Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#132
9 Kepergian Indra
Hari ini kak adam menikah. Rumah lebih ramai karena saudara berkumpul semua.
Aku pun pulang demi kak adam.
Acara dilangsungkan di rumahku, karena calon istri kak adam adalah yatim piatu.
Mereka bertemu secara tidak sengaja.

Jodoh itu unik..
Seringkali yang dikejar kejar menjauh.
Yang tak sengaja, mendekat.
Yang seakan sudah pasti, menjadi ragu.
Yang diragukan menjadi pasti.
Yang selalu diimpikan, tak berujung ke pernikahan.
Yang tak pernah dipikirkan, bersanding di pelaminan.
Maka, jodoh itu..
Bukan seberapa lama kau mengenalnya,
Tapi seberapa yakin kau kepadanNYA
Seberapa ikhlas saat kau gagal mendapatkannya,
Lalu digantikan yang lebih baik menurut versi NYA.

****

Semua orang datang,tak terkecuali orang tua indra.

Kak adam dgn lantang mengucapkan ijab qabul,hanya 1x saja..dgn 1 tarikan nafas.
Membuktikan bahwa kak adam sangat serius dan sudah mempersiapkan semua dgn matang.

Mimpi tentang indra masih sering aku alami.
Aku berharap itu hanya bunga tidur saja.karena sampai sekarang dia masih di sini dan baik baik saja.

Kak Adam membuat pesta resepsi di halaman rumah. Bertema outdoor, banyak bunga di sana sini.kak shinta memang sangat menyukai bunga. Terutama mawar putih. Dan hiasan disini semua mawar putih.
Kak adam romantis juga.
Untung cuaca cerah.

Setelah menikah kak Adam dan kak shinta akan tinggal di sini, menemani papah. Jarena aku dan kak yusuf juga di luar kota.

Kulihat ada seorang wanita yg seumuran dgn papah sedang asik mengobrol dgn papah.
Papah terlihat bahagia didekatnya.

"Nis.. Kamu akhir ini kok jadi diem sih.. ada masalah apa sayang?" Indra mengagetkan ku.

"Gak papa kok ndra.. Grogi kali yah,bentar lagi aku lulus.aku mau nyari kerja dimana ya kira kira. kamu ada ide?"kataku bohong.

"Eum.. emang siap??"

"Ya mau gimana lagi, harus siap. Aku pengen yang deket sama kamu aja. Jangan di luar kota. Aku gak mau kita LDR."

"Iya, jangan jauh jauh kalo kangen gimana. Hehe" katanya merayuku.

"Wah.. Kapan dong dilamarnya ndra." tiba tiba kak yusuf datang.

"Eh kakak.. Insha allah kak,setelah nisa lulus kuliah,indra bakal lamar."

"Aamiinn.. "Kami mengamini kata kata indra.

***

Kebetulan aku masih libur kuliah. Indra pun cuti.jadi kami bisa di rumah lebih lama.

Aku sedang membaca di teras saat kak yusuf baru pulang setelah pergi ke rumah kak arif.

"Baca apa dek.." kak yusuf masih melepas jaket&sepatunya. Kedua kakak ku ini memang lebih suka naik motor.

"Baca novel kak.. Kakak dari rumah kak arif? kok ga diajak ke sini?"

"Iya, arif lagi sibuk, bolak balik Kalimantan, mumpung dia lagi di rumah jadi kakak main."

"Ngapain di Kalimantan?"

"Pesantren kakak buka cabang di sana nis. Kayanya tahun depan kakak juga ikut bantu bantu  di sana. Masih kurang orang."

"Oo gitu.yah, tambah jauh donk nisa kalo pengen ketemu.."

"Hehe. Oh iya, indra gak ke sini?"

"Eumm,, paling sorean kak."

"Kalian lagi gak ada masalah kan?kakak liat kamu lebih pendiem dari biasanya"

Aku terdiam tak langsung menjawab kak yusuf.

"Nisa.. Ada masalah apa?" kak yusuf seperti tau kalau aku banyak pikiran.

"Nisa mimpi kak.."

"Mimpi?"

"Iya, mimpiin indra.. Dia pergi jauh banget, gak balik lagi. Mimpi ini udah berkali kali nisa alami. Seperti firasat kak.. Nisa jadi takut kalau indra beneran pergi kak." kataku sedih.

Kak yusuf mendekatiku..
"Rejeki, maut ,jodoh sudah suratan allah nisa.kalau kalian berjodoh,sejauh apapun kalian berpisah,kalian pasti akan dipertemukan juga diwaktu&tempat yg nggak bkal kalian sangka.pasrah kan aja ke allah.kakak yakin,allah tau yg terbaik buat kamu." kata kata kak yusuf mampu menyadarkan ku.
Aku memang terlalu takut allah mengambil indra dariku. Aku harus yakin,rencana Allah adalah yang terbaik.

Tak lama kak Adam datang dengan kak Shinta.

"Eh pada ngumpul di mari. Serius amat ngobrolnya.."

"Biasa kak. Curcol." kak Yusuf melirikku.

"Lagi berantem?" kak adam penasaran.

" enggak! Sok tau." kataku menanggapi.

"Eh.. kalian inget tante Marisa, kan?pas nikahan kakak kemarin dateng?" tanya kak adam.

"Iya,,kenapa kak?" tanya kak yusuf.

"Kayaknya papah lagi deket sama tante Marisa deh. Kamu setuju nis kalo papah sama tante marisa?"

"Setuju.." jawabku datar. Aku juga merasakannya, papah dekat dengan tante marisa.

"Ih jutek amat."

"Nisa mau kak shinta bikinin teh?" kata kak shinta.

"Eh gak usah kak.. Nanti nisa bikin sendiri aja.." aku merasa sungkan.
Kak shinta memang sangat baik dan perhatian.

Indra masuk ke halaman rumah kami menaiki motor.
Tumben naik motor, pikirku.

"Wah, pujaan hati nongol juga nih.. Pak polisi ditungguin dari tadi juga. Lama amat gak dateng dateng.ni adek saya uring uringan mulu dari tadi.." ledek kak adam.

Aku melempar kak adam dengan buku yang kupegang.

"Aku bikinin minum dulu ya ndra.." setelah dia duduk bersama kami.

"Nah gitu dong. Semangat. Dari tadi kek.. kakak sekalian ya.."

Aku hanya menjulurkan lidah sambil berlalu ke dapur.

Kak shinta menyusul ku kebelakang.
"Kakak bantuin yaa..." kata kak shinta lembut.

"Makasih ya kak.. Mudah mudahan kak shinta betah ya di sini. Nemenin papah juga, jadi papah gak sendirian di rumah.."

"Insha allah Nisa.. Ini mau bikin teh semua apa gmn nis?" tanya kak shinta mengambil cangkir dari lemari makan.
Aku melamun. Entah kenapa aku tidak bisa fokus beberapa hari ini.

"Nisaa..." kak shinta memegang bahuku yg otomatis menyadarkanku.

"Eh iya kak.. maaf.. gimana tadi?"

"Kamu kenapa? ada masalah?"
Aku menggeleng.
"Kalo ada masalah atau nisa pengen cerita, bisa ngobrol sama kakak ya."

"Nisa cuma bingung aja kak.perasaan nisa akhir akhir ini gak enak. Soal indra."

Kak shinta tersenyum," doakan saja yg terbaik ya nis.. Insha Allah, Allah akan memberikan yg terbaik."

Aku tersenyum mendengar kata kata kak shinta.
Beruntung sekali kak adam, mendapatkan istri seperti kak shinta.

***

Selesai membuat minum kami ke depan.
Indra kulihat sedang mengobrol dengn para kakakku.

"Minum dulu yaa.." kataku sambil meletakkan cangkir ke meja.

"Niss.. Ganti baju buruan.. Mau diajak kencan sama aa nih.." ledek kak adam.

"Mau ke mana emang ndra?"
"Main aja yuk.. Terserah kamu mau kemana.."

Aku tersenyum dan segera berlari ke kamar, ganti baju kilat dan kami pergi naik motor indra.

"Tumben pake nya motor ndra" tanyaku saat kami sudah di atas motor.

"Iya, biar bisa dipeluk kamu" katanya manja.

Aku cubit saja pinggangnya.

***

Kami pergi ke mall.

Aku berhenti di sebuah toko acesoris.
Aku mengajak indra masuk.
Kami melihat lihat banyak kalung, gelang, anting di sana. nanya juga ladies, kalau liat beginian ya pasti matanya bersinar terang.

Indra menyodorkan ku dua buah kalung yg motif dan liontinnya sama.
Aku menyetujuinya untuk membeli kalung itu.
Kami ukir dengan nama kami masing masing.
Kalung ini berbahan perak.
Jadi tidak akan luntur walau dipakai bertahun tahub.
***

Puas jalan jalan kami pulang segera.
Indra memang sangat menghargai waktu dan tepat waktu. Katanya dia janji ke kakak ku bakal pulang sebelum jam 8 malam. Jadi jam 7 kami sudah akan pulang.

Entah kenapa malam ini aku sangat merindukan nya.
Sampai sampai saat indra pamit akan pulang,aku masih menahannya.malah aku menyuruhnya untuk menginap.

Tapi indra menolak. Tidak enak katanya.
Indra pulang ke rumahnya pukul 21.00

Lalu mengirimiku pesan BBM.

"Mimpi indah sayang.. Love you."
"I love you too ndra.."

Adzan subuh membangunkan ku dari mimpi panjang. Seperti biasanya, kegiatan rutin setiap bangun pagi adalah mengambil air wudhu.
Aku segera salat subuh, dilanjutkan berdzikir sebentar. Biasanya aku lakukan hingga fajar mulai terbit di ufuk timur.

Mukena kulipat, dan kumasukan kembali ke tas kecil, tempat biasa aku menyimpan mukena. Al quran kuletakan lagi di nakas, tempatku memudahkan menjangkaunya setiap saat. Pintu diketuk pelan, kemudian panggilan terdengar di seberang benda berwarna putih tulang itu.

"Nis, ada Indra tuh di depan."
Suara kak Yusuf yang lembut, namun khas dirinya menggema ke dalam kamar. Membuatku sedikit heran atas kabar yang diutarakannya itu.

"Indra? Tumben, pagi pagi gini dia ke sini. Apa mau ngajak joging, ya? Tapi kok nggak ngabarin dulu," gumam ku berbicara sendiri. "Iya, Kak!" jeritku agar Kak Yusuf berhenti mengetuk pintu kamar ku.

Aku segera keluar dari kamar. Segera menuju ke teras, tempat di mana Indra berada sekarang. Rupanya dia sudah duduk dan mengobrol dengan kak Yusuf. Anehnya Indra juga memakai pakaian dinas nya. Hal ini membuatku terperanjat.

"Lho, Ndra. Pagi banget? kamu mau ke mana? " tanyaku penasaran.

"Nisa, maaf ya, barusan aku dapet telepon dari pimpinan, aku sama beberapa tim disuruh ikut bantu kerusuhan di Aceh. Ada teror di sana. Jadi semua anggota dikerahkan ke sana, " katanya pelan.

Aku diam sesaat. Bayangan buruk yang selama ini kubayangkan seolah mulai tampak di depan mata.

"Nggak! Kamu nggak boleh pergi, Ndra! Aku nggak mau kamu pergi! " jeritku setengah menahan tangis.

"Nisa... Jangan gitu dong, Dek. Indra kan cuma jalanin tugasnya," bujuk kak Yusuf.

"Pokoknya nggak boleh, kak!Mimpiku .... aku nggak mau Indra kenapa napa! Kamu izin aja, Ndra. Bikin alesan apa aja, biar kamu nggak usah ikut! Jangan pergi, please, Ndra," rengekku sambil menangis, membuat seluruh penghuni rumah keluar.

"Maaf Nis, aku udah disumpah, kalau aku harus mengutamakan negara, jadi aku harus pergi. Doa'kan aku, ya. Semoga aku baik-baik aja. Dan biar bisa balik lagi ke sini."  Mata Indra berkaca kaca. Dia terlihat berat meninggalkanku sebenarnya. Tapi karena tuntutan pekerjaan, dia terpaksa pergi. Sebenarnya aku pun mengerti bagaimana posisinya. Dan sebagai kekasih, yang suatu saat nanti akan menjadi istri seorang polisi, maka ini sudah menjadi takdir ku. Ditinggalkan oleh suami, yang lebih mementingkan menjaga negerinya dari pada keluarganya.

"Dek, Jangan gini ah. Kasihan Indra, nanti di sana jadi kepikiran kamu terus. Kerjaan dia bisa kacau." kak Adam memelukku mencoba menenangkan ku.

Aku mendorong kak Adam. Karena rasanya aku tidak butuh itu sekarang.
"Nisa nggak mau Indra pergi. Perasaan Nisa nggak enak kak. Jangan pergi, Ndra. aku mohon." aku masih saja menangis sambil memegang tangan Indra.

