Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#32
Part 16 Derry Yang Lain
"Hati hati, Nil! Jangan kelamaan di sana. Nanti malam harus udah balik sini loh!" tukas Dolmen sedikit memaksa.

"Insya Allah. Saya usahakan sebelum malam sudah kembali ke sini. Kalian jaga diri baik baik. Man, jaga teman teman."

"Iya. Gue usahakan."

Daniel pun melambaikan tangan begitu mobil berjalan pelan meninggalkan halaman rumah. Teman teman yang lain hanya melambaikan tangan melepas kepergian Daniel. Setidaknya mereka menaruh harapan besar pada Daniel agar bisa membawa seseorang yang akan membantu mereka menghadapi teror yang selama ini sangat mengganggu.

Pagi ini, mereka melakukan kegiatan seperti biasanya. Proker kelompok yang sudah berjalan sejak kemarin sudah dalam tahap 50% untuk proker penyediaan listrik bagi desa tersebut. Hari ini pengerjaan proker tersebut akan selesai. Sementara proker pembangunan sumur dan kamar mandi umum masih berjalan 40%. Wajar saja karena Pembangunan seperti itu akan memakan waktu lebih lama daripada pemasangan aliran listrik. Karena Daniel tidak ada di desa itu maka untuk mengawasi jalannya proker aliran listrik akan diwakilkan oleh teman-teman yang lain. Mereka sudah membagi tugas masing-masing. Sebagian lainnya juga meneruskan proker individu. Semua sudah berjalan dengan lancar sejauh ini. Bahkan Fendi yang semalam mengalami kesurupan hari ini bisa beraktivitas dengan baik tidak seperti hari-hari sebelumnya. Dia tampak segar dan bugar seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

"Fen, lo ngawasin listrik aja, ya. Sekalian tanya sama pegawai listriknya Apa saja yang mereka butuhkan nanti terus ini uangnya lo kasihin ke mereka sebagai pelunasan pembayaran," ucap Armand sambil memberikan sebuah amplop coklat yang berisi uang.

" Berarti kemarin udah di DP dulu ya?"

"Iya. Kemarin Daniel udah dp waktu mereka ngundang pegawai PLN ke sini. Berarti nanti lo ke lokasi sama Khusnul terus Sule aja ya. Kalian berdua bisa kan ngawasin ke lokasi?" Tanya Arman kepada Sule dan Khusnul.

"Bisa. Proker ku bisa dikerjakan nanti kok. Soalnya orang yang mau bikinkan tempat sampai, lagi pergi. Baru balik ke desa sore nanti," ucap Sule.

"Lo, Nul?"

"Bisa. Pagi sama siang ini aku santai kok. Prokerku bisa dilakuin Nanti sore jadi bisa ikut ngawasin pemasangan listrik sama Fendi."

"Oke. Ya sudah. Yang penting kalian semua hati hati dalam menjalankan proker masing masing. Ingat kalau kalian sudah selesai dengan program individu coba untuk keliling dan memeriksa kegiatan yang lain. Siapa tahu ada yang membutuhkan bantuan. Walaupun ini proker individu tetapi tidak ada salahnya kalau kita saling bantu sesama teman demi kelancaran KKN kita di sini. Kalian pengen KKN kita berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu, kan?" tanya Armand.

"Iya, Man. Pasti. Kalau bisa mah Bulan depan kita udah balik ke rumah itu lebih bagus," sahut Cendol.

"Eh, jangan cepet cepet ih. Gue masih PDKT!" hardik Derry melirik Ike.

"Yee, Emangnya PDKT cuma bisa dilakuin di sini? Lo nggak bisa dekatin Ike pas kita pulang nanti? Main ke rumahnya kek,  atau gimana lah!" cetus Cendol.

"Iya, bisa. Cuma situasi di sini itu lebih mendukung tahu!"

"Dih, elo aja sono yang di sini. Kita mah pengen cepat-cepat pulang. Serem banget di sini mah!" cetus Dolmen.

"Aku juga pengen cepet pulang kok," sambar Ike.

"Oh gitu ya, Yang? Oke. Kalau gitu nanti aku pdkt-nya ke rumah kamu aja ya."

