Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#142
17. Pertunangan Kak Yusuf
Hari ini aku sudah bisa masuk kerja lagi.
Pimpinanku di kantor sudah tau tentang keadaanku yang tidak bisa masuk kerja beberapa hari kemarin.

Seperti biasa Indra mengantarku ke kantor.
Sampai lobby kantor, sudah ada pak Dikin sedang menyapu di area sekitar lobby.

"Mba Nissa.." seru nya.

"Pagi Pak Dikin.. " kataku sambil memamerkan gigi putihku.

"Sudah sehat to?"

"Alhamdulillah pak.."

"Syukurlah kalo gitu. Bapak seneng lihatnya.. Ah iya, mas Anjar sudah mengundurkan diri mbak. Ndak kerja lagi disini."kata pak dikin membuatku kaget.

"Kenapa pak?"tanyaku yang entah pura pura bego atau memang aku belum sadar.

"Lah, ya gara gara bikin mba Nisa celaka kemaren itu kan."
Apa seluruh kantor tau ya?
masalahku dengan Anjar kemarin?

"Ohhh.. ya sudah, Nisa masuk dulu ya pak.."
Aku masuk keruanganku yang ada dilantai 3.
Dengan menaiki lift, tumben sepi.
Lalu dari lantai 2 masuk seorang pria berjalan sambil menunduk.

Awalnya aku biasa saja, sambil memainkan hpku.
Tapi lama lama bulu kudukku berdiri. Kutengok ke arah pria itu, seperti pernah melihatnya dan tidak asing. Pikirku.

"Makasih Nisa"katanya datar lalu menengok ke arahku& menyeringai.

"Allahu aakbaaaaar"aku kaget bukan main. Dia sosok mas Eka.
Lalu beberapa saat hilang saat pintu lift terbuka dilantai 3.

Aku segera berlari keluar lift, orang orang menatapku heran dan bingung.

Sampai di ruanganku sudah ada Mia, Dimas dan Yuli mereka serempak melihatku yang baru datang dengan tatapan bingung, heran dan senang.

"Nisaaaaa!!!"teriak Mia memelukku.
Yuli ikut menghambur memelukku pula.

"Alhamdulillah kamu udah sehat Nis..aku kangen tau.."kata Yuli.

"Wah sepi Nis nggak ada kamu.."kata Dimas menjabat tanganku.

"Ihh pada kangen.."kataku manja

Kami tertawa bersama.

"Eh Nis, kamu nggak cerita kalau kamu kenalannya Pak Guntoro?"kata dimas tiba tiba.

"Eh..hehehe"aku kaget lalu kujawab saja dengan senyuman.

Sebenarnya bukan aku yang kenal, tapi mamahnya Indra. Mungkin mamahnya Indra cerita tentangku ke pak Guntoro.

" Nggak nyangka ya Anjar bisa segitunya ke kamu Nis " kata Mia sedih.
Aku tau kalau Mia menyukai Anjar, Anjar nya saja yang tidak menyadarinya.

"Namanya juga gelap mata Mi.., kamu yang sabar ya."kataku sambil mengelus punggung Mia.

"Malemnya juga Anjar masuk Rumah Sakit Nis..gara gara digebukin orang katanya."kata Dimas lagi.

"Digebukin orang??"aku terkejut.
Sepertinya aku tau siapa yang melakukan itu.

"Iya, habis itu kemaren dia ngundurin diri. Dia aja nhgak pamit ke kita kita. Tau tau ada orang HRD yang kesini bilang itu ke kita."katanya lagi.

Aku hanya mengangkat kedua bahuku sambil menghela nafas berat.
"Udah ah, nggak usah di bahas.."kataku lalu duduk di kursiku.
"Oh iya, gimana kemaren kemaren? aman kan?"tanyaku ke mereka.

Mereka langsung paham maksudku.
"Aman nis..udah nggak ada penampakan lagi."kata Yhuli.

Kulihat yuli juga keliatan lebih segar.
Syukurlah kalau begitu.mungkin kejadian di lift tadi sebagai ucapan selamat tinggal saja.

Beberapa jam dikantor kurasakan keadaan memang benar benar aman.

Alhamdulillah..