Indra sepertinya tidak tega, lantas memelukku erat.
"Nis, aku pasti kembali. Setelah ini aku lamar kamu, ya, kita nikah. Jadi tolong ijinkan aku pergi," bujuk Indra yang sepertinya tidak akan berubah walau aku menangis terus di sini.

Dengan sangat terpaksa aku melepas pelukkan ku dari Indra, Indra pamit juga ke papah dan  semua orang yang ada di sini. Dia benar benar pergi sekarang.

                                 ***
Sejak Indra pergi, aku belum mendapat kabar darinya. Aku yakin dia sudah sampai di Aceh. Tetapi berkali kali ku tatap ponselku, tidak ada satu pun pesan atau panggilan darinya. Mungkin dia sibuk di sana. Semoga dia baik baik saja.

Pukul 21.00 kami sedang berkumpul di ruang tengah menonton TV. Ini merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan setiap malam. Acara yang sejak tadi kami tonton, kemudian berubah menjadi siaran langsung sebuah berita penting.

Breaking news.

Diberitakan tentang teror di Aceh tempat Indra bertugas. Tentu hal ini sesuai dengan apa yang ingin ku ketahui. Juga keluargaku.

Kerusuhan terjadi di mana mana. Teroris telah menguasai beberapa gedung di kota itu.

Kami semua diam, fokus dengan berita di TV. Perasaan kami was was. Berharap melihat wajah Indra di tengah gempuran pertikaian di belakang pembaca acara tersebut.

Di layar TV suasana ricuh, beberapa anggota polisi yang bertugas mulai mendekati sebuah gedung, yang disinyalir markas para teroris. Namun tiba-tiba gedung tersebut meledak. Pembawa acara tadi histeris dan panik, sementara aku, lemas. Aku yang awalnya berdiri saat melihat kejadian itu, kini luruh ke bawah. Kak Shinta menjerit sambil menangis. Hingga Kak Adam juga harus memeluk untuk menenangkan nya. "Nisa?" panggil Papah. Ponselku berdering. Tertera nama Mama Indra di layar itu.

"Assalamualaikum, Tante. Indra gimana, tante?!" tanyaku sambil menahan tangis.

"Nisa, kamu melihat berita barusan? Kamu yang kuat, ya, sayang. Barusan mama dapat kabar dari orang nya papah, kalau Indra ... Indra dikabarkan terkena ledakan bom di Aceh itu. seluruh bangunan rata dengan tanah. Kemungkinan
Indra nggak selamat." Suara mamah Indra terdengar berat seperti habis menangis.

Aku menjatuhkan ponselku.. Masih dengan posisi sama, terduduk di lantai. Tatapan mataku kosong. Aku sampai tidak bisa menangis lagi.

Kak Shinta mendekatiku.
"Nis, kenapa? jawab kak Shinta." aku hanya diam saja. Tidak bisa berkata apa pun.
Hanya air mata yang terus keluar dari mataku.

Kak Shinta mengambil ponselku, karena suara Mama Indra masih terdengar riuh memanggil namaku. Terjadi pembicaraan antara Kak Shinta dan Mama Indra. Aku tau apa yang terjadi, tapi seolah olah waktu terhenti. Alu tidak tau harus berbuat apa. Aku tidak tau harus bereaksi seperti apa.

Tak lama Kak Shina langsung memelukku sambil berurai air mata.
"Sabar, Nis. kamu yang kuat ya."

"Kenapa, Shin? ada apa?" kak Adam lalu mendekati kami yang sama sama duduk di lantai.

"Indra, Mas. Indra meninggal ,dia ikut jadi korban ledakan bom itu." Tangis Kak shinta meledak masih sambil memelukku.

Semua orang di sekitar ku melafalkan lafas istirja. Kabar duka ini benar benar berat dan tidak disangka sebelumnya. Aku beranjak, lalu berjalan kembali ke kamar. kak Shinta yang mengejar ku terus mengetik pintu kamar yang sudah ku kunci. Aku ingin sendiri. Aku tidak mau apa pun. Aku hanya menginginkan Indra sekarang.

                               ***

Sudah seminggu aku mengurung diri di kamar. Indah, Ferly, Nindi dan Feri datang menjengukku. mereka sangat sedih melihat keadaanku yang kacau seperti ini. Aku masih bisa mendengar suara orang di sekitar, tau siapa saja yang datang, dan tau apa yang mereka bicarakan. Tetapi aku tidak menanggapi mereka seperti diriku sebelumnya. Bagiku, kepergiaan Indra adalah pukulan terbesar untukku. Lebih menyakitkan dari apa yang sudah dilakukan Burhan dulu padaku.

"Nis ... jangan gini terus, Niss..
kamu harus bangkit. Indra pasti nggak suka kamu kayak gini," kata Indah sambil memelukku. Nasehat Indah membuatku tergerak untuk menanggapi

"Aku udah larang Indra pergi, Ndah. Tapi dia tetep pergi aja. Sekarang dia bener bener nggak bakal kembali lagi Ndah."
Kataku dengan tatapan kosong. Tanpa ada air mata tanpa ada ekspresi lagi. Seolah olah air mataku sudah habis selama beberapa hari terakhir. Atau memang masih bisa diproduksi, dan akan kubuang saat aku hendak tidur nanti. Mereka menatapku iba. Hidupku memang menyedihkan.

Saat makan malam, aku masih bisa duduk bersama keluargaku seperti biasanya. Makan dengan wajar walau akhirnya hanya beberapa butir nasi yang bisa masuk ke dalam mulutku. Dalam makan malam kali ini, aku mendengar pembicaraan mereka tentang kondisiku yang mulai memburuk. Mereka berencana membawaku ke pondok pesantren tempat Kak Yusuf dulu. Entahlah, mungkin aku sudah mulai kehilangan kewarasan. Sehingga pondok pesantren itu akan menjadi tempat ku mengobati semuanya. Jiwaku seolah hilang bersama kepergian Indra.

                         ***

Enam bulan sudah aku menjalani kehidupanku di Pondok pesantren ini.
Keadaanku mulai membaik.
Aku lebih taat sekarang. Semua hal yang ku pelajari di sini benar benar membuatku seperti bangkit dari kematian ku sendiri.

Aku sudah sedikit demi sedikit terbiasa tanpa Indra.
Dengan para makhluk astral pun aku sudah bisa menghadapinya seperti kak Arif .

Kak Yusuf pun sekarang kembali ke Pesantren guna menemaniku. Dia meninggalkan pekerjaannya di Jakarta demi kesembuhan ku. Aku seolah menemukan kehidupan lain di sini. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Bersama orang- orang yang memiliki nasib serupa denganku. Mereka juga sedang menjalani pengobatan jiwa. Dan aku merasa memiliki teman. 

Aku mendengar kak Arif kak Yusuf mengobrol di salah satu saung di Pesantren.
Mereka berencana pergi ke Kalimantan untuk membantu pesantren di sana yang masih kekurangan tenaga pengajar.

Aku ikut duduk bersama mereka , menyimak obrolan mereka berdua. Aku sudah bangkit, dan mampu diajak komunikasi dua arah dengan normal lagi.

"Nisa ikut boleh, kak?" tanyaku yang sangat tertarik pada pembicaraan mereka.

"Ikut? kamu nggak mau nerusin kuliah kamu, Dek?" tanya kak Yusuf.

"Nggak ah. males kak. Harus ngulang juga. Nisa ikut aja ya ke Kalimantan, kan katanya di sana butuh banyak tenaga pengajar?"
Entah kenapa aku sangat ingin ikut ke sana. Padahal aku masih ingin mengejar cita cita.

Akhirnya kak Yusuf mengijinkan ku ikut serta ke Kalimantan. Karena aku bersikeras saat itu. Sebelum berangkat ke Kalimantan kami pulang dulu ke rumah.

Papah sudah menikah dengan Tante Marisa. Aku lega, akhirnya papah menemukan pasangan yang cocok dan pas.

Kak Shinta sedang mengandung. Masih hamil muda. Jadi kak Shinta harus ekstra hati hati. sehingga kak Adam tidak mengijinkannya bekerja.

Aku juga ke rumah Indra.
Melihat keadaan orang tua Indra.
Mereka menyambut ku dengan tangan terbuka. Walau aku gagal menjadi menantu mereka. mereka malah menganggap ku seperti anak mereka sendiri. Bahkan aku memanggil mereka seperti Indra memanggil kedua orang tuanya.

Besok aku akan berangkat ke kalimantan naik pesawat dengan kak Yusuf.

Bismillah.. tunggu aku.
Kalimantan Im coming!!!

=========
Diubah oleh ny.sukrisna 09-05-2023 00:49
simounlebon
coeloet
theorganic.f702
theorganic.f702 dan 3 lainnya memberi reputasi
4