Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.6K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#147
22. Davin
Aku bangun lebih pagi dari biasanya.
Indra masih terlelap. Aku yakin dia sangat lelah. Setelah mandi dan salat subuh, aku menuju dapur.
Kubuatkan coklat hangat untuk Indra dan sarapan sekalian.

Mamah yg baru keluar kamar kaget melihatku sudah ada di dapur.
"Pagi banget, Nis??"tanya mamah dengan wajah keheranan.

"Iya, daripada kesiangan lagi kayak kemaren, mah,"kataku santai.
Mamah hanya senyum.

Aku lalu ke kamar membawakan coklat hangat untuk Indra.

Dia masih terlelap. Tidak tega untuk membangunkan, tapi dia berangkat dinas pagi .

Aku duduk di pinggir ranjang, ku belai pipinya pelan.
"Ndra... Indra.. bangun, sayang.."
Dia masih diam saja.

Ku dekatkan wajahku ke wajahnya, ku kecup keningnya lalu pipinya.
"Bangun suamiku,"bisikku.

Dia membuka matanya setengah, sedikit menoleh ke arahku.
"Haaiii.. Kamu udah bangun, sayang?"tanyanya sambil menggeliat di atas ranjang.

"Udah.. Kamu berangkat pagi kan?ni aku udah bikinin coklat anget,"kataku lalu menyodorkan cangkir itu ke Indra.

"Waah... Makasih sayang." dia menerima cangkir itu,lalu duduk dan menyeruputnya sedikit demi sedikit.

Diliriknya jam yg ada di sampingnya...sedikit membuatnya mengernyitkan kening.
"Kamu bangun jam berapa?"tanyanya.

"Udah dari tadi.. Aku juga udah bikin sarapan tuh," kataku sambil beranjak ke almari menyiapkan baju yg akan dipakai indra nanti.

Dia tersenyum di letakannya cangkir itu di meja,dia berjalan menghampiriku lalu memelukku dari belakang dengan mesra.
"Hmmm...."gumamnya sambil menyenderkan kepalanya di bahuku.

"Kenapa? Buruan mandi!" kataku.

"Aku sayang kamu, Nis," ucapnya berbisik di telingaku.

Seeeeerr.
Hatiku masih saja berdesir jika mendengar kalimat itu terucap dari mulut Indra.

"Aku juga sayang kamu Indra,"sahutku sambil kubelai kepalanya lembut.
Aku berbalik badan menghadapnya.

"Oh iya,aku udh bikinin kamu bekal.Nanti dibawa ya, kamu kan suka lupa makan siang kalo udh sibuk di kantor,"kataku.

Indra malah menatapku dalam, tangan kirinya ada di pinggangku, sedangkan tangan kanannya menaikkan daguku.
Dia mencium bibirku lembut. Kusambut ciumannya.

Krrriiinnggg!!

Adegan romantis di pagi hari terhenti karena bunyi ponsel milik Imdra.

"Huft..ngganggu aja!"gerutunya kemudian dia meraih ponselnya dan berbicara dengan seseorang dengan muka serius.Aku hanya senyum melihat tingkahnya.

"Oke,, tunggu saya..jangan gegabah!"
Itu kalimat terakhir Indra sebelum menutup telfonnya.

"Ada apa?"tanyaku penasaran.

"Biasa sayang. Kita mau ada penggerebegan lagi. Kemaren gagal.orangnya kabur,"katanya yg duduk di ranjang dgn wajah sedikit putus asa.

Kudekati dia lalu duduk di sampingnya.
"Semangat ya, Ndra.. Aku yakin kamu pasti bisa," kataku lalu mencium pipinya.

"Pasti." dia tersenyum sambil membelai pipiku lalu segera masuk ke kamar mandi.

Aku merasa kali ini musuh Indra sedikit berat. Tidak seperti biasanya
Akhir akhir ini Indra banyak diam dan melamun. seperti ada beban berat yg dia pikul.

Siapa sebenarnya yg dia dan anggotanya kejar kali ini?

Kami sarapan bersama.
"Nih, pagi ini sarapan khusus bikinan Nisa," kata mamah.

"Waaah..tumben kamu bangun pagi, Nis," ledek kak Aadam.

"Biasanya juga pagi kok," rengekku.

"Tapi lebih pagi Indra bangunnya,iya, kan? Ada angin apa nih."masih saja kak Adam meledekku. kak Shinta memukul lengan kak Adam dan mengisyaratkan untuk menghentikan ledekan nya.

Indra dan yg lain hanya senyum,di usapnya kepalaku pelan oleh Indra.
selesai sarapan aku dan Indra berangkat bersama.

"Oh iya sayang.. Eum,kamu nyetir sendiri bisa gak?"tanyanya tiba-tiba saat kami dalam perjalanan ke kantor

"Kenapa?"

"Aku takut aku baliknya kemaleman,nanti kamu gak ada yg jemput..kamu anter aku aja ke kantor ya.trus kamu bawa mobil sendiri. Gimana?"tanyanya.

Aku diam beberapa saat.aku sudah bertahun tahun tidak menyetir.sebenarnya trauma mengendarai mobil sendirian sudah hilang,mungkin aku hanya terlalu nyaman dengan Indra,yg selalu mengantar jemputku selama ini.

"Gimana?kalo kamu gak bisa. ya udah gak papa..biar nanti...." kata-kata Indra kupotong.

"Bisa kok. "Sahutku.

Dia melirikku."yakin?"tanyanya sekali lagi.

"Iya,yakin..aku anter kamu dulu ke kantor. Nanti aku berangkat kantorku naik mobil sendiri aja"kataku dengan yakin,aku tidak ingin membuat Indra khawatir.

Kali ini malah Indra diam sesaat.
Tau-tau malah kami sudah masuk ke pelataran parkiran kantor Indra.
Baru kali ini aku masuk ke sini dengan Indra.

"Masuk dulu bentar gak papa?"tanyanya, aku mengangguk.

Indra menggandengku masuk ke dalam kantornya. Sampai di dalam kulihat beberapa rekan Indra sudah beraktifitas, dan terlihat sibuk sekali. Ada yg menelfon dengan tergesa-gesa, ada yg terpaku menatap layar komputer di depannya, ada yg berdiskusi serius.
Saat Indra dan aku masuk,semua berdiri, dan memberikan hormat. Indra hanya mengangguk.

Deeeeg!!

Sialll.. Pagi-pagi malah lihat beginian.
Indra terlihat berbicara dengan salah 1 rekannya sambil sesekali mereka memandangku.
Aku masih terpaku pada sosok yg ada di belakang rekan Indra yg sedang diskusi dengan rekannya yg lain. aku berjalan agak mendekat. Sosok itu menatap pria di depannya dengan wajah sedih.
Aku terperangah saat melihat name tag rekan Indra dan name tage sosok itu.
Sama!!
'Alvin Mahendra'

Mereka juga memakai seragam yg sama. apa mereka kembar ya?
Tapi wajah mereka tidak sama.

Alvin Mahendra yg sedang diskusi dengan rekannya menyadari kehadiranku, dia berdiri, lalu menunduk seperti memberi hormat.
Lalu mengucapkan "bu Indra, Selamat pagi." diikuti beberapa rekannya yg lain

Tiba-tiba Indra menepuk bahuku.
"Sayang..kenapa?" Lalu sosok itu hilang.
Aku masih diam bengong.
"Heii..Nisaa..kamu kenapa?"tanya Indra lalu berdiri di hadapanku.

"Eng..enggak..enggak papa.."kataku mencoba bersikap wajar. Tapi Indra bukan anak kecil yg bisa kubohongi dengan mudah.

"Kamu nanti dianter rekan ku aja ya.aku gak tega biarin kamu nyetir sendirian.."kata Indra.

Aku mengangguk sambil tersenyum.
"Vin!! Kamu anter istri saya ya.." perintah Indra ke pria di depan kami, Alvin !!

"Eh... Jangan.. Eum,maksudnya..bisa sama yg lain aja gak?hehe"kataku bingung, bahasaku kacau karena gugup.

