Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Β© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#98
18 Gangguan Di Rumah
"Rapat apa, Dit?" tanya Aretha saat Radit baru saja pulang dari kantor dan memberi kabar. Kalau dia akan segera pergi ke Balai pertemuan warga untuk membahas sesuatu.

"Itu, Sayang. Soal hilangnya Gibran kemarin malam. Kalau nggak salah tadi aku baca di grup RT akan ada informasi susulan mengenai hal itu. Jadi aku pikir aku juga harus ikut. Apalagi kita kan sekarang sudah jadi bagian dari warga desa sini. Gimana? Nggak papa kan kalau aku pergi ikut rapat sama warga desa yang lain?" tanya Radit meminta izin.

"Iya, nggak apa apa kok, Sayang. Nggak sampai tengah malam, kan?"

"Insya Allah enggak. Tapi, kamu beneran nggak apa apa kalau aku tinggal sekarang?"

"Iya, aku nggak apa apa. Lagian ini bukan malam selasa dan jumat kliwon, jadi rasanya lebih aman," tukas Aretha.

"Oke deh. Aku mau mandi dulu, nanti langsung ke sana."

Balai pertemuan warga memang sengaja dibuat untuk acara seperti ini. Baik itu arisan, rapat antar anggota atau pertemuan pertemuan lain yang bersifat umum. Tempat ini dibuat sekitar 5 tahun lalu oleh mahasiswa yang kkn di sana.
Kegiatan kkn mahasiswa memang sedikit banyak memberikan dampak positif bagi desa yang didatangi. Terlebih lagi desa itu termasuk agak terpencil dan sedikit jauh dari kota.

Semua warga sudah datang. Ada meja besar di ujung utara ruangan yang memanjang ke samping, dengan kursi kursi di belakangnya. Sementara di bagian tengah ruangan diisi dengan kursi kursi untuk warga desa yang hadir. Kursi dengan meja akan diisi oleh pengurus dan tetua desa.

"Mas Radit, ikut juga. Saya kira nggak ikut," ucap Ratno yang ternyata duduk di sampingnya.

"Iya, Mas Ratno. Kebetulan saya sudah pulang tadi. Jadi saya ikut," jelas Radit.

"Soalnya tadi pas saya pulang, Mas Radit belum di rumah, jadi saya pikir nggak ikut."

"Iya, nggak lama setengah masak Ratno pulang saya juga pulang ke rumah," tutur Radit.

Obrolan basa basi mereka terhenti setelah ketua RT memulai acara tersebut. Ucapan sambutan ditujukan untuk menyambut warga desa yang hadir malam itu. Dan Saat memasuki inti acara Pak RT pun mulai membahas Apa yang hendak diskusikan dengan warganya.

"Saya mengumpulkan semua warga desa di sini malam hari ini untuk membahas mengenai hilangnya Gibran beberapa hari yang lalu. Kita sudah dibantu oleh pihak kepolisian serta beberapa dari Pondok Pesantren untuk mencari keberadaan Gibran yang sampai sekarang belum diketemukan. Dan ternyata dari pihak keluarga Gibran akhirnya memutuskan untuk menghentikan pencarian dan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi kepada anak tersebut."

Penjelasan dari Pak RT langsung mendapat tanggapan dari warga yang lain. Mereka saling tatap dengan ekspresi kecewa. Sekalipun Gibran bukan anak maupun saudara dekat mereka, tetapi tentu hilangnya Gibran membawa kesedihan mendalam bagi semua orang.

"Sebenarnya saya tidak dan belum ingin menyerah. Hanya saja kita juga tidak tahu kenapa harus mencari keberadaan Gibran. Apalagi kita semua tahu kalau kejadian seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Desa kita, dan biasanya untuk orang maupun anak yang hilang dan tidak segera diketemukan dalam 24 jam pencarian, artinya anak tersebut kemungkinan besar tidak akan pernah ditemukan lagi. Sebenarnya saya berat mengatakan hal ini, tetapi itulah kenyataan yang harus kita Terima."

Tidak ada orang yang berkomentar. Mereka menayangkan hal itu, tetapi pada kenyataannya apa yang dikatakan Pak RT memang ada benarnya. Akhirnya hari itu, malam itu juga, warga desa pun menghentikan pencarian Gibran. Keluarga Gibran tidak ada yang hadir di pertemuan tersebut. Karena sudah diwakilkan langsung oleh Pak RT.

"Hem, kasihan sekali anak itu. Padahal Gibran itu anak baik. Pasti keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini," ucap Ratno masih menatap ke arah depan.

Walau Ratno mungkin berbicara sendiri, tetapi Radit yang mendengarnya juga akhirnya memberikan komentarnya.

"Sudah berapa banyak anak yang hilang karena makhluk itu, Mas?" tanya Radit.

"Kalau tidak salah, totalnya ada sekitar 10 orang dalam 3 tahun terakhir ini."

"3 tahun terakhir? Memangnya sebelum nya tidak ada hal semacam ini, Mas?"

"Sebenarnya keberadaan jin ini sudah menjadi legendaris turun temurun. Dari saya kecil, orang tua saya selalu mengatakan kalau saya tidak boleh keluar saat petang, terutama saat magrib. Pintu dan jendela rumah juga harus ditutup sambil mengucapkan basmalah."

"Iya, nenek saya dulu juga sering bilang begitu, walau dulu saya masih menganut agama dan kepercayaan saya sebelumnya. Tetapi nasehat seperti itu ternyata bukan hanya berlaku untuk muslim saja."

"Oh, jadi Mas Radit mualaf?"

"Iya, Mas."

"Jin itu memang dipercaya kerap mengganggu anak kecil dan wanita hamil. Itu pun ada di dalam al Quran, kan?" tanya Ratno. Radit pun mengangguk setuju.

Ummu Sibyan adalah kaum jin dari jantina betina yang suka mengganggu bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun serta wanita hamil.

Sebab itulah anak-anak yang baru saja lahir harus diadzankan terlebih dahulu agar bayi itu tidak di ikuti oleh jin ini.

Kerja jin Ummu Sibyan adalah mengganggu bayi yang baru lahir dan anak-anak (biasanya kurang dari 2 tahun) serta wanita yang hamil.

Jin Ummu Sibyan memiliki wajah yang mengerikan dengan mata yang besar dan berjalan di dinding seperti cicak. Ummu Sibyan juga dapat mengikat rahim wanita serta membunuh bayi yang masih dalam kandungan.

Seperti yang di ceritakan dalam kisah β€œjin Ummu Shibyan Dengan Nabi Sulaiman AS”, jin ini mengatakan ia bisa masuk dalam rahim seorang perempuan.
Bahkan dapat mengikat rahimnya serta menyumbat dengan tujuan agar perempuan itu tidak mengandung.

"Tapi ... Makhluk itu mulai muncul dengan wujud yang mengerikan seperti itu sekitar 5 tahun lalu. Kami mengira kalau hal semacam itu adalah efek dari kejadian yang terjadi di desa sebelah. Mas Radit pasti tahu, kan?"

"Iya, Mas. Saya paham. Tapi itu artinya jin tersebut memang sengaja datang ke desa ini untuk meneror warga. Begitu, kah?"

"Iya, Mas. Kami sudah melakukan banyak hal untuk melindungi desa dari jin tersebut. Segala macam upaya sudah dilakukan. Mulai dari pengajian, doa bersama dan rukiyah sudah kami lakukan. Memang itu membuahkan hasil. Setelah ada pengajian, doa bersama atau pun rukiyah, desa ini tenang, aman dan tentram. Tapi itu hanya berlaku sebentar saja. Jin itu akan kembali lagi. Meneror kami semua."

"Lalu mengenai peraturan yang menyebutkan kalau jin itu hanya keluar saat selasa dan jumat kliwon, siapa?"

"Kami mengadakan mediasi dengan jin tersebut. Dia yang bilang begitu. Jadi kami seperti diberikan peringatan keras pada hari hari tersebut."

"Hem, saya benar benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa hal ini bisa terjadi. Semoga nggak ada lagi korban korban lain nantinya."

"Aamiin. Aamiin."

***

Sejak Radit pergi, Aretha hanya berdiam diri di kamar sambil bermain sosial media. Terhubung dengan teman temannya yang tersebar di penjuru negeri. Walau kini mereka sudah berpencar dengan kesibukan masing masing, tetapi komunikasi tetap lancar. Apalagi ditambah dengan adanya grup Whatsapp yang berisikan teman teman lamanya.

[Wah, keren, Tha. Suasananya seru!] Tulis Kiki saat Aretha membagikan fotonya yang berada di tengah kebun teh. Di tambah dengan pemandangan di belakangnya yang menunjukkan bukit.

[Lo sampai kapan di situ, Tha? Lama? Apa malah pindah selamanya di situ?] tanya Dedi.

[Mau jadi gadis desa lo, ya, Tha?] sambung Ari.

[Hust, udah nggak gadis. 🀫] tambah Danu.

[Anjir, si Danu. 🀣] timpal Dedi.

[Ye, mang situ masih perjaka?] Aretha mulai muncul saat namanya disebut sebut.

[Masihlah! Pertanyaan Anda menyakiti hati saya, ya Ukhti!] sahut Danu.

[Tha, jelas masih perjaka. Lah kan jomblo seumur hidup dia. Hahaha. ] Dion pun muncul.

[Heh! Ngaca! Emangnya situ kagak!]

Obrolan yang seru walau hanya sekedar di dunia maya. Mereka seakan akan sedang berkumpul bersama seperti yang mereka lakukan dulu.

[Tapi, guys. Rumah yang lagi arena tempati itu angker lho guys!]

[Ah, yang bener, Dan! Angkernya Kenapa, Tha? ]

[Ki, kayak lo itu baru kenal Aretha aja. Udah berapa kali kita ngadepin konflik tentang setan sejak kita kenal Areta. Udah berapa setan yang kita hadapi selama ini. Jadi kenapa lo masih kaget aja kalau denger Areta sekarang ketemu lagi sama dedemit baru.]

[Yon, bukannya gue kaget kalau Areta itu ketemu sama makhluk-makhluk halus lagi. Tetapi angkernya tuh gimana gue penasaran.]

[ kalau angkernya rumah ini sih gue belum bisa memastikan dengan jelas. Maksudnya gue tahu kalau di rumah ini ada beberapa makhluk yang masih ngumpet-ngumpet tapi memang ada di sini. Tapi yang bikin gue kaget waktu pertama kali datang ke sini cuman satu. Rupanya Desa ini deketan sama Dusun Kalimati.]

[Hah! Serius lo!]

[Eh, bentar. Dusun Kalimati yang mana nih?]

[Itu, yang Danu hampir jadi makanan demit di sana. ]

[Serius, Tha? Sedeket apa?!]

Teman-temannya begitu antusias mendengar kalau Areta tinggal di dekat tempat yang dulu pernah hampir merenggut nyawanya dan Danu.

[Serius. Dan alhasil gue harus menghadapi lagi yang namanya teror Ummu sibyan. Parahnya lagi teror ini benar-benar lebih gila daripada sebelumnya.]

[Gila gimana, Tha? 😭 Anjir, belum juga cerita gue udah takut, guys!]

[Heh! Laki lo juga di sebelah, napa takut! 😏 ] omel Doni.

[ Jadi, ada satu peraturan di desa ini yang harus ditaati semua orang. Peraturannya sama kayak yang ada di Dusun Kalimati.]

[Oh, yang nggak boleh keluar malam malam?]

[Iya. Cuma bedanya di sini, hal itu berlaku cuma untuk malam Selasa dan jumat kliwon aja. Jadi kalau Selain malam-malam itu biasa aja. Bahkan ada ronda kok di sini. Semua jendela dan pintu benar-benar harus ditutup dan gorden juga jangan sampai dibuka. Ditambah lagi sebelum malam kita diwajibkan menabur garam di dekat pintu dan jendela yang ada di luar. Pokoknya di sini benar-benar ketat banget deh.]

[Terus? Kejadian apa yang gila yang mau lo ceritain tadi?] tanya Kiki tidak sabar.

[Jadi kemarin ada anak kecil yang diculik sama Ummu sibyan. Kalau nggak salah dari yang Gue denger, dia nggak sengaja lihat jin itu di jendela kamarnya. Jadi saling lihat lihatin gitu. Nah, saat itulah Gibran, nama anak itu, di bawa sama jin itu. Sampai sekarang nggak ketemu dan ini udah mau masuk ke hari ketiga. Tapi konon katanya kalau ada anak kecil atau siapapun yang diculik sama jin itu, dan dalam waktu 24 jam nggak ketemu, maka orang itu sudah dipastikan nggak akan bisa ditemukan lagi.]

[Anjir! Jadi itu anak nggak ketemu sampai sekarang, dan dia nggak bakal ketemu selamanya gitu? ]

[Iya. Katanya sih gitu. Cuma gue belum tahu informasi selanjutnya. Ini Si Radit lagi ikut pertemuan warga katanya mau bahas masalah ini. Tapi sampai sekarang belum juga pulang.]

[Heh! Dit, lo bisa bisanya ninggalin Istri lo di rumah angker kayak gitu sendirian. Jahat banget!] umpat Danu.

[Berisik lo, Dan. Jangan jadi kompor deh lo. ] Radit ternyata sejak tadi menyimak pembicaraan teman-temannya.

[Lah, nyaut, Tha. Itu laki lo suruh balik, Tha.]

[Bentar lagi aku pulang, Sayang. ] kata Radit justru tidak menanggapi perkataan Danu.

[Iya, Sayang. Hati hati ya pulangnya. Udah selesai belum? Hasilnya apa?]

[Sial! Jiwa jomblo gue bergetar hebat! 😭] Dion menanggapi.

[Lebay deh! Perasaan dari dulu gue sama Radit kayak gini di depan kalian, nggak apa apa deh. Kenapa sekarang jadi baperan gitu? ]

[Soalnya udah karatan, Tha. Jomblo nya udah mengakar. Jadi penyakit hati jadinya.] timpal Dedi.

[Iya, Pak Radit. Hasilnya gimana itu! Gue juga nungguin jawaban lo dari tadi!] tukas Kiki.

[Ya sesuai sama apa yang dibilang sama Areta tadi. Pencarian Gibran sudah dihentikan. Karena keluarga korban udah mengikhlaskan. Mereka Paham banget kalau Gibran itu udah nggak akan mungkin ditemukan lagi. Itu sih yang mereka bilang tadi. Padahal polisi juga udah bantu pencarian. Doa bersama juga udah dilakukan. Hem, kasihan sih menurut gue. Nggak kebayang gimana jadi orang tuanya. ]

[Tapi kenapa pakai culik anak sih? Bukannya cuma ganggu biasa gitu, ya? ] tanya Doni.

[Heh! Enak banget ente bilang 'ganggu biasa aja'! Lo belum ngerasain sih diganggu sama jin itu! ] omel Danu.

[Ah, yang penting lo masih hidup, Dan. Udah, jangan dendaman gitu kenapa sih!]

[Itu kenapa konsepnya jadi kayak wewegombel, Dek? Itu bener Ummu sibyan apa wewe gombel?] tanya Arden yang baru muncul.

[Itu juga yang aku bingung, Kak. Padahal sebelum dia culik Gibran, itu jin justru udah masuk ke rumahku. Dia ada di lantai dua, kamar utama. Tapi aku sama Radit terus doa sama zikir. Dia pergi, tapi malah culik anak kecil. πŸ₯² aku bener bener ngerasa salah jadinya. 😭]

[Kenapa harus merasa bersalah? Apa yang kamu lakukan itu udah benar. Kamu cuma berusaha untuk mempertahankan diri dari gangguan jin itu. Tapi kalau ternyata jin itu justru menyerang orang lain, ya itu resikonya. Hem, semoga anak itu diberikan yang terbaik.]

[Serius? Itu jin udah masuk rumah lo? Kok bisa? ]

[Kan kamar atas lagi direnovasi. Nah, tukang yang benerin ternyata lupa nggak tutup gorden. Nah Jin ini tuh bakalan bisa masuk ke rumah dengan mudah kalau dia bisa melihat kondisi di dalam rumah itu. Serem nggak sih? πŸ₯² Tapi salah gue juga nggak periksa lagi. ]

[Rumah lo angker gimana?] tanya Dion.

Setelah pertanyaan itu muncul tiba-tiba ada suara pintu yang ditutup dengan cukup keras seperti dibanting dengan tenaga yang besar. Jantung Areta meredup sangat kencang. Dia bahkan menahan nafas sambil berusaha untuk mendengar lagi suara lain yang mungkin bisa ia dengar selain suara pintu yang ditutup tadi.

[Tha?]

[Itu barusan siapa, ya, yang nutup pintu keras banget? Yang, cepet pulang! 😭] kata Aretha.

[Eh, pintu mana, Tha? Serius? ]

[Atas kayaknya. Kamar utama yang kemarin dimasukin jin itu. ]

[Ummu Sibyan kali? ]

[Ini malam kamis wage, Dion! ]

[Oh iya, kah? Gue ampe lupa nama hari. ]

[Bentar, aku jalan pulang nih. Kunci pintu kamar ya. ]

[Njir, suasananya kok jadi tegang gini, kayak film horor. ]

[Guys, kalian temenin gue ya. Biar gue nggak takut.]

[Tenang, Tha, kita nggak ke mana mana kok. Di situ terus nemenin lo. Sambil doa, Aretha.]

[Dek, kamu lagi kotor, ya? ] tanya Arden.

[Iya, aku lagi haid.]

[Pantas. Kakak bantu doa dari sini.]

[Kita juga bantu doa, Tha. ]

Aretha yang fokus dengan kondisi di sekitar nya, terutama bagian luar kamarnya, lantas mendekat ke pintu.

"Kok kayak ada yang lari larian di ruang tengah, ya?" tanyanya pada diri sendiri.
bejo.gathel
3.maldini
kemintil98
kemintil98 dan 4 lainnya memberi reputasi
5