Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#130
7. Masuk Alam Gaib
Selepas sholat subuh. Indra sudah ada di Rumahku. Kami sudah janjian akan balik pagi pagi memang. Permasalahan di sini, sudah selesai. Jadi aku bisa kembali beraktifitas seperti sedia kala dengan tenang. Papa tidak perlu aku khawatirkan lagi.

"Nis, Indra udah di depan itu," kata Kak Yusuf yang sudah masuk kamarku.

"Oh iya, Kak. Sebentar lagi Nisa keluar. Kapan Kakak balik ke Jakarta?" tanyaku.

"Nanti sore, Nis. Kamu hati-hat, ya, nanti. Jangan lupa sholat. Kata Arif, kamu nggak perlu takut ngadepin 'mereka'. Kita manusia, derajatnya yang paling tinggi dan mulia. Kamu harus lawan rasa takut kamu." Nasehat Kak Yusuf. Sama seperti nasehat Indra tempo hari.

Aku kemudian mendekat ke Kak Yusuf dan memeluknya.
"Iya, Kak. Insha Allah, cuma suka kaget aja kalau pas muncul tiba tiba. Nisa kaget akhirnya panik duluan."

"Hehehe. Ya harus latihan, Dek. Kalau ada apa-apa, kabarin Kakak, ya. Inget! Pacarannya yang bener, jangan aneh- aneh! "Kak Yusuf kali ini memencet hidungku yang mancung.

"Iya Kak. Siap."

"Ya udah sana, kasian tuh Indra nungguin."

Aku pun keluar kamar dengan Kak Yusuf. Aku lihat diruang tengah sudah ada Papah dan Kak Adam, juga Indra yang sudah rapi dengan kemeja putih, celana jeans dan sepatu yang senada dengan kemejanya. Dia terlihat lebih segar dan ... eum, menarik.

"Kalian sarapan dulu saja," suruh Papah.

"Entar aja deh, Pah. Nisa males. Nanti kalau udah sampai, Nisa beli sarapan kok."

"Ingetin itu, Ndra. Nisa suka nggak teratur makannya," celetuk Kak Adam, menanggapi.

"Iya, Kak. Nanti Indra pastikan Nisa bakal sarapan kok."

"Ya udah Nisa berangkat sekarang, ya. Takut nggak keburu kuliahnya."

"Iya, hati hati. Jangan ngebut ngebut, Nak Indra,"pinta Papah.

Mereka mengantar kami sampai depan teras. Lalu aku dan Indra segera naik mobil, dan meninggalkan halaman rumah. Kembali pada rutinitas kami.

"Kita sarapan dulu, ya. Kamu pengen sarapan apa, sayang?" tanyanya lembut.

Aku masih belum terbiasa mendengar panggilan itu keluar dari mulut Indra. Yah, kami sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Hal yang tidak pernah kuduga sebelumnya, Bahkan sejak pertama kali kami bertemu. Aku tidak tertarik padanya, tapi justru kini aku sangat menyayanginya.

"Eum, apa yah. Sate ayam aja deh, pakai lontong. Biasanya deket perbatasan kota banyak, Ndra," kataku mencari alternatif yang mudah. Karena dalam situasi pagi buta seperti ini, belum banyak kedai makanan yang buka.

"Oke sayang."

Tak butuh waktu lama, kami segera menemukan sate lontong yang ku maksud. Karena hampir di sepanjang jalan, penjual sate lontong sudah mulai membuka lapaknya. Dan biasanya akan ludes sebelum siang. Indra pesan dua porsi sate lontong dan teh manis hangat. Kedai ini ada di pinggir jalan, dengan tenda di atasnya dan duduk hanya beralaskan tikar. Sungguh manis. Bukan karena makanan atau tempatnya, tapi karena kehadirannya.

Suasana sekitarku masih sepi, hanya ada sebuah keluarga dengan 2 anak yang masih balita. Namun berbeda dengan tenda penjual nasi rames di samping. Sejak tadi terlihat ramai sekali. Tapi bukan itu yang menjadi masalah bagiku. Tapi, makhluk di depannya. Ada sesosok makhluk berwarna merah dengan taring panjang dan air liurnya yang terus menetes, di kepalanya ada semacam tanduk. Makhluk ini terus menatap ke makanan di gerobak itu. Aku langsung menutup mulutku menahan mual yang mulai kurasakan.

"Kenapa, Nis?"

"Itu ... itu." Aku hanya menunjuk ke arah gerobak itu, sambil menutupi wajah dengan sebelah tangan. Males sekali rasanya. Membuat nafsu makan ku hilang sekejap.Sate yang kami pesan baru saja selesai. Penjual sate itu merasa heran melihatku. Saat menatap ke tenda di sampingnya.

