Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.

Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.








INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah



Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end





Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu



Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 14:46
ferist123
kemintil98
arieaduh
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
19.7K
306
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#224
48 Selamat Jalan temanku.
Karena sebentar lagi kami akan menempuh ujian, maka waktu kami lebih banyak kami habiskan untuk belajar belajar dan belajar.
Ayah menyarankan pada kami untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.

Setelah mencari reverensi ke sana ke mari, kami menentukan pilihan pada sebuah bimbingan belajar yg cukup terkenal di kota kami.

Namun hanya aku, kak Arden, Radit , Doni, Kiki dan Dedi saja yg ikut bimbingan di sini.
Yg lain menolak dengan alasan, terlalu lelah dengan kegiatan di sekolah selama seharian. Dan mereka ingin istirahat saja di rumah, karena menurut mereka jika pikiran terlalu terforsir,malah akan membuat mereka tidak bisa fokus dan tidak bisa berfikir.

Sore ini kami sampai di depan pelataran parkiran bimbingan belajar ini.

Di parkiran nya saja sudah penuh sekali motor berjejer rapi memenuhi halaman.
Berarti banyak juga yg mengikuti bimbel di sini.

Halaman nya luas dan gedungnya juga berlantai 3, hanya saja bangunan nya seperti bangunan lama hanya di cat baru, sehingga lebih menarik.

Kami langsung menuju tempat pendaftaran.
Dan setelah mendaftar, ternyata malam ini pun kami akan segera mulai bimbingan belajar. kami sengaja memilih jadwal yg memang di mulai hari ini.

"Salat maghrib dulu yuk," ajak kak Arden.

Bimbingan akan dimulai pukul 19.00 jadi lebih baik kami menunggu saja di sini.

Mushola letaknya ada di seberang jalan. Suasana masih ramai saat ini. Karena beberapa orang banyak yg sholat berjamaah di mushola itu.

"Tha, kebelet," rengek Kiki.

"Hah? Ya sana ke toilet," suruhku.

"Antri, Tha. Yuk kita ke toilet di bimbel aja. Sambil nunggu mereka selesai doa."

"Ya udah, yuk."

Akhirnya aku dan Kiki pergi lebih dahulu ke bimbel. Kak Arden, Doni, Radit dan Dedi masih di mushola.

Saat memasuki pelataran parkiran, suasana makin sunyi.
Dan memang ada bimbingan saat ini di dalam di kelas yg berbeda denganku.
Pilihan bimbingan di sini memang tergantung pada jam saja. Saat ini bimbingan dimulai pukul 17.00-19.00.
Sedangkan kami akan mulai bimbingan pukul 19.00- pukul 21.00.
Jadi memang ada beberapa orang yg sedang bimbingan sekarang.

"Mba.. Toilet mana ya?" tanya Kiki ke penjaga loket pendaftaran.

"Oh di sana, mba.. Lurus aja terus belok kanan, nah paling ujung," terangnya.

Aku dan Kiki pun melihat ke arah yg dia sebutkan.

"Oh ya udah, makasih mba."

Kami berjalan ke toilet berdua sambil nyanyi nyanyi untuk memecah kesunyian. Karena memang suasana sangat sunyi sekarang ini.
Untung toilet masih ada di lantai bawah, jadi kami tidak perlu repot naik ke lantai atas malam malam begini.

Entah kenapa aku merasa bangunan disini mirip bangsal rumah sakit.
Terdapat lorong panjang di sini yg akan menuju toilet.
Di tengah tengah gedung ada taman.

"Tha.. Kok horor gini ya?"

"Hus.. Gak usah aneh aneh deh."

"Ya habisnya horor kan, Tha. Mana sepi banget. Mirip rumah sakit ya. Ini kan bangunan nya tua banget kan. Bangunan jaman dulu nih,* terka Kiki sambil mengamati sekitar kami.

Dugg... duuggg.. duuggg.
Tiba tiba ada bola basket terpental di lapangan basket samping taman.
Seolah olah seperti ada yg memainkan nya.

"Tha..." rengek Kuki.

"Ssssttt.. Diem ah. Gak usah berisik."

"Ih, Aretha. Itu bola dateng dari mana sih?"

"Jatuh mungkin."

"Jatuh dari mana?"

"Ya dari atas. Masa jatuh dari bawah. "

"Iya maksudnya siapa yg nge-jatuhin??" tanyanya masih saja penasaran, tapi takut.

"Tau ah-- udah yuk buruan ke toilet." ku tarik saja tangan Kiki agar berjalan agak cepat.

Jarak lorong ke toilet memang agak jauh, dan keadaan agak remang remang saat malam hari. Bahkan lampur penerangan kadang berkedip kedip, menambah nuansa horor saja.

Begitu sampai ke dalam toilet, Kiki yg awalnya kebelet, malah mundur mundur dan menarik ku untuk ikut masuk ke dalam.

"Temenin lah, Tha.."

"Ya elah.. Ya udah yuk, buruan . Gak pakai lama.." ku temani Kiki.
aku menunggu di depan pintu toilet.

Kriiiiieeeeettt...

Kiki ragu ragu untuk masuk.
"Tha..."

"Apaan??"

"Temenin.."

"Lah ini juga udah nemenin. Udah sana masuk. Masa iya, aku ikut ke dalem juga. Ogah ah," jawabku ketus.

Kiki diam,"tapi jangan ke mana mana ya.."

"Iya, kiki. Aku tungguin di sini"

Kiki lalu masuk ke dalam toilet.
Semilir angin membuatku merapatkan jaket yg kupakai.
Angin lumayan kencang di sini.
Suasana sunyi sekali.
Wajar sih menurutku karena letak toilet nya ada di ujung sekali, jauh dari ruangan yg lain.
Dan di lorong ini aku sendirian, mana Kiki lama lagi.

Tak.. tak.. tak..
Terdengar suara langkah kaki seseorang. Suaranya menimbulkan gema di sepanjang lorong ini.
Aku maju untuk dapat melihat siapa gerangan yg datang.
Dengan ragu ragu, aku maju selangkah, saat aku tengak tengok.sm suasana hening. Tidak ada satu pun orang yg ada di sini selain aku.

Mungkin cuma perasaanku aja.

Aku kembali mundur dan bersandar di dekat pintu toilet.
Dan, langkah itu terdengar kembali.
Aku pun melangkah satu langkah lagi, dan melihat ke kanan dan ke kiri.namun, kembali hening.
Padahal sudah sangat jelas suara itu ada tidak jauh dari tempatku berdiri.

Jangan jangan aku dikerjain nih.

Aku kembali ke posisiku semula.
Dan benar saja, tak lama suara itu terdengar kembali. Suara langkah kaki mendekat kepadaku.

Kutajamkan pendengaranku. Kulafalkan sebuah doa lalu ku kecup ibu jariku dan ku usapkan di kedua mataku.

Aku melangkah ke depan, lalu ku tengok ke kanan ku, kosong.
Namun saat ku tengok ke kiri..

Deg!

Di ujung sana ada seorang ibu paruh baya berpenampilan layaknya guru pembimbing, berjalan tertatih ke arahku.
Jalannya sempoyongan dengan kondisi mengerikan.
Kaki nya patah, bahkan tubuhnya seperti akan terjatuh saja karena tidak bisa seimbang. Wajahnya rusak parah, tidak berbentuk lagi. Bahkan matanya keluar dari tempatnya dan menggantung di depan pipi. Tubuhnya berlumuran darah.

Tak hanya itu, di belakang wanita itu ada sekelompok anak anak berumur 15 tahunan, dengan kondisi serupa. Mereka seperti korban pembantaian, terlihat dari kondisi mereka yg memprihatinkan.

Glek!
Aku mundur kembali.
Kalau keroyokan gini mah, mending aku ngumpet deh.

Ceklek.
Kiki keluar dari toilet, langsung kutarik saja dia kembali masuk ke dalam.

"Lhoo... eh.. Apaan sih, Tha?'

"Sssstttt" ku isyaratkan dia agar diam.

Pintu kututup, namun tidak rapat. Agar bisa mengintip keadaan di luar.

"Heh! Ada apaan?" bisik Kiki sambil ikut mengintip keluar seperti ku.

"Liat tuh."

Kiki fokus melihat apa yg ku tunjuk.
Gerombolan itu lewat di depan toilet. Jalan mereka aneh. Seperti pincang dan terseok seok.
Tubuh mereka seperti telah terpotong potong dan disatukan dengan asal asalan.

"Ihhh.." kiki sedikit berteriak. Namun langsung ku bungkam mulutnya.

Deg!

Salah 1 sosok itu menoleh pada kami dan berhenti berjalan.
Aku dan Kiki melotot,alu kututup pintu itu rapat rapat, dan ku kunci sekalian.

Mampus!! Kalau mereka ke sini gimana dong.

"Duh, gimana, Tha???" Kiki benar benar ketakutan sekarang.

"Ssssttt..."

Tak tak tak.
Suara langkah kaki itu mendekat ke depan toilet. Aku dan Kiki mundur mundur menjauh dari pintu.
Kiki menggenggam tanganku, dia gemetaran sekali.

"Udah gak papa.." kataku agar dia tenang. Padahal aku pun sama seperti dia, ketakutan. Hanya saja ku tutupi sebisaku.

Kreeekk. kreeekkk. kreeeek.

Handle pintu bergerak gerak seperti ada yg memaksa membuka pintu itu.

"Tha..." teriak Kiki makin panik.

Brakk!!!
Pintu terbuka dengan kasar.
Sosok itu muncul menyeringai pada kami sambil memiringkan kepalanya.

"Aahhhh" teriak aku dan kiki keras keras.
Kami bahkan sampai menutup mata kami karena rasa takut yg benar benar sudah di ubun ubun.

Kiki bahkan menangis histeris sambil memeluk lenganku.

"Heh!! Kalian kenapa sih???" tiba tiba Radit muncul dari pintu bersama kak Arden, Doni dan Dedi.
Aku dan kiki menoleh ke mereka, lalu kiki berhambur memeluk Doni sedangkan aku memeluk kak Arden.

"Udah, nggak papa ,dek," bujuk kak Arden sambil membelai punggungku.

Kiki menangis terus terusan dan merengek minta pulang.
Karena keadaan memang tidak memungkin kan kami akhirnya pulang ke rumah, dan melupakan bimbingan belajar di tempat ini.

======

Setelah kelas 3, kami mulai sibuk dengan berbagai tambahan pelajaran di sekolah.
Aku dan Kiki agak sedikit trauma dengan kejadian tempo hari di bimbel itu.
Rasanya tidak ingin mengikuti bimbel di luar lagi. Lebih baik fokus dengan yg di sekolah saja seperti yg lain.

Aku dan kiki duduk di bangku kedua dari depan, di depan kami Danu dan Dion, sedang kan Doni dan Ari di belakang Kiki.
kami berenam memilih duduk di dekat tembok samping jendela.
Ini adalah spot favorit kami. Jika suntuk karena pelajaran di kelas, menatap keluar jendela adalah pilihan terbaik saat di dalam kelas.

Bangku di sampingku ada Viktor dan Ardian, mereka dua orang siswa yg memakai kacamata di kelas kami.
Viktor adalah anak yg pendiam sekali, baik, ramah, dan sopan. Dia juga termasuk murid pandai di kelas. Terlihat sekali dari kacamatanya yg agak tebal, karena jika aku ngobrol dengan nya aku suka pusing kalau harus terlalu lama melihat matanya.
Biasanya itu pertanda dia suka baca. eh iya gak sih? anggep aja iya deh ya. hehe
Aku juga sering minta bantuan nya jika ada soal yg tidak ku mengerti.

"Vik, kamu udah ngerjain tugas kemaren?" tanyaku.
Karena letak kami duduk berdekatan, aku lebih sering mengobrol dengan nya.

"Udah. Kamu udah belum? Mau liat punyaku?" tawarnya

"Udah sih.. Cuma kok aku ragu ya. Apalagi yg soal no 5-10. bentar deh.." kuambil tugas yg sudah kubuat kemarin.

"Mana coba? aku liat."

Ku ulurkan pada Viktor lembar tugas milikku, dia mengecek semua nya dengan teliti.

"Ohh.. Ini lho, Tha. Salah nih.. Bukan gini caranya.. Bentar ya aku ambil punyaku."
Dia memberikan lembar tugas miliknya.
Aku pun membandingkan hasil kami berdua.

Plakkk!!
Ketepuk keningku sendiri.

"Ya ampun.. Iya, salah punyaku. Aku lupa. Hehe.. Nyontek ya.." kataku ke Viktor sambil cengengesan.

"Iya, silakan," katanya lembut.

Dia baik nya minta ampun, kayaknya dia satu satu nya anak paling baik di kelas.

==========

Istirahat siang ini, aku memutuskan duduk saja di dalam kelas. Radit dan anak anak basket sedang main basket di luar, itu sudah kegiatan rutin. Tiada hari tanpa bermain basket.
Kiki sedang ada kegiatan lain.
Jadi aku hanya sendirian di kelas.

"Tha? Gak ke kantin?" tanya Viktor.

"Enggak ah. Males. Capek. Ngantuk. Lagian gak ada temen," kataku sambil meletakkan kepalaku di meja. Ini adalah kebiasaan ku jika sedang bermalas malasan di kelas.

Viktor tersenyum,"mau bareng? Aku mau ke kantin nih."

"Mmm... Boleh deh. Hehe"

Akhirnya aku ke kantin bersama dia. walau pun dia anak baik baik. Tapi dia ini tipe pemilih. Dia tidak bisa cepat akrab dengan orang lain.
Dan alasan dia akrab denganku, ya karena aku sering mengajaknya ngobrol, entah hanya say hello atau bertanya pelajaran.

"Eh.. Radit ke mana? Kok gak nyamperin kamu?" tanyanya.

"Lagi main basket. Biasa itu mah. Aku males nonton.panas, "Rengek ku.

Dia hanya senyum melihat reaksiku.
Sampai di kantin, kami memesan 2 jus alpukat dan siomay.

"Eh, Vik.. Rumah kamu di mana sih?" tanyaku sambil mengunyah siomay ku.

"Itu loh, Tha.. Di daerah Ringin Tirto. "

"Oh situ.. Kamu naik sepeda tiap hari?"

"Iya. Kadang naik angkot. Lagian gak jauh jauh amat kan? Sekalian olahraga," jawab nya santai.

Viktor ini memang sering ke sekolah naik sepeda, dan dia tidak malu atau pun minder dengan hal ini.

"Kapan kapan aku main ya. Kalau pas aku gak ngerti soal soal .hehe"

"Beres. Kapan aja kamu butuh pertolongan, aku siap kok."

Kami lanjutkan makan dan minum diiringi obrolan ringan.

Hingga ada Vinza tiba tiba duduk di dekat kami.
Vinza ini anak kelas IPS. Dia pernah menyatakan perasaan nya padaku, namun aku tolak.
Aku memang tidak suka padanya. Dia terlalu tempramental, arogan dan karena memang sudah ada Radit saat itu.
Radit Pun tidak suka padanya. Dan selalu mengibarkan bendera perang pada Vinza di mana pun berada.

"Hai Aretha.. Waduh. Mana bodyguard kamu? Kok berubah jadi kacung gini," katanya sinis sambil melirik Viktor.

Viktor hanya diam, sambil menundukkan kepala.

"Ngapain kamu ke sini??" tanyaku dingin.

"Ya kangen sama kamu lah. Ngapain sih kamu duduk, makan bareng anak culun ini? Mending sama aku dong. Aku traktir deh kamu mau makan apa aja. Bahkan seiisi kantin buat kamu kalau perlu," katanya sombong.

" kamu pikir aku gak punya uang buat beli makanan? Lagian hak aku dong, mau makan sama siapa aja. Itu bukan urusan kamu!!"jawabku sinis.

"Kamu lebih pilih dia daripada aku, Tha?"
Vinza mulai tersulut emosi lalu mencengkram kerah baju Viktor kasar. viktor hanya pasrah diperlakukan seperti itu.
Semua orang tau watak Vinza, kebanyakan memang tidak berani melawan.

"Lepasin dia!!" ucapku datar.

"Enggak.. Enggak akan. Mau apa kamu??" tantang nya.

Kuambil jus alpukat milikku lalu kusiramkan ke wajahnya.
Vinza makin emosi lalu berdiri menantang ku.

"Kurang ajar kamu ya. Di baik baikin malah ngelunjak!!" teriak nya keras, namun Vinza masih memegang kerah baju Viktor.

"Lepasin dia!" teriakku tak kalah keras sambil menunjuk Viktor.

"Enggak bakal!!!!"

Bugggg!!
Viktor dipukul di bagian perut hingga jatuh ke lantai.

"Kurang ajar!!!" umpatku kesal.

Buuuuggg!!
Kupukul wajahnya keras, hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah.
Dia mengelap darah itu sambil tersenyum sinis padaku.

"Aku suka gaya kamu. Liar.." kalimatnya bikin aku jijik.

Buuuggg!!
Kupukul lagi di bagian ulu hatinya.

Namun dia tidak membalas ku, hanya terus saja menyeringai padaku.
Hal ini membuatku makin geram.

Dan ku pukul dia terus dengan membabi buta.
"Minta maaf sama Viktor!!! Cepet!!" teriakku.
Vinza hanya tersenyum sinis sambil melihat Viktor.

Kujambak rambutnya dan kudorong ke lantai hingga jatuh di bawah kaki Viktor.
Vinza berdiri,"kamu nyuruh aku minta maaf sama dia? hahaha. Jangan harap.. Cih ..najis tau gak!!" dia malah meludah ke Viktor.

"Brengsek kamu ya!!" kalimat yg keluar dari mulutku makin kotor saja.
Ku ambil botol minuman di meja dekatku dan kulayangkan ke Vinza.
Namun, Viktor menahan tangan ku.
"Jangan, Tha.. Udah.. Udah. Biar aja. Aku gak papa kok," kata Viktor memelas.

"Tapi dia udah kurang ajar, Vik!! Gak bisa dibiarin!!"

"Udah, Tha. Semua tau kok kayak apa dia. Gak usah diladenin,"pinta Viktor.

"Hahahaha... "Vinza malah tertawa puas
Semua orang di kantin melihat kami, dan kami bertiga berhasil menjadi tontonan gratis siang ini.

"Diem kamu!! Gak usah ketawa ya!! Urusan kita belum selesai!!" ucapku sambil menunjuk vinza.

Buuuughhg!!

Vinza jatuh tersungkur kelantai.ternyata radit yg datang bersama yg lain.

"Kamu gak papa ,sayang?" tanya radit.

"Gak papa. Kesel aja sama dia.pengen aku pukul nih pake botol" ku tunjukkan botol yg masih ku genggam.

Radit menatap vinza kesal.
"Oh jadi elo cari masalah ya!! Mentang mentang gue gak ada elo berani ya!!" kata Radit sambil berjalan mendekati Vinza.

"Udah deh... udah.. Jangan pada berantem.. "Bujuk Dedi sambil menahan Radit yg terus berjalan ke Vinza.

"Kenapa?? Ada elo atau enggak, gak ada bedanya! Gue gak takut!!" tantang Vinza.

"Kurang ajar elo ya!!"
Radit dan Vinza terlibat baku hantam beberapa saat.
Hingga keduanya dilerai oleh beberapa orang yg ada di kantin.

Aku mendekat ke viktor.
"Kamu gak papa kan?"tanyaku sambil memandanginya dari atas sampai bawah.

Sambil memegangi perutnya viktor hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Ya udah, duduk dulu. Aku pesenin teh anget ya. Biar perutnya enak kan." ku bantu Viktor duduk dan ku pesan kan teh manis hangat untuknya.

Lalu aku mendekat ke Radit.
"Ya ampun, Dit. Muka kamu.." kusentuh pipinya yg membiru karena pukulan Vinza.

"Gak papa kok, sayang. Gini doang mah kecil. Kamu gak papa kan?" tanyanya.

"Aku gak papa. Viktor tuh yg kasian."