"Udah ih, kalian malah pacaran aja di sini!" sindir Dolmen.

"Ye, bilang aja iri!" tukas Derry.

Obrolan itu berakhir dengan saling ejek antara Derry dan Dolmen. Akhirnya mereka melanjutkan untuk Melakukan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk menyelesaikan proker.

Armand berjalan keliling desa guna memeriksa tiang listrik yang sudah dipasang kemarin oleh petugas. Dia mendapatkan mandat khusus dari Daniel agar memeriksa secara langsung lokasi dan pemasangan tersebut Apakah sudah sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan sejak awal. Alhasil Armand izin tidak ikut pembangunan sumur dan akan ikut bergabung setelah tugasnya selesai. Daniel sengaja menyuruh Armand yang melakukannya, karena bagi Daniel hanya Armand yang bisa dia andalkan selama kkn di desa tersebut. Bukan berarti Daniel tidak mempercayai teman-teman yang lain, tetapi Armand adalah sosok yang patut dijadikan pemimpin karena karakternya yang kuat.

Dia berjalan seorang diri mengelilingi desa. Bermula dari Gerbang Desa di mana balai desa dan beberapa rumah penduduk terdiri. Sambil memegang sebuah kertas dan pena, Arman juga menghitung banyaknya tiang listrik yang dibangun di sekitarnya. Dia ingin mencocokkan dengan catatan yang diberikan oleh Daniel sebelumnya. Sejauh ini tiang listrik memang berdiri di tempatnya sesuai dengan yang ada dalam catatan itu. Dia terus berjalan hingga akhirnya masuk ke bagian yang jarang dijamah oleh warga desa. Terutama bagian hutan-hutan yang ada di sekitar Desa. Mereka beranggapan kalau Desa ini suatu saat nanti akan berkembang dan memiliki penduduk yang lebih banyak daripada sekarang Sehingga pemasangan tiang listrik harus dilakukan secara merata.

"Eh, ini di mana, ya? Kok gue kayaknya baru pernah ke sini deh," ucap Armand berbicara sendiri.

Dia kini berada di seberang sungai, karena Arman melihat adanya tiang listrik yang dibangun di seberang sungai tersebut. Ia merasa tiang listrik itu seperti keluar dari jalur maka dia ingin memeriksanya sendiri. Untungnya sungai itu tidak terlalu dalam dan terdapat banyak batu-batu yang bisa dijadikan pijakan untuk menyeberang.

" bukannya batas Desa itu sebelum sungai ini? Kenapa tiang listrik itu dibangun di seberang desa? Aneh!" ucapnya.

Dia lantas berjalan untuk menuju ke tempat tersebut. Tingginya tiang listrik bisa dilihat dari kejauhan, sehingga Arman yakin betul kalau Apa yang dia lihat adalah tiang listrik yang sedang ia periksa.

Dia harus masuk ke hutan-hutan kecil. Berjalan menuju arah yang sudah ia Tentukan sebelumnya. Hanya saja setelah berjalan merasa sedikit aneh karena dia tidak juga sampai ke tempat tiang listrik tadi.

"Di mana sih? Perasaan tadi ada di sekitar sini?"  Lagi-lagi dia bertanya pada dirinya sendiri sambil memeriksa sekitar.

Tapi tiba-tiba dia melihat seseorang sedang berjalan diantara rerimbunan pohon yang ada di depannya. Entah mengapa Armand justru bersembunyi. Karena orang yang ia lihat seperti yang sangat tidak asing baginya. Arman terus mengintip di balik pohon besar. Hingga akhirnya dia pun meyakini kalau orang yang ada di hadapannya adalah Pak Sobri.

"Ngapain Pak Sobri ada di sini? Bukannya kebun Pak Sobri ada di dekat rumahnya?" Arman terus mengikuti pria tua itu hingga akhirnya dia sampai di sebuah goa.

Pak Sobri tampak tengok-tengok untuk memeriksa sekitar. Seolah-olah Apa yang dilakukan nya tidak ingin diketahui oleh orang lain. Hal ini membuat Arman semakin curiga.

Pria tua itu tampak lebih seperti pencuri yang hendak masuk ke rumah targetnya. Goa yang baru pertama kali dilihat oleh Armand menjadi tempat aneh yang ingin sekali diketahui olehnya. Pak Sobri lantas masuk ke dalam goa. Setelah memastikan Kalau pria tua itu tidak akan keluar dalam waktu dekat, Arman bergegas mendekati goa tersebut. Dari mulut goa, tempat itu tampak gelap. Armand ragu-ragu untuk masuk ke dalam. Pikirannya sudah bermacam-macam dengan berbagai spekulasi negatif. Dia yakin kalau tempat itu bukanlah tempat yang normal untuk didatangi oleh manusia. Setelah berdiskusi dengan dirinya sendiri, Akhirnya dia pun memberanikan diri melangkahkan kaki memasuki goa tersebut. Arman tidak membawa satupun lampu penerangan. Dengan percaya diri dia terus masuk ke dalam goa tersebut. Aroma busuk mulai tercium. Dia berjalan sambil berpegangan pada dinding sekitarnya.

' Kalau Pak Sobri masuk ke sini pasti ada jalan keluar. Gue harus menemukan apapun yang sedang Pak Sobri lakukan di sini!' batin Armand.

Dan benar saja hanya dalam beberapa langkah dia berjalan, akhirnya dia melihat ada secercah sinar di ujung goa. Dengan semangat Arman segera mendekat ke cahaya tersebut.

Suara seseorang terdengar samar-samar. Arman langsung yakin kalau suara tersebut adalah milik Pak Sobri. Tapi anehnya Arman tidak mengetahui apa yang Pak Sobri katakan. Karena kalimat yang terdengar terasa aneh dan belum pernah ia dengar sebelumnya. Seakan akan apa yang dibaca olehnya adalah sebuah mantra.

Kaki Armand mendadak lemas, bahkan saat dia belum sampai ke sumber cahaya itu. Dia berusaha menggerakkan kakinya. Tapi sayangnya hanya bergeser beberapa mili saja. Tiba-tiba Dia teringat dengan kalimat ayahnya.

'Ingat! Kamu itu jangan lupakan leluhurmu. Dunia kita itu berdampingan dengan dunia mereka. Bisa saja sewaktu-waktu kamu akan celaka dengan hal-hal yang tidak masuk logikamu. Jika suatu saat nanti kamu membutuhkan bantuan, baca kalimat ini!'

Kalimat itu adalah nasehat dari ayah Armand. Beliau mengatakan hal itu saat dirinya dan putranya sedang mengobrol santai di teras rumah saat Armand masih duduk di bangku SMA. Kala itu Arman pulang ke rumah dalam keadaan babak belur. Dia mengaku habis berkelahi dengan teman sebayanya di sekolah, tapi Arman kesal karena dirinya kalah. Padahal Arman sudah berlatih ilmu beladiri sejak dirinya masih kecil dan dia belum pernah dikalahkan oleh siapapun.

Di saat seperti ini dia justru teringat dengan kalimat itu. Akhirnya dia pun mengucapkannya.

"Bismillahirrohmanirrohim. Gelapo songo gelapo sewu suaraku. Macan Putih ono ing dadaku Yo aku macan Allah. lailahailallah muhammadarrasulullah La haula wala quwwatailabilahilaliyiladzim!" Kalimat itu ia baca sebanyak tiga kali.

Tiba-tiba ada angin kencang yang masuk ke dalam goa dan tubuh Arman tiba-tiba bisa bergerak. Hal aneh lainnya ada seekor Macan Putih yang masuk ke dalam goa melewati Arman begitu saja. Setelah sampai di pintu yang bercahaya tadi, Macan Putih tersebut menoleh ke arah Arman. Nyarinya yang tadi sangat besar dengan rasa penasaran yang cukup tinggi mendadak lenyap. Arman kini justru menjadi seorang penakut yang lebih memilih untuk meninggalkan tempat tersebut.

Setelah keluar dari goa, Arman bergegas berlari meninggalkan tempat tersebut kembali ke desa. Dia tidak peduli lagi dengan tugas yang diberikan oleh Daniel. Yang ingin dia lakukan sekarang adalah menyelamatkan diri. Dia yakin kalau saat ini dia sedang berada di tempat yang tidak aman.