Indra menangkap kegelisahanku.lalu menatap Alvin.
"Kenapa?"tanya Indra.

Beberapa rekannya menatapku dengan penuh tanda tanya. Begitupula dengan Alvin. Karena dia merasa tidak punya masalah denganku, dan bahkan baru pertama kali bertemu. Tapi sikapku seperti aneh kepadanya.

Aku menarik Indra sedikit menjauh.

"Kenapa sayang?"tanya Indra setelah kami sudah tidak di dalam ruangannya lagi.

"Jangan sama Alvin ya. Please,"kataku memelas.

"Kenapa sama Alvin?"dia mengerutkan kening.

"Tadi... Di deketnya ada sosok,"kataku pelan.

"Sosok?hantu??"tanya Indra menegaskan.

"Iya.. Tapi, anehnya dia pakai seragam yg sama kayak Alvin, bahkan namanya juga sama kaya Alvin. Apa mereka kembar?"tanyaku lagi.

"Hm... Aku gak paham. Nanti coba aku cari tau. Ya udah, kamu berangkat sama yg lain aja, Rudi!!"panggil Indra ke anak buahnya yg baru datang.

"Siap, Ndan!!"

"Anter istri saya ke kantornya pakai mobil saya!!"kata Indra tegas.

"Siap, Ndan!!"katanya.
Lalu meraih kunci mobil dari Indra dan berjalan ke mobil.

Indra mengantarku sampai depan mobil,dia membukakan pintu penumpang belakang.
"Kamu hati-hati ya,kalau udah sampai kabarin aku,"kata Indra lalu mengecup keningku.

"Rud!! Titip istriku,hati-hati nyetirnya!!"

"Baik, Ndan!!"

Rudi menyetir dengan pelan. Sesuai perintah Indra.
"Kantor nya di mana bu?"tanya Rudi.

"Jalan merdeka timur,"ucapku.

"Baik.."lalu dia menjalankan mobilnya lagi.

"Eum.. Rudi.. Alvin itu punya kembaran ya?"tanyaku tiba-tiba.
Entah kenapa aku penasaran sekali.
Rudi agak kaget lalu menatapku dari kaca depan.

"Kembaran? setau saya tidak bu. Tapi dia memang punya kakak. Hanya saja... sudah menghilang 2 tahun lalu,"terangnya.

"Menghilang kenapa?"

"Eum.. Karena.. Penculikan."kata Rudi tergagap.

"Hah??penculikan?"aku tersentak kaget.

Menurut penuturan Rudi, dua tahun lalu Alvin diculik oleh beberapa oknum,mereka musuh Alvin yg memiliki dendam kepada Alvin karena pekerjaan Alvin yg selalu bersentuhan dengan penjahat baik kelas teri maupun kelas kakap,seperti Indra.
Alvin berhasil membunuh adik dari penjahat itu,dan kakaknya dendam,lalu menculik Alvin. Lalu kakak Alvin yg bernama Davin yg profesinya sebagai tentara, mencari Alvin dengan caranya sendiri.
Singkat cerita, Davin berhasil menemukan Alvin, walau dengan perkelahian sengit. Tapi saat Alvin disuruh keluar oleh Davin. Para penjahat itu berhasil membawa Davin pergi, dan sampai sekarang tidak ada kabarnya.
Semua orang mengira Davin masih diculik sampai sekarang.
Tapi aku tau kalo Davin sudah meninggal. Hanya aku tidak tau cara mengatakan ke Alvin. Lagipula tidak ada bukti apa pun.

"Kenapa bu Indra bertanya soal Alvin? Ibu kenal dengan Alvin?"tanya Rudi tiba-tiba.

"Eh, eum, nggak sih. Cuma wajahnya terasa tidak asing,"kataku asal.

Rudi menatapku aneh.
Dia hanya diam sambil sesekali melihatku dari kaca depan.

Sampai kantor. Aku segera turun.
"Makasih ya, Rud. Titip suamiku,"kataku.

