Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#128
5. Pov Kak Adam
"Niss, Kamu kenal Indra berapa lama?" tanya Kak Adam tiba tiba.
Setelah pulang jalan-jalan tadi, kami hanya menghabiskan waktu dengan bermain game di gawai masing-masing.

"Eum ... baru beberapa minggu aja. Kenal juga nggak sengaja. Jadi gini," jelasku lalu membetulkan posisi duduk,"awalnya pas aku balik kuliah malem, kan biasa tuh, 'mereka' ngikutin aku, eh nggak sengaja aku ketabrak mobil Indra. Akhirnya aku diajak ke kosan dia. Karena aku nggak mau dibawa ke Rumah sakit. Eh tapi ya Kak, ada yang unik dari dia. Masa setiap aku pegang Indra, 'mereka' mendadak hilang," jelasku panjang lebar dengan sangat antusias.

"Hah? Serius? Wah jangan jangan kalian jodoh, Nis," kelakar Kak Adam yang mulai iseng.

"Apa sih, kakak nih!" elakku, memukul lengan pria bertubuh tinggi besar di sampingku.

"Eh tapi, Nis," kak Adam ikut bergeser dan kini kami saling berhadapan,"feeling kakak nih, ya, si Indra suka sama kamu deh. Kamu perhatiin kan, tadi waktu kita dateng, muka dia asem banget. Pasti dia kira gue ini pacar elu. Hahaha."

"Idih. Sok tau."

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu Kamar Kos ku. Kami berdua beralih ke pintu yang memang tidak begitu jauh dari tempat kami duduk.

"Siapa, ya?"

"Indra paling," sahut Kak Adam lalu kembali memainkan game di gawainya.

Aku yang tak menanggapi hanya beranjak dan segera membuka pintu. Saat pintu terbuka sempurna, sontak mataku melebar melihat seorang pria yang sedang kami bicarakan tadi sudah ada di depanku, menenteng dua kantung kresek ditangannya.

"Lho Indra? Masuk." Kusambut tamuku dan menuntunnya masuk ke dalam.

"Tadi Kak Adam chat aku, nitip beliin makan," katanya sambil berjalan mengikutiku masuk ke dalam.

"Hah? Kak Adam?" tanyaku sambil mengajak Indra masuk. "Kakak ngapain suruh Indra beliin makan? Ngerepotin aja!" Dengusku sebal.

"Lah kan ujan, Nis. Kakak, kan bawanya motor, bukan mobil. males keujanan. "

"Iya, Nis. Nggak apa apa. Sekalian tadi aku juga pas mau beli makan kok," bela Indra.

Aku ke dapur mengambil piring dan minum. Kak Adam menghampiriku.

"Bener kan firasat Kakak. dia naksir kamu tuh. Keliatan banget, jauh jauh rela ke sini demi nganterin makan sang pujaan hati. ciee ..." bisik Kak Adam yang terkesan meledekku. Ku cubit perut Kak adam. Kak Adam tertawa tertahan.

____

Kami mulai makan bersama di depan TV. Diiringi suara gemuruh guntur dan hujan yang memang masih deras di luar sana.

"Kamu kerja di mana, Ndra?" tanya Kak Adam.

"Di Polres, Kak. "

"Oh. Polisi to. wah wah.. Hebat kamu Niss."

Aku memukul Kak Adam.
"Apaan sih, Kak," timpalku.
Kak Adam dan Indra hanya tertawa kecil. Seolah isyarat tadi memang kompak mereka buat. Atau karena aku terlalu bodoh untuk mengerti situasi dan keadaan ini.

"Belum punya pacar, kan, Ndra?" tanya Kak Adam lagi.

"Kepo ih Kakak," sahutku sambil melirik Kak Adam.

"Ya harus kepo lah, demi kebaikkan Adik tersayang." Yang diiringi tatapan tajam dariku.

Wajahku pasti keliatan merah menahan malu bagai kepiting rebus . Indra hanya tersenyum melihat tingkah kami.

"Kamu tinggal di mana? "tanya Kak Adam, dia ini mirip polisi yang sedang mengintrogasi penjahat saja.

