- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.7K
Kutip
565
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#84
Chapter 57
Quote:
Melihat Maxs yang sudah kembali melayang di udara membuat Gareth bergegas, ia bergerak memutar. Sebelum Gareth pergi Djohan sempat memberitahunya bahwa kekuatan Maxs adalah membuat bola-bola udara yang kekuatannya seperti bom. Jika terkena sekali lagi maka mode armored nya bisa hancur karena mode itu sangat merepotkan di mana fokus menjadi senjata andalannya.
Maxs menembaki bola-bola udaranya, tangannya mengikuti gerakan Gareth yang super cepat. Seakan-akan tidak mau kalah dengan kecepatan yang dimiliki Gareth. Melihat Maxs yang terpecah fokusnya membuat Djohan bergerak, dengan frontal ia langsung melompat. Gareth melihatnya lalu merubah haluan, ia bergerak mendekati Djohan.
“Sudah kubilang jangan mengangguku!” Gareth yang tiba-tiba muncul di samping Djohan, peluncur roket dikakinya sangat berguna.
“Gareth….,” tubuhnya dipegang oleh Gareth, lalu dilemparkan ke arah Maxs dengan keadaan membelakanginya. “hoy!…,” Djohan menoleh sedikit, telapak tangan Maxs sudah mengarah padanya.
Maxs hanya tersenyum saja, senyumannya seperti orang yang meledek. Bola udara ia lemparkan, langsung menghempas punggung Djohan. Badannya kembali terpental, momen ini dimanfaatkan betul oleh Gareth. Karena saat tubuh Djohan lewat dari pandangan Maxs, sosok Gareth pun sudah menghilang. Mata Maxs bergerak ke samping ketika ia mengetahui kalau Gareth datang dari arah samping.
“Argh!” dengan memakai lututnya Gareth menendang wajah Maxs. Belum sampai di situ, Gareth mengayunkan tangannya. Dengan memakai tangan bagian luar ia kembali menyerang Maxs. Peluncur roketnya memiliki dua akses yang memungkinkan Gareth melakukan pergerakan baik ketika ia maju maupun mundur. Pukulannya kali ini cenderung kuat, sosok Maxs kembali terjatuh namun tidak menyentuh apapun kecuali tanah.
Kini dua Beaters terbaring dihadapan Gareth, belati yang tersimpan di area belakang pinggangnya itu dikeluarkan. Warna merah kembali menyala, peluncur roket ikut beraksi membawa Gareth menuju Maxs yang belum terbangun. Tangan Gareth sudah siap untuk menusuk langsung bagian dada Beaters berwarna ungu itu. Ayunan tangan dengan mantap dilakukan oleh Gareth. Namun sebuah telapak tangan mengagalkan serangannya, karena secara instan gerakan Gareth terhenti.
“Cuh!” Maxs meludah dengan darahnya yang berwarna ungu, darah segar terlihat di samping bibirnya. Ia baru setengah bangun. “kau….,” Maxs melempar Gareth jauh, hingga menabrak sisa-sisa bangunan yang tadi sudah dihancurkan oleh Maxs ketika tubuhnya terlempar kesana. Kemudian Maxs bangun, menepuk-nepuk pundaknya menghilang debu-debu tanah yang menempel.
Sementara Gareth bisa dilumpuhkan sejenak oleh Maxs, berharap bahwa orang itu sudah mati walaupun ia sendiri meragukannya. Sosok Djohan berdiri dihadapannya, akibat menerima serangan tadi mode armored milik Djohan hancur. Namun Djohan merubah kedua pergelangan tangannya itu menjadi bentuk yang kurus dan dihiasi kuku-kuku yang tajam.
“Ehh….kembali ke perubahan organik, apa memang benar kau ini anggota Silver Clan?”
“Sial! Aku tidak menyangka Gareth akan melakukan itu padaku,” Djohan menunduk, memperlihatkan kuda-kudanya. Seperti orang yang bersiap di perlombaan lari.
“Datang!” Djohan Melesat, namun semua sudah diperhitungkan oleh Maxs. Cakar Djohan berhenti tepat di area dadanya, belum menyentuh badan Maxs sama sekali. Maxs mengarahkan tangannya ke atas, kemudian badan Djohan mengikuti arahannya itu. Dan saat berada di atas barulah Maxs meledakan bola udaranya itu.
Tubuh Djohan kembali merasakan rasa sakit yang luar biasanya, darah keluar dari hidung dan mulutnya. Lalu ia meluncur dengan posisi kepala terlebih dahulu.
Konsep kekuatan Maxs sejatinya adalah untuk memanipulasi udara disekitarnya, namun ia menggunakannya menjadi bola-bola udara yang tidak terlihat. Massa yang ia kumpulkan dalam bola-bola itu sangat banyak hingga menjadi padat. Mengakibatkan daya serang yang sangat kuat setara kekuatan bom. Selain itu Maxs dapat membuat pelindung untuk dirinya yang bentuknya seperti bola udara raksasa, jaraknya dua jengkal dari tubuhnya. Ketika ada seseorang menyerangnya, maka yang menerima pertama kali serangan itu adalah pelindungnya. Bola itu mengkerut lalu secara cepat melapisi sang penyerang.
Inilah yang terjadi kepada Gareth, tetapi berbeda dengan Nakata. Pada saat itu Maxs secara sengaja melapisi tubuh Nakata dengan bola udaranya. Ketika sudah melapisi seluruhnya Maxs meledakan bola itu, mengakibatkan tubuh Nakata terpental jauh. Namun pelindungnya memiliki efek berlainan jika ada seseorang yang mampu menembus bola itu. Keseluruhan tubuh Maxs akan merasakan langsung efek ledakan itu pada dirinya karena bola udara otomatis meledak. Sehingga sebisa mungkin Maxs membuat pelindung yang sangat kuat dan elastis.
Gareth menyingkirkan reruntuhan yang menimpa dirinya, lukanya tidak terlalu fatal berkat armor suit yang ia kenakan. Tetapi kepalanya terbentur sangat keras, membuat darah mulai berloma turun dari kepalanya. “Sebelum baju tempur ini rampung, aku akan memberikan saran agar para anggota diberikan helm pelindung kepala…,” Gareth teringat kata-kata pak Adrian bahwa sebelum mengenai kepala, para anggota BASS pasti bisa menghindar berkat bantuan peluncur roket yang terpasang di bagian kaki. “ada apa dengan Silver Clan itu, apa bentuk barunya itu memerlukan tenaga yang banyak sehingga membuatnya terbaring lemas begitu?” darah yang memenuhi keningnya disingkirkan. Tubuhnya masih bisa merasakan bahwa armor suit yang digunakan masih memiliki banyak tenaga.
Maxs tidak bergerak dari tempatnya meskipun tahu bahwa Gareth kembali bangkit. Ia sengaja ingin menyimpan banyak tenaga dengan cara menjebak Gareth menyerangnya terlebih dahulu sehingga nantinya tubuh Gareth kembali terdiam akibat bola udara yang berjalan melapisi tubuhnya. “Datanglah….,” dengan suara berbisik.
“Jadi kau meremehkan kekuatan baju ini? akan kutunjukan…,” Gareth bersiap, peluncurnya pun mengisi daya terlebih dahulu sebelum akhirnya mendorong tubuh Gareth dengan cepat.
Maxs tersenyum lebar sambil membuka telapak tangannya lebar-lebar saat Gareth mulai mengayunkan tangannya, kepalan tinjunya sudah bulat. Namun secara tiba-tiba Gareth berhenti dan merubah rutenya, ia bergerak ke arah samping.
“Percuma saja…,” Gareth menyerang ke bagian kanan. Di mana tangan Maxs sedang aktif. Ia tidak menyerang ke bagian kiri karena ditakutkan Maxs akan melakukan hal yang sama dengan tangan kirinya.