Jam istirahat kali ini, aku makan di Cafe dekat kantor dengan Mia dan Yuli.
Tiba tiba aku menabrak seseorang yang baru saja keluar dari cafe.

"Anjar.." kulihat wajahnya lebam lebam bahkan matanya terdapat lingkaran biru juga.

Anjar berhenti karena kaget berpapapasan dgnku.

"Eh..., Nisa..."
Mia dan Yuli saling berbisik.

"Ya ampun.. kamu kenapa? kok berantakan gini?"tanyaku masih sambil menatap wajahnya.

Aku bahkan lupa kemarahanku ke Anjar yang sebenarnya ingin kuluapkan saat ini begitu  melihat wajahnya yang hancur berantakan, aku menjadi iba.

"Eum..., nggak apa apa kok Nis.. Nisa.. Maafkan aku ya..., aku udah bikin kamu celaka. Aku khilaf Nis."katanya.

"Iya Njar. nggak apa apa. Udah aku maafin kok. Ini siapa yang bikin kamu gini?"tanyaku masih fokus dengan wajahnya yang berantakan.

"Nggak apa apa Nis.. ya udah aku pamit dulu.. "Anjar segera meninggalkan kami menuju mobilnya.

Aku masih menatapnya sampai dia hilang di ujung parkiran.
"Nis, udah yuk masuk.."ajak Yuli.
Aku mengangguk.

***

Pukul 16.00 tepat Indra sudah ada di Lobby kantor, dia menjemputku masih menggunakan pakaian dinasnya.

Dia tersenyum dari kejauhan.
Aku agak kesal denganya.

"Yuk pulang"kataku datar sambil terus berjalan ke parkiran mobilnya.

Indra bingung melihat sikapku yang dingin.
Saat dimobil pun aku masih sama, diam.

"Nis, kamu kenapa sih? kok jutek gitu?"tanyanya sambil menyetir tapi matanya menatapku.

"Ndra..."

"Hmm..."

"Kamu yang mukulin Anjar?"tanyaku langsung.

Dia diam sejenak, seakan ragu untuk mengatakan iya tapi tidak mungkin juga dia berbohong dengan mengatakan tidak.

"Iya Nis.. aku emosi banget kemaren liat kamu kaya gitu."katanya dengan aura penyesalan.

Aku hanya menghela nafas panjang dan tida melanjutkan obrolan ini.

Walau Anjar berbuat seperti kemarin, dia juga pernah menjadi temanku. Aku hanya tidak suka dengan cara Indra yang seperti itu.

Sampai di depan rumahku, aku langsung masuk ke dalam rumah . Di teras sudah ada kak Adam& kak Yusuf. Aku masuk mengucapkan salam dengan dingin.
Indra yang kutinggalkan di mobil diam saja.
Kak Adam & kak Yusuf menatap ku heran, lalu kudengar mobil Indra pergi meninggalkan rumah.

Aku tau, tidak seharusnya aku bersikap seperti ini. Tapi aku tidak suka dengan cara Indra yang seperti itu.

Aku segera masuk kamar untuk mandi & sholat ashar.

Tak lama pintu kamarku diketuk.
"Nis, kakak boleh masuk?"suara kak Adam ada dibalik pintuku.

"Yaaaa."kataku dingin.

Kak Adam masuk kamar lalu duduk disebelahku, aku sedang membuka laptopku.

"Kamu ribut sama Indra?"tanya kak Adam.

"Nggak"

"Terus? tadi kalian kenapa sih? pulang pulang kamu jutek, Indra biasanya masuk dulu ke rumah, eh ini langsung balik tanpa ngomong apa apa"kata kak Adam.

"Aku nggak suka aja kak caranya Indra yang main pukul gitu."kataku.

"Anjar?"tanya kak Adam balik.

Aku mengangguk sambil mengernyitkam keningku.

"Kak Adam kok tau.."tanyaku heran.

"Hmm.. semua bukan salah Indra sepenuhnya Nis, kakak yang ngajak Indra nemuin Anjar. buat ngasih pelajaran ke dia." jelas Kak Adam.

"Ya ampun..."

"Kakak sama Indra khawatir banget Nis kamu ampe kaya kemaren itu. Kita bener bener emosi sama Anjar. Bisa bisa nya dia ngelakuin hal itu ke kamu!"kata kak Adam yang masih menjelaskan dengan lembut agar aku tidak tersulut emosi.