"Baik bu,"

Aku segera berjalan masuk ke kantor dan berpapasan dengan Mia.
Sementara Rudi sudah pergi meninggalkan kantorku dan kembali ke kantor nya.

Selama di kantor tidak ada hal yg menarik, hanya kerja seperti biasanya. Dari berita yg kudengar, Mia makin akrab dengan Anjar. Syukurlah kalau begitu.

Krriiing

"Iya, sayang,"ucapku saat mengangkat telfon.

"Nis, kamu nanti dijemput Rudi lagi ya, langsung ke kantorku dulu, nanti kita pulang bareng. Aku masih ada briefing bentar,"kata Indra

"Oke sayang. Ini aku udah siap-siap mau balik. Rudi udah berangkat?"tanyaku.

"Udah, lima menit yg lalu. Kamu nunggu di depan aja. Paling bentar lagi nyampe dia."

Setelah teleponan dengan Indra. Jam kerja pun habis. Aku bersiap pulang. Dengan bergandengan tangan dengan Mia.
Yuli dijemput tunangannya lebih dulu tadi.

Sampai di lobi, sudah ada Anjar.
"Cie ... makin lengket nih,"kataku meledek Mia.
Dia senyum dengan wajah memerah.

"Hai ... Udah balik?"tanya Anjar ke Mia.

"Udah...yuk.."ajak Mia.

"Hai, Nis. Indra belum jemput?"tanya Anjar basa basi.

"Bentar lagi," jawabku santai.

"Ya udah,kita duluan ya.." Mia pamit sambil melingkarkan tangannya ke Anjar.

"Oke." kulambaikan tangan ke mereka.

Tak lama, Rudi datang, lalu aku berjalan ke arah nya. Dia membukakan pintu penumpang belakang.
"Silahkan bu,"katanya sopan.

"Makasih." lalu aku masuk mobil.

"Pak Indra masih briefing. Mungkin 30 menit lagi baru selesai,"kata Rudi.

"Oh nggak apa-apa kok. Oh iya, sebenarnya siapa yg sedang kalian kejar? Akhir-akhir ini Indra keliatan murung. Tidak seperti biasanya,"kataku.

"Eum, kami mengejar teroris yg dulu pernah menyekap pak Indra di Kalimantan bu," kata Rudi agak ragu-ragu.

"Hah? Terus bagaimana? sudah terrangkap?"tanyaku antusias.

"Belum bu.. Pak Indra khawatir, teroris itu akan melakukan aksi balas dendam kepada kami. Jadi kami bergerak dulu sebelum mereka. Hanya saja sangat sulit untuk menangkap mereka." Rudi terlihat serius sekali.

"Hmm..semoga cepat ketemu ya."ucapku.

Entah kenapa perasaanku menjadi tidak enak,aku sedikit was-was dan khawatir mendengar hal ini.

Sampai kami di kantor Indra.

Aku memutuskan duduk didepan kantornya. Tidak enak jika masuk, karena sedang ada briefing didalam.
Indra sudah melihatku datang ,lalu melemparkan senyum smbil masih memimpin rapat sore ini.

Alvin berjalan keluar ruangan dengan membawa beberapa lembar kertas, Davin juga terus mengekor di belakangnya.

"Davin!!"panggilku.

Alvin berhenti lalu menoleh ke arahku dengan dahi berkerut.

"Maaf bu, Ibu tadi memanggil saya apa?"tanya Alvin.

"Saya tidak memanggil kamu. Tapi Davin,yg ada di belakang mu,"kataku datar.

Dia tersentak kaget, dia menoleh ke arah belakang yg kutunjuk lalu perlahan berjalan mendekatiku. Dia duduk di sampingku dengan wajah yang entah bagaimana aku menjelaskannya.

"Ibu kenal Davin?"tanyanya.

"Tidak! Saya tidak mengenalnya. Saya hanya kasihan melihat kalian berdua. Kamu dan Davin."sambil kutunjuk Alvin lalu berganti ke Davin yg ada disampingnya.

"Maksud ibu?"tanya Alvin yg belum paham.