"Eh, Man? Kenapa? Kayak habis dikejar setan aja!" ucap Derry saat dia melihat Armand pulang dengan kondisi wajah pucat dan nafas terengah engah.

"Minum! Ambilin minum!" pintanya sambil menunjuk ke arah dapur.

"Eh, serius? Lo habis dikejar setan? Tunggu bentar! Gue ambilin dulu!" kata Derry yang bergegas pergi ke belakang mengambil segelas air.

Air minum itu bahkan sampai tandas. Armand tidak meninggalkan setetes pun di dalam gelas itu. Bunyi gelas yang beradu dengan meja kayu terdengar menggema.

"Gimana? Udah tenang lo?" tanya Derry.

"Lo kok udah di rumah sih? Bukannya Kelarin itu sumur!" ucap Armand yang malah membahas hal lain.

"Udah beres. Lo kenapa sih? Cerita dong!" tukas Derry memaksa.

"Gue nggak apa apa. Cuma kaget aja tadi."

"Kaget kenapa?"

" tadi kan gue keliling Desa buat periksa pemasangan instalasi listrik. Gue itung-itung tiang listrik yang ada di desa ini. Sambil cek di mana aja tiang listriknya itu berdiri."

"Terus?"

"Anehnya ada satu tiang listrik yang dipasang di seberang sungai. Gue bingung dong, kenapa bisa ditaruh di sana sementara daerah situ kan bukan bagian dari Desa ini. Tiba-tiba gue ngeliat sesuatu! Lo tahu nggak gue lihat apaan?"

"Setan? Masa ada setan pagi pagi gini? Ngarang lo!"

"Bukan setan!"

"Terus?"

"Pak Sobri ada di seberang sungai!"

"Weh, ngapain dia di sana? Ngecek tiang listrik juga?"

"Bukan, dodol!"

"Terus ngapain?"

"Dia masuk ke sebuah goa. Di tengah hutan itu ada goa."

"Lah, ngapain tu orang? Terus lo masuk juga?"

"Iya!"

"Ada apa di sana?"

"Nggak tahu. Gue nggak sempat lihat apapun karena tiba-tiba kaki gue kaku nggak bisa digerakin. Untung aja gue bisa kabur dari sana. Kalau nggak, entahlah apa jadinya. Tapi aneh nggak sih menurut lo? Ngapain coba Pak Sobri ke tempat kayak gitu?"

"Mau ritual kali, Man."

"Kayak dukun aja!"

"Ya kan, bisa aja."

"Hm, nggak tahu ah! Males gue mikir ginian. Huft! Oh iya, lo sendirian? Yang lain belum balik?"

"Belum. Masih proker semua. Gue balik duluan."

"Ngapain lo balik duluan? Mojok lo ya, sama Ike? Mana Ike?" tanya Armand sambil tengak tengok.

"Mana ada! Gue sendiri kok. Lagi males aja, pengen balik."

"Hm, dasar pemalas! Gue lanjutin lagi deh. Nanti Daniel balik bisa ngomel!" kata Armand lalu kembali beranjak.

"Iya udah sana. Hati hati lo."

"Eh, lupa! Gue mau ambil laporan gue dulu. Mau ketemu Pak Kades. Lo mau di rumah aja? Nggak proker lo?" tanya Armand sambil berjalan masuk mencari tas yang ia letakkan di salah satu kamar.

"Enggak. Males gue. Besok aja deh."

"Hati hati lo! Nanti nggak kelar kelar proker nya!" desak Armand sambil mencari kertas yang ada di dalam tas ranselnya.

"Santai. Eh, ngomong omong macan lo itu udah berapa lama ikut keluarga lo?" tanya Derry.

Tiba tiba Armand menghentikan gerakan tangannya. Keringat dingin mengucur di dahinya. Tangan Armand gemetaran. Perlahan dia menoleh ke belakang untuk melihat keberadaan Derry. Armand menarik nafas lega karena Derry tidak ada di dekatnya. Dia pun beranjak dari duduk dan berjalan dengan pelan ke arah pintu. Tiba tiba Derry justru muncul di hadapannya.

"Astaga!" jerit Armand terkejut.

"Kenapa? Kaget gitu lo?"

