- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 19-01-2024 14:24
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
561
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#292
Chapter 183
Quote:
Leah terbangun setelah dilempar oleh Gareth untuk menghindari reruntuhan gedung akibat serangan laser kapten Vela. Sebelumnya setelah terlempar jauh, bagian belakang kepalanya terbentur hingga tak sadarkan diri. Badannya masih terasa kaku, terutama di bagian tangan dan kaki. Dengan menghirup nafas panjang dan pikiran yang tenang, perlahan Leah mulai bangkit.
Sebelumnya ada gedung tinggi tepat di depan matanya, namun kini menghilang. Setelah kesadarannya sudah terkumpul semua, orang pertama yang dihubungi adalah Gareth. Satu dua kali suaranya berjalan melalui alat komunikasi, tetapi tidak ada jawaban.
“Ayo Gareth, katakan bahwa kau masih hidup!” ucap Leah sambil melacak melalui visornya, tidak ada tanda-tanda kehidupan dari Gareth yang dimunculkan. “tidak…tidak mungkin!” belum usai mengenai tanda vital Gareth, dua buah informasi muncul mengabarkan bahwa baik Nakata dan kapten Vela dalam kondisi yang sekarat. Berita yang ditampilkan begitu detil, Nakata dengan luka menganga di bagian perut dan kapten Vela yang tersayat di bagian leher. Sel buatan sudah menutup luka luarnya, tapi efeknya masih begitu besar.
Ketika semuanya baru ingin dicerna dengan kepala dingin, suara masuk melalui jalur komunikasi milik Leah. Hanya saja suara yang masuk malah membuatnya semakin kesal, hasrat membunuhnya tiba-tiba masuk ke wanita yang biasanya selalu terlihat tenang.
“Halo…masih adakah seseorang di sana?” ucap Gareth.
“KUBUNUH KAU MONSTER SIALAN!” Leah menyalakan pelontar roket baik di kedua kaki maupun kedua tangannya, meski masih bergetar belum dalam kondisi fisik yang memadai.
Leah melesat melalui lubang jendela yang rusak bekas hantaman tubuhnya. Dengan memanfaatkan lokasi kapten Vela, Leah dengan cepat dapat mengetahui tempat Troy berada. Di dalam benaknya yang ada sekarang adalah kata-kata membunuh, tidak ada lagi kata ampun baginya. Jika diibaratkan semua emosi yang menumpuk baiknya dilampiaskan kepada seseorang.
Api menyala dari kejauhan, Troy tersenyum dengan setelan rapihnya yang entah didapatkan dari siapa. Jemari tangannya membuat atap untuk melihat lebih jelas di panasnya terik matahari. Tidak ada tanda-tanda bahwa orang yang mendekati itu melambat, malahan kecepatannya semakin menggila.
Leah membuat belati panas yang serupa dengan kepunyaan Gareth. Sebenarnya program pistol petir maupun belati panas sudah disematkan sebagai sesuatu yang bersifat bawaan. Diperlukan kecerdikan dan kreativitas dari anggota BASS itu sendiri untuk membuat sesuatu senjata lain. Sel buatan sudah menyimpan ratusan bahkan hingga ribuan lebih data. Misalkan Nakata yang membuat tiruan baju tempurnya seperti cangkang untuk menjebak musuh tuk dipakaikan.
Belati panas melesat, tidak mengenai sasaran karena Troy dengan mudah dapat menghindar. Tidak sampai di situ, pistol petir yang sudah dinaikan hingga maksimum pun siap ditembakan.
“MATI KAU BEDEBAH!” cahaya kilat menyilaukan mata, menerjang Troy tanpa ampun.
Asap mengepul dari telapak tangan Troy, petir tadi dapat ditahannya dengan menggunakan satu tangan.
“Hei, santai sedikit. Kau tidak melihat ada dua orang terkapar dengan luka serius di sini?” ledek Troy.
“ARGH!” lagi-lagi Leah menyerang menggunakan belati panas, tapi sialnya Troy dapat menangkap lengan Leah, mencengkramnya dengan keras.
“Hm, ku akui kalian memang hebat bisa memaksaku hingga harus menggunakan level yang begitu tinggi hanya untuk melawan manusia dengan mainan berteknologi,” Troy mengangkat lengan Leah yang dipegangnya tinggi, melepas lalu memukul perut dengan telapak tangannya satu lagi hingga terpental.
“Ugh!” pukulan yang diberikan oleh Troy mampu memberikan rasa sakit yang lumayan pada Leah. “bahkan serangan biasa seperti itu saja…,” Leah begitu kecewa, baju tempur yang ditinggikan oleh BASS itu ternyata belum mampu sampai ke level Golden Beaters.
Troy meledek orang-orang BASS yang terkapar didepannya itu dengan menceritakan bagaimana caranya ia mendapatkan setelan yang dipakainya sekarang. Secara singkat, Troy dapat memanipulasi cahaya menjadi bentuk apapun, meskipun yang sering dilakukannya adalah membuat pedang seperti seorang kesatria.
