Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#117
Part 36 Pasukan Lengkap
"Ti, sini. Udah ditunggu Mbak Aretha dari tadi ini loh," tutur Ratno sambil melambaikan tangan agar Kinanti mendekat.

"Maaf, tadi saya lagi cuci baju dan piring lalu mandi," jelasnya sambil terus menunduk.

Aretha malah terus menatap wanita muda itu, lalu ia pun tersenyum. "Wah, ternyata kalau dilihat dari dekat, kamu cantik sekali, Kinanti!" puji Aretha.

Kinanti hanya melirik sekilas ke arah Aretha sambil tersenyum tipis.

"Apalagi kalau senyum. Padahal selama ini saya sering takut kalau melihat kamu di kebun teh. Hehehe."

Akhirnya tawa mulai terdengar di antara mereka bertiga. Kinanti pun tidak tampak mengerikan seperti pemikiran Aretha. Dia adalah gadis desa yang lugu.

"Maaf, kalau saya menakuti Mbak Aretha. Saya sungguh tidak sengaja."

"Oh ya? Nggak sengaja? Aku pikir kamu sengaja menakuti ku. Agar aku tidak betah tinggal di rumah itu."

"Eum, sebenarnya itu juga tujuan saya selama ini. Saya cuma nggak mau kalau ibu memanfaatkan kebaikan orang lain lagi untuk melakukan kejahatan."

"Hm, pasti berat, ya. Menanggung semua ini sendirian selama ini. Tapi... Apa kamu mau seperti ini terus? Kamu harus membuat keputusan. Nggak mungkin kamu sembunyi selamanya dari semua orang, Kinanti. Apalagi tadi Mas Ratno bilang kalau pemilik rumah ini tahun depan akan segera pulang, kan."

"Jadi maksud Mbak Aretha, bagaimana?"

"Maksud kedatangan ku ke sini, ingin mengajak kamu untuk membongkar semua kejahatan Bu Jum dan Pak Purno sekalipun Pak Purno sudah meninggal, tetapi kejahatan mereka tetap harus terungkap. Ini untuk menghindari korban korban selanjutnya yang mungkin akan terjadi di waktu mendatang. Bagaimana?"

Kinanti diam sejenak. Dia tampak sedang berpikir keras. Hingga akhirnya dia pun mengangguk pelan. "Apakah Bapak akan baik baik saja, Mbak? Kinanti cuma kepikiran sama Bapak."

"Insya Allah. Menurutku, sebaiknya Pak Slamet memang harus tahu. Tidak nyaman rasanya, jika beliau dibodohi oleh Bu Jum selama ini, bahkan bertahun tahun lamanya. Walau awalnya akan menyakitkan, tetapi aku yakin, kalau keadaan akan baik baik saja nanti."

Kinanti menoleh ke Ranto, dia mengangguk, menyetujui perkataan Aretha.

"Baik, Mbak. Saya mau melakukannya. Lagipula saya juga nggak nyaman kalau terus menerus bersembunyi seperti ini."

"Benar. Kamu pun harus melanjutkan hidupmu. Setidaknya kamu bisa memiliki kesempatan untuk membahagiakan Pak Slamet dan juga Ridho."

Kesepakatan sudah dibuat. Areta berhasil membujuk Kinanti untuk segera keluar dari tempat persembunyian. Yang lagi mereka menikmati teh buatan Kinanti, Areta memeriksa rekaman CCTV yang terhubung langsung dengan rumahnya. Dia sengaja memasang CCTV tanpa memberitahu Bu Jum. Tujuannya tentu untuk memata-matai gerak-gerik Bu Jum selama dirinya tidak ada di rumah. Maka dari itu kereta pergi dengan tanpa beban Karena dia sudah mempersiapkan segalanya.

"Ayo, kita ke rumah. Ibu mu mulai bertindak!" kata Aretha sambil menunjukkan rekaman CCTV di mana Bu Jum mulai memasuki kamarnya.

Mereka menempuh perjalanan dengan perjalanan kaki. Dalam perjalanan pulang ke rumah Pak RT juga menghubungi polisi untuk membantu proses penangkapan Bu Jum. Itu pun atas persetujuan Kinanti. Begitu sampai di rumah mereka bertiga berjalan mengendap-ngendap memasuki rumah yang memang sengaja tidak dikunci sejak awal.

***

"Sandiwara apa maksud kamu, Kinanti? Ibu tidak mengerti!"

"Ibu yang sudah membunuh Keisha dan juga selingkuhan Ibu! Bisa-bisanya Ibu berselingkuh di belakang bapak. Setelah semua hal yang sudah kita lalui bersama-sama. Ibu benar-benar keterlaluan!"

"Heh! Dengar, ya! Ibu melakukan ini untuk kebaikan kita semua. Toh, kamu juga menikmati uang dari hasil mencuri itu. Kalau soal perselingkuhan, kamu itu anak kemarin sore. Nggak paham apa yang Ibu rasakan. Bertahun tahun Ibu hidup tanpa belaian suami. Bapakmu itu loyo! Sakit sakitan! Sudah tua! Jadi nggak ada salahnya ibu bersama yang lain. Nanti kalau kamu sudah menikah kamu akan mengerti apa yang Ibu rasakan!"

" naudzubillahimindzalik. Sekalipun nanti aku menikah, aku tidak akan pernah mengikuti apa yang ibu lakukan."

"Ya Allah. Rupanya begitu, Jum?" tanya Seorang pria yang muncul di belakang Kinanti.

Orang itu ternyata adalah Pak Slamet Yang sengaja dijemput oleh Radit. Sengaja membawa Pak selamat datang ke rumahnya untuk mengetahui sendiri apa yang sebenarnya terjadi di antara istri dan putrinya.

"Bapak," panggil Kinanti.

"Bapak sudah tahu semua, Nak. Mas Radit sudah menceritakan nya tadi. Ya Allah. Aku nggak sangka kalau kamu melakukan hal serendah itu, Jum! Aku nggak sangka kalau kamu tega menghabisi anakmu sendiri hanya demi laki-laki lain! Apakah kamu tidak ada artinya bagimu?"

"Heh! Kalian semua itu hanya benalu yang bergantung terus menerus dariku. Coba bayangkan apa yang akan kalian lakukan jika aku tidak ada. Selama ini aku sudah berkorban banyak hal. Aku sudah bekerja dari siang hingga malam hanya untuk memenuhi kebutuhan kita semua. Aku capek melakukan hal itu sendirian! Kau itu tidak berguna sama sekali sebagai seorang suami! Bahkan aku harus mencuri di rumah ini untuk menambah penghasilan. Aku jika aku harus membunuh Keisha dulu. Kalau saja Anak itu tidak memergokiku, maka dia pasti masih hidup sampai sekarang.

Areta menoleh ke samping Bu Jum. Sosok anak kecil yang disebutkan tadi muncul di sana sambil menatap Bu Jum dengan tatapan sedih. Dia bahkan meraih tangan Bu Jum walau tidak sanggup dia sentuh.

" jadi kami mengakui kalau kamu membunuh Keisha?" tanya Pak Slamet.

"Yah! Aku memang membunuh anak itu. Aku juga membunuh Purno! Siapapun yang menghalangi tujuanku, akan segera ku habis!"

"Baiklah kalau begitu. Silakan, Pak, tangkap istri saya. Kejahatannya sudah sangat banyak!" kata Pak Slamet sambil mundur dan mempersilakan beberapa anggota kepolisian untuk membawa istrinya.

"Wah, nggak sangka kalau kita bakal balik lagi ke tempat ini," kata Danu saat mereka semua berdiri di desa Kalimati.

"Hem, rasanya seperti baru kemarin aja, ya," sahut Kiki

"Tapi suasananya masih sama, ya? Nggak banyak berubah," tukas Doni.

"Iya, cuma pas pintu masuk tadi aja, udah mulai dibikin taman taman. Kenapa sih, nggak dilanjutin aja. Kan jadi nggak serem gini," tambah Dedi.

"Ya mungkin, karena setannya pada nggak mau. Jadi mereka gangguin pekerja. Akhirnya berhenti deh," timpal Aretha.

"Eh, Den. Pakde Yusuf gimana? Jadi ke sini, kan? Jangan sampai nggak jadi nih! Nasib kita gimana nanti!" tutur Dion.

"Insya Allah jadi kok. Lagian ini bukan hal mudah. Pakde udah niat buat beresin masalah di sini sampai selesai. Supaya nggak ada korban lagi."

"Eh, tapi serem juga, ya. Efeknya bisa sampai ke desa lain loh. Ckckck," kata Ari.

"Iya, makanya itu. Aku pikir, sudah seharusnya makhluk itu ditindak tegas. Karena aku sama Radit nggak bisa, jadi mending aku bawa kalian semua ke sini. Hitung hitung nostalgia," kekeh Aretha.

"Nostalgia apaan! Nostalgila kali, Tha," timpal Danu dengan wajah masam.

"Dan, kalau lo nggak mau ikut, kenapa mau ke sini coba? Bilang aja lo kangen kan ketemu makhluk makhluk itu?" tanya Aretha yang sengaja bergurau pada Danu.

"Iya, sok jual mahal aja tuh. Padahal kemarin aja dia baru aja cerita sama gue. Dia bilang gini, 'Yon, Kangen euy, uka uka sama Aretha Arden.' Gitu loh, Tha," pungkas Dion melirik ke Danu.

"Heh! Kata siapa! Sembarangan aja kalau ngomong!" elak Danu.

"Eh, asli, Tha! Berani sumpah gue, dia bilang begitu!"

"Lo emang ya, sialan!" Kata sambutan dari mereka berakhir saat Danu terus mengejar Dion karena telah membongkar kebohongan nya di depan teman teman mereka.

Mereka pun berbondong bondong memasuki desa tersebut. Jalanan desa masih sama, berbatu dengan tatanan yang rapi. Sementara daun daun kering mulai tampak bagai permadani yang menyambut mereka datang. Suasana sepi. Bahkan mencekam. Apalagi yang mereka tahu kalau tempat itu penuh dengan makhluk makhluk halus yang kerap memanipulasi keadaan.

"Kita mau ke mana dulu?" tanya Kiki memecah kesunyian.

Sejak tadi hanya ada suara langkah kaki mereka yang beriringan. Ditambah dengan bunyi dahan dahan kering yang tersapu angin.

"Gimana Menurut kamu, Areta?" tanya Arden menoleh ke adiknya.

"Eum, Sepertinya kita langsung saja ke rumah Pak Yodi. Kalian Ingatkan Kalau di tempat itu lah kita menemukan makhluk tersebut bersembunyi," jelasnya.

"Oh, yang rumahnya itu belakangnya hutan," timpal Dion.

"Bukan rumah itu belakangnya hutan, tapi rumah itu emang hutan. Soalnya bagian depan itu cuma pintu sama ruang tamu Setelah dari situ kan nggak ada ruangan lain selain hutan belantara yang mengerikan itu," sahut Danu.

"Oh iya. Di tempat itulah gue cedera parah. Tapi kerennya pas keluar dari desa, Gue merasa baik-baik aja deh. Tapi pas sampai rumah ... Anjir! gue nggak bisa jalan. Bahkan gerakin kaki aja nggak bisa!" pungkas Dedi

" sepertinya lo terus sugesti dengan situasi yang mencekam dan Ingin secepatnya pergi dari sini. Makanya pas masih di sini lo masih bisa jalan kaki bahkan sampai ke pintu gerbang desa," tambah Doni.

" Berapa lama lo dirawat di rumah sakit ya, Ded?" tanya Kiki.

"Seminggu gila! Mana gue nggak bisa ke mana-mana lagi. Bahkan ke toilet aja harus dianterin sama bokap!" cerocos Dedi yang tampak sangat sebal mengingat kejadian itu.

"Semoga kali ini, kita semua selamat dan nggak terjadi hal-hal buruk seperti sebelumnya," tandas Radit.

"Aamiin. Bergerak lebih jauh sebaiknya kita awali dulu dengan berdoa. Harusnya sih tadi waktu pas masuk ke sini. Gue Hampir aja lupa," ucap Arden.

"Ya udah. Mulai. Pimpin, Den," sela Dedi.

Mereka semua pun membentuk lingkaran. Kedua tangan menyatu di depan badan. Sebagian besar sudah menundukkan kepala sebagai ritual doa yang biasanya mereka lakukan selama ini saat menghadapi situasi situasi tertentu.

"Untuk kelancaran dan keberhasilan kita. Mari kita semua berdoa dulu sebelum memulai rencana hari ini. Semoga kita diberikan petunjuk dan bantuan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Dan semoga kita semua berhasil meringkus makhluk itu hingga ke akar-akarnya jadi tidak perlu lagi ada korban lain setelah kita semua meninggalkan tempat ini."

"Aamiin."

" Berdoa dimulai."

Sekalipun mereka semua sekarang sudah sibuk dengan kehidupan masing-masing tetapi saat salah satu dari mereka membutuhkan bantuan maka yang lain pun tidak akan diam saja. Seperti apa yang terjadi kepada Areta dan Radit. Setelah mereka berdua kembali ke desa gurita mengenai hal tersebut pun menyebar luas bahkan walau mereka tidak menceritakannya di grup pertemanan mereka tetapi informasi itu bisa sampai di telinga Danu, lewat kawan Danu yang merupakan salah satu warga desa di Alas Purwo. Nama Radit dan Areta langsung melejit setelah berhasil mengembalikan seluruh orang-orang yang sebelumnya pernah diculik oleh Ummu sibyan.

Alhasil Danu pun membahas hal tersebut di grup mereka. Areta dan Radit pun menceritakan semua hal yang sudah mereka alami dari awal hingga akhir dan juga rencana mereka untuk kembali lagi ke Dusun Kalimati membawa serta Yusuf dan Arden. Tanpa diminta mereka justru menawarkan diri untuk ikut dalam misi kali ini. Sekalipun mungkin keberadaan mereka tidak akan banyak membantu karena lawan yang sepadan dengan makhluk-makhluk itu hanyalah Yusuf saja. Tapi setidaknya dengan keberadaan mereka di antara Radit, Areta dan Arden, membuat suasana tidak terasa sepi dan tidak terlalu menegangkan seperti bayangan mereka sebelumnya. Apalagi saat mereka sampai di rumah yang ditinggali oleh Areta dan Radit. Kiki bahkan ingin menginap lebih lama di rumah itu Karena pemandangannya sungguh indah dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Apalagi Kiki dan Doni juga sudah menikah sehingga mereka bisa menganggap kedatangan mereka ke tempat itu bisa menjadi salah satu momen bulan madu mereka berdua.

"Selesai."

Setelah komando itu mereka pun kembali menatap sekitar. Tidak banyak hal yang bisa dilakukan sebelum Yusuf datang. Menurut informasi terakhir Yusuf sudah berada di jalan sedang menuju ke tempat tersebut bersama dengan beberapa kawannya. Hanya saja membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke desa tersebut.

"Eh, kalian berdua beneran ngelihat nenek Siti?" tanya Danu.

"Iya. Nenek lah yang menolong kami agar bisa selamat dari makhluk itu. Kalau ingat nenek hatiku langsung sakit. Rasanya nggak adil jika hal itu menimpa nenek. Coba aja waktu itu nenek mau pergi sama kita mungkin nenek masih hidup sampai sekarang," tutur Aretha menatap rumah Pak Karjo nanar.

Mereka memang sudah sampai di tempat tujuan sebelumnya. Memang di antara banyaknya bangunan di desa tersebut hanya satu tempat yang mereka tuju yaitu rumah Pak Yodi. Yang bersebelahan langsung dengan rumah Pak Karjo.

"Belum tentu juga, Dek. Bisa saja umur nenek memang sudah tidak lama lagi di dunia ini. Sekalipun kita membawanya pergi dari Desa ini dulu. Jika memang sudah takdirnya kita tidak bisa melakukan apapun. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah mendoakan nenek agar tenang di sana," ucap Arden.

"Eh! Itu siapa!" tunjuk Ari ke halaman rumah Pak Yodi.

"Heh! Di sana juga ada orang!" pekik Dedi, menatap ke arah kiri mereka.

Ternyata setelah diperhatikan di sekeliling mereka ada beberapa pergerakan yang mencurigakan. Gerakan yang dilihat memang cukup cepat tetapi saat diperhatikan dengan seksama seperti ada bayangan seseorang yang menimbulkan gerakan itu terjadi. Seperti tersibaknya rumput tinggi di halaman rumah Pak Yodi, atau bayangan seseorang yang menghilang di balik pohon besar yang berada tak jauh dari mereka. Hingga suara dahan-dahan dan ranting kering yang seperti Terinjak oleh seseorang. Semua gangguan itu bisa mereka rasakan dan bisa mereka lihat secara bersama-sama.

" gimana nih?" tanya Doni.

"Apa kita perlu memeriksa itu semua?" tanya Radit.

"Dit, tolong tahan godaan lo untuk memancing kita semua berpencar di desa ini. Karena menurut gue itu bukan itu yang bagus," hardik Danu.

"Tapi kok banyak banget ya. Mereka itu manusia atau bukan?" tanya Dion.

"Yon, Coba aja lu pikir manusia mana yang berkeliaran di tempat angker kayak gini? Cuma manusia bodoh aja!" timpal Dedi.

"Oh, jadi kita manusia bodoh, ya?" tanya Danu menyindir.

"Ya emang. Tepat sekali!" kata Dedi santai.

Tiba-tiba suara cekikikan terdengar di sekitar mereka. Padahal saat ini masih pagi. Matahari saja belum muncul dengan sempurna di langit. Tetapi para makhluk penghuni Desa Kalimati sudah menunjukkan eksistensinya di depan Areta dan teman-temannya.
Diubah oleh ny.sukrisna 11-05-2023 08:40
bejo.gathel
3.maldini
kemintil98
kemintil98 dan 4 lainnya memberi reputasi
5