Kami mendekat ke Viktor yg masih kesakitan memegangi perutnya.

"Gak papa kan, Vik?"tanya Radit.

"Gak papa kok. "

"Ya udah, minum dulu tuh teh nya."saran kak Arden.

"Bisa bisanya elu ribut gimana sih, Tha?" tanya Dedi.

"Lah tuh anak, ngeselin banget... bla bla bla.." kujelaskan kronologi kejadian tadi dari awal.

"Emang kurang ajar tuh anak!" umpat Ari.

Radit malah menatapku iba.
"Kenapa sih? Ngliatin nya gitu amat?" tanyaku.

"Maaf ya sayang. Aku malah gak ada tadi, di saat kamu butuh."
Dia mulai nih, melo drama.hehehe.

"Gak papa kali, Dit. Lagian aku gak luka."

=========

Sore ini aku hanya tiduran saja di kamar sambil baca baca buku.
Rasanya badanku lemas. Dan tidak ingin ke mana mana.
Lagi pula sedang hujan deras di luar, lebih enak tidur saja.

Tok tok tok tok.

"Dekk," panggil kak Arden.

"Masuk aja."

Kak Arden masuk dengan wajah ditekuk.
"Kenapa?" tanyaku heran.

Kak Arden mendekat padaku lalu duduk di tepi ranjang. Melihat wajahnya yg serius banget. Aku akhir nya duduk.

"Kamu udah denger kabar ?"

"Kabar? Kabar apaan?"

"Viktor, Tha."

"Viktor? Viktor kenapa? Dikerjain sama Vinza lagi??" tanyaku agak panik.

"Bukan.."
Kak Arden menarik nafas panjang.

"Kenapa sih, kak??? Cepet bilang!!" kugoyang goyangkan tangan kak Arden, berharap kak Arden cepat menyampaikan apa yg akan dia katakan.

"Viktor meninggal."

Deg!!!
Hatiku bagai tersayat. Sakit rasa nya mendengar hal itu.

Air mataku tumpah.
"Kok bisa sih? Kenapa? Bukan nya tadi masih sama kita kan? Dia kenapa kak??? Kenapa??" aku menangis dengan berurai air mata.

"Dia kesamber petir, Tha. Pas main bola tadi."

"Astagfirullohaladzzzim.." ku tutup mulutku lalu ku jambak rambutku sendiri.

"Yok-- kita ke sana ngelayat."ajak kak Arden.

Aku segera ganti baju dan melayat bersama kak Arden juga Radit.

Sepanjang perjalanan aku hanya diam sambil menahan air mata, ku bacakan alfatihah terus untuk nya.
Aku tidak menyangka, jika dia akan pergi secepat ini.

Dia salah satu teman yg baik yg ku punya selain teman temanku ini.

Dia anak yg baik, tidak pernah menyakiti perasaan orang lain. Bahkan saat banyak yg menghina nya, dia terus sabar tersenyum pada mereka.

Sampai di rumah viktor, sudah ada bendera putih di depan dan kursi plastik berjejer rapi.
Di sana sudah ada Kiki, Doni, dedi, dan yg lain nya.

Kiki langsung memelukku, lalu mengantarku melihat jenazah Viktor untuk terakhir kalinya.

Kakiku lemas saat di dekat Viktor, bahkan Radit sampai memapahku agar tidak terjatuh.
"Yg sabar, Tha. Dia udah tenang. Jangan kamu tangisi terus,"ucap Radit.

Aku mengangguk.
Wajah viktor sungguh teduh. Dia tersenyum, ku bacakan yassin untuknya hingga dia akan di salatkan.
Aku pun ikut mensalatkan dia bersama yg lain.

Hingga saat prosesi pemakaman. Tangisku lagi lagi tidak bisa
kubendung. aku terus menangis melihat nya masuk ke liang lahat.

======
Selamat jalan temanku Muhammad Abdul Viktor.
Semoga kamu tenang di sana, kami selalu mendoakan mu.
Kamu adalah teman terbaik yg kami punya.

We miss you always.
3.maldini
habibhiev
theorganic.f702
theorganic.f702 dan 2 lainnya memberi reputasi
3