"Boleh saya pinjam tangan kamu sebentar?" tanyaku.

"Eh,bu..maaf,saya tidak bisa. Saya tidak enak dengan pak Indra. Bisa-bisa saya dihajar habis-habisan jika menyentuh tangan Ibuu," katanya sambil menatap Indra didalam dengan wajah ketakutan.

Emang Indra se-galak itu apa? pikirku.

karena dilapisi kaca, kami bisa melihat ke dalam dan Indra yg di dalam bisa melihat kami.
Indra mengakhiri rapat, lalu berjalan keluar.

"Nis, ada apa?" tanyanya.

"Sayang, aku minta ijin boleh?"

"Ijin? Buat apa?"tanya Indra heran.

"Aku pengen lihat masa lalu Alvin dan Davin," kataku.

Indra diam sesaat lalu menatap Alvin yg wajahnya sudah memelas. Aku yakin Alvin berharap Indra mengijinkan, sehingga dia bisa tau kabar kakaknya.

Indra tau aku harus menyentuh tangan Alvin untuk dapat melihat semuanya.
"Baiklah,"kata Indra akhirnya.

Aku menatap Indra sejenak.
"Sayang, jamu jangan sentuh aku ya. Aku gak mau Davin pergi,"kataku.

Alvin makin pucat saat aku mengatakan itu.
Indra mengangguk lalu agak menjauh dariku. Dia mengambil kursi dari dalam lalu duduk sekitar 3 meter menjauh dari kami.

Beberapa rekan Indra yg lain juga ikut duduk di samping Indra, hanya saja mereka memilih duduk di bawah. mereka sepertinya juga penasaran terhadap apa yg akan aku lakukan.

"Siap, Vin?"tanyaku sekali lagi.
Dia mengangguk pelan. Matanya sudah berkaca-kaca. Aku yakin, dia sudah punya sedikit gambaran tentang keadaan Davin.

Aku menatap Davin yg ada di samping Alvin ,dia mengangguk paham. Davin memegang tangan kanan Alvin.

Aku meraih tangan kanan Alvin juga.
Kupejamkan mata.
Muncul gambaran kejadian dua tahun lalu, walau hitam putih aku masih melihat dgn jelas saat Alvin diculik sekelompok orang dan disekap di sebuah gudang tua. Davin dengan sigap mencarinya dan berhasil menemukan Alvin.
Davin menyelamatkan Alvin seorang diri. Saat penjahat lengah, Davin memapah Alvin keluar dari gudang itu.

Alvin yg tidak sadarkan diri dibaringkan di rerumputan agak jauh dari gudang dan menutupi tubuh Alvin dgn beberapa papan kayu agar Alvin tidak di ketemukan.
Davin kembali masuk ke gudang setelah sebelumnya memakai seragam yg Alvin pakai saat itu, kemudian Davin meledakan gudang itu dengan beberapa granat milik para penjahat itu. Agar mereka tidak kembali menyakiti Alvin.

Dduuuarrr!!

Gudang meledak, membakar semua yg di dalamnya. Bahkan Davin juga. Beberapa penjahat berhasil kabur. Alvin yg tidak sadarkan diri, sedikit melihat beberapa penjahat itu kabur tapi dia tidak bisa apa-apa. Badannya yg penuh luka membuatnya lemah tidak berdaya. Itulah kenapa Alvin menganggap Davin diculik mereka selama ini.

'Apapun akan saya lakukan untuk adik saya Alvin,sudah kewajiban seorang kakak menjaga dan melindungi adiknya.'
Itu kata-kata terakhir Davin.

"Hhaaah!" nafasku tersengal.
Ada sakit yg amat sangat kurasakan didadaku.
Air mataku tumpah ruah menyaksikan apa yg telah terjadi pada Alvin. dan Dvin.
Demi sang adik, sang kakak rela mempertaruhkan hidupnya.
Rela mati demi adik yg dia sayangi.

Indra berlari mendekat.
"Sayang, kenapa? apa yang kamu lihat?"tanya Indra cemas.

Aku memeluknya sambil menangis.
Sosok Davin menghilang karena Indra memelukku.
"Bu, Bagaimana? Davin gimana, bu?"tanya Alvin cemas.

"Sssttt!" Indra mengisyaratkan Alvin untuk diam dulu.

Setelah beberapa saat, tangis ku reda.
"Rud!! Ambilkan minum," kata aindra.

"Baik, Ndan!!"
Rudi masuk kedalam lalu kembali dengan segelas air putih.

"Minum dulu, Nis,"kata Indra.
Aku minum beberapa teguk, lalu menyerahkan gelas itu ke Rudi.

Kuhapus sisa air mataku. Indra menatapku khawatir.
"Aku gak papa,"ucapku ke Indra.

"Alvin, Saya harap, kamu siap mendengar ini," kataku mengawali pembicaraan.

Alvin mengangguk pelan. Beberapa rekan Alvin dan Indra makin serius melihat ku.

"Davin, sudah meninggal saat penculikan itu."kalimatku berhenti. Aku berusaha menahan tangis ku yg akan pecah. Tidak tega rasanya menyampaikan kabar duka seperti ini.

Alvin sudah meneteskan air mata namun masih menunggu kalimatku selanjutnya.
Rudi di samping Alvin mengelus punggung Alvin.

Kuceritakan semua yg kulihat pada Alvin.
'Apapun akan saya lakukan untuk adik saya Alvin, sudah kewajiban seorang kakak menjaga dan melindungi adiknya.'"itu adalah kalimat terakhir Davin," ucapku lalu berderailah air mataku sama seperti Alvin.

Dia menangis histeris mendengar ku.
Bahkan dia hampir melukai dirinya sendiri, Rudi yg kewalahan meminta tolong rekan yg lain untuk memegangi Alvin.

Indra mendekat lalu menampar Alvin.
Plaaakk!!

"Alvin!! Saya tau kamu sedih, saya tau kamu kehilangan. Tapi bukan seperti ini caranya! Davin memberikan hidupnya untuk kamu! Jadi sekarang kamu harus hidup demi Davin! Hidup lebih baik lagi, agar davin bangga melihat kamu," kata Indra menasehati Alvin.

Alvin lemas hingga terduduk di lantai.
"Bro, udah broo. Kasian Davin, bro. Bukan ini yg dia harapkan. Pasti dia sedih ngeliat lo kayak gini! Jangan bikin dia menyesali pengorbanannya sendiri !!"nasehat Rudi.

Baru kutahu kalau Rudi dan Alvin bersahabat sejak sekolah.

Perlahan Alvin mulai membaik, tangisnya mulai reda.
Dia menghampiriku dengan sempoyongan.
"Apa Davin ada di sini, bu?"tanyanya padaku.

Aku mengangguk dan menatap ke parkiran di sebelah sebuah mobil sedan berwarna hitam. Davin sedang berdiri di sana menatap Alvin sedih.

"Di mana bu?" tanyanya antusias.
Aku hanya menatap ke sosok davin di sana.
Alvin paham,lalu berjalan ke dekat mobil itu,sepertinya itu mobil Alvin.
Dia terlihat berbicara sendiri jika orang lain melihatnya, tapi yg kulihat mereka, Alvin dan Davin terlihat ngobrol diiringi tangis keduanya.
Davin menatapku sambil menganggukkan kepala dan tersenyum, lalu dia memudar seperti menguap ke langit.

Alvin terduduk di samping mobilnya,lalu dipapah Rudi dan beberapa temannya.
Saat melewati ku dia berhenti.
"Terima kasih bu, saya jadi lega tau kondisi davin.saya akan mengiriminya doa agar dia tenang di sana," ucapnya lalu masuk ke ruangan bersama rekannya yg lain.

Indra menggandengku masuk ke mobil.
"Udah? kamu nggak apa apa kan?" tanya indra sambil menatapku dalam.

Aku mengangguk lalu Indra menjalankan mobilnya, kami pulang ke rumah.
johny251976
coeloet
theorganic.f702
theorganic.f702 dan 3 lainnya memberi reputasi
4