Sesuai rencana Maxs, tinju dari Gareth terhenti dengan jarak satu jengkal dari pipinya. Matanya melirik sambil tersenyum sinis.
Gareth membalasnya dengan senyuman, “MASIH BELUM!!” peluncur roket ditangannya menyala hebat. Api yang keluar dari peluncur roket itu sampai melebihi pundak Gareth. Pukulannya itu berhasil mengenai pipi Maxs.
Tubuh Maxs bergetar hebat saat pelindung bola udaranya meledak dan mengenai dirinya sendiri. Hempasan udara yang begitu dahsyat terjadi, angin yang ditimbulkan pun mengenai Djohan dan membuatnya tersadar.
“Ah…,” Djohan melihat Gareth bersama Maxs didepannya. Keduanya tidak bergerak. “apa yang terjadi? Gareth berhasil mengalahkannya?”
Peluncur roket di tangan Gareth terhenti, mata Maxs berubah menjadi putih seakan-akan tidak sadarkan diri. Retakan-retakan besar terlihat jelas di sepanjang tubuh Maxs. Melihat situasi seperti ini Gareth memanfaatkannya betul dengan menyerang Maxs yang berdiri kaku didepannya dengan serangan yang bertubi-tubi. Kali ini peluncur roket dari kedua tangannya dinyalakan. Tubuh Maxs berguncang hebat dijadikan samsak oleh Gareth.
Pukulannya begitu brutal mengakibatkan beberapa bagian armor pelindung milik Maxs pecah. Seperti di bagian badan, kepala, dan kedua tangannya. Baju jas bermotif garis ungu pun terlihat jelas. Wajah Maxs secara instan menjadi babak belur, penuh memar. Sementara itu bagian kakinya meleleh dengan sendirinya. Memperlihatkan bentuk Maxs sebagai manusia seutuhnya.
“INI SEMUA UNTUK LEAH!”
“Leah?” Djohan mendengarnya dari kejauhan.
Ketika ingin menyelesaikannya, dengan merebut langsung Beat dari dalam tubuh Maxs. Tiba-tiba cahaya yang berada di bagian pinggang Gareth berhenti menyala. Tenaga armor suit yang dikenakannya habis, menjadikannya sebagai baju tempur biasa. Tangannya terhenti, mendadak Gareth merasakan pegal-pegal yang luar biasa pada tubuhnya. Gareth menggunakan armor suit sampai ke batas kemampuan baju itu sendiri.
“Kenapa…di saat seperti ini??” Gareth tidak mampu lagi menggerakan tubuhnya.
“Eh? Ada apa dengannya?” Djohan merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. “ayolah!” kekuatan regen miliknya bergerak lambat karena banyaknya sel Beaters yang terbuang percuma akibat penggunaan mode armored yang tidak maksimal.
Sedangkan Maxs malah tertawa, “Jadi anak buahku sudah melakukannya, hebat!” dengan sekuat tenaga yang ada Maxs merubah pergelangan tangannya. “kau sangat tidak beruntung, karena tidak bisa melihat temanmu itu menjadi monster mengerikan sepertiku!” Maxs menusuk perut Gareth, namun baju tempurnya berhasl melindunginya.
“Baju ini masih bisa berguna walaupun tenaganya sudah habis,” Gareth merasa sedikit lega. Namun Maxs tidak menyerah sampai situ.
“ARGHHH!” Maxs memaksa tangannya masuk, ia berhasil menembus baju tempur itu. Setengah jemarinya masuk ke dalam perut Gareth. “sialan, mengangkat tanganku saja tidak sanggup. Tapi ini sudah cukup,” Maxs menarik tangannya, jalannya mundur terhuyung. Gareth hanya bisa menahan rasa sakitnya.
Darah yang menyelimuti jemari Maxs perlahan menghilang, ia memanfaatkan teknik mengeluarkan sel Beaters dalam tubuh untuk menghisap darahnya. Dikarenakan tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak selain karena terkena efek ledakan pelindung bola udaranya. Pukulan bertubi-tubi hingga membuat mode armored miliknya hancur juga menjadi penyebabnya.