"Kos deket Kampus Nisa kok. Besok juga Nisa pindah Kos di tempat Indra nge-kos juga," jelas Indra.

Mampus!

Wah gawat nih. Bakal di ledekin habis-habisan nih aku.
Indra pake acara buka kartu lagi. ah... kesel.
Udah kebaca ini, gimana reaksi Kak Adam.

"Oh gitu. yayaya.. Yang penting hati hati aja, ya.. Inget, Nis. Kamu masih kuliah." aku langsung menutup mulut Kak Adam. "Apa sih? Ngomong apaan coba? Dasar!"

Kak Adam tertawa tak henti henti nya. Dari ujung ekor mataku, Indra juga tersipu.

"Maaf, Ndra. Kakakku yang ini cerewetnya minta ampun. Kalau ngomong suka nggak disaring, " kataku.

"Nggak apa apa, Nis." Indra menanggapi santai.

***

Selesai makan kami nonton film bersama. Kaset DVD yang kupinjam di Rentalan kemarin baru sempat kutonton.

Pukul 21.00 aku pamit tidur karena rasa kantuk yang hebat. Sementara kutinggalkan saja dua pria itu dengan tontonan yang memang sebenarnya masih sayang kulewatkan. Hanya saja mataku serasa lengket sekali. Ah, lelah.

"Iya. Sana bobok. Tenang aja ada Aa di sini jagain." Kak Adam masih saja meledek kami.

Aku lempar dia dengan boneka yang kupegang sebelum masuj ke kamar.

***
(Adam pov)

"Ndra ... kalian kenal di mana?" tanyaku sambil memakan cemilan tanpa menatap Indra. Walau aku sudah tau bagaimana dan kapan mereka pertama kali bertemu, tapi aku ingin mendengar langsung dari mulut pria ini. Pria yang kupikir menyukai adikku. Dan sebagai kakak yang baik, aku harus tau bagaimana Indra.

"Beberapa waktu lalu pas aku baru pulang tugas, aku nggak sengaja nabrak Nisa, Kak. Karena panik, aku bawa dia masuk ke mobilku. Soalnya kepalanya berdarah. Aku takut dia kenapa-napa. Rencananya mau aku bawa ke Rumah sakit terdekat tapi Nisa malah bersikeras nggak mau ke sana. Karena bingung harus ke mana lagi aku bawa dia ke kosku. Aku obatin di kos aja."

"Oh gitu. Iya, dia emang nggak suka ke Rumah Sakit. Banyak setan nya katanya. Kamu pasti tau Nisa bisa lihat mereka, kan?"
Kataku cuek.

"Iya, Kak. Emangnya Nisa indigo dari lahir, Kak? "

"Bisa dibilang gitu. Keturunan dari keluarga Papah. Yusuf juga sama kayak Nisa. cuma Papah masukin dia ke Pondok Pesantren. Jadi dia bisa mengendalikan kemampuannya itu. Kalau Nisa nggak mau di masukin Pondok Pesantren. Dulu waktu Mamah masih ada, Nisa emang deket banget sama Mamah. Maklum, anak perempuan satu-satunya, ya, gitu. Dimanjain banget."

"Nisa juga jago karate, ya, Kak? Kemaren kita dicegat orang di jalan. Aku kaget banget waktu Nisa melawan mereka."

"Iya, Papah kan guru karate, Ndra. walau Nisa disayang banget, tetep aja dididik keras sama Papah."

"Memang harusnya gitu ya, Kak. Biar bisa jaga diri."

"Eh ... kamu naksir sama Nisa, ya?" tanyaku tanpa basa-basi. Indra tersenyum malu-malu.

"Keliatan, ya, Kak ? " tanya Indra sambil menggaruk kepalanya.

"Iyalah. Aku kan juga cowok, keliatan lah kalau kamu naksir Nosa. Kalau Aku sih terserah kalian aja. Yang penting jaga Nisa baik-baik, Ndra. Dia anaknya manja, kadang ceplas ceplos, nggak suka basa basi. Nekat pula. Kamu harus ekstra sabar deh.
Ini sih aku jujur aja ya sebagai Kakak. buat pertimbangan kamu juga. Aku cuma pengen Nisa dapet jodoh yang benar benar sayang ke dia. Apa adanya. Karena dia punya trauma di masa lalu yang bikin dia susah deket sama cowok." pintaku.