"Biarin aja mba. Udah biasa. Memang tempatnya di situ," kata penjual sate itu santai.

Aku sontak kaget. "Ibu bisa lihat juga?" tanyaku.

"Iya mba. Saya tiap hari liat begitu tuh, sekarang sih udah biasa. Awalnya juga kayak Mba," bisiknya seolah ini adalah pembicaraan rahasia. Indra hanya menyimak obrolan ini sambil menikmati satenya.

Karena aku sudah tidak kuat aku memegang Indra dan makhluk itu hilang.

"Kamu nggak apa apa sayang? minum teh dulu ya. Jangan diinget lagi." lalu menyodorkan teh hangat kepadaku.

"Iya,"

Kami meneruskan makan dan segera bergegas berangkat lagi. Di mobil Indra kulihat ada boneka yang cukup besar dijok belakang. Sudah sejak aku naik mobil sebenarnya, boneka itu menarik perhatianku.
Aku menoleh, lalu Indra mengambilnya.

"Buat kamu," katanya.

"Hah! serius nih? wah, makasih ya," kataku sambil memeluk boneka itu. Hadiah pertama dari Indra, yang akan selalu menemani keseharianku nanti. Lagi-lagi bukan tentang benda apa yang ia berikan, tapi karena dia yang memberikan. Apa pun itu pasti akan terasa istimewa.

***

Tak terasa kami sudah memasuki kota. Sebentar lagi sampai ke Kos. Sepanjang perjalanan kami mengobrol ngalor ngidul seperti biasa.Saat sampai depan kos. Kulihat ada Indah yang sudah duduk di halaman depan kosku. Aku segera turun dari mobil. Melihat aku datang, ia melebarkan senyum.

"Hei! Kirain nggak jadi balik sekarang, Nis." kami lalu berpelukan sebagai cara menyambut setelah lama tidak bertemu.

"Balik lah. Indra juga kerja nanti. Yuk masuk. Udah lama, ya? " tanyaku.

"Nggak juga kok, baru aja. Pagi, Pak polisi," sapa Indah ke Indra yang berjalan ke arah kami membawa boneka ku.

"Pagi juga Indah. Tumben pagi pagi udah kesini?"tanya Indra, basa basi.

"Iya. Kangen sama Nisa. Eh, aku ganggu nggak nih?"tanya Indah sambil melirik aku dan Indra bergantian.

"Apaan sih. Yuk-- ah" ku gandeng Indah masuk ke dalam Kos.

Aku tau kalau Indah datang karena ingin curhat. Terlihat matanya sedikit sembab walau sudah ditutupi dengan bedak tapi aku masih bisa membedakannya.Aku sangat mengenal Indah, dia itu yang paling sering curhat kepadaku. Jadi aku sudah hafal gerak geriknya kalau dia sedang ada masalah. Indra berjalan di belakang kami. Terus mengekor karena tujuan kami sama.

"Ndah, kamu masuk dulu aja ya. Aku mau ngomong bentar sama Indra."

Indah mengiyakan lalu masuk ke kamarku, dengan seringai menyebalkan khas dirinya. Walau ia tengah bersedih, tapi tetap pintar menyembunyikan dari orang lain. Aku yakin kalau tadi Indra tidak ada, dia pasti akan berhambur memelukku dan menangis.

Indra tersenyum saat aku menoleh padanya.
"Ndra, Makasih ya buat dua hari ini. Kamu istirahat dulu aja, sebelum berangkat kerja nanti. Indah kayaknya lagi ada masalah,"kataku sambil menatap kamarku.

"Iya, aku tau kok. nggak apa apa Nis. Aku masuk ya, kamu juga istirahat. Ada apa apa kabarin aku," katanya sambil membelai pipiku. Lalu memberikan boneka itu.Aku dan Indra lalu masuk ke kamar kos kami masing masing. Saat aku masuk,Indah kulihat sedang menonton Tv. Aku menghempasksan tubuhku di sebelahnya.
"Ceritanya udah resmi ni?" sindirnya dengan pertanyaan yang harusnya dia bisa menjawab sendiri.

"Hmm. Gitu deh. Indra minta ijin langsung sama keluargaku, Ndah. Nggak nyangka aja dia bisa nekat begitu,"kataku sambil mengelus elus boneka dipangkuanku.

"Asik dong. Berarti dia serius banget sama kamu, Nis."

"Kamu kenapa, Ndah? Kalau ada masalah cerita aja." Langsung ku cecar dia dengan kalimatku barusan.

"Kamu nih kayak dukun aja. Pas tebakan nya." Indah bersandar di bahuku.
Tangisnya pecah seketika. Seperti nya masalah kali ini agak berat. Langsung ku peluk saja dia.

"Nisss... Aku ini kurang apa sih Nis.. Reno.., Niss.."

"Selingkuh?"

"Kok kamu tau?"

"Udah keliatan kali Ndah dari awal kalian jadian kan aku nggak setuju. Kamu inget kan? aku nggak suka sama dia. Auranya dia tuh gelap. Deket dia pasti panas. Dia juga licik." cibirku.

"Tapi Nis..., aku udah ngelakuin apa aja buat dia.."

"Maksudnya?"

"Hubunganku sama dia udah jauh Niss.."

"Astagfirulloh haladzim Ndah... Kok bisa?"

"Nggak tau lah Nis. Semua berjalan gitu aja. Tapi kemaren pas aku ke kos nya. Aku pergokin dia lagi gituan juga sama cewek lain. Sakit banget hatiku Nis. Dia jahat banget ke aku Nis!"katanya.

Aku memeluknya makin erat . Berusaha menguatkan nya terus. Yang Indah butuhkan sekarang adalah tempat untuk curhat. Aku juga tidak boleh terlalu menyalahkannya.

"Mau aku bikinin coklat anget nggak Ndah?"

Indah mengangguk sambil menyeka air matanya.

Aku membuatkannya minuman agar indah lebih tenang.

Tok tok tok..

pintu kos ku diketuk.
"Ndah...., tolong bukain donk"
Indah lalu membuka pintu, ternyata Indra.

"Nis, Babang Indra nih.."

Aku berlari kecil ke pintu depan.
"Mau berangkat?" kulihat Indra sudah memakai pakaian dinasnya.

"Iya, aku kerja dulu ya. Nanti aku pulang agak maleman deh Nis kayaknya"

"Oh gitu. Iya nggak apa apa. Hati hati ya Ndra.."

"Kamu juga. Hati hati ya.."lalu Indra mengecup keningku dan pergi ke luar.

"Cieeee cieeee.... Romantis banget."ledek indah.

"Au ah.."

"Ih Nisa malu.. Hehhehe" Indah tertawa lepas.

Kami pun menikmati secangkir coklat hangat sambil menonton film, sembari menunggu waktu , karena kami kuliah siang hari ini.

***

Indah berangkat kuliah bersamaku. Kulihat dia juga sudah mendingan. Tidak terlihat sedih lagi.

Di kampus Ferly dan Feri sudah datang dan sedang asik ngobrol .

"Eh..., Ada kabar bagus nih. Nisa sama Pak polisi udah jadian lhooo..."kata Indah heboh sekali.

"Waaaahhh.... Selamet Nis."Ferly memelukku.

Feri pun tak lupa menyalamiku.
"Makasih ya.. Eh, Nindi mana?"

"Oh iya, bolos kayanya nih. Tadi bikin status BBM, katanya lagi OTW Jogja. Tapi aku BBM masih ceklist"

"Ya udah deh. Yuk masuk kelas."

***

Saat kami akan ke Kantin. Indah berhenti berjalan dan menatap ke kantin dengan tatapan dingin.
Lalu berjalan lagi lebih cepat.
Ternyata ada Reno dengan menggandeng perempuan lain dari fakultas sebelah.

Indah benar benar tersulut emosi lalu mendekat ke Reno. Kulihat mereka terlibat cek cok yang membuat semua orang dikantin memperhatikan mereka.

Samar samar bayangan hitam muncul dibelakang Reno.
"Astagfiruloh haladzim..." pekikku

"Kenapa Niss?"Ferly heran melihatku.

"Feriii... , kamu samperin Indah.. Bawa ke sini. Cepet!!"

" Beres bu.."

Feri langsung menggandeng Indah. Walau Indah berontak tetapi tenaga Feri jelas lebih besar. Ferly juga membantu menenangkan Indah.

Aku berjalan ke hadapan Reno.
"Kalau mau pake ilmu hitam! Inget sama dosa!!!"kataku lantang ke arahnya.

Reno kaget. Dia pasti tidak menyangka aku mengetahui perbuatannya.

Lalu kami pergi dari kantin. Nggak jadi makan. Udah males rasanya.
Kami memutuskan pergi ke kos Indah saja.
Indah menangis terus.
Sudah kami hibur bagaimanapun, hasilnya sama.
Cewek kalau udah nangis emang susah berhentinya. Ibarat mata air tuh, mengalir terus.

Kalau disuruh berhenti malah tangisannya makin menjadi. alhasil, mending biarin aja. Kalau udah capek kan berhenti sendiri. Hehe.

Ferly memeluk Indah. Mencoba membuat Indah agar lebih tenang. Ferly memang sosok yang keibuan, sabar dan paling dewasa diantara kami. Hanya saja dia terkadang manja sekali.

Aku duduk disebelah Feri yang masih menatap Indah iba.
"Nis.., kamu bilang Reno main ilmu hitam?" bisik Feri.

"Hu um.. Makanya tadi aku suruh kamu seret Indah. Kalau diterusin malah Indah yang celaka Fer."kataku berbisik juga.

"Stres ya dia. Nggak nyangka ya.., kita harus waspada Nis. Terutama kamu. Takutnya dia nggak terima soal tadi."

Bener juga ya kata Feri. Kadang aku memang tidak berfikir panjang kalau mau berbuat sesuatu.

Krinnggg!!

Indra calling.

"Asalamualaikum"

"Wa alaikum salam.. Nis.. Kamu lagi dimana"

"Aku di kos Indah nih sama yang lain."

"Oh gitu.. Ya udah, hati hati ya.. Aku kangen."

"Hmm.. Iya.. aku juga Ndra. Kamu pulang jam berapa?"

"Jam 7 an Nis. Gimana?"

"Nanti aku jemput sekalian ya di Kos Indah. Aku mau disini dulu aja nemenin Indah"

"Iya sayang.., nanti ku jemput. Ya udah aku lanjut lagi ya. Assalamualaikum..,"

"Wa alaikum salam."

Aku memutuskan di kos Indah sampai nanti Indra menjemputku.
Ferly pun sama. Hanya Feri yang balik ke kosnya. Karena dia juga ada perlu.

***

"Eh.., kita piknik yuk kemana gitu. Minggu depan kan udah libur.."ajak Ferly.

"Gimana Ndah?" tanyaku ke Indah.

"Ayok aja. Kemana donk." Indah sudah agak mendingan, terlihat dari responnya dengan obrolan kami barusan. Udah nggak nangis nangis juga.

"Camping aja di Bumper.." ide Ferly nggak banget deh, beneran.

"Ih ogah.. horor. Males aku." tolakku.

"Kalau gitu Pantai aja yuk. Terus kita sewa vila."saran Ferly.

"Nggak perlu sewa. Nginep di vila om ku aja. Gratis..."Indah memberi ide.

"Horeee..., Oke deh.., Kita berangkat sabtu ya. Eh Nis.., Pak polisi ajak juga sekalian."pinta Ferly.

"Eum.. Nggak apa apa?"tanyaku memandang Indah

"Ih kamu Nis.. Ya nggak apa apalah.. aku juga mau ajak temen yang lain gimana? biar seru"kata Indah.

Kami pun sepakat akan berangkat sabtu.
Jadi yang akan ikut nanti Aku, Indra, Ferly, Feri, Indah, Nindi, Danang, Rizki, Galih dan Vita.

***

Pukul 19.00 tepat Indra sudah ada didepan kos Indah. Aku pun pamit ke mereka. Ferly memutuskan akan menginap, jadi aku sedikit lega Indah tidak sendirian di kos.

"Kita makan dulu ya, sebelum pulang."ajak Indra.

"Boleh.."

Kami makan di warung tenda lamongan dipinggir jalan.

"Indah gimana Nis?"

"Yah gitu lah.., masih sedih kadang. Gimana nggak sedih coba Ndra. Masa Indah liat Reno dikosnya lagi gituan sama cewek lain."kataku ceplas ceplos.

Indra terkekeh.
"Gituan gimana sih?"Indra pura pura tidak paham.

"Kamu nih ah.. Becanda aja! "aku memukul lengannya.

Aku melihat ada orang yang barusan masuk ke tenda ini juga, dan aku merasa mengenalnya.
Ah Reno, bersama wanita yang tadi.

Aku menatapnya tajam. Kulihat Reno pun demikian. Bayangan hitam yang dibelakangnya muncul lagi.

Aku ingat kemarin Kak Arif sempat mengajariku beberapa doa jika berhadapan dengan jin kafir seperti itu.

Dalam hati aku merapalkan doa yang diajarkan Kak Arif. Aku tampak tidak takut sedikitpun dengan makhluk itu. Rasa marah lebih kuat dari rasa takutku.

"Niss.." Indra memanggilku.
Aku memberinya kode untuk diam sebentar.

Dia ikut menatap Reno.
Tak lama Reno pergi bersama wanita itu. Risih karena kami melihatnya seperti tadi.