"Ya... Lo ngagetin gue! Nga—ngapain lo di situ!" kata Armand berusaha tampak normal.

"Nyari lo. Siapa tahu butuh bantuan," kata Derry. Nada kalimatnya tampak berbeda dari sebelumnya. Membuat Armand berkali kali menelan saliva nya.

"Enggak! Gue nggak apa apa. Ya udah, gue pergi dulu ya. Takut kesiangan." Armand berjalan begitu saja keluar dari kamar. Dengan langkah cepat dia segera keluar dari rumah. Dia benar benar ketakutan sekarang. Hal yang ingin dia lakukan adalah segera pergi meninggalkan rumah sejauh mungkin.

"Man! Laporan lo gimana?" tanya Derry sambil menunjukkan tumpukan kertas di tangannya.

Armand tidak menanggapinya, dia hanya terus berjalan pergi hingga kini sudah sampai di halaman rumah. Dia mempercepat langkahnya bahkan terkesan setengah berlari. Begitu sampai di rumah kosong dekat posko, dia menoleh ke belakang. Memeriksa apakah Derry masih berada di rumah itu. Rupanya benar, Derry masih berdiri di teras dengan kertas laporan milik Armand. Dia menyeringai dan berhasil membuat Armand berlari lebih kencang.

Begitu sampai di proker pembuatan sumur, Arman baru bisa bernafas lega. Dia langsung duduk begitu saja di rerumputan, di mana teman temannya sedang berkumpul di sana.

"Kenapa lo?" tanya Ike.

"Gue... Gue nggak apa apa!" sahut Armand dengan nafas yang hampir habis.

"Bohong! Habis ketemu setan?" tanya Khusnul.

"Udah deh, jangan bahas dulu! Nanti aja!"

"Ya udah, makan dulu, Man. Aku sengaja bawa makan siang kita ke sini. Biar nggak perlu balik rumah, jadi menyingkat waktu," tutur Rahma lalu membuka bekal yang sudah ia siapkan. "Ni tinggal buat kamu. Yang lain udah makan tadi."

"Makasih ya, Ma."

Dari kejauhan datang dua orang. Derry dan Cendol. Begitu melihat teman temannya duduk di bawah pohon, mereka sudah antusias, terutama Derry.
Tapi tidak dengan Armand. Dia justru kembali tegang saat melihat Derry datang.

"Wah, kalian di sini! Eh, Man, udah makan aja lo!" kata Derry sambil menepuk bahu Armand.

Sontak Armand terkejut dan menyingkir dari teman temannya. Semua orang ikut bingung dengan sikap Armand. Bahkan Derry yang biasanya bercanda dengannya kini menatap Armand dengan raut wajah kebingungan.

"Lo kenapa? Kok kaget gitu?" tanya Derry.

"Siapa lo!" tanya Armand setengah menjerit di tambah wajah yang serius.

"Lah, ya gue Derry. Lupa? Lo kenapa sih? Amnesia?" tanya Derry lalu berjalan mendekat.

Tapi Armand justru semakin menjauh. Dia menghindari kontak langsung dengan Derry.

"Man? Lo kenapa?" tanya Derry semakin bingung.

"Gue tanya sekali lagi! Lo siapa!" jerit Armand yang mulai tidak terkendali. Sehingga warga desa yang ada di sekitar menatap mereka.

"Man? Lo kenapa? Ini gue! Derry! Sadar lo!" jerit Derry yang ikut terbawa suasana saat melihat Armand yang bersikap aneh tanpa sebab.

"Gue, tadi pulang ke rumah dan ada lo di sana! Tapi tiba tiba lo ngomong sesuatu yang bikin gue yakin, kalau itu bukan lo! Jadi gue pengen tahu, lo itu siapa!" jerit Armand.

"Gue Derry! Dari tadi gue sama Cendol terus buat proker!"

"Iya, Man. Dari tadi dia sama gue terus. Dan kami belum pulang ke rumah sama sekali!" tambah Cendol.

"Man, ada apa sih? Ngobrol baik baik, yuk," ajak Khusnul. Dia menggandeng Armand agar mau duduk dan membahas masalah ini bersama.
unhappynes
joyanwoto
kemintil98
kemintil98 dan 14 lainnya memberi reputasi
15