"Trauma apa, Kak?"

"Hm ... nanti juga kamu tau. Biar Nisa yang cerita."

"Oke. Aku juga udah paham wataknya Nisa. Nggak tau kenapa aku nyaman sama dia. Selalu happy kalo deket dia. Nggak ketemu sehari aja, rasanya gimana gitu, ya. hehe."

"Namanya juga sayang, Ndra. Aku juga gitu ke pacarku."

"Tapi Nisa gimana, ya Kak, ke aku."

"Yah ... mana Ku tau. Kamu nanya aja sendiri."

Indra hanya tersenyum salah tingkah.
"Kapan kapan Kamu ke Rumah ya. Aku kenalin sama Papah terus Yusuf juga. "

"Insyaa Allah Kak."

"Eh kamu asli mana sih?"

"Kita 1 kota kok Kak.."

"Ah yang bener. wah tambah enak nih. kalau Kamu pulang, kabarin, ya," ucapku .

Kami sudah bertukar nomer handphone dan pin BBM saat di Alun Alun tadi. supaya lebih mudah komunikasi.
Aku juga jadi bisa bertanya soal Nisa ke Indra. kalau aku sudah pulang nanti. karena Nisa ini suka menghilang tiba tiba, apalagi jika sudah ngambek.

"Nisa udah setahun ini nggak akur sama Papah."
"Masa sih, Kak? aku sih sedikit banyak bisa ngeliat hal itu, cuma nggak berani nanya. Takut lancang. Karena itu privasi Nisa. tapi, emangnya masalahnya apa Kak? kalau boleh tau sih. Soalnya pas masuk rumah sakit kemarin, dia nolak pas aku mau nelpon Papahnya. "

"Papah mau nikah lagi tapi sama perempuan yang lebih muda. Nisa nggak suka sama perempuan itu. ada benernya juga sih kata-kata Nisa, cuma aku liat Papah udah cinta banget sama itu cewek. Aku aja heran. Aku sama Yusuf jadi nggak bisa apa apa deh. Nisa doang yang berontak. Dia aja sekarang jadi jarang pulang. makanya aku susulin ke sini, begitu denger Nisa masuk Rumah Sakit dari Ferly."

Indra hanya manggut manggut mendengar ceritaku. Tak terasa kami ngobrol sampai pukul 23.30.
Indra lalu pamit pulang ke Kosnya.

Begitu Indra balik. aku juga langsung wudhu, Sholat isya lalu tidur disamping Nisa.

(Pov Adam end)
____

Paginya aku bangun pas adzan subuh. Kulihat Kak Adam tidur di sampingku juga. Kami memang sangat dekat, saat di rumah pun, kalau aku takut tidur sendirian aku selalu tidur dengan Kak Adam.

Kak Yusuf sebenarnya tidak beda jauh dengan Kak Adam. mereka kakak kakakku yang baik dan sangat menyayangiku. Bedanya Kak Yusuf itu lebih pendiam. Doa selalu punya cara untuk menyayangi adiknya.

Aku segera membangunkan Kak Adam juga untuk sholat subuh. Kami lalu sholat subuh berjamaah. Aku kemudian membuat sarapan untuk Kak Adam.

"Semalem Indra pulang jam berapa, Kak? "tanyaku.

"Cie ... Nanyain."

"Ck. Kakak ah ... gitu deh," kataku merajuk.

"Hehe. Gitu aja ngambek. Dia pulang jam 12 malem. Sebenernya Kakak suruh nginep. Tapi dia nya nggak mau."

"Ih malem banget, Kak. Ngapain aja kalian?" tanyaku menyelidik.

"Kamu aja pernah nginep di Kosnya," sindir Kak Adam.

"Itu kan beda cerita, Kak. Dia cerita apa aja?"tanyaku penasaran.

"Semuanya."

"Semuanya itu apa aja?" tanyaku makin penasaran.

"Ya dari awal kalian ketemu, terus kalian ngapain aja. semua lah. Kakak setuju, Nis. Kalau Indra yang jadi suami kamu nanti," kata Kak Adam serius.

"Kakak mulai deh. Jangan aneh-ameh mikirnya."

"Serius. Dia bilang semalem, kalau dia emang suka sama kamu. Dia anak nya baik, tanggung jawab," kata Kak Adam.

Aku hanya diam sambil memakan sarapanku. Mencoba mencerna perkataan Kak Adam barusan. "Oh iya.. Nanti bantuin packing barang, ya. Biar kalau aku pulang kuliah langsung angkut aja ke kos baru."

"Hmm. dasar Kamu tuh. Pinter banget mengalihkan pembicaraan."

"Hehehehe."

***

Begitu aku membuka pintu kos, sudah banyak tumpukan kardus yang berisi barang-barangku. Kak Adam pamit tidak bisa mengantarku pindahan. Ia hanya membantuku membereskan semua barang hingga nanti aku mudah mengangkutnya. Sangat membantu sekali.

Terus ... aku  pindah sendiri nih. gumamku.

Dalam lamunanku, terdengar langkah kaki beberapa orang dari luar. "Perlu bantuan, Bu?" tanya Feri yang ternyata sudah ada di belakangku.

Pintu Kos memang sengaja tidak kututup. Karena banyak debu akibat beres-beres tadi.

"Eh ... bantuan datang di waktu yang tepat, ya," ujarku sumringah.

"Hahahaha ... kita bantuin deh, Nis."

"Aa Indra nggak ke sini?" tanya Indah.

"Kan kerja. Gimana sih?"

Diantara kami, memang hanya aku yang menyandang status JONES alias 'jomblo ngenes'.

Makanya mereka sangat suka jika aku dekat dengan laki-laki. Apalagi Indra terlihat seperti pria baik-baik. Memang baru kali ini aku benar-benar sedekat ini dengan laki-laki. Aku pernah mempunyai trauma tersendiri dulu. Jadi selama ini aku selalu membatasi pergaulanku dengan laki laki. Paling akrab ya dengan Feri.

Tak lama orang yang kami bicarakan datang. Terlihat dia masih memakai pakaian dinas.

"Wah ... panjang umur nih, Pak Polisi," seru Feri.

"Kenapa?" tanya Indra.

"Nisa nyariin tadi nih. Kangen kali," jawab Indah asal.

"Ih Indah. ngarang ! Bohong, Ndra," timpalku .

"Beneran juga nggak apa-apa. " kata indra santai .

"Cieee ...," mereka serempak kompak menyoraki kami.

"Kamu baru pulang, Ndra? " tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan. Memang benar kata Kak Adam, aku pintar mengalihkan pembicaraan.

"Iya. Langsung ke sini. Kak Adam tadi chat, katanya harus balik hari ini. Jadi aku ke sini cepat-cepat buat bantuin kamu pindahan."

"Ya udah kamu pindah pakai mobilnya Indra aja, Nis. Kan kalian juga bareng sekarang Kos nya. Kita bantu naikin barang barang kamu ke mobil Indra deh," kata Feri.

Tanpa basa basi lagi, Kami pun segera memindahkan barang barang ku ke mobil Indra. Alhasil mobil Indra penuh dengan barangku yang kebanyakan diisi boneka. Aku memang sangat menyukai boneka, mungkin karena itulah aku masih suka dianggap seperti anak kecil.

Memang salah ya ? orang seumuranku masih suka dengan boneka ?

Aku naik mobil dengan Indra sementara yang lain naik mobil Feri. Mereka juga membantuku menurunkan barang barang ku lagi ke Kos baru.

Sampai di Kos. Aku memang sudah minta tolong Indra untuk memberikan uang kos yang sudah kutitipkan ke Indra kemarin. Dan Indra yang memegang kunci kamar Kos ku.

"Akhirrnyaa kelaaarrr. Gila kamu, Nis. Banyakan bonekanya," gerutu Feri.

"Ye suka-suka aku lah."

"Ya udah deh, Nis. Kita balik? ya. Nggak apa-apa, kan, kamu beresin sendiri. Aku ada perlu nih," kata Ferly.

"Ya udah nggak apa-apa. Makasih ya, gaes," kataku lalu memeluk mereka. Kecuali Feri sama Indra ya. hehe. Mereka pun pamit pulang.

Aku berdiri di ruang tengah. Menatap ruang yang masih kosong ini dengan tumpukan kardus yang diletakan asal. Menarik nafas dalam karena butuh tenaga ekstra untuk membereskannya seorang diri.

"Nis, Aku ganti baju dulu, ya. Nanti aku bantuin beresin."

"Eh, Ndra. Nggak usah juga nggak apa-apa kok Ndra. Biar aku sendiri aja."

"Nggak apa-apa. Lagian aku nggak ada kerjaan kok. Sebentar, ya," katanya sambil memamerkan gigi putihnya.

Aku pun mengangguk. Apa boleh buat. Selang beberapa saat pintu kamarku di ketuk kembali dan munculah Indra memakai kaus oblong yang kebesaran juga celana pendek. Dia terlihat lebih fresh sekarang.

"Sorry lama. Aku mandi dulu tadi. Gerah."

"Aku bikinin kopi, ya. Yuk masuk," ajakku.

"Ndra ... kalau capek, nggak usah bantuin. Aku bisa beresin sendiri kok," kataku dari arah dapur.

"Nggak kok Nis, nggak capek. Biasa aja," katanya sambil membawa boneka ku ke kamar dan menatanya dengan rapi. Saatnya beberes rumah. Semangat!

Aku mulai memukul paku dengan palu untuk bingkai fotoku. Pembagian yang cukup adil untuk kami berdua. Sementara Indra mulai memasang tv serta kabel antena yang memang aku tidak tau bagaimana caranya.

Dug!!

"Ugh ...."" aku mendesis dan segera menatap jari telunjukku akibat terkena pukulan dari palu tadi.

"Kenapa, Nis? Ya ampun. Pelan-pelan dong. Berdarah, Nis." Dia langsung menggandengku ke wastafel dapur dan mencuci jariku yang berdarah.

Nyeri sekali rasanya .

Ia kembali menuntunku lagi dan menyuruh  duduk di kursi. Dia jongkok di depanku dan mengambil kotak P3K untuk mengobati luka ini.

"Kalau dibiarin takut infeksi, Nis."

Aku hanya terus menatap Indra. Tanpa mengucapkan apa pun. Perhatiannya yang kecil seperti ini justru membuatku tertarik padanya. Ia selalu memperhatikan hal remeh dan membuatnya menjadi spesial di mataku.

Indra yang menyadari aku memandanginya sedari tadi lalu balik menatapku juga.

"Kenapa?" tanyanya heran.
Aku hanya menggeleng dan tersenyum.

Selesai dia mengobati tanganku.
Dia mengusap pipiku.
"Makanya hati-hati. Biar aku aja yang terusin, ya. Kamu duduk aja."

Jantungku berdebar tak karuan. Keringat dingin keluar. Aku sedikit grogi mendapat perlakuan ini.

"Eum, Ndra ...  Aku beli makan dulu ya, " kataku mencoba mengalihkan kegelisahan ku barusan.

"Kita pesen aja, Nis. Jadi kamu nggak repot. Di luar juga lagi hujan, kan?"

Indra mengambil handphonenya dan menelfon makanan antar seperti biasa.

"Udah aku pesenin, Nis. Sebentar lagi ya, sabar. Udah laper, ya?" tanyanya halus. "Oh iya, Nis ... ini fotonya ditaruh sini semua?" tanya Indra.

Aku yang masih setia dalam lamunan. Seperti tak mendengar pertanyaan Indra. Padahal telingaku jelas mendengarnya. Hanya saja pikiranku menerawang kemana-mana.
Indra mendekatiku.

"Nisa? kamu kenapa kok diem? " tanyanya yang sudah ada di dekatku.

"Eh, Eum ... Gimana, Ndra? Kamu bilang apa tadi?"tanyaku lagi yang memang tidak fokus.

"Aku tanya, itu fotonya dipasang di sini semua? "Indra mengulangi kalimatnya barusan.

"Oh, iya  Ndra. Di sini semua aja," kataku masih kikuk.

"Kamu kenapa, Nis?"

"Aku? Nggak kenapa kenapa kok Ndra." Aku benar-benar gugup sekarang .

Kriiingggg!!!

Dering telepon membuat aku sedikit lega. Alhamdulillah..

"Assalamualaikum, Kak."

"Nis? kamu besok bisa balik, kan? "

"Kenapa? Kok mendadak banget?"

"Papah, Nis ...."

"Papah kenapa, Kak? " tanyaku serius.

"Papah nggak apa-apa. Besok aja, ya ceritanya. Kamu pulang dulu. Yusuf juga lagi perjalanan pulang kok."

"Oh gitu. Iya Kak. Besok aku pulang."

Obrolan diakhiri.

Aku bingung. Ada apa ini sebenarnya. Papah kenapa, ya? Kak Adam sama sekali tidak memberitahu alasannya. Namun dari perkataannya tadi ada yang aneh.

"Nis? " Indra tiba-tiba sudah menggenggam tanganku erat.

'Haduh. kenapa sih dia selalu melakukan gerakan yang membuatku panas dingin seperti ini?' batin ku.

"Iya? "

"Kak Adam nyuruh pulang? Ada apa?"

"Nggak tau, Ndra. Kak Adam nggak bilang cuma katanya ini ada hubungannya sama Papah."

"Ya udah. Besok pulang sama aku aja, ya. Kebetulan besok aku libur."

"Nggak apa-apa, Ndra?"

"Santai aja, Nis."

Lalu tak lama makanan pesanan kami datang. Indra yang menemuinya di depan sekaligus membayarnya sekalian.

Aku masih terdiam membeku. Entah kenapa aku khawatir sekali dengan keadaan papah. Ini tidak seperti biasanya.
Aku merasa keadaan Papah benar benar serius. Sampai Kak Adam menyuruh aku pulang.

"Nis, kita makan dulu, ya."

Aku hanya mengangguk sambil membuka makananku. Namun pikiranku masih terus ke Papah.

Selesai makan kami melanjutkan beres-beres lagi.
Indra melanjutkan memasang kabel TV dan DVD ku. Sementara aku ke kamar membereskan bajuku. Kos ini memang memiliki kamar yang ada di ruangan lain. Ada 3 buah ruangan. Kamar, dapur dan ruang santai. Mirip apartemen.

Dalam keadaan resah seperti ini aku merasa ada yang duduk di belakangku. Tidak mungkin Indra, karena dia masih di depan. Suara berisik yang diciptakan Indra masih kudengar jelas.
Aku menoleh ke belakangku. Sontak aku menjerit. Indra langsung masuk kamarku dan mendapatiku duduk di sudut kamar sambil merapatkan kedua kaki untuk menutupi wajah.

"Nisa? Niss ... Kenapa? Ada setan? di mana? masih ada nggak? Nisa! aku di sini, Nis. Ada aku." Indra berusaha menenangkanku yang masih terus bersembunyi diantara kedua lutut.

"Mending kamu istirahat aja ya Nis." Ia mengangkat tubuhku menuju ranjang.
Aku masih saja diam. Sambil melihat sekelilingku. Ternyata sudah hilang.

"Ya udah aku selesein yang di depan dulu, ya. Kamu bobok aja. Kayaknya kamu kecapekan, "katanya sambil beranjak.

Ku tahan tangan Indra. Aku menggeleng masih dengan eksresi wajah yang ketakutan.
Baru beberapa jam di sini, sudah disambut oleh 'mereka'.

Indra yang mengerti maksudku, lalu mengurungkan niatnya.
"Ya udah, ku temenin sebentar di sini. Sampai kamu tidur," ucapnya lembut.

Aku pun mengangguk menyetujuinya.

Indra membelai rambutku. Nyaman. Berada di dekatnya benar-benar membuatky nyaman. Tak lama mataku terasa berat dan aku pun tertidur.

***
coeloet
theorganic.f702
kemintil98
kemintil98 dan 6 lainnya memberi reputasi
7