Chapter 188
Quote:
Gareth sudah bersiap untuk bertempur kembali, menyadari betul bahwa setiap serangan yang akan diterimanya kali ini akan berakibat sangat fatal karena baju tempur BASS model lama tidak bisa menyembuhkan luka. Tetapi dibalik itu semua kemampuan awal dengan meningkatkan status tempur beberapa kali lipat masih berguna.
“Dengan belati yang tadi kulempar, hanya tersisa satu sekarang,” ucap Gareth dalam hati. “cih, apa yang dilakukan oleh keparat satu itu? rebahan dengan kaki buntung? memalukan!” lanjutnya.
Troy menusukan dua pedang ukuran normal untuk melambatkan regen pada kedua kaki Djohan yang mencoba pulih. Lalu menggunakan pedang cahayanya untuk melawan Gareth tanpa menggunakan ribuan pedang kecil yang siap digerakan kapan saja, sedikit meremehkan kekuatan Gareth.
“Sial kepala serangga itu meremehkanku lagi!” Gareth meluncur, tidak secepat saat menggunakan baju tempur model C.P.S. Pelontar roket yang tertanam mengeluarkan api untuk melakukan dorongan, dengan menggunakan belati panasnya Garteh siap menyerang.
“Membosankan,” Troy dapat melihat semuanya dengan jelas, pergerakan yang begitu lambat dari matanya. Gareth menyerang dengan mengayunkan belati panasnya, tanpa menggunakan pedang hanya tangannya saja, belati itu diusapnya membuat badan Gareth terpental.
Ternyata serangan Gareth tadi memang disengaja untuk membuat tubuhnya mendarat di mana belatinya satu lagi berada. Tapi memang diakuinya model belati murni yang digunakannya ini tidak sekuat buatan sel dalam baju tempur terbaru. Buktinya hanya beradu dengan kulit bercahaya milik Troy, ia langsung terpental.
“Apa kali ini aku akan mati sungguhan?” pikir Gareth, “tapi lebih mengerikan ketika Leah mengetahui bahwa aku masih hidup,” senyumannya melebar, Troy termenung melihatnya, menyangka bahwa tertimpah reruntuhan membuat otaknya rusak.
Kejadian sebenernya yang terjadi saat itu adalah setelah Gareth berhasil melempar keluar Leah dari gedung yang runtuh adalah seluruh tubuhnya tertimbun puing-puing besar bangunan yang jatuh. Dengan baju tempur yang masih berfungsi, Gareth dapat selamat hanya saja badannya tidak bisa bergerak karena beratnya puing-puing bangunan.
Sialnya lagi meskipun selamat, Gareth tidak bisa berbuat banyak karena gelang satunya hancur, yang membuat kinerja sel buatan tidak maksimal. Artian jika salah satu komponen hancur, entah itu penutup kepala atau visor, maka akan membutuhkan waktu lebih untuk memperbaikinya. Dalam kegelapan dan kesunyian, Gareth berpikir bagaimana dapat keluar dari situasi ini. Yang terbesit adalah dengan mengerahkan seluru tenaga baju tempur yang ada untuk merangsek keluar.
Hal itu dilakukannya tanpa tahu arah yang benar tuk mencari jalan keluar, semua pelontar yang ada dipaksa menyala dengan kekuatan maksimum. Membuat tubuh Gareth melesat dengan menghancurkan semua yang ada didepannya hingga membuat lubang kecil. Akibat melakukan itu, gelang satunya hancur, sel buatan pun mati tidak bisa bertindak lagi. Itulah alasannya mengapa sinyal kehidupan dari Gareth tidak terbaca.
Suara yang dihasilkan oleh Gareth untuk keluar dari reruntuhan cukup keras, membuat pasukan Unit-1 menghampirinya. Dalam keadaan tubuh penuh luka, penutup kepala dan visor yang berantakan, Gareth meminta seorang pasukan itu untuk mengantarnya ke markas sekarang juga.
Untungnya tempat kemunculan Troy tidak begitu jauh dari markas, sehingga perjalanan yang ditempuh tidak memakan waktu lama. Gareth dengan langkahnya yang tidak sempurna mencari koper yang menyimpan baju tempur model lamanya itu, setelah dipakai dan dinyalakan, sensor menangkap kemunculan Silver Clan, saat itulah dirinya melesat mengejarnya dan sampai sebelum penghalang berhasil menutup semua akses masuk ke dalam stadium sepak bola.
Gareth mengenggam kedua belati panasnya dengan sangat erat, semua serangannya sekarang haruslah berarti. Di lain pihak Djohan masih kesulitan bergerak karena pedang emas milik Troy menganggu kestabilan sel Beaters dalam dirinya. Diam-diam Gareth mengikat benang kasat mata yang sering digunakan, untuk membuat serangan pada Troy.
Satu belati dilempar, Troy sama sekali tidak bereaksi, hanya diam menunggu belati itu datang.
“Serangan membosankan itu lagi,” Troy mengayunkan tangannya dengan malas yang bermaksud untuk menepis belati itu.
Gareth melihat ini sebagai keuntungan, “SEKARANG!” pelontarnya menyala hebat membawa tubuhnya melesat cepat, jemarinya bergerak menarik belatinya itu untuk berhenti.
“Hm,” semua pola serangan yang dilakukan oleh Gareth sangat terlihat jelas oleh Troy, ia berniat untuk mengikutinya.
Dengan belati panas satu lagi, Gareth berniat untuk menusuk kepala Troy. Menurutnya, dengan satu tangan yang sedang bergerak menepis serangan pura-pura tadi, sulit bagi Troy untuk menahan serangannya. Apalagi Gareth melakukannya dari arah yang berlawanan.
Tangan Troy masih di atas, sedangkan posisi tangan Gareth meluncur deras tanpa ada penghalang. “KENA KAU!” jarak belati sudah hampir mengenai kepala kumbang berwarna emas itu.
Mata Troy melirik, dalam sepersekian detik itu mengangetkan Gareth yang menyangka bahwa dalam waktu yang singkat dan berlangsung cepat, sulit untuk melihat semuanya.
Tiba-tiba datang lusinan pedang bercahaya yang menahan belati panas milik Gareth, terdengar suara adu besi yang nyaring. Gareth terpental karena kalah kuat dengan lusinan pedang cahaya yang datang melindungi Troy.
“Cih! membuat pedang seukuran telunjuk,” ucap Gareth.
“Kuakui trikmu tadi sangat bagus, jika untuk melawan monster rendahan, bukan tuk melawanku sang kestaria Beaters!” ucap Troy yang membanggakan dirinya.