Ketika Troy berubah menjadi bentuk naturalnya dan melompat ke arah Leah, di situ ia dengan cepat keluar dari tubuh monsternya itu, menggantinya dengan cahaya murni sehingga tubuh aslinya tidak terdeteksi oleh sensor karena dianggap sebagai manusia biasa. Troy mengendalikan monster yang terbuat dari cahaya itu dari jauh, di saat yang bersamaan bertemu dengan seseorang yang sedang sial karena tidak mau mengevakuasi dirinya. Dari situ Troy mendapatkan setelannya yang rapih.
“Pantas saja ketika diserang monster busuk itu malah hancur menjadi bola-bola cahaya,” ucap Leah sambil memegangi perutnya.
“Pintar! Seratus untukmu…,” ucap Troy sambil tertawa.
Leah diam-diam sedang membuat sesuatu dari jemari tangannya yang lain. Dirinya sengaja mendengarkan omong kosong dari Troy agar mendapatkan momentum untuk menyerang balik di saat yang tepat. Bom asap hitam telah dibuatnya dalam bentuk kecil berjumlah lima buah. Untuk menghalangi pandangan dari Troy yang tidak mampu menggunakan kekuatannya dalam keadaan gelap gulita hitam pekat.
“Berhenti bicara omong kosong!” Leah melempar bom kecilnya itu yang berisi asap hitam pekat.
“Bom kecil? kau sudah kehabisan akal?” Troy membiarkan bom-bom itu meledak didepannya, kepulan asap hitam menyebar mengelilingnya. Sebelum asap menutupi tubuh Troy, terlihat sebuah senyuman kecil dari wajahnya.
Leah mencoba menyerang dari arah atas berharap Troy tidak bisa membacanya. Dari lima bom kecil yang dilemparkan, ada satu yang merupakan tipuan. Berupa alat pelacak berbentuk kancing yang serupa dengan kancing kemeja yang dipakai oleh Troy yang dimasukan ke dalam cangkang bom kosong.
“Di situ rupanya!” Leah menyalakan belati panasnya dalam keadaan yang paling tinggi, sel buatan sampai tidak mampu menahan panasnya yang dihasilkan. Memanfaatkan gaya gravitasi, Leah tidak menggunakan pelontar roketnya agar tidak ada suara yang akhirnya dapat membocorkan keberadaannya. Badannya turun ke bawah, siap menusuk kepala Troy dengan belatinya itu.
Tidak disangka-sangka, Troy malah muncul dari kepulan asap itu, sambil membawa belati yang berwarna keemasan.
“KITA LIHAT SERANGAN SIAPA YANG KENA DULUAN!” mata Troy membelalak, siap menusukan belati emasnya itu.
Sebelumnya ada gedung tinggi tepat di depan matanya, namun kini menghilang. Setelah kesadarannya sudah terkumpul semua, orang pertama yang dihubungi adalah Gareth. Satu dua kali suaranya berjalan melalui alat komunikasi, tetapi tidak ada jawaban.
“Ayo Gareth, katakan bahwa kau masih hidup!” ucap Leah sambil melacak melalui visornya, tidak ada tanda-tanda kehidupan dari Gareth yang dimunculkan. “tidak…tidak mungkin!” belum usai mengenai tanda vital Gareth, dua buah informasi muncul mengabarkan bahwa baik Nakata dan kapten Vela dalam kondisi yang sekarat. Berita yang ditampilkan begitu detil, Nakata dengan luka menganga di bagian perut dan kapten Vela yang tersayat di bagian leher. Sel buatan sudah menutup luka luarnya, tapi efeknya masih begitu besar.
Ketika semuanya baru ingin dicerna dengan kepala dingin, suara masuk melalui jalur komunikasi milik Leah. Hanya saja suara yang masuk malah membuatnya semakin kesal, hasrat membunuhnya tiba-tiba masuk ke wanita yang biasanya selalu terlihat tenang.
“Halo…masih adakah seseorang di sana?” ucap Gareth.
“KUBUNUH KAU MONSTER SIALAN!” Leah menyalakan pelontar roket baik di kedua kaki maupun kedua tangannya, meski masih bergetar belum dalam kondisi fisik yang memadai.
Leah melesat melalui lubang jendela yang rusak bekas hantaman tubuhnya. Dengan memanfaatkan lokasi kapten Vela, Leah dengan cepat dapat mengetahui tempat Troy berada. Di dalam benaknya yang ada sekarang adalah kata-kata membunuh, tidak ada lagi kata ampun baginya. Jika diibaratkan semua emosi yang menumpuk baiknya dilampiaskan kepada seseorang.
Api menyala dari kejauhan, Troy tersenyum dengan setelan rapihnya yang entah didapatkan dari siapa. Jemari tangannya membuat atap untuk melihat lebih jelas di panasnya terik matahari. Tidak ada tanda-tanda bahwa orang yang mendekati itu melambat, malahan kecepatannya semakin menggila.
Leah membuat belati panas yang serupa dengan kepunyaan Gareth. Sebenarnya program pistol petir maupun belati panas sudah disematkan sebagai sesuatu yang bersifat bawaan. Diperlukan kecerdikan dan kreativitas dari anggota BASS itu sendiri untuk membuat sesuatu senjata lain. Sel buatan sudah menyimpan ratusan bahkan hingga ribuan lebih data. Misalkan Nakata yang membuat tiruan baju tempurnya seperti cangