- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 19-01-2024 14:24
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.5K
Kutip
560
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#307
Chapter 192
Quote:
Ayunan ringan dengan menggunakan kedua tangannya dilakukan, Djohan sudah tidak bisa berkutik, hanya bisa diam untuk menerima nasibnya itu. Namun, hal yang mengagetkan terjadi saat gumpalan awan menahan laju pedang dari Troy. Membuatnya terdiam, tidak jadi mengenai tubuh Djohan.
“Huh?” Troy melirik ke arah pedang, di situ ada gumpalan awan yang panjang, menahannya.
Djohan memanfaatkan kesempatan ini untuk segera menjauh, ketika melompat ia melihat ujung gumpalan awan itu berasal dari potongan tubuh seniornya Sterling. “Apa yang sebenarnya terjadi?” ucap Djohan.
Potongan tubuh Sterling tiba-tiba bangun berdiri, dari ujung tangannya itu gumpalan awannya berasal. Lalu potongan tubuh yang lainnya segera bergabung dan membentuk suatu kesatuan kembali. Sterling masih hidup, lalu menarik pedang Troy hingga lepas dari tangannya.
“Kuakui seranganmu sangat kuat, lihat lapangnya jadi terbelah begini,” ucap Sterling santai. “tapi percuma jika tidak mengenai target,” lanjutnya.
“Bagaimana bisa? Padahal ketika tubuhnya terbakar artinya pedangku menembus benda padat,” tanya Troy.
“Ini hanya masalah jam terbang saja,” jawab Sterling.
Ketika Troy menebasnya dengan menggunakan pedang cahaya yang dibuat menjadi keras dan solid, Sterling membuat seluruh tubuhnya menjadi selembut awan, sehingga meskipun terbelah itu hanya merubah fisiknya saja, tapi tidak membuatnya terluka. Sebenarnya Troy menggunakan teknik ini saat tiba-tiba keluar dari pedang cahaya miliknya. Teknik yang hanya bisa digunakan ketika kekuatan Beaters memiliki ciri alam.
“Cih, memang orang kedua di Silver Clan tidak bisa ku pandang remeh!”
Djohan kini sudah berada di samping Sterling, melihat seniornya itu dalam keadaan baik-baik saja membuat hatinya tenang. Meski Sterling agak jijik ketika seseorang melihatnya dengan tatapan penuh kekhawatiran seperi itu, jika yang menatapnya Vivian perasannya akan berbeda.
“Tenang saja, teknik tadi meski menggunakan konsentrasi dan tenaga yang tinggi aku masih bisa menggunakannya berulang kali. Tampaknya Troy masih belum bisa menggunakannya, buktinya hanya tingkat kepadatan pedangnya saja yang bisa diatur sesukanya, sedang tubuhnya belum terlatih,” ucap Sterling. “aku mengkhawatirkan Gareth, apa kau bisa mengeceknya?” pintanya.
“Baik, aku juga sedikit mengkhawatirkannya,” Djohan pergi ke tempat terhempasnya Gareth.
“Hei, bagaimana kalau kita lanjutkan pertarungannya?” ucap Sterling, ditantang seperti itu membuat tubuh Troy bersinar, regen berhasil memulihkan keadaannya. Tubuh monster yang dilapisi oleh baju zirah yang berkilauan, tidak kalah dengan Troy, monster kumbang berwarna perak juga ikut menyala.
Sementara itu Djohan mencari keberadaan Gareth yang ternyata tidak ada dalam di tempat, kakinya berdiri di sebuah lubang besar. Djohan mencari dengan masuk ke dalam lubang tersebut. Lampu-lampu tidak dibiarkan menyala membuat lorong ini menjadi gelap, tembusan lubang tadi membawanya ke sini. Lorong panjang yang digunakan oleh para pengunjung untuk mencari tempat mereka duduk.
“Aku harus cepat!” dengan kedua kakinya yang berbentuk monster, Djohan dapat melangkah dengan cepat. Ketika menulusuri lorong gelap ini, ia melihat ada sesuatu yang bercaya. “apa itu Gareth?” satu hentakan membuatnya semakin mendekat.
Ketika Djohan mendekati objek yang bercahaya itu, ternyata sosok Gareth yang muncul, duduk sambil menempelkan lengannya ke sebuah sumber listrik. Keadaannya tidak baik-baik saja karena dipenuhi luka, kepalanya saja dipenuhi oleh darah kering.
“Apa…yang kau lakukan?” tanya Djohan.
“Kau tahu, baju tempur ini sangat payah, tapi untungnya mereka mempunyai sistem untuk mencuri listrik dengan menempelkan telapak tanganku seperti ini,” ucap Gareth. “Sterling masih belum bisa mengalahkannya?” Djohan menggelengkan kepala. “bagus, aku akan mengisi daya, lalu mempertaruhkan semuanya pada dua belatiku ini,” belati tergeletak disebelahnya, sudah menyala meskipun tidak terlalu terang. “tenang, aku tidak akan mati sebelum semua teror monster ini berakhir!” senyumnya.
Pertarungan antara Sterling dan Troy kembali berlangsung, pedang-pedang cahaya yang terus datang tidak menembus gumpalan awan yang dijadikan sebuah tameng. Sesuai sifaynya cahaya tidak bisa menembus awan. Lalu Sterling menumpahkan gumpalan awan dalam bentuk banyak, lebih dari yang sebelumnya. Perlahan awan-awan itu melilit salah satu lengannya, berubah menjadi hitam. Awan hitam itu mengeluarkan petir berukuran kecil, berputar-putar seperti angin ribut.
“Kuselesaikan sekarang,” Sterling membuat kuda-kuda, menekuk kedua lututnya, sedangan lengan yang dililit angin itu ditariknya kebelakang mengikuti pinggulnya. Satu tangan lagi bagaikan papan target yang mengarah pada lawan.
“Kau kira aku---,” gumpalan awan disekitarnya mulai melilit kedua tangan dan kaki, Troy ingin mengeluarkan pedang cahayanya tapi telapak tangannya terkunci. Sedangkan cahaya tidak bisa menembus awan.
“Ini akan sakit namun tidak akan membunuhmu,” ucap Sterling perlahan. Lalu tubuhnya melesat jauh, melepaskan tangan yang dililit awan hitam berpetir tepat mengenai tubuh Troy. Saat terkena serangan itu putarannya semakin cepat. Troy teriak kesakitan seraya dengan baju zirahnya yang mulai retak.
Tiba-tiba dalam keadaan yang penuh dengan angin yang tidak terkendali, seseorang datang. “MATI KAU BRENGSEK!” Gareth muncul menusuk kepala Troy dengan satu belatinya.
Sterling melirik ke arah lain, terlihat tangan Djohan yang berasap. Kemungkinan besar Gareth dilempar oleh Djohan, dengan memanfaatkan momentumnya lalu meledakan pelotar di kedua kakinya agar bisa menembus angin.
Ketika satu tangannya lagi ingin menusuk bagian belakang kepala Troy, monster kumbang emas itu mampu menahannya dengan satu tangannya. Awan-awan yang mengunci tadi dipaksa untuk membuka kunciannya, Sterling kagum dengan kegigihan Troy yang mampu bertindak dalam keadaan terdesak.
“Cih!” Gareth kesal, tidak menyangka Troy masih bisa menahannya, tapi pelapis yang melindungi kepalanya pecah. Gareth memanfaatkan keadaan dengan menusuknya lebih dalam lagi hingga menembus batang otaknya.
“Gareth, pergi dari sini! Aku akan melepaskan lilitan awan hitam ini!” sahut Sterling.
Gareth melepaskan pegangannya pada satu belati yang menusuk kepala Troy, lalu tubuhnya terbawa angin dan terlempar. Lalu Sterling melepaskan awan hitam yang melilit tangannya. Troy terbawa jauh, tubuhnya ikut berputar dan menghantam tribun didepannya. Efeknya sangat luar biasa, tribun itu seketika hancur. Membuat sisi lainnya pun retak, satu stadion mengalami kerugian.