Aku baru bisa bernafas lega.
"Alhamdulillah.."

"Siapa tadi Nis? kamu sebel banget kayaknya."

"Itu Reno...,hmm.. tadi ada bayangan hitam dibelakangnya. Untung Kak Arif kemaren sempet ngajarin aku beberapa doa."

"Kamu ati ati Nis. Jangan terlalu ikut campur terlalu jauh. Aku takut kamu yang dicelakain dia."

"Iya Ndra.."

Kami segera menyantap makanan yang sudah ada di meja kami.

"Oh iya Ndra. Sabtu besok kamu ada acara nggak? sampe minggu?"tanyaku.

"Nggak ada Nis. Kenapa? mau ngajak kencan?" tanya Indra melirikku penuh arti.

"Temen temen ngajak main ke vila nya Indah, deket banget sama pantai. Kamu bisa ikut nggak"tanyaku penuh harap.

"Eum..., Inshaa Allah bisa. Asal nggak nyampe senin aja ya.."

"Paling minggu malem kita balik Ndra."

"Ya udah, aku ikut." Selesai makan kami pulang ke kos, Indra juga sepertinya sudah lelah.

***

Aku segera masuk kamarku begitu Indra pamit juga ke kamarnya.Aneh. Hawa kamarku lain. Terasa panas sekali. Ada yang tidak beres. Aku membaca beberapa doa sambil berjalan masuk kamar.

Dan benar saja, aku melihat ada sosok hitam berdiri di dekat Tv.
"Astagfirullohhaladzim,"

Sosok itu semakin mendekat lalu seketika sekelilingku berubah gelap.

Aku mulai bisa melihat sedikit demi sedikit. Aku ada disebuah hutan. Apa ini mimpi? Rasanya tadi aku belum tidur.Aku melihat makhluk hitam itu ada di belakangku dengan menunjukkan kuku kuku nya yang panjang dan tajam. aku berlari masuk ke hutan mencoba menghindarinya.

Makhluk itu makin mendekat walau aku lari sekuat tenaga. Dia berjalan tapi terlihat cepat sekali.
Ya ampun aku dimana.
Lalu 'sreeet' lenganku terasa sakit karena cakarannya..

Ternyata makhluk itu sudah ada di depanku. Aku lari lagi. entah kenapa aku lupa semua doa yang kubaca tadi. Aku benar benar panik. Takut sekali. Tidak kutemukan 1 pun orang di sini. Seakan hanya ada aku dan makhluk itu di sini.Aku masih berlari terus sampai kaki ku lelah. Tenagaku hampir habis.

Tiba tiba makhluk itu sudah ada di dekatku.
"Astagfiruloh haladzim ...."aku seakan tersadar lalu dalam hati aku membaca ayat kursi dan surat pendek lain nya. Dia berhenti mendekat lalu agak menjauh dariku.

Aku mendengar suara orang mengaji tapi terasa jauh sekali. Sedangkan makhluk itu sudah hilang. Aku mencari sumber suara itu.. makin lama makin dekat.Ada sebuah cahaya di ujung sana. Aku berlari dengan sisa tenagaku untuk bisa sampai di sana.

"Hah!" Aku seperti habis keluar dari dalam air. Nafasku seperti akan habis.

"Nisaaa. Nis ... kamu nggak apa apa?" terdengar suara Papah, Kak Adam, Indra dan teman teman ku di sekelilingku. Saat ku buka mata mereka memang nyata.

"Alhamdulillah." kulihat juga ada Kak Arif di sini.

"Kamu udah sadar?" tanya Papah sambil memelukku.

"Aku kenapa sih? kok pada kumpul di sini?" tanyaku bingung

"Indra nemuin kamu pingsan di kamar, terus bawa kamu ke Rumah Sakit. Kak Adam dikabarin langsung ke sini sama Papah," jelas Kak Adam.

"Astagfirulloh. Aku pikir aku nggak bisa balik lagi. Aku takut banget Kak. Aku di mana sih tadi? aku dikejar kejar makhluk itu. Dia mau nyelakain aku," terangku masih agak panik.

"Udah nggak apa apa kok, Nisa." kata Kak Arif.

"Reno." kataku pelan.

"suatu saat nanti pasti orang yang melakukan ini bakal minta maaf sama kamu, Nis," kata Kak Arif lagi.

"Kakak bingung mesti gimana kemarin, kakak telfon Yusuf, terus Yusuf ngabarin Arif. untung Arif bisa dateng," terang Kak Adam.

"Makasih ya Kak Arif."
simounlebon
coeloet
theorganic.f702
theorganic.f702 dan 4 lainnya memberi reputasi
5