali kali aku terus menoleh ke belakang, takut makhluk itu mengejar ku.

Buugggg!!

Sampai akhirnya aku menabrak seseorang. Dia langsung mendekap ku ke dalam pelukan nya.
Ku cium aroma tubuhnya, hmm... Radit .

Saat aku mendongak ternyata benar dia Radit.

"Kamu kenapa sayang ? Kok gugup gini ?"

"Kamu... Kamu kok di sini ? " tanyaku sambil berusaha mengatur nafas dan sesekali melihat ke belakang .

"aku sengaja ke kosan kamu, habisnya tadi aku telepon, kamu malah aneh . Pasti ada yg gak beres ya ? Ada apa sih sayang? " tanya Radit penasaran .

Ku atur nafasku dan menjelaskan pada Radit tentang apa yg ku alami barusan.

"Itu.. Tadi .. Ada yg kemaren, Dit," ucapku dengan nafas pendek pendek .

"Yang kemaren ? Yang mana ? " Radit masih belum mengerti maksudku ," oh yg kemaren itu... 'Cewek' itu?" tanya Radit lagi

Aku mengangguk cepat .

"Tapi kamu gak papa kan sayang ? Kamu ampe keringetan gini loh. kamu habis ngapain sih ?" tanya Radit sambil mengelap keringat di kening ku menggunakan tangan nya .

"Dia.. Tadi dia.. Aaah.. Aku takut . aku gak mau balik ke kos. Aku nginep tempat kak Arden aja deh," kataku yakin .

"Ya udah sayang . yuk aku antar,"  ucapnya sambil membelai kepalaku lembut .

"Tapi.. Pintu belum aku kunci, Dit ."

Radit menoleh ke arah kamarku ," ya udah . kita kunci dulu yuk. kamu sekalian bawa baju ganti buat besok kuliah sama tas kamu sekalian. Jadi berangkat kuliah gak usah ke sini lagi . oke sayang? "

" heem .."

Kami kembali ke kamar ku , saat sudah di depan pintu kamar kos, aku bersembunyi di punggung Radit, dan sedikit mengintip dari balik bahunya .

"Udah, nggak papa sayang. Ada aku . Biar aku aja yg masuk ya . kamu di sini aja ?" tanya Radit .

Aku mengangguk yakin .

Akhirnya Radit masuk ke dalam kamar kos ku dan mengambil baju tas serta laptop ku juga. Setelah semua sudah yakin dibawa, Radit menutup serta mengunci nya.

" yuk.." ajaknya sambil menggandeng tanganku .

=========

Sampai di kamar kos kak Arden ternyata baru aku tau kalau kak Arden sedang tidak di kos .
Kak Arden dan Dedi sedang pergi ke pondok pesantren yg cukup jauh dari sini, katanya sih ada kasus kesurupan di sana dan kebetulan adik Dedi yg ada di pondok pesantren itu.
Dan sepertinya mereka berdua akan menginap di sana malam ini .

"duh .. Gimana dong ini . masa aku balik lagi ke kos ku, Dit."

Radit terdiam sambil terlihat berfikir.
" hmm... Gini aja.. Ini sih kalau kamu setuju ya sama saran ku," kata Radit .

" hm.. Apaan?"

" kamu nginep aja di kamar kos ku . gimana? " tanya Radit sambil menatap lekat lekat .

"Eum..tapi ... "

" tenang aja, Tha . kamu tidur di kasur , aku gelar kasur di bawah deh . kalau kamu masih ragu , aku gelar tiker di depan kamar aja juga gak masalah deh . asal kamu bisa tidur nyenyak," ucapnya membuatku tersenyum .

"Iya deh, sayang . masa aku setega itu kamu tidur di depan kamar . kenapa gak sekalian aja gelar koran terus tidur di emper toko? Lebih menjiwai deh rasanya... hehe.." aku tertawa .

"Hmmm.. Dasar jelek," ucap Radit sambil mencubit kedua pipiku gemas .

Dan akhirnya malam ini aku menginap di kamar kos Radit .

Setelah berganti pakaian, aku segera naik ke ranjang , dan ku tutupi seluruh tubuhku dengan selimut .

Radit mulai menggelar kasur lipat di lantai, lalu melirikku heran.

"Kamu gak gerah?" tanyanya sambil merapikan kasur nya .

" eum.. Gerah sih .."

"Terus.. Ngapain selimutan sampai segitunya ?"

"Mmm. Nggak apa apa," jawabku cuek .

Radit diam sebentar lalu menahan tawa .
"Tenang aja deh sayang .. Aku gak bakal macem macem kok. Bakal di gorok Arden aku . mana berani ..."

Aku tertawa lepas, dan akhirnya ku singkirkan selimut ini dan tidur memunggungi Radit .

Suasana hening.

" aiii... "

"Hmmm..."

" met tidur ya . nice dream .."

"Iya ,kamu juga ya . "

Hening kembali.

"aiii..."

"Hmmm..."

"Aku sayang kamu." ucapnya pelan.

" aku juga, Dit .."

" ya udah. Tidur ya "

"Heem.."

======

Dingin .

Kurasakan kaki ku dingin seperti ada tangan yg mencengkram nya .

Aku tersentak kaget dan langsung duduk . Kuedarkan pandanganku ke sekeliling tempat tidur. Tidak ada apa pun .

Namun...
Tak lama ada sebuah tangan muncul dari bawah ranjang dan naik ke ranjang menuju ke arahku duduk.
Tangan hitam penuh dengan luka bakar, dengan kuku kuku yg panjang . tangan itu terjulur panjang berusaha mendekatiku. Aku berteriak kencang sambil menutupi wajahku dengan bantal .

Seseorang mengguncang guncangkan tubuhku.

"Reta.. Aretha.. Kamu kenapa? Sayang ? Sayang ? Aiii?? Heii. Ini aku ... Radit ..."

Lalu ku buka bantal yg menutupi wajah, saat melihat Radit di depan ku, aku segera memeluk nya .

Radit membelai punggungku lembut, sementara aku menangis di pelukan nya.
" udah ya.. Udah gak papa . aku di sini . kamu jangan takut . kamu gak sendirian , ai. " hiburnya.

Radit lalu menyuruh ku kembali tidur . " ya udah, sekarang kamu tidur ya sayang. Masih jam 1 malem tuh . tidur lagi ya. Aku di sini kok.. Jagain kamu ."

Kutahan tangan Radit yg hendak kembali ke bawah..
"Sini aja, Dit . aku masih takut," rengekku .

Radit menarik nafas panjang .
"Iya, ya udah . aku di sini . aku temenin kamu sampai kamu tidur ya," bujuk nya .

Aku pun kembali tiduran dan mencoba memejamkan mataku .
Radit duduk di lantai sambil tangan nya membelai kepalaku lembut . kepalanya di rebahkan di pinggir ranjang, sambil terus tersenyum padaku .

Lama kelamaan aku rasa kantuk kembali menggelayuti mataku dan aku pun tertidur.

==========
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 15:48
3.maldini
theorganic.f702
theorganic.f702 dan 3.maldini memberi reputasi
2