“WHHHOOOOAAAAA!” Maxs merasakan getaran energi yang luar biasa mengalir ditubuhnya.
“Gawat….,” Djohan mulai berdiri dengan dua kakinya.
Maxs menembaki bola-bola udaranya, tangannya mengikuti gerakan Gareth yang super cepat. Seakan-akan tidak mau kalah dengan kecepatan yang dimiliki Gareth. Melihat Maxs yang terpecah fokusnya membuat Djohan bergerak, dengan frontal ia langsung melompat. Gareth melihatnya lalu merubah haluan, ia bergerak mendekati Djohan.
“Sudah kubilang jangan mengangguku!” Gareth yang tiba-tiba muncul di samping Djohan, peluncur roket dikakinya sangat berguna.
“Gareth….,” tubuhnya dipegang oleh Gareth, lalu dilemparkan ke arah Maxs dengan keadaan membelakanginya. “hoy!…,” Djohan menoleh sedikit, telapak tangan Maxs sudah mengarah padanya.
Maxs hanya tersenyum saja, senyumannya seperti orang yang meledek. Bola udara ia lemparkan, langsung menghempas punggung Djohan. Badannya kembali terpental, momen ini dimanfaatkan betul oleh Gareth. Karena saat tubuh Djohan lewat dari pandangan Maxs, sosok Gareth pun sudah menghilang. Mata Maxs bergerak ke samping ketika ia mengetahui kalau Gareth datang dari arah samping.
“Argh!” dengan memakai lututnya Gareth menendang wajah Maxs. Belum sampai di situ, Gareth mengayunkan tangannya. Dengan memakai tangan bagian luar ia kembali menyerang Maxs. Peluncur roketnya memiliki dua akses yang memungkinkan Gareth melakukan pergerakan baik ketika ia maju maupun mundur. Pukulannya kali ini cenderung kuat, sosok Maxs kembali terjatuh namun tidak menyentuh apapun kecuali tanah.
Kini dua Beaters terbaring dihadapan Gareth, belati yang tersimpan di area belakang pinggangnya itu dikeluarkan. Warna merah kembali menyala, peluncur roket ikut beraksi membawa Gareth menuju Maxs yang belum terbangun. Tangan Gareth sudah siap untuk menusuk langsung bagian dada Beaters berwarna ungu itu. Ayunan tangan dengan mantap dilakukan oleh Gareth. Namun sebuah telapak tangan mengagalkan serangannya, karena secara instan gerakan Gareth terhenti.
“Cuh!” Maxs meludah dengan darahnya yang berwarna ungu, darah segar terlihat di samping bibirnya. Ia baru setengah bangun. “kau….,” Maxs melempar Gareth jauh, hingga menabrak sisa-sisa bangunan yang tadi sudah dihancurkan oleh Maxs ketika tubuhnya terlempar kesana. Kemudian Maxs bangun, menepuk-nepuk pundaknya menghilang debu-debu tanah yang menempel.
Sementara Gareth bisa dilumpuhkan sejenak oleh Maxs, berharap bahwa orang itu sudah mati walaupun ia sendiri meragukannya. Sosok Djohan berdiri dihadapannya, akibat menerima serangan tadi mode armored milik Djohan hancur. Namun Djohan merubah kedua pergelangan tangannya itu menjadi bentuk yang kurus dan dihiasi kuku-kuku yang tajam.
“Ehh….kembali ke perubahan organik, apa memang benar kau ini anggota Silver Clan?”
“Sial! Aku tidak menyangka Gareth akan melakukan itu padaku,” Djohan menunduk, memperlihatkan kuda-kudanya. Seperti orang yang bersiap di perlombaan lari.
“Datang!” Djohan Melesat, namun semua sudah diperhitungkan oleh Maxs. Cakar Djohan berhenti tepat di area dadanya, belum menyentuh badan Maxs sama sekali. Maxs mengarahkan tangannya ke atas, kemudian badan Djohan mengikuti arahannya itu. Dan saat berada di atas barulah Maxs meledakan bola udaranya itu.