“Huh?” Troy melirik ke arah pedang, di situ ada gumpalan awan yang panjang, menahannya.
Djohan memanfaatkan kesempatan ini untuk segera menjauh, ketika melompat ia melihat ujung gumpalan awan itu berasal dari potongan tubuh seniornya Sterling. “Apa yang sebenarnya terjadi?” ucap Djohan.
Potongan tubuh Sterling tiba-tiba bangun berdiri, dari ujung tangannya itu gumpalan awannya berasal. Lalu potongan tubuh yang lainnya segera bergabung dan membentuk suatu kesatuan kembali. Sterling masih hidup, lalu menarik pedang Troy hingga lepas dari tangannya.
“Kuakui seranganmu sangat kuat, lihat lapangnya jadi terbelah begini,” ucap Sterling santai. “tapi percuma jika tidak mengenai target,” lanjutnya.
“Bagaimana bisa? Padahal ketika tubuhnya terbakar artinya pedangku menembus benda padat,” tanya Troy.
“Ini hanya masalah jam terbang saja,” jawab Sterling.
Ketika Troy menebasnya dengan menggunakan pedang cahaya yang dibuat menjadi keras dan solid, Sterling membuat seluruh tubuhnya menjadi selembut awan, sehingga meskipun terbelah itu hanya merubah fisiknya saja, tapi tidak membuatnya terluka. Sebenarnya Troy menggunakan teknik ini saat tiba-tiba keluar dari pedang cahaya miliknya. Teknik yang hanya bisa digunakan ketika kekuatan Beaters memiliki ciri alam.
“Cih, memang orang kedua di Silver Clan tidak bisa ku pandang remeh!”
Djohan kini sudah berada di samping Sterling, melihat seniornya itu dalam keadaan baik-baik saja membuat hatinya tenang. Meski Sterling agak jijik ketika seseorang melihatnya dengan tatapan penuh kekhawatiran seperi itu, jika yang menatapnya Vivian perasannya akan berbeda.
“Tenang saja, teknik tadi meski menggunakan konsentrasi dan tenaga yang tinggi aku masih bisa menggunakannya berulang kali. Tampaknya Troy masih belum bisa menggunakannya, buktinya hanya tingkat kepadatan pedangnya saja yang bisa diatur sesukanya, sedang tubuhnya belum terlatih,” ucap Sterling. “aku mengkhawatirkan Gareth, apa kau bisa mengeceknya?” pintanya.
“Baik, aku juga sedikit mengkhawatirkannya,” Djohan pergi ke tempat terhempasnya Gareth.
“Hei, bagaimana kalau kita lanjutkan pertarungannya?” ucap Sterling, ditantang seperti itu membuat tubuh Troy bersinar, regen berhasil memulihkan keadaannya. Tubuh monster yang dilapisi oleh baju zirah yang berkilauan, tidak kalah dengan Troy, monster kumbang berwarna perak juga ikut menyala.
Sementara itu Djohan mencari keberadaan Gareth yang ternyata tidak ada dalam di tempat, kakinya berdiri di sebuah lubang besar. Djohan mencari dengan masuk ke dalam lubang tersebut. Lampu-lampu tidak dibiarkan menyala membuat lorong ini menjadi gelap, tembusan lubang tadi membawanya ke sini. Lorong panjang yang digunakan oleh para pengunjung untuk mencari tempat mereka duduk.
“Aku harus cepat!” dengan kedua kakinya yang berbentuk monster, Djohan dapat melangkah dengan cepat. Ketika menulusuri lorong gelap ini, ia melihat ada sesuatu yang bercaya. “apa itu Gareth?” satu hentakan membuatnya semakin mendekat.
Ketika Djohan mendekati objek yang bercahaya itu, ternyata sosok Gareth yang muncul, duduk sambil menempelkan lengannya ke sebuah sumber listrik. Keadaannya tidak baik-baik saja karena dipenuhi luka, kepalanya saja dipenuhi oleh darah kering.
“Apa…yang kau lakukan?” tanya Djohan.
“Kau tahu, baju tempur ini sangat payah, tapi untungnya mereka mempunyai sistem untuk mencuri listrik dengan menempelkan telapak tanganku seperti ini,” ucap Gareth. “Sterling masih belum bisa mengalahkannya?” Djohan menggelengkan kepala. “bagus, aku akan mengisi daya, lalu mempertaruhkan semuanya pada dua belatiku ini,” belati tergeletak disebelahnya, sudah menyala meskipun tidak terlalu terang. “tenang, aku tidak akan mati sebelum semua teror monster ini berakhir!” senyumnya.
Pertarungan antara Sterling dan Troy kembali berlangsung, pedang-pedang cahaya yang terus datang tidak menembus gumpalan awan yang dijadikan sebuah tameng. Sesuai sifaynya cahaya tidak bisa menembus awan. Lalu Sterling menumpahkan gumpalan awan dalam bentuk banyak, lebih dari yang sebelumnya. Perlahan awan-awan itu melilit salah satu lengannya, berubah menjadi hitam. Awan hitam itu mengeluarkan petir berukuran kecil, berputar-putar seperti angin ribut.
“Kuselesaikan sekarang,” Sterling membuat kuda-kuda, menekuk kedua lututnya, sedangan lengan yang dililit angin itu ditariknya kebelakang mengikuti pinggulnya. Satu tangan lagi bagaikan papan target yang mengarah pada lawan.
“Kau kira aku---,” gumpalan awan disekitarnya mulai melilit kedua tangan dan kaki, Troy ingin mengeluarkan pedang cahayanya tapi telapak tangannya terkunci. Sedangkan cahaya tidak bisa menembus awan.
“Ini akan sakit namun tidak akan membunuhmu,” ucap Sterling perlahan. Lalu tubuhnya melesat jauh, melepaskan tangan yang dililit awan hitam berpetir tepat mengenai tubuh Troy. Saat terkena serangan itu putarannya semakin cepat. Troy teriak kesakitan seraya dengan baju zirahnya yang mulai retak.
Tiba-tiba dalam keadaan yang penuh dengan angin yang tidak terkendali, seseorang datang. “MATI KAU BRENGSEK!” Gareth muncul menusuk kepala Troy dengan satu belatinya.
Sterling melirik ke arah lain, terlihat tangan Djohan yang berasap. Kemungkinan besar Gareth dilempar oleh Djohan, dengan memanfaatkan momentumnya lalu meledakan pelotar di kedua kakinya agar bisa menembus angin.
Ketika satu tangannya lagi ingin menusuk bagian belakang kepala Troy, monster kumbang emas itu mampu menahannya dengan satu tangannya. Awan-awan yang mengunci tadi dipaksa untuk membuka kunciannya, Sterling kagum dengan kegigihan Troy yang mampu bertindak dalam keadaan terdesak.
“Cih!” Gareth kesal, tidak menyangka Troy masih bisa menahannya, tapi pelapis yang melindungi kepalanya pecah. Gareth memanfaatkan keadaan dengan menusuknya lebih dalam lagi hingga menembus batang otaknya.
“Gareth, pergi dari sini! Aku akan melepaskan lilitan awan hitam ini!” sahut Sterling.
Gareth melepaskan pegangannya pada satu belati yang menusuk kepala Troy, lalu tubuhnya terbawa angin dan terlempar. Lalu Sterling melepaskan awan hitam yang melilit tangannya. Troy terbawa jauh, tubuhnya ikut berputar dan menghantam tribun didepannya. Efeknya sangat luar biasa, tribun itu seketika hancur. Membuat sisi lainnya pun retak, satu stadion mengalami kerugian.
69banditos memberi reputasi
1
Kutip
Balas