Chapter 178
Quote:
Djohan dan Sterling membelah angkasa, mereka berdua bergerak dengan kecepatan yang tinggi. Meski begitu, keduanya baru sampai di wilayah 11. Jika menggunakan kekuatan Beaters yang dimiliki, maka mereka bisa mengejar Troy saat itu juga. Ada masalah yang utama jika menggunakan kekuatan Beaters, sensor yang dipasang di seluruh kota akan menyala, yang nantinya membuat orang-orang BASS kebingungan karena sejatinya hubungan kerja sama mereka telah berakhir.
Demi menjaga kerahasiaan itu juga, Djohan dan Sterling hanya melompat-lompat di antara gedung-gedung yang menjulang tinggi. Dari pengamatan mereka, kekacauan yang terjadi di wilayah 11 sungguh menyayat perasaan. Bekas kebakaran yang ditimbulkan oleh kekuatan Troy masih ada. Beberapa mobil pemadam juga masih berjaga, takut jika api yang sudah padam lekas menyala kembali.
“Senior! Apa langkahmu bisa lebih cepat?” tanya Djohan.
“Um…ya, memangnya kenapa?” ucap Sterling.
“Kita tidak bisa membiarkan Troy berbuat lebih dari ini, kita harus bergegas!” teriak Djohan yang sedang berada dalam kecepatan yang tinggi.
“Baiklah,aku mengerti!” Sterling mencoba mengikuti Djohan agar tidak tertinggal di belakang.
Anggota BASS dari wilayah 13 sudah memakai pakaian tempurnya masing-masing, Leah dengan senjata sejenis pistol dan Gareth dengan belati yang membaranya sudah dalam posisi siap tempur. Sedangkan Nakata masih belum mengeluarkan senjatanya, begitu juga sang kapten yang duduk santai di kursi di dalam ruang komando.
“Troy tidak tahu lokasi markas ini, apakah ia akan memakai cara yang sama seperti di wilayah 12?” tanya Leah.
“Kemungkinan besar seperti itu, dengan sengaja membuat sensor menyala lalu dengan tepat menunjukan titik lokasi kemunculannya,” jawab kapten Vela. “banyak kemungkinan yang akan terjadi, orang ini pintar,” lanjutnya.
“Matahari begitu terik,” Gareth mengintip ke arah jam dinding. “hm, harusnya matahari belum tinggi di jam segini,” ucapnya.
orang yang telah ditunggu-tunggu ternyata sudah tiba, Troy sang monster kumbang berwarna emas itu sedang berada di langit, di atas awan. Ia merentangkan kedua tangannya, sambil membuka telapak tangannya, sinar matahari yang begitu terik mampu memberikan energi yang lebih. Rasa sakit dan luka yang diperolehnya selama ini perlahan pulih.
“Nikmat sekali, ini kah yang dinamakan energi yang tidak terbatas itu,” ucap Troy sambil memejamkan matanya. Sedikit demi sedikit mulai dari bagian kakinya, sel Beaters mulai bergerak menutupinya membentuk suatu pelapis yang indah dan berkilauan.
Dari kaki naik ke bagian pinggang, begitu pun seterusnya hingga kepalanya Troy tertutup semuanya. Tanduk panjang menjulang menjadi ciri khasnya sebagai seorang kestaria Beaters. Belum lagi pedang bercahaya yang dibuatnya padat itu muncul dari telapak tangannya. Dipegangnya erat pedangnya itu, sekali ayunan pelannya saja mampu membelah awan yang berkumpul memadat.
Hanya tinggal satu langkah lagi, dengan melepas energinya maka sensor akan berfungsi, setidaknya sampai ia mendarat atau berada dijangkauan. Tetapi yang dilakukan oleh Troy sedikit berbeda, pedang cahayanya dibuat lebih besar dari ukuran sekarang, membuatnya menjadi cahaya murni dengan energi yang besar.
Tangannya mulai mengayunkan pedang besarnya itu, “Terimalah ini!” Troy melempar pedang cahayanya itu, dari bawah orang-orang melihat suatu benda jatuh yang menyilaukan mata mereka. Tidak tahu harus berbuat apa karena benda bercahaya itu meluncur dengan cepat.
Ketika orang-orang tersebut hanya bisa pasrah dalam keadaan, tiba-tiba benda bercahaya itu meledak dengan ledakan yang besar, menimbulkan pelepasan energi yang begitu besar hingga membuat kaca-kaca gedung disekitarnya pun retak sampai pecah. Langit berwarna biru kini hadir, sosok Troy kini terlihat meskipun hanya titik bercahaya bagaikan bintang di malam hari.
Lalu sosok lainnya sedang berdiam di udara, kedua belati panas yang digenggamnya mengeluarkan asap. Sosok ini menghadapkan kepalanya ke atas, dengan tatapan tajam menatap Troy dari tempatnya sekarang.
“Menyerang warga yang tidak ada kaitannya? menyerang orang-orang yang tidak berdosa? serendah itu kah dirimu wahai kesatria Beaters!” ucap Gareth dengan penuh amarah.
Beberapa menit sebelumnya, ketika Gareth sedang menatap keluar jendela, ia sempat melihat benda bercahaya itu jatuh. Karena sudah memakai pakaian tempurnya, dengan sekuat tenaga ia mencapai kecepatan yang luar biasa hingga mampu menghancurkan benda tersebut.
“Hm, boleh juga,” Troy mencoba melihatnya dengan detil, ternyata senjata yang digunakan oleh Gareth yang menjadi penyebabnya. “ah jadi itu, informasi dari orang pertama yang kukalahkan. Baiklah, bagaimana kalau ini?” masih diposisinya di atas awan, Troy mengeluarkan jurus andalannya, berupa pedang cahaya kecil berjumlah ribuan yang dengan cepat muncul disekelilingnya.
“Cih! Serangan itu lagi!” Gareth menatap ke bawah, banyak warga yang masih belum menjauh. Begitu pun dengan pasukan Unit-1 yang belum tiba. “harus ku pancing ke mana?” pedang-pedang cahaya mulai meluncur cepat.
Tiba-tiba muncul petir yang menggelegar, menyapu pedang-pedang cahaya yang turun itu. Dari arah lain, Leah dengan pistolnya yang menembakan petir barusan. Sekarang sudah ada dua pasukan BASS tim 13 yang menghadang Troy.
“Jangan sombong! Kita ini satu tim!” ucap Leah dari alat komunikasi.
“Ya, asalkan jangan menghalangi jalanku!” sahut Gareth semangat.