Tubuh Djohan kembali merasakan rasa sakit yang luar biasanya, darah keluar dari hidung dan mulutnya. Lalu ia meluncur dengan posisi kepala terlebih dahulu.
Konsep kekuatan Maxs sejatinya adalah untuk memanipulasi udara disekitarnya, namun ia menggunakannya menjadi bola-bola udara yang tidak terlihat. Massa yang ia kumpulkan dalam bola-bola itu sangat banyak hingga menjadi padat. Mengakibatkan daya serang yang sangat kuat setara kekuatan bom. Selain itu Maxs dapat membuat pelindung untuk dirinya yang bentuknya seperti bola udara raksasa, jaraknya dua jengkal dari tubuhnya. Ketika ada seseorang menyerangnya, maka yang menerima pertama kali serangan itu adalah pelindungnya. Bola itu mengkerut lalu secara cepat melapisi sang penyerang.
Inilah yang terjadi kepada Gareth, tetapi berbeda dengan Nakata. Pada saat itu Maxs secara sengaja melapisi tubuh Nakata dengan bola udaranya. Ketika sudah melapisi seluruhnya Maxs meledakan bola itu, mengakibatkan tubuh Nakata terpental jauh. Namun pelindungnya memiliki efek berlainan jika ada seseorang yang mampu menembus bola itu. Keseluruhan tubuh Maxs akan merasakan langsung efek ledakan itu pada dirinya karena bola udara otomatis meledak. Sehingga sebisa mungkin Maxs membuat pelindung yang sangat kuat dan elastis.
Gareth menyingkirkan reruntuhan yang menimpa dirinya, lukanya tidak terlalu fatal berkat armor suit yang ia kenakan. Tetapi kepalanya terbentur sangat keras, membuat darah mulai berloma turun dari kepalanya. “Sebelum baju tempur ini rampung, aku akan memberikan saran agar para anggota diberikan helm pelindung kepala…,” Gareth teringat kata-kata pak Adrian bahwa sebelum mengenai kepala, para anggota BASS pasti bisa menghindar berkat bantuan peluncur roket yang terpasang di bagian kaki. “ada apa dengan Silver Clan itu, apa bentuk barunya itu memerlukan tenaga yang banyak sehingga membuatnya terbaring lemas begitu?” darah yang memenuhi keningnya disingkirkan. Tubuhnya masih bisa merasakan bahwa armor suit yang digunakan masih memiliki banyak tenaga.
Maxs tidak bergerak dari tempatnya meskipun tahu bahwa Gareth kembali bangkit. Ia sengaja ingin menyimpan banyak tenaga dengan cara menjebak Gareth menyerangnya terlebih dahulu sehingga nantinya tubuh Gareth kembali terdiam akibat bola udara yang berjalan melapisi tubuhnya. “Datanglah….,” dengan suara berbisik.
“Jadi kau meremehkan kekuatan baju ini? akan kutunjukan…,” Gareth bersiap, peluncurnya pun mengisi daya terlebih dahulu sebelum akhirnya mendorong tubuh Gareth dengan cepat.
Maxs tersenyum lebar sambil membuka telapak tangannya lebar-lebar saat Gareth mulai mengayunkan tangannya, kepalan tinjunya sudah bulat. Namun secara tiba-tiba Gareth berhenti dan merubah rutenya, ia bergerak ke arah samping.
“Percuma saja…,” Gareth menyerang ke bagian kanan. Di mana tangan Maxs sedang aktif. Ia tidak menyerang ke bagian kiri karena ditakutkan Maxs akan melakukan hal yang sama dengan tangan kirinya.
Sesuai rencana Maxs, tinju dari Gareth terhenti dengan jarak satu jengkal dari pipinya. Matanya melirik sambil tersenyum sinis.
Gareth membalasnya dengan senyuman, “MASIH BELUM!!” peluncur roket ditangannya menyala hebat. Api yang keluar dari peluncur roket itu sampai melebihi pundak Gareth. Pukulannya itu berhasil mengenai pipi Maxs.