Mungkin memang apa yang dilakukan kak Adam& Indra terbilang wajar. Setelah apa yang dilakukan Anjar kemarin.

"Maaf ya Nis. kalau kamu marah sama kakak& Indra. Kami sayang sama kamu. kami nggak pengen kamu terluka."

"Huft... Iya kak."kataku singkat.

"Maafin Indra juga Nis. kasian dia, udah bela belain kemaren nungguin kamu habis kerja.. dia sayang banget sama kamu."bujuk kak Adam.

Hpku berbunyi, ada bbm masuk .
Dari Indra.

"Maaf....,"

Hanya itu yang dikirimnya.
Aku tidak langsung membalasnya.

Kak Adam masih dikamarku sampai adzan maghrib lalu keluar kamarku saat aku akan sholat.

Saat berdzikir.. kak Adam mengetuk pintu kamarku lagi.

"Nis... ada Indra di depan"kata kak Adam sambil membuka pintu kamarku.

"Iya kak. bentar lagi Nisa keluar ya."kataku yang sudah melunak.

Aku segera keluar menuju teras. sudah ada Indra ditemani kak Adam& kak Yusuf.
Melihatku datang kak Adam mengajak kak Yusuf masuk ke dalam.

Kulihat Indra masih menatapku sedih.

Aku duduk disampingnya, masih diam saja.

"Niss.."kali ini dia duduk menghadap ke arahku.

"Maafin aku ya.. aku emosi kemarin.. aku bener bener...." aku menghentikan kalimat Indra dengan menempelkan telunjukku ke bibirnya. Kemudian tersenyum.

"Iya Ndra..aku maafin."kataku.

Terlihat senyum diwajah Indra.
Dia segera memelukku erat.

"Maafin aku juga ya Ndra, tadi jutek sama kamu."kataku.

Dia hanya menganggukan kepala nya menjawabku.

"Eh kamu udah makan belum Nis?"tanya Indra seraya melepaskan pelukkannya.

"Belom..."

"Makan diluar yuk."ajaknya.

Aku pun mengiyakan ajakan Indra.
Beberapa hari ini memang kami jarang pergi bersama, paling hanya saat dia mengantar dan menjemputku saja ke kantor..

***

Kami tiba disebuah restorant yang cukup ramai, disana menjual menu iga bakar.
Saat berhenti diparkiran.., aku menatap aneh pada salah 1 orang yang hanya diam saja didepan restorant itu. Bajunya lusuh tatapan matanya kosong.
Bahkan saat Indra memanggilku pun aku tidak menanggapinya.

Lagi ngapain yah,pikirku.

"Nis. "Indra mengagetkanku.

"Eh iya..bentar"

"Kamu ngliatin apa sih Nis?"tanyanya mengikuti arah yang kutatap.

"Itu orang lagi ngapain yah? berdiri aja disitu... diem."sambil kutunjuk arah orang itu.

"Orang? mana sih? nggak ada ah Nis."kata Indra membuatku bingung.

"Itu loh Ndra.. Yang didepan itu.. lagi berdiri. Baju nya kumal banget"kataku meyakinkan Indra.

Lalu hujan turun... Indra segera menarikku masuk restorant.

Dia mengajakku duduk, tapi mataku masih menatap orang yang diluar tadi. Hujan turun cukup deras tapi orang itu sama sekali tidak bergerak sedikitpun.

Restorant menjadi ramai pengunjung.
Indra sedang membuka buku menu dihadapannya.
"Kamu pesen apa Nis?"tanya Indra.

Aku diam tak menjawabnya.
"Nisa.."kali ini Indra agak memanggilku keras.

"Hah.. apaan..."aku kaget.

"Pesen apa sayang?"tanyanya lagi.

Aku mulai berfikir, apa ini salah 1 restorant yang menggunakan sihir ya? agar banyak pengunjung yang datang. Tapi didalam restoran aku tidak menemukan 1 pun makhluk astral.

"Kita cari tempat lain.."ajakku ke Indra sambil menarik tangannya.

Pelayan restoran yang ada didekat kami bingung menatapku.

