Chapter 201
Quote:
Sinar bulan terang seakan memantulkan warna platinum abu yang ada pada diri Giorga. Sosoknya melayang ke atas tanpa mengeluarkan sayap, lalu dari telapak tangannya muncul lagi bintang-bintang kecil. Sementara itu dibawahnya orang-orang ketakutan sedang ditangani oleh kepolisian setempat. Mereka nampaknya masih bingung dengan apa yang terjadi.
“Coba kau atasi seranganku ini,” Giorga menaburkan bintang-bintang kemerlap itu seperti menabur pasir pantai.
“Sial! Aku tidak bisa menghalau semuanya!” ucap Ilo dari bawah.
“Serahkan tugas itu padaku!” sahut Cetrune yang sudah dalam mode armor nya. “fokuslah bertarung dengan orang menyebalkan itu!”
Cetrune melesat mengeluarkan panah-panah kecil seukuran telapak tangannya. Dengan panah otomatis yang ada di tangannya, ditembakan semuanya merata mengarah pada serbuk bintang kecil kemerlap yang berjatuhan. Ledakan-ledakan langsung tercipta saat anak panahnya bersentuhan. Ilo memanfaatkan ini untuk mengejar Giorga. Sayapnya merekah membawa tubuhnya ke atas.
“Daya ledak serangannya lebih kecil dari sebelumnya, apa yang disembunyikannya?” pedang besarnya siap membelah tubuh musuhnya lagi.
Kedua mata Giorga menatap tajam ke arah Ilo yang terbang kearahnya dengan kecepatan tinggi. “Sayang sekali, sayap yang indah itu akan kumusnahkan,” sosoknya menghilang.
Tanpa disadari oleh Ilo, salah satu sayapnya terbelah. Giorga menyerangnya dengan sangat cepat. Belum sempat bereaksi, Giorga meletakan telapak tangannya pada bahu Ilo. Lalu serbuk kemerlap bintang-bintang kecil menyebar menutupi sebagian bahunya.
Ilo mencoba menebas Giorga yang berada tepat disampingnya, tetapi serbuk kemerlap bintang itu meledak. Cetrune melihatnya dari jauh, masih banyak lagi serbuk bintang yang harus diledakan sebelum menyentuh tanah mengenai warga yang tidak bersalah.
“Ilo---,” tangan yang bersenjatakan busur panah otomatis terputus, padahal Cetrune melihat sosok Giorga yang tadi masuk ke dalam ledakan bersama Ilo. Kemudian matanya melirik ke arah sampingnya. Tubuh Giorga terbentuk dari serbuk bintang yang berjatuhan.
“Kalian tidak mempunyai keahlian ini?” tanya Giorga yang menumbuhkan kedua kakinya menggunakan serbuk bintang miliknya. Beberapa akhirnya jatuh ke tanah membuat ledakan-ledakan kecil.
“Cih,” Cetrune memegangi bahunya sambil menumbuhkan kembali tangannya
Giorga membuka kedua telapak tangannya, “Lihat, ini serbuk bintang tak bercahaya, bisa dibilang aku membagi tubuhku kedalamnya. Jika ku lempar, aku bisa berpindah secara instan,” memperlihatkan serbuk bintang tak bercahaya. “dan ini, serbuk bintang bercahaya, dapat meledak saat tersentuh. Seperti ini,” melempar ke arah Cetrune.
Serangan dadakan dari Giorga terjadi begitu saja, Cetrune belum sempat menghindar hingga terjadilah ledakan-ledakan kecil. Dari kepulan asap, Giorga menerjang dengan menendang jauh Cetrune menggunakan satu kakinya saja. Lampu sorot terang menembak tepat kearahnya, kepolisian sudah mengepungnya.
“Kalian ini manusia biasa, bisa apa hah?!” gertakan Giorga tidak membuat kepolisian bergeming, menggunakan senapan panjang beberapa selongsong peluru ditembakan. Semua memantul karena tubuh Giorga terbuat dari platinum yang sangat keras.
“Jadi mau kalian begini?” tanya Giorga. “baiklah, kuratakan saja kalian semuanya!” Giorga kembali mengangkasa, lampu-lampu berwarna kuning hangat menghiasi kota ditambah warna api yang membara. “hm?” sebuah energi besar terasa datang kepadanya.
Ilo terbang dengan keadaan semula, tidak ada kerusakan pada tubuhnya. Pedang besar dibawanya siap mengakhiri semua kekacauan ini. Saat terkena serangan Giorga barusan, ada suatu kejanggala, yaitu kekuatan regen yang tiba-tiba tidak bisa digunakan. Satu tangannya hancur bekas ledakan barusan, tetapi regen yang seharusnya bekerja malah mati membiarkan luka begitu saja.
Ketika dilihat dengan fokus luar biasa, sel Beaters milik Giorga bersifat parasit. Diam dibagian luka itu memakan semua sel Beaters miliknya ketika akan melakukan penyembuhan diri. Cara satu-satunya adalah dengan memotong bagian tubuh yang terkena sel parasit itu
Giorga menyerang dengan melemparkan serbuk bintang bercahaya dengan kecepatan tinggi, layaknya meteor yang jatuh ke bumi. Ledakan-ledakan kecil menghiasi langit, tapi Ilo tidak gentar, bagian armor yang dibuat semakin keras mampu menghalau semua serangan. Saat jaraknya sudah pas, bagian armor luarnya dilepaskan, Ilo bergerak lebih cepat.
“Armor di dalam armor?” ucap Giorga heran. “membuat tubuhmu lebih kecil bukan berarti lebih tahan terhadap serangan bukan?!” kembali melancar serangannya dengan serbuk bintang bercahaya.
Bagian sisi-sisi pedang milik Ilo terlepas, membuat ukuran pedang menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Tentunya bobotnya menjadi lebih ringan. Ilo membuat tubuhnya bagaikan kapsul, merapatkan kedua sayapnya lalu membuat dorongan menembus udara.
“Apa?!” Giorga terkejut melihat Ilo melesat bagaikan meriam manusia. “tidak akan kubiarkan,” membuat serbuk dengan ukuran lebih besar dengan maksud tuk melumpuhkan Ilo. Tapi semuanya sia-sia karena Odin Sword milik Ilo menembus kerasnya lapisan armor miliknya di bagian perut. Membuatnya harus membuka penutup bagian mulut untuk memuntahkan darah segar tepat ke arah wajah Ilo.
“Semuanya telah berakhir,” ucap Ilo bersiap untuk menggerakan pedangnya lagi.