Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#37
Part 21 Leluhur Armand
Perjalanan kali ini tidak ada kendala apapun. Berbeda dengan sebelumnya saat Daniel dan Pak Muh datang ke pesantren. Kini mereka mulai memasuki kawasan dusun Kalimati. Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Tentu saja semua warga desa sudah tertidur sekarang. Tapi tiba tiba mobil yang di kendarai Pandu berhenti.

"Loh, Mas. Itu mobil mereka kok berhenti, ya?" tanya Pak Muh yang saat ini melihat ke spion.

Otomatis Daniel yang memang sejak tadi tidak tidur, ikut menoleh ke belakang.

"Oh iya. Pak, berhenti dulu, Pak!" kata Daniel.

Daniel lantas turun dari mobil dan menghampiri mobil Pandu. Orang-orang yang ada di dalam mobil itu pun ikut turun. Sambil memperhatikan ke arah ban mobil yang ada di sebelah kanan sopir.

"Kenapa, Ndu?" tanya Daniel ikut melihat ke arah yang Pandu tatap.

"Kempes, Nil. Ckck. Padahal tadi pas berangkat udah saya periksa semuanya."

"Mungkin menginjak paku atau menata jam di jalan tadi," kata Kyai.

"Terus gimana ini, Kyai?" tanya Pandu.

"Ya sudah. Kita ikut mobil Daniel saja."

Alhasil mereka melanjutkan perjalanan dengan satu mobil dan meninggalkan mobil milik Pesantren tepat di depan gapura desa.

Pak Muh dan Pandu duduk di kursi depan. Sementara Kyai, Syarif dan Daniel di tengah. Mobil melaju cukup pelan, karena medan jalanan yang tidak rata membuat Pak Muh lebih hati hati dalam berkendara. Apalagi kali ini dia membawa seseorang yang cukup berpengaruh di daerah tempat tinggal mertuanya. Pak Muh memang mengenali Kyai Ghofar. Bukan mengenali dalam artian kenal dekat, melainkan hanya tahu nama Ustad Ghofar, atau saat ini lebih dikenal dengan panggilan Kyai Ghofar. Pria itu memang cukup terkenal di wilayah tersebut. Sebagai pemilik pondok pesantren Dan juga orang yang dianggap Paham agama. Sifat Kyai Ghofar juga patut diacungi jempol. Dia adalah termasuk orang yang ringan tangan, sering bersedekah, dan orang yang paling sering membantu warga desa sekitar. Bagi Kyai Gofar pantang baginya untuk membiarkan orang-orang yang tinggal di sekitarnya kelaparan. Dia bahkan rela merogoh uang dari kantongnya sendiri untuk memberi makan orang-orang miskin di sekitar tempat tinggalnya.

"Serem juga, ya," ucap Syarif.

"Mungkin karena sudah malam dan semua orang sudah tidur. Jadi kelihatannya seram. Iya, kan, Nil?" tanya Pandu.

"Hm? Ya memang aslinya juga sudah seram, Ndu. Rumah-rumah penduduk sebagian besar hanya ada di daerah tadi saja, karena makin masuk ke dalam banyak sekali rumah-rumah kosong yang tidak berpenghuni," jelas Daniel sambil menunjuk ke arah belakang mereka, di mana mereka datang tadi.

Karena di sana juga letak Balai Desa, rumah Pak Kades, sekolah, dan mushola. Bisa dikatakan kalau daerah di sana merupakan pusat dari segala Kegiatan warga desa setempat. Bahkan beberapa rumah rumah warga juga lebih banyak dibangun di daerah itu.

"Ada yang menarik perhatianmu, Nil?" tanya Kyai.

"Eum, selain area pemakaman, ada satu rumah. Jadi rumah itu berada paling dekat dengan rumah posko kkn kami, Kyai. Tapi ... Menurut rumor yang berkembang, rumah itu kosong karena pemiliknya bunuh diri. Astaga! Kenapa saya baru menyadarinya, ya! Begitu banyak kejadian bunuh diri di sini rupanya!" pekik Daniel.

"Memangnya kamu pernah melihat sesuatu di rumah itu?" tanya Pandu.

"Saya sih belum, tapi teman teman yang lain sudah, bahkan sering."

" Memangnya apa yang mereka lihat?" tanya Syarif.

"Kebanyakan mereka melihat adanya sosok wanita berdaun merah. Mungkin biasa disebut kuntilanak, ya, Kyai?" tanya Daniel.

"Iya, benar. Kuntilanak merah."

"Tapi kenapa yang muncul justru kuntilanak, Kyai? " tanya Daniel

" Memangnya Apa salahnya kalau yang muncul di sana adalah kuntilanak? Tidak boleh, begitu?"

"Hehehe. Bukan begitu maksud saya, Kyai. Tapi mengenai sejarah rumah itu, bukannya seharusnya yang muncul adalah sosok jin qarin penghuni rumah itu? Biasanya jika ada kejadian bunuh diri maka sosok yang akan sering muncul di lokasi adalah sosok yang menyerupai orang tersebut. Yang akan melakukan apa yang mereka lakukan sebelum meninggal."

"Memang hal itu benar. Tapi jika memang yang muncul di rumah itu bukan sosok jin Qorin pemilik rumah dahulu saya bisa menyimpulkan satu hal sekarang."

"Apa itu, Kyai?"

" para makhluk halus di tempat ini memang sudah diatur sedemikian rupa oleh pemimpinnya. Pemimpinnya itu yang menyuruh sosok-sosok itu mendiami suatu tempat. Seperti contohnya kuntilanak merah yang berada di rumah kosong dekat tempat tinggal kalian."

"Pemimpin makhluk halus, Kyai? Wah, saya baru dengar kalau dia bisa menyuruh seperti itu. Tapi saya yakin Kalau pemimpinnya pasti memiliki kekuatan yang sangat besar. Buktinya mobil ini bisa diserang oleh puluhan burung dari berbagai arah. Saya sampai takut," ucap Pak Muh.

"Benar, Pak Muh. Makhluk itu memang cukup kuat. Tapi tidak ada yang bisa menandingi kekuatan Allah SWT."

"Betul, Kyai."

"Nah itu rumahnya, Kyai. Rumah kosong yang saya ceritakan tadi," ucap Daniel begitu rumah bekas bunuh diri itu terlihat.

"Oh, iya benar. Kuntilanak memang sering ada di depan rumah itu. Sepertinya sengaja untuk menakut nakuti orang," tutur Pandu.

"Tapi bukan cuma kuntilanak sepertinya, Ndu," sambung Syarif.

"Yang kamu rasakan apa, Rif?"

"Entah kenapa sejak masuk des sini, saya merasa banyak sekali anak kecil berkeliaran. Dan desa ini cukup ramai. Benar tidak, Kyai?"

"Jadi kamu bisa merasakannya? Itu adalah kondisi yang terjadi di desa ini dulu. Karena memang desa ini cukup ramai dengan penduduk yang banyak. Bahkan saat tengah malam begini akan tetap ada warga yang melintas, walau hanya untuk acara ronda malam saja. Tapi setidaknya desa ini hidup."

"Iya, ya. Kenapa nggak ada ronda malam. Padahal biasanya di daerah pedesaan masih banyak kegiatan ronda malam. Bahkan desa sebelumnya juga ada tadi, kan?"

"Iya, Nil, ada. Mungkin warga di sini sudah ketakutan karena makhluk halus itu. Saya yakin, kalau warga desa juga pasti sering di ganggu seperti kalian. Kalian saja yang baru sebulan di sini selalu diganggu, apalagi mereka yang tinggal bertahun tahun di tempat ini," tukas Pandu.

"Nah, itu mereka! Eh, kenapa mereka di luar?" tanya Daniel saat melihat teman temannya berada di teras.

***

Kondisi sudah tenang. Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam saat Kyai berhasil mengusir seluruh makhluk yang mengganggu mereka dari rumah itu. Kini mereka semua berkumpul di ruang tamu. Kondisi semua orang sedang tidak baik baik saja. Apalagi orang orang yang mengalami kesurupan tadi.

"Lebih baik, Mbak ini, istirahat saja di kamar," ucap Kyai menunjuk Khusnul.

"Iya, Nul. Lo ke kamar aja. Istirahat. Ma, Ndi, Mey, Ke, temenin Khusnul, ya. Kalian juga istirahat aja. Udah malam," kata Armand.

"Iya, kami permisi dulu, Kyai."

Kini hanya tinggal para pria yang ada di luar. Pintu rumah sudah ditutup dengan kondisi korden yang juga tertutup rapat.

"Untung kamu datang tepat waktu, Nil," ucap Sule.

"Tapi, dosen ke mana? Kok nggak ikut?" tanya Armand.

"Dosen nggak jadi ikut, Man. Katanya mereka bakal ke sini minggu depan. Akan ada acara dosen yang berkunjung ke tempat kkn. Bukan cuma di tempat kita aja."

"Oh gitu. Tapi kalian baik baik aja, kan? Pak Muh, nggak apa apa? Saya lihat mobil agak penyok, ya," kata Armand.

"Bukan penyok  itu mah. Ringsek, Man. Tapi aneh bentuknya. Kalian habis nabrak apa sih?" tanya Derry.

"Bukan kami yang nabrak. Tapi kami yang ditabrak sama burung," tukas Daniel.

"Loh, kok bisa?" tanya Cendol.

"Eh, Pak Kyai mau minum apa? Kopi? Teh?" tanya Dolmen.

"Tidak usah, air putih saja nanti. Daniel mungkin ada yang mau kamu sampai ke teman temanmu. Hasil bertemu dengan dosen tadi siang," pungkas Kyai.

Mendengar perkataan Kyai tersebut mereka semua langsung menoleh ke arah Daniel dengan tatapan yang penuh tanda tanya.

"Hm? Kenapa, Nil? Emangnya dosen ngomong apa?" tanya Derry.

"Iya, ada pesan buat kita? Apa ada proker kita yang salah?" tanya Cendol menambahkan.

"Bukan. Bukan itu. Tapi mengenai Desa ini."

"Desa ini? Oh, lo udah cerita sama dosen kalau desa ini angker, kan? Terus tanggapan mereka gimana?" tanya Dolmen.

"Iya. Jadi ternyata dulu pernah ada mahasiswa di kampus kita yang pernah kkn juga di sini. Kejadiannya Udah 10 tahun yang lalu. Apa yang kita alami juga mereka alami. Seperti kesurupan misalnya."

"Terus?" tanya Derry.

Karena sudah nggak tahan lagi akhirnya mereka meminta bantuan agar tidak lagi diganggu oleh makhluk halus penghuni desa ini. Bahkan mereka melaporkannya langsung ke dosen kita. Saya tahu cerita ini karena saya juga bertemu dengan dosen pembimbing mahasiswa-mahasiswa tersebut. Dosen itu menceritakannya kepada saya."

"Terus apa katanya?" tanya Armand.

"Mereka berhasil mengusir makhluk-makhluk itu. Bahkan selama satu minggu tidak ada lagi gangguan seperti yang kita alami tadi. Tapi setelahnya dosen pembimbing itu justru mendengar kabar buruk."

"Kabar apa?!"

"Ternyata semua mahasiswa yang gagal di sini 10 tahun lalu itu ... Meninggal dunia. Mereka semua meninggal dengan cara gantung diri di area pemakaman. Tepatnya di bawah pohon depan mata air."

"Hah! Serius?"

"Semuanya, Nil?!"

"Bunuh diri??"

Semua orang tentu terkejut mendengar kabar tersebut. Informasi ini adalah sesuatu yang baru pertama kali mereka dengar. Setelah mereka berada di tempat ini justru mereka baru mengetahui informasi tersebut.

"Kenapa? Kok bisa bunuh diri? Katanya mereka sudah enggak diganggu lagi sama makhluk makhluk itu?" tanya Sule.

"Enggak tahu, Le. Dosen pembimbingnya juga nggak tahu apa yang terjadi. Makan kejadian itu katanya ramai dan masuk berita. Menurut investigasi polisi mereka semua meninggal akibat depresi. Makanan KKN mereka dan juga karena skripsi yang akan mereka buat."

"Hah? Aneh! Nggak mungkin karena itu!" pekik Derry.

"Eh, jangan jangan setelah satu minggu mereka nggak diganggu, minggu berikutnya mereka justru dirasuki semua sama makhluk-makhluk sini. Dan Karena itulah mereka semua ditemukan bunuh diri! Iya, kan?" tanya Cendol.

"Iya, masuk akal juga. Karena nggak mungkin semua mahasiswa itu bunuh diri. Rasanya aneh. Apalagi alasannya karena depresi akibat kkn dan skripsi? Bodoh banget sih yang cari alasan!" tambah Armand.

Kyai Gofar hanya diam menyimak diskusi mereka sejak tadi. Dia hanya tersenyum menanggapi semua yang ia dengar. Kyai tidak berani menyela, karena mereka tentu butuh waktu untuk membahas masalah ini bersama sama.

"Dan ada hal aneh lainnya lagi," kata Daniel.

"Apalagi?"

"Sebenarnya KKN untuk tujuan Desa ini sudah ditutup oleh pihak kampus. Jadi kampus tidak mengizinkan ada mahasiswa yang akan KKN di sini."

" Terus kenapa kita bisa KKN di sini?" tanya Sule.

"Itu yang aneh. Kalian tahu nggak ternyata laporan yang ada di komputer kampus dengan laporan yang dibagikan ke kita itu berbeda. Perbedaannya cuman satu, lokasinya. Di komputer kampus kita harus KKN di desa Alas Ketonggo. Desa itu adalah desa yang ada di sana, sebelum Desa Kalimati ini," tunjuk Daniel ke arah gerbang desa.

"Loh masa sih? Bentar gue cek!" kata Arman.

Arman lantas mengambil tumpukan kertas yang ia terima di kampus. Di kertas itu informasi mengenai KKN ini dari anggota rincian biaya sampai lokasinya semua tertera di sana.

"Tapi ini bener di sini. Lihat deh," kata Armand lalu menunjukkan ke teman temannya.

Tulisan yang ada di kertas itu memang terlihat jelas, kalau KKN yang mereka lakukan berlokasi di Dusun Kalimati. Tidak ada yang salah sebenarnya pada kertas itu, tapi sebenarnya lokasi yang seharusnya mereka datangi adalah Desa Alas Ketonggo.

"Benar, Man. Saya juga sudah periksa berkali-kali, bahkan saat di kampus tadi sama dosen-dosen itu. Tulisan di laporan yang kita terima memang lokasi kkn Kita ada di sini. Tapi sebenarnya lokasi KKN kita yang seharusnya kita datangi bukanlah di sini. Sepertinya ada yang sengaja mengubahnya."

"Serius? Siapa sih orang iseng itu? Gila kali ya! Main main sama nyawa orang! Astaga!" pekik Cendol.

" jangan-jangan yang ganti tulisan ini setan lagi!" bisik Dolmen.

"Jangan selalu menyalahkan setan, kasihan mereka selalu mendapat fitnah," potong Kyai.

"Eh, maaf, Kyai. Habisnya aneh. Masa tulisan bisa ganti sendiri!"

"Iya, saya mengerti kebingungan kalian. Tapi saya yakin kalau tulisan itu diganti oleh manusia, bukan makhluk halus."

"Tapi siapa, Kyai?"

"Saya boleh berbicara sekarang?" tanya Kyai menatap mereka semua bergantian.

"Tentu saja boleh, Kyai."

"Jika saya perhatikan dan saya tarik satu garis lurus, di sini memang ada sebuah intrik yang sengaja dibuat oleh seseorang untuk membuat kalian berada di tempat ini. Tapi saya tidak mau menyebutkan ciri cirinya, nanti kalian pasti tahu sendiri. Jadi, dia sebenarnya mengetahui tentang kondisi tempat ini. Dia juga sengaja membuat kalian berada di sini, dengan harapan kejadian yang dulu pernah terjadi di sini akan terulang lagi kepada kalian. Subhanallah, dengki sekali hatinya," kata Kyai.

"Lalu, kejadian yang kalian alami ini memang persis seperti yang dulu mereka alami. Jadi kita sudah tahu, kan, bagaimana akhir mereka? Dan sekarang kita harus mencegah itu semua terjadi pada kalian."

"Gimana caranya, Kyai? Apa kami pulang saja, ya. Nggak usah kkn aja deh. Ngulang tahun depan nggak apa apa lah, dari pada nyawa jadi taruhannya," ungkap Dolmen.

"Tidak perlu. Karena jika kalian menghindar sekalipun, hal seperti ini tentu akan kembali terulang. Kalian tidak kasihan pada orang lain yang nanti menjadi korban?"

"Terus kami gimana, Kyai? Kami juga bisa saja mati, kan?" tanya Cendol.

"Rejeki, jodoh, dan maut sudah diatur oleh Allah. Kita janganlah mencemaskan sesuatu yang belum terjadi. Sekalipun kita bisa mengetahui perkiraan yang akan terjadi nanti, kita hanya perlu berusaha agar hal itu tidak terjadi pada kita."

"Bantu kami, Kyai."

"Insya Allah. Saya dan murid murid saya akan mencobanya. Tapi kami pun butuh bantuan kalian juga. Kita harus kerja sama."

***

"Jadi sumber dari segala keributan di sini adalah sosok patung di area pemakaman warga?" tanya Kyai.

"Kami yakin demikian. Soalnya patung itu bisa jalan jalan sendiri, Kyai!" pekik Derry.

"Iya, Daniel sudah menceritakan nya tadi. Baiklah, kita kembali pada topik pembicaraan kita tadi. Sumber masalah desa ini adalah patung batu itu, kan?"

"Iya, Kyai."

"Sebenarnya dia, atau lebih tepatnya makhluk yang bersemayam di dalam patung itu adalah jin. Dia sudah hidup ribuan tahun lamanya. Mendiami desa ini dan bahkan mulai berani mengatur manusia di sini dengan cara licik."

"Maaf, Kyai. Saya pernah dengar kalau sebagian warga desa menyembah patung itu, karena mereka menganggap kalau patung itu dewa. Soalnya ini yang saya dengar tadi, ya, Kyai. Dulu pernah ada wabah di desa ini, wabah penyakit dan kelaparan karena kebun dan ladang mati karena hama tanaman. Tiba tiba ada yang bermimpi kalau mereka harus memberikan persembahan ke patung batu itu. Memang setelah hal itu dilakukan, warga desa mulai merasakan panen, dan tidak ada lagi wabah penyakit yang meresahkan desa. Jadilah sejak saat itu, mereka mulai sering memberikan sesajen ke beberapa tempat di sekitar desa ini, dan di patung batu itu juga sih," jelas Derry.

"Oh jadi itu asal mulai sesajen, Der?" Tanya Dolmen.

"Hooh. Tadi Pak Kades cerita waktu kita proker."

"Saya lanjutkan, ya."

"Oh iya, Pak Kyai. Silakan."

"Itu hanya tipu daya setan. Padahal kejadian buruk yang menimpa desa ini pun sebenarnya karena ulah makhluk itu. Tapi dia sengaja melakukannya agar warga percaya kalau memberikan sesajen untuk dia, akan mendatangkan kebaikan untuk mereka. Makhluk ini makan bukan dari sesajen itu. Karena sesajen yang diberikan warga justru untuk keroco keroconya. Karena dia memakan hal lain."

"Dia makan apa, Kyai? Manusia?" Tanya Dolmen terkejut.

"Bukan! Masa makan manusia!" Timpal Pandu.

"Terus apa dong?"

"Jiwa manusia," sahut Kyai.

"Gimana caranya, Kyai?"

"Dengan cara merasuki pikiran alam bawah sadar kita, dan membuat kita ketakutan, hingga berakhir dengan tindakan berbahaya yang melukai nyawa. Semakin banyak dia memakan jiwa manusia, maka dia akan menjadi semakin kuat."

"Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menyingkirkan makhluk itu, Kyai?" Tanya Armand.

"Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menghancurkan patung itu. Kita lihat, apakah dia akan lenyap saat patung itu dihancurkan."

"Tapi, apa nggak apa apa kalau kita menghancurkan patung itu. Kita semua tahu, kan, kalau warga desa menganggap benda itu keramat," tandas Sule.

"Bener! Kalau tiba tiba kita hancurkan, bakal dikurung di desa ini nanti kita!" ucap Dolmen.

"Kita harus pakai trik kalau begitu," sahut Armand.

"Apa, Man?"

"Bagaimana kalau patung itu saya ambil saja dan bawa pergi?" Tanya Pak Muh yang tiba tiba ikut dalam diskusi ini.

"Jangan, Pak. Terlalu berbahaya. Bapak tahu, kan, kalau makhluk itu mendiami patung tersebut. Saya takut kalau nanti bapak bawa patung itu, bapak bisa celaka," tandas Armand.

"Benar, Pak. Kita pakai cara lain saja."

"Kalian dengar itu?" Tanya Pandu.

Sontak semua orang langsung diam. Mereka menajamkan pendengaran dan suara yang dimaksud oleh Pandu pun terdengar. Syarif beranjak lalu mengintip dari jendela.

"Sepertinya yang sedang kita bicarakan muncul," ucapnya.

"Eh, yang bener?" Tanya Derry.

"Wah, mulai lagi!" Tambah Dolmen.

"Lihat ah!" Cetus Cendol.

Mereka ikut mengintip kondisi di luar, dan benar saja, kalau ternyata patung yang sedang mereka bicarakan berjalan melintas di jalan depan rumah. Lalu dia berhenti tepat di halaman rumah mereka.

"Kyai! Dia di depan!" Bisik Derry panik.

"Biarkan saja."

Mengetahui kalau ancaman ada di depan mata, membuat mereka menyingkir dan bersembunyi di belakang tubuh Kyai. Kyai hanya duduk saja, sambil terus berdzikir. Pandu dan Syarif pun ikut berdoa. Bahkan suara mereka mulai terdengar di sekitar ruangan. Daniel walau termasuk bagian dari mereka tetapi tidak pernah mempelajari secara khusus mengenai makhluk halus, tapi dia tetap membantu dengan ikut membaca Ayat suci al Quran.

Suasana kembali mencekam. Padahal mereka baru saja bernafas lega, tapi ancaman justru kembali datang. Seakan akan tidak mengizinkan mereka istirahat.

"Tidak apa apa. Ada penjaga di luar. Dia sudah pergi," kata Kyai lalu menatap ke arah Armand. "Kamu yang mengundang penjaga itu ke sini?" Tanya Kyai.

"Eh, penjaga? Maksud Kyai siapa? Saya tidak mengerti," sahut Armand

"Harimau tadi berjaga terus di sekitar rumah ini. Saya yakin itu milikmu, kan?"

"Harimau? Oh eum, itu."

"Man, harimau apaan? Lo punya khodam?" Tanya Derry berbisik.

"Diem lo! Kagak ada!"

"Lah itu maksud Kyai apaan!"

"Enggak gitu maksudnya. Bukan gitu pokoknya," elak Armand.

"Terus apa?" Tanya Derry dengan mendesaknya terus.

"Pokoknya itu macan bukan punya gue. Punya keluarga gue. Jadi kemarin pas di goa gue manggil dia, tapi nggak tahu kenapa dia malah di sini lagi."

"Karena dia tahu, kalau salah satu anak keturunan majikannya sedang dalam bahaya. Akhirnya saya mengerti kenapa makhluk itu mengincar kalian."

"Kenapa, Kyai?"

"Di antara kalian ada salah satu keturunan seseorang yang di segani di zaman dulu. Itu adalah kamu, Mas Armand."

"Loh kenapa saya? Memangnya saya kenapa?"

"Kamu memiliki sesuatu yang unik. Yang tidak sembarang orang bisa memilikinya. Benda itu ada di dalam tubuhmu. Saya sekarang bisa melihat sinarnya. Terang. Sangat terang. Dan itulah yang sedang diincar makhluk itu."

"Kyai, yang benar saja. Saya nggak mengerti maksud Kyai. Di dalam tubuh saya ada apa, Kyai?"

"Saya bingung menyebutkannya. Tapi benda itu memancarkan cahaya terang. Benda itu berasal dari nenek moyang, Mas Armand. Dulu beliau sering membantu orang lain, yang terkena gangguan seperti ini. Kakek buyung Mas Armand merupakan keluarga keraton. betul, kan?"

"Eh iya kayaknya sih. Terus apa  hubungannya sama makhluk itu, Kyai?" Tanya Armand semangat

"Kakek buyut Mas yang menyegel makhluk itu di dalam patung."
unhappynes
joyanwoto
kemintil98
kemintil98 dan 14 lainnya memberi reputasi
15