Aku menggunakan ojek payung yang disediakan didekat parkiran.
Mataku masih saja menatap sosok itu.
Itu bukan manekin & bukan manusia.

Memang ada beberapa tempat makan yang menggunakan jin penglaris, biasanya sangat ekstrim. Ada yang meneteskan liur ke dalam kuali tempat makannya, ada yang menggunakan kuah rendaman kaki manusia yang dijadikan tumbalnya. Dan masih banyak lagi. Walau ini tidak terlihat ekstrim tapi aku masih tidak mau makan ditempat yang seperti itu.

Akhirnya aku&  Indra makan bakso pinggir jalan yang sudah menjadi langganan kami.
Lebih aman.
=≠=======

Sudah beberapa minggu ini kak Yusuf semakin dekat dengan kak Rahma. Wanita yang kami kenal lewat mamahnya Indra.

Kak Rahma bekerja sebagai bidan disebuah puskesmas disudut kota.
Dia berpenampilan sederhana, anggun dan sopan.

Hari ini kami sekeluarga akan melamar kak Rahma ke rumahnya.

Dengan membawa 3 mobil kami menyusuri jalan di kota kami.
1 mobil diisi oleh Papah, Mamah, kak Adam, kak Shinta dan Aim lalu kak Yusuf.
Sedangkan mobil 1 nya Aku, Indra, mamah dan Papah Indra.
1 mobil terakhir diisi oleh penjaga papahnya Indra yang terdiri dari 5 orang yang berbadan kekar dan berwajah sangar tapi mereka ramah kepada keluarga ku.

30 menit kami sampai di rumah kak Rahma.
Rumahnya sederhana, kak rahma adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Ketiga kakaknya wanita semua dan sudah menikah.

Rumah kak Rahma sudah ramai oleh sanak saudaranya.
Setelah papah menyampaikan maksud kedatangan kami, acara pun dilanjutkan dengan menyematkan cincin pertunangan.

Alhasil pernikahanku dengan Indra harus dimundurkan lagi beberapa bulan. Karena lebih baik jika kak Yusuf yang menikah lebih dulu.

Indra sedikit kecewa tapi dia masih bisa berlapang dada menerimanya.

Ada seorang pria yang berumur 30 tahunan menatapku lekat lekat.
Aku sedikit risih ditatap begitu olehnya, sepertinya dia saudara kak Rahma.

Acara selesai pukul 21.00.
Kami undur diri akan pulang.

Di mobil Indra terlihat lebih pendiam dari biasanya.
Dia sangat fokus menyetir dengan pikirannya sendiri.
Ku genggam tangan Indra. Dia menatapku dan tersenyum.

"Kamu nggak apa apa?"tanyaku.

Dia hanya menggeleng.

"Sabar ya, Ndra.. Kita pasti menikah."kataku lagi.

"Iya Nis."dia membelai pipiku.

Sampailah kami di rumahku.
Keluarga Indra langsung pamit pulang karena memang hari sudah malam.

Setelah bersih bersih aku bermain laptop sebentar lalu ku putuskan tidur. Agar besok lebih segar saat di kantor.

***

Seperti biasa Indra menjemput ku diwaktu yang sama setiap hari nya.

"Udah sarapan?"tanyaku saat dia duduk di teras dengan papah.

"Udah kok Nis.."katanya

"Ya udah, yuk berangkat, Pah, Nisa berangkat ya." lalu aku menjabat tangan papah dan menciumnya.

Saat di mobil...

"Ndraaa..."panggilku.

"Iya, kenapa sayang?" kulihat raut wajahnya sudah lebih baik dari semalam.

"Pernikahan kita diundur nggak apa apa kan?" tanyaku mencoba melihat reaksinya.

Dia terdiam sesaat.
"Nggak apa apa kok, Nis. aku bisa nunggu.." katanya tegas.

Aku bernafas lega.
Tak lama kami sampai di kantorku.
Indra pamit pulang dan aku masuk ke kantor.
Dia memang sedang libur hari ini.

Di dalam lift tidak ada kejadian seperti sebelumnya. Aman..

Masuk ke ruangan ku, kulihat ada seseorang yang familiar duduk di meja kerja Anjar dulu.

"Lho.. kamu?" tanyaku sambil menunjuknya.
Dia pun mengernyitkan kening nya melihatku datang.
Seperti mengingat ingat di mana kami pernah bertemu.

"Yang semalem di rumah kak Rahma kan?" tanyaku menyadarkannya.

"Oh iya.. kamu adiknya Mas Yusuf ya?" tanyanya sumringah.

Kami pun berjabat tangan.

"Wah udah kenal aja, Nis?" kata Dimas yang baru masuk ruangan.

"Kenal sih enggak, cuma semalem ketemu di acara lamaran kakakku " terangku.

"Aku Dani.."bkatanya kemudian mengulurkan tangannya.

"Nisaa.." ku sambut sambil melebarkan senyum di bibirku.

Mia, Yuli, Fitra pun masuk ruangan bersamaan.
Mereka juga berkenalan dengan Dani. Dia yang akan menggantikan Anjar sekarang.

Kami kembali bekerja di meja kami masing masing.

Tiba tiba  Pak Dicki masuk ke ruangan kami lalu memberikan beberapa map kepada Yuli.

Kulihat ada anak kecil melingkar disalah 1 kakinya. Membuat jalan Pak Dicki terseret seret.

Aku sedikit melongok ke bawah melihat lebih jelas sosok anak kecil itu.
Dia menyeringai ke arahku lalu ke arah Dani.
Aku menoleh ke Dani, dia pun sedang melihat anak kecil itu.

Dani bisa melihatnya juga ternyata. Batinku.

Pak Dicki pergi dari ruangan kami dengan kaki masih diseret juga.
Apa ya yang sebenarnya terjadi?
Hm.. aku tidak mau ikut campur ah.

"Pak Dicki kenapa ya? kok jalannya gitu? habis keseleo?" Dimas menyeletuk di tengah keheningan kami yang sibuk dengan pekerjaan di hadapan kami.

Aku dan Dani hanya diam saja.

"Kemaren kan habis kecelakaan guys.. Anaknya mati" kata Mia berbisik.

"Ih.. udah ah.. jangan bahas itu," kata Yuli ketakutan.

Akhirnya istirahat juga. Aku sudah laper tingkat kecamatan nih.
Tadi sarapan pakai roti tawar aja soalnya.

"Nis, makan yuk." ajak Yuli..

"Ayuk" kututup map yang tadi ku tatap. Lebih baik ku lanjut nanti sajalah, pikirku.

"Ikut," teriak Mia manja.
Aku gandeng Mia dan Yuli, kami jalan bertiga ke kantin.

Kami makan di kantin kantor saja yang letaknya dekat dengan mushola, karena setengah jam lagi akan ada rapat.

Aku memesan bakso sama dengan Yuli, Mia memesan capcay.
Kantin agak sepi sekarang, hanya terlihat beberapa orang saja yang sedang makan.

"Anjar gimana kabar?" tanyaku ke mereka sambil mengaduk bakso yang ku campur kecap dan sambal.

Mereka yang hendak menyuap makanan ke mulut terhenti lalu menatapku heran.

"Ngapain kamu nanyain orang sableng itu Nis?"yuli terlihat ketus.

"Kabarnya dia sekarang keluar kota Nis. Udah kerja juga sih" lain dengan Mia yang terlihat sedih Anjar pergi.

"Ih Mia.. kamu tuh masih deket deket dia??" tanya Yuli heran.

"Kenapa? nggak boleh?" tanya Mia tak kalah sinisnya.

"Heh!! Kalian malah ribut!" aku jadi ikut sebel melihatnya.

Namanya cinta memang buta ya. Walau yang dicintai berbuat jahat masih aja dibela.
Cinta oh cinta.

"Udah ah bahas lainnya aja," kata Yuli sambil memakan bakso dihadapannya. Malas sepertinya membahas Anjar lagi.

"Eh.. anak baru lumayan juga ya," kata Mia sedikit berbisik.

Kali ini aku dan Yuli menatapnya sebal. Ini anak cowok mulu yang dipikirannya. Perasaan baru aja dia keliatan suka sama Anjar, eh sekarang dia malah tertarik sama orang lain lagi.

Laki laki yang baru disebut itu malah duduk di sampingku membawa nampan yang berisi makanan, lalu disusul Dimas dan Fitra.

"Eh.. nggak di ruangan nggak di kantin.. ketemu nya orang orang ini mulu yah.." kata Yuli sedikit terkekeh.

"Kan kompak kita Yul" kataku.

"Dani,, udah punya pacar belum."tanya Mia.

Kami serempak menatap mia heran.
"Kumat" gerutu Fitra.

Astaga Miaaa... Hatimu sebenarnya milik siapa sih. Sana sini oke..

Dani hanya tersenyum menanggapi Mia.
"Mii.. Baru aja kamu bahas Anjar, eh mau PDKT sama Dani juga? gila yah..." Yuli makin kesal melihat tingkah Mia.

"Lagian kan Anjar nggak ada hati ke aku.. dia sukanya sama Nisa doang. Jadi ngapain aku mikirin dia terus.."kata Mia melirik ke Dani.

"Husss.. lagi makan tuh diem.. jangan ngomong terus!!" kataku sebal namaku ikut disebut sebut.

Dani menatapku sambil tersenyum. Dia ini irit ngomong juga kali yaah.

Saat asik makan, aku sedikit menghentikan makan ku karena kulihat ada rambut panjang tergerai di rengah meja kami.
Aku menatapnya hingga ke atas , terlihat seorang wanita sedang tergantung dengan posisi terbalik. Badannya kotor penuh dengan tanah dan darah.
Aku mual.
Spontan aku menutup mulutku menahan muntah.
Keringat dinginku keluar lagi.
Aku menutup hidungku dengan ujung hijabku.

Dani juga melihat sosok itu lalu membacakan beberapa doa karena aku mendengar dia bergumam lirih.

"Bau apa sih, ya? nggak enak banget,"kata  Dimas yang menyadarinya.

"Kamu juga nyium kan Nis?"kata Fitra.

Aku hanya mengangguk dan memalingkan wajahku dari sosok itu.
Tak lama bau ini menghilang dan kulirik di atas meja makhluk itu juga sudah pergi.

Aku tidak jadi melanjutkan makanku. Karena sudah ilfeel pake banget deh.

"Kamu kentut kali Fit!"kata Mia.

"Enak aja! kentut ku wangi tau!!"kata Fitra membela diri.

"Lho Nis, makannya nggak dihabisin"tanya Yuli.

"Kenyang aku.."kataku masih memegang perutku.

Bukan kenyang sebenarnya, mual lebih tepatnya. Untung saja makanan yang sudah kutelan tidak keluar lagi.

***

Selesai makan kami bersama sama naik ke lantai 3 dengan menggunakan lift.
Saat Fitra menekan tombol lift, lift terbuka,.namun bukan itu yang membuat aneh tapi ada sosok wanita memakai baju celaning service yang sudah kumal.

Aku dan Dani saling tatap.
Teman temanku sudah masuk ke lift.
Duh.. kenapa lagi ini. Aku kira sudah berakhir penderitaanku menghadapi makhluk astral dikantor ini. Kenapa muncul lagi, malah lebih banyak.

"Ayo Nis..nggak apa apa"ajak Dani menarikku masuk lift.

Aku mepet mepet ke Dimas yang berdiri dipojok yang jauh dari sosok itu.

"Ngapain sih Nis.. di sana aja luas kok. Malah mepet mepet aku.. Eh jangan jangan..."  Dimas memandang ke sudut dimana sosok itu berdiri.

"Iiiihhhh" teriak teman temen yang lain, lalu mepet juga ke Dimas karena tau kenapa aku menghindari sudut itu.

"Kalian kenapa sih?"tanya Dani heran.

"Pasti ada setan nih Dan.."kata Fitra agak takut.

"Nggak ada ih.. jangan disitu semua lah.. nanti lift ya miring lho"
Kata kata Dani membuat beberapa temanku geser ke arahnya.
Ini pada mau mau nya dibegoin Dani.
Mana bisa lift miring.. emangnya ini balon udara apa?

Aku sedikit tertawa kecil mendengarnya.

Aku agak lega, di kantor ini ada yang sama sepertiku. Setidaknya ada yang bisa kuajak diskusi jika aku bingung dan takut menghadapi 'mereka'.

Dani kulihat juga baik.
simounlebon
coeloet
theorganic.f702
theorganic.f702 dan 4 lainnya memberi reputasi
5