Tubuh Maxs bergetar hebat saat pelindung bola udaranya meledak dan mengenai dirinya sendiri. Hempasan udara yang begitu dahsyat terjadi, angin yang ditimbulkan pun mengenai Djohan dan membuatnya tersadar.
“Ah…,” Djohan melihat Gareth bersama Maxs didepannya. Keduanya tidak bergerak. “apa yang terjadi? Gareth berhasil mengalahkannya?”
Peluncur roket di tangan Gareth terhenti, mata Maxs berubah menjadi putih seakan-akan tidak sadarkan diri. Retakan-retakan besar terlihat jelas di sepanjang tubuh Maxs. Melihat situasi seperti ini Gareth memanfaatkannya betul dengan menyerang Maxs yang berdiri kaku didepannya dengan serangan yang bertubi-tubi. Kali ini peluncur roket dari kedua tangannya dinyalakan. Tubuh Maxs berguncang hebat dijadikan samsak oleh Gareth.
Pukulannya begitu brutal mengakibatkan beberapa bagian armor pelindung milik Maxs pecah. Seperti di bagian badan, kepala, dan kedua tangannya. Baju jas bermotif garis ungu pun terlihat jelas. Wajah Maxs secara instan menjadi babak belur, penuh memar. Sementara itu bagian kakinya meleleh dengan sendirinya. Memperlihatkan bentuk Maxs sebagai manusia seutuhnya.
“INI SEMUA UNTUK LEAH!”
“Leah?” Djohan mendengarnya dari kejauhan.
Ketika ingin menyelesaikannya, dengan merebut langsung Beat dari dalam tubuh Maxs. Tiba-tiba cahaya yang berada di bagian pinggang Gareth berhenti menyala. Tenaga armor suit yang dikenakannya habis, menjadikannya sebagai baju tempur biasa. Tangannya terhenti, mendadak Gareth merasakan pegal-pegal yang luar biasa pada tubuhnya. Gareth menggunakan armor suit sampai ke batas kemampuan baju itu sendiri.
“Kenapa…di saat seperti ini??” Gareth tidak mampu lagi menggerakan tubuhnya.
“Eh? Ada apa dengannya?” Djohan merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. “ayolah!” kekuatan regen miliknya bergerak lambat karena banyaknya sel Beaters yang terbuang percuma akibat penggunaan mode armored yang tidak maksimal.
Sedangkan Maxs malah tertawa, “Jadi anak buahku sudah melakukannya, hebat!” dengan sekuat tenaga yang ada Maxs merubah pergelangan tangannya. “kau sangat tidak beruntung, karena tidak bisa melihat temanmu itu menjadi monster mengerikan sepertiku!” Maxs menusuk perut Gareth, namun baju tempurnya berhasl melindunginya.
“Baju ini masih bisa berguna walaupun tenaganya sudah habis,” Gareth merasa sedikit lega. Namun Maxs tidak menyerah sampai situ.
“ARGHHH!” Maxs memaksa tangannya masuk, ia berhasil menembus baju tempur itu. Setengah jemarinya masuk ke dalam perut Gareth. “sialan, mengangkat tanganku saja tidak sanggup. Tapi ini sudah cukup,” Maxs menarik tangannya, jalannya mundur terhuyung. Gareth hanya bisa menahan rasa sakitnya.
Darah yang menyelimuti jemari Maxs perlahan menghilang, ia memanfaatkan teknik mengeluarkan sel Beaters dalam tubuh untuk menghisap darahnya. Dikarenakan tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak selain karena terkena efek ledakan pelindung bola udaranya. Pukulan bertubi-tubi hingga membuat mode armored miliknya hancur juga menjadi penyebabnya.
“WHHHOOOOAAAAA!” Maxs merasakan getaran energi yang luar biasa mengalir ditubuhnya.
“Gawat….,” Djohan mulai berdiri dengan dua kakinya.
redrices dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas