Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.7K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#225
49.ujian
Lusa kami akan menjalani ujian.
Tak terasa sudah hampir 3 tahun, kami bersekolah di sini.
Banyak suka duka yg kami lalui di sini. Bertemu teman teman baru yg kini bahkan sudah seperti saudara sendiri.

Sabtu ini, sekolah pulang awal.
Tapi siswa kelas 3 masih ada di sekolah untuk melakukan doa bersama. Semua berkumpul di aula sekolah dan duduk dengan tenang dan rapi di sana. Sosok yg biasa kulihat di sini, tidak lagi nampak.
Sedikit lega rasanya. Aula ini memang tempat yg paling tidak ingin kudatangi karena keberadaan sosok mengerikan itu.

Namun hari ini, dia tidak juga terlihat. Kulihat ada seorang bapak bapak berpakaian putih menggunakan peci putih duduk bersama bapak kepala sekolah.
Pasti beliau adalah seorang ustadz yg akan memimpin doa pada hari ini.

Kami duduk berkelompok sesuai dengan kelas masing masing.
Ada rasa getir di hatiku, karena kepergian Viktor kemarin.
Sebelumnya kami sudah sering ngobrol tentang rencana kuliah bersama sama.

Kami akan mendaftar di universitas yg sama jika lulus nanti, dan juga fakultas yg sama. Belajar bersamanya membuatku lebih mudah mengerti pelajaran yg sulit bagiku. Dia banyak sekali membantuku selama ini. Dia juga selalu sabar mengajariku.

Acara doa bersama pun di mulai, kami menundukkan kepala dan berdoa dipandu ustadz Fakih.

Aku sampai meneteskan air mata saat ini. Flashback ke belakang, dan mengingat kembali semua kenangan ku selama 3 tahun bersekolah di sini.

'Vik, sayang banget, kamu gak di sini sekarang, ' batinku.

Semilir angin menerpa wajahku, anginnya tidak seperti biasa. Dan saat aku menoleh ke sampingku.

Deg!!

Viktor duduk di sampingku dan tersenyum padaku.
Tangis ku makin pecah.
Dia meletakkan telunjuk di depan mulutnya sambil menggeleng padaku.
Dia menyuruhku agar tidak menangis. Namun hal itu justru membuatku hatiku makin sesak.
Tangis ku makin kencang dan isakan tangis ku membuat beberapa teman teman menoleh padaku dan menatapku heran.

Tak lama tercium bau melati yg cukup menyengat.

"Aahh... Pergi!!! Pergi!!" teriak Binza yg duduk di seberang kami. Sambil menutup wajahnya karena ketakutan.

Semua akhirnya fokus ke Vinza yg histeris tak terkendali.
Dia seperti melihat sesuatu yg menyeramkan dan sangat ketakutan sekarang.

Aku menoleh ke viktor yg masih di sampingku.
Viktor menatap tajam Vinza.

"Vik..." panggilku.
Dia menoleh padaku. Aku menggeleng padanya agar dia berhenti menampakan diri ke Vinza.
Sehingga Vinza histeris seperti itu.
Viktor tersenyum padaku lalu menghilang.

Ustadz mendekati Vinza dan terlihat membacakan doa doa.
Lalu tak lama menoleh ke arah Viktor duduk tadi.

Kali ini Bagus ikut berteriak histeris sama seperti Vinza.
Dan, beberapa teman perempuan juga banyak yg berteriak histeris.

Keadaan makin kacau saat ini.
Beberapa memilih keluar dari aula, sebagian lagi malah menjadikan ini tontonan gratis.

Ustadz mencoba menangani siswa yg kesurupan.
Aku melirik kak Arden, kak Arden mengangguk padaku.
Kami juga ikut membantu.

Saat dekat dengan Vinza, dia melihatku dengan ketakutan.
Bahkan dia sampai bersembunyi dibalik tubuh teman nya. Padahal dia sudah disadarkan oleh ustad barusan.

Kurasakan bulu kudukku berdiri, saat aku menoleh, ternyata Viktor ada di sampingku dan menatap Vinza tajam.

'Viktor.. Udah. Berhenti. Kasian dia' batinku.

Viktor menoleh padaku lalu menunduk, 'dia terlalu jahat, Tha.'

Aku terdiam ,'kamu gak boleh dendam. Kamu bukan orang seperti itu.'

Ustadz mendekat, lalu menatapku dan Viktor bergantian.
Beliau menyentuh kening Vinza sambil menggumam doa.

"Katakan yg ingin kamu katakan," pinta ustadz.

Vinza menangis, baru kali ini aku melihat dia seperti ini. Sikap arogan nya hilang seketika.
"Viktor, maafin aku.. Aku udah sering banget jahatin kamu.."
Katanya sambil terisak.

Ternyata Vinza memang sudah terlalu sering menyakiti Viktor selama ini.dari merusak sepeda Viktor, mengunci Viktor di gudang dan masih banyak keisengan yg sudah dia lakukan selama ini.

Viktor terdiam dan menatap Vinza iba. Kemudian dia tersenyum,' aku maafkan.'

Dia lalu menghilang lagi.
Ustadz tersenyum dan mengangguk padaku.

"Tha...!!!!" teriak kak Arden sambil memegangi Doni yg ikutan kesurupan.

Waduh, kok malah jadi ke mana mana ini ya.

Aku mendekat ke kak Arden lalu membantu kak Arden dan Radit memegangi Doni. Kiki terus saja menangis.
Kuedarkan pandanganku ke sekeliling, ternyata aula mulai ramai dengan kehadiran makhluk astral. Bahkan sepertinya semua berkumpul di sini.

Dan korban kesurupan pun, makin meningkat.
Aku dan kak Arden saling tatap.
Ku tundukkan kepala dan memanggil arkana.
Namun, yg datang justru Eyang.

Eyang hanya berputar putar di sekitar aula, dan tak lama semua kembali tenang terkendali.

Doa bersama akhirnya di hentikan, dan kami di ijinkan pulang ke rumah masing masing untuk mempersiapkan ujian lusa nanti.

======

Kami pulang ke rumah diantar Radit. Sekarang kak Arden memang jarang membawa kendaraan sendiri, karena kami sudah terbiasa bersama Radit saat berangkat maupun pulang sekolah.

Sampai di halaman rumah, kulihat ada mbak Alya di taman sedang ngobrol dengan bunda sambil memetik bunga mawar yg ditanam bunda.

"Lho, mbak Al, udah lama?" sapaku.

"Baru aja kok, Tha. Pulang kuliah mampir sini."

Aku langsung memeluknya dan salim ke bunda.
"Makan dulu sana. Radit ajak sekalian," suruh bunda.

"Oke, bos. " aku menoleh ke Radit," yuk.. Makan sekalian" sambil kutarik dia masuk ke dalam.

"Masuk duluan, bunda. Maaf ini anaknya agak posesif hari ini. Gak tau kesambet setan mana.." gurau Radit ke bunda.

Mereka hanya tersenyum melihat kami, lalu kucubit Radit yg iseng.
Kak Arden ngobrol dengan mbak Alya dan bunda di taman.

"Aku ganti baju dulu ya." pamitku ke Radit.

"Iya, sayang."

Kutinggalkan Radit di ruang tengah lalu aku masuk ke kamar.

Kami makan bersama di ruang makan, mbak Alya memang sering mampir ke rumah jika pulang kuliah cepat.
Karena memang rumah kami dekat dengan kampus mbak Alya. Dan biasanya, kak Arden yg mengantar mbak Alya pulang ke rumah.

========

Malam ini aku duduk di teras berdua saja dengan kak Arden ,sambil menikmati secangkir coklat hangat.
Kami ngobrol ringan saja malam ini.membahas soal Radit, mbak Alya, sekolah, ujian dan rencana kami masuk ke universitas yg sama dengan mbak Alya.

Hingga aku melihat sesuatu yg aneh di langit.
"Kak... Itu apa? Api?" tunjukku ke langit di atas rumah Bu Kori.

Kak Arden memincingkan matanya dan menatap lekat lekat yg kutunjuk.

"Iya, dek. Api. Apa ya itu?"

"Kayanya ada yg gak beres deh ,kak.. Aku panggil bunda ya." lalu aku masuk ke dalam rumah dan mengajak ayah dan bunda keluar.

Api yg tadi kulihat kini berputar putar di atas rumah Bu Kori. Dan tak lama rumah Bu Kori berubah auranya menjadi gelap pekat. Bukan karena sudah malam ya. Tapi ini lain.

"Masya Allah... "Pekik bunda.

"Itu apa sih, bun?" tanyaku.

"Sepertinya itu Banaspati deh."

"Hah? Banaspati?" seru kak Arden dan aku bersamaan.

"Gimana dong, nda. Banaspati bukan nya bahaya ya? Bisa mencelakakan orang? Jangan jangan mau celakain keluarga Bu Kori," sahut ayah.

Banaspati merupakan makhlus halus terganas yang pernah kami temui, biasanya berwujud kepala melayang yang terbungkus api, dengan wajah seperti kakek-kakek, mata yang besar melotot dan lidah yang kalau sedang mendekati mangsanya jadi menjulur panjang dari mulutnya yang dihiasi taring.

"Yuk kita ke sana.." ajak bunda,"gak usah pakai sendal. Usahain kaki kalian nginjek tanah," saran bunda.

Kami berempat berjalan tanpa alas kaki ke dekat banaspati itu melayang.
Aku yakin ini kiriman seseorang.
Dan pasti dukun nya sakti banget ini.
Aku pun membaca amalan amalan pembalik santet, karena aku pernah mendengar ada santet banaspati. Santet ini adalah santet level tertinggi, karena bisa membuat korban nya meninggal dunia.

Terdengar bunyi ledakan keras disekitar kami.
"Fokus!!!" teriak bunda.

Kami membaca doa doa dan amalan amalan seperti biasa. Ayah sekarang juga sudah hafal beberapa doa doa untuk menangkal makhluk makhluk astral seperti sekarang ini.

Banaspati itu mendekati ku, aku agak mundur mundur karena agak takut juga. Wujudnya api, sehingga aku takut terbakar.
Wajar kan?

"Aretha!!!" teriak ayah lalu berlari ke arahku.
Dari arah yg berlawanan, ada bola api lain yg terbang ke arah ku. Ada sekitar 3 bola api lain yg datang.
Aku ditarik ayah masuk ke taman Bu Kori.

"Injek tanah kan kata bunda tadi??" ucap ayah.

"Hah? Oh iya.. Maaf ayah."
Ternyata tadi aku keluar dari pijakan ku, dan berjalan di jalanan beraspal.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan laksana petir yang cumakkan telinga kami, hingga ku tutup telingaku karena suara keras tadi.

Kami terpental agak jauh, tapi anehnya ada perubahan aura dari rumah bu Kori yang semula gelap menjadi bercahaya kuning keemasan. Rupanya kami berhasil mengatasi dukun sakti itu.

Kami terdiam, sambil memperhatikan sekitar kami. Terutama langit di atas kami.
Dan sudah tidak ada lagi bola api yg melayang layang di udara seperti tadi.

"Udah pergi??" tanya kak Arden.

"Kayak nya udah deh," sahut ayah.

"Gimana dong, bun?"tanyaku.

"Sebentar.." bunda berjalan ke depan rumah Bu Kori dan melakukan pagar gaib di sekeliling rumah itu.
Mungkin takut, makhluk itu datang lagi.

Kami lalu kembali pulang ke rumah, dan beristirahat karena rasanya lelah sekali.

=====

Hari ini kami akan ujian.
Penentuan lulus atau tidaknya kami di sekolah ini.
Dibilang tegang, iya tegang.
Tapi pasrah sajalah.
Toh segala upaya sudah dilakukan, dari les, belajar bersama dan belajar sendiri pun sudah kami lakukan.

Kami duduk sendiri sendiri.
Ada 1 bangku yg kosong, yg seharusnya milik Viktor.
Letaknya ada di pojok Depan dan dibiarkan kosong, karena Viktor memang sudah terdaftar sebagai peserta ujian tahun ini. Namun, takdir berkata lain.

Ujian pun dimulai, keadaan tenang dan hening. Semua berkonsentrasi dengan soal masing masing.

Mungkin jika ulangan sehari hari kami agak santai, namun kali ini suasana agak tegang.
Semua wajah menampilkan ekspresi serius sekali.

Waktu berjalan terasa amat cepat. Hingga tidak terasa tinggal 20 menit saja waktu ujian habis.

"Duh, tinggal 1 soal susah banget lagi" gumamku.

Karena lelah ,aku meletakkan alat tulisku. Kutatap langit langit sekedar menyegarkan mata dan pikiran ku.

Biasanya jika sudah seperti ini, aku pasti akan meminta bantuan Viktor.
Tapi... Sekarang tidak mungkin.

Kulirik meja milik Viktor , mataku agak berkaca kaca jika mengingatnya.
Ada sakit yg entah apa ,yg selalu kurasakan jika ingat viktor.
Namun , satu yg pasti..
Aku merindukan dia.

'Thaa...'
Suara yg sangat familiar terdengar jelas di telingaku.
Aku yg sedari tadi melamun sambil melihat keluar jendela, kini menoleh ke suara itu.

Di meja milik viktor ,dia kini ada di sana. Memakai seragam seperti biasa, bahkan sosoknya seperti nyata. Hanya sedikit lebih pucat dari biasanya.

Dia tersenyum padaku, lalu menunjukkan kertas padaku yg berisi jawaban yg sedang kucari sekarang.
Bukan nya aku bersemangat mencontek jawaban miliknya, seperti yg sudah sudah, aku malah meneteskan air mata sambil terus menatapnya.

Dia menggeleng pelan padaku lalu menyuruhku menghapus air mataku.
Dengan sisa waktu yg tinggal sedikit, aku mulai mengerjakan jawaban itu seperti yang viktor tunjukkan.
Aku tidak peduli jawaban itu salah atau benar. Aku hanya merasakan senang , viktor ada di sekeliling ku,seperti biasanya.

Dan aku pun selesai mengerjakan soal hari ini dengan sempurna.
Saat aku menoleh ke meja viktor, dia sudah tidak ada. Namun di mejanya ,ada lembar jawab yg sudah diisi.
Seisi kelas heboh dengan hal ini. Dan gosip pun beredar tentang keganjilan ujian hari ini di kelas kami.

=======

Kiki memintaku menemani nya ke gudang sekolah untuk mengambil beberapa artikel lama untuk keperluan mading.
Walau sudah menjelang kelulusan, dia masih saja aktif di kegiatan mading membantu adik adik kelas.

Gudang sekolah ada di bagian belakang sendiri, dekat dengan lorong bawah tanah yg dulu pernah ku masuki dengan yg lain.

Suasana di belakang sekolah memang selalu sunyi, karena di sini memang hanya ada gudang dan ruangan yg tidak terpakai saja.

"Tha. Nanti aku nginep rumah kamu ya. Mamah pergi keluar kota"

"Hmmm..." gumamku.

Ceklek.

Pintu gudang terbuka.
Bau apek pun menyeruak masuk ke dalam hidungku.
Dan alhasil, hidungku yg agak sensitif dengan debu pun bereaksi.

'Haaachhhiiii... Haaachhhiiii'

Kiki masuk ke dalam dengan menutup hidungnya dengan sapu tangan miliknya yg dia jadikan masker untuk menutupi hidung dan mulutnya.

'Curang banget ni anak. Gak bilang kalau keadaan nya kayak gini..huft.'

"Bentar ya , Tha. Aku cari dulu artikelnya. Kamu tunggu sini ,tapi jangan ke mana mana." pintanya.

"Iyak.. Buru..." seru ku.

Sementara kiki mencari artikel nya, aku sibuk mengamati ruangan ini.
Banyak sekali kardus kardus besar yg ditumpuk asal asalan.
Kebanyakan barang barang yg tidak terpakai, seperti peralatan olahraga, meja dan kursi yg sudah rusak ,dan buku buku yg tidak terpakai seperti buku kenangan siswa siswa terdahulu.
Bukunya pun sudah usang dan kotor penuh debu.

Sehingga aku agak sungkan untuk menyentuhnya, bakal bersin berjam jam kalau aku nekat.

Keadaan gudang juga sedikit gelap,karena sedikit sekali jendela yg ada.
Tak lama, aku mendengar suara hembusan nafas di dekat telingaku.
Kupertajam pendengaranku, memastikan aku salah dengar saja. Namun, bukan nya menghilang,malah makin intens dan diikuti bau busuk yg entah dari mana.

Bulu kudukku meremang, aku sampai menyentuh tengkukku, dan saat aku menoleh, aku melihat bayangan hitam dengan rambut berurai menutupi wajahnya, namun dia memakai seragam sekolah sepertiku.
Aku hanya melihat matanya, matanya merah menyala.

Aku mundur mundur karena kaget, hingga aku mencapai lemari penyimpanan buku buku lama.

"Kii... Udah belum?" teriakku.

"Bentar, Tha. Dikit lagi. Masih ku pilihin nih. Tenang aja, nanti aku traktir bakso deh," katanya santai.
Kulihat dari tempatku berdiri, dia memang masih asik dengan tumpukan artikel artikel di hadapan nya.
Baguslah, lebih baik dia tidak usah melihat yg barusan. Bakal heboh nantinya.

Sosok tadi kini mulai berjalan dengan menarik sebelah kaki nya. Kulihat kaki nya aneh, sepertu panjang sebelah.
Eh bukan!!
Bukan panjang sebelah, tapi kaki nya patah. Seperti nya tulangnya sudah terlepas namun kakinya masih menempel di tubuhnya.

Dia terus menyeret kakinya, dan berjalan ke arahku.
Glek!
Aku menelan ludah berkali kali, karena bingung harus berbuat apa.
Mau apa dia?

Badanku tiba tiba kaku, tidak bisa bergerak sama sekali. Bahkan mataku tidak bisa terlepas dari menatapnya terus.
Aku seperti tersihir agar terus melihat dia yg terus mendekat padaku. Nafasku mulai pendek, jantungku berdegup lebih kencang.badanku gemetaran. Dan entah kenapa, aku blank. Tidak bisa berfikir jernih dan lupa doa doa yg biasanya ku lantunkan.

Dia makin mendekat, sesekali dia menggerak gerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Badan nya gemerutukan, seperti tulang tulang yg patah yg dipaksakan berjalan.

Saat dekat denganku, tangan nya terjulur seperti akan meraih wajahku, aku makin ketakutan. Tapi otak ku seakan tidak sinkron dengan tubuhku. Mataku tidak mau terpejam, padahal aku ingin sekali memejam kan mataku. Agar aku tidak perlu melihatnya dari jarak sedekat ini.

Semakin aku ingin memejamkan mata, semakin mataku terbuka lebar. Dia menyeringai dengan senyum yg mengerikan.
Tangan nya terus terjulur ke samping wajahku, dan dia mengambil sebuah buku dari rak di belakangku. Dia jatuhkan buku itu kelantai dan tak lama dia tersenyum padaku.
Dia lalu menunjuk buku yg terjatuh dilantai.
Anehnya aku menuruti saja perintahnya, saat kulirik buku itu, aku melihat foto dan biodata seorang siswi, sekilas memang agak mirip dia.
Apakah mungkin itu dia?

Kucoba untuk membaca biodata nya.
'Hanum,' batinku.

Namanya Hanum. Dan dia salah 1 murid di sekolah ini, entah tahun berapa, karena banyak tulisan yg tidak jelas karena sudah pudar.

"Tha!!!" panggil kiki.
Aku langsung menoleh ke arah kiki berdiri.
Kiki lalu mendekat.

"Kenapa sih, Tha?"tanyanya bingung sambil terus menatapku.

"Hah? Eh.. Eum.. Gak papa.. Hehe" jawabku cengengesan menutupi ketakutanku.

"Kamu kenapa sih? Aneh gitu?"

"Apa sih? Aku laper. Yuk .." kutarik tangan nya dan terus berjalan keluar dari gudang.

Setelah agak jauh, aku menoleh kembali ke gudang, dan samar samar sosok tadi berdiri di dekat jendela di dalam gudang. Dia membeku.

Huft... Ada ada aja deh.
Ternyata aku belum kenal semua penghuni sekolah. Baru tau ada yg kayak tadi malah.

Sampai di kantin, teman teman yg lain sudah ada di sana sambil makan.

Braaakk!!
Kiki meletakkan artikel yg penuh debu tadi ke meja dengan kasar.

"Eh,,buset dah.. Ki!! Kira kira dong.. " seru radit.

"Iya, debu ginian malah ditaruh sini. Lantai napa!!' gerutu dedi.

Kiki malah cengengesan lalu meletakkan bawaan nya ke lantai.

Aku masih diam saja tak banyak menanggapi celotehan mereka.
"Dek..." kak Arden menyentuh bahuku.
Aku menoleh padanya ,tatapan mataku tertuju ke kak Arden, tapi entah kenapa, seolah olah pikiranku masih saja ada di tempat lain.

Kak Arden mengambil air dari tas nya, lalu dibacakan nya doa dan menyuruhku meminumnya.

Setelah ku minum beberapa teguk, kak Arden masih saja menatapku tajam.
"Kamu ketemu siapa?" pertanyaan kak Arden mampu membuat yg lain menoleh pada kami berdua dan lalu mereka terdiam sambil ikut menatapku.

"Hah? Itu tadi.. Di sana... " ucapku terbata bata sambil menunjuk arah gudang.

Kak Arden menatap ke arah yg kutunjuk, lalu menundukkan kepalanya dan tak lama tersenyum.

"Udah gak papa.. Balik aja yuk.." ajak kak Arden kepada kami.

Kami akhirnya pulang ke rumah, karena hari juga sudah makin siang.

=======

Malam ini Kiki menginap di rumahku.
Dia sudah tidur di kamar. Emang kalau udah ketemu kasur, dia tuh langsung gak bisa move on deh.

Aku sekarang sedang duduk di gazebo belakang rumah sambil membaca baca buku.

Kak arden ada di kamarnya, ayah dan bunda nonton tv .

Aku suka sekali ada di sini, apalagi jika malam hari. Suara jangkrik dan binatang malam terkadang membuatku nyaman dan pikiranku tenang.

Sreeet

Mataku ditutup oleh tangan kokoh seseorang.
"Hmmm.. Sapa yah? Eum..kalau dari bau nya sih kayaknya ini Radit.." kataku sambil ku lepaskan tangan itu dari mataku.

Dan memang muncul lah Radit dari arah belakangku sambil senyum senyum.

"Ngapain sih, malem malem ke sini? Kayak anak ilang aja."

"Biarin.. Kamu sendiri, ngapain ke sini?"tanyaku.

"Ya ngapelin kamu lah. Pakai ditanya lagi," ujarnya sambil mencubit hidungku gemas.

"Ngapel tuh malem minggu, ini malem selasa!"

" aku mah ngapelnya tiap malem juga gak masalah." dia lalu mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya." nih, coklat..."

Ku terima dengan senang hati dan langsung ku buka saja .

"Sayang.." panggil Radit.
Aku masih cuek, sambil makan coklat,"hm..."

"Ih, kamu mah gitu deh.. "

"Lah kenapa emang?" tanyaku heran.

"Gak deh --enggak. Lupain lupain. Di mana mana, cowok yg biasanya dikatain gak peka.. Ini mah kebalikan nya."

"Hah? Aku? Gak peka? Emang kenapa sih? Kamu kenapa? Aku gak ngerti??"
Tanyaku yg memang tidak paham maksudnya.

"Gak papa." jawab Radit jutek.

"Jelek ih, kalau ngambek"

"Biarin.."

Radit masih saja cemberut.
Aku malah ketawa ngakak melihatnya seperti ini.

Kulingkarkan tanganku ke lengan Radit, lalu kusandarkan kepalaku padanya.

"Dit..."

"Hmmm."

"Makasih ya.."

"Buat apa?"

"Semuanya.."

"Semuanya? Apaan sih?"

"Ya semua.. Semua yg udah kamu lakuin buat aku selama ini. Maafin aku ya kalau kadang aku cuek banget sama kamu. Itu bukan karena aku gak peduli. Aku punya cara tersendiri untuk menyayangi kamu.. Mungkin gak sama kayak yg lain. Tapi, yah-- ini lah aku."
3.maldini
theorganic.f702
theorganic.f702 dan 3.maldini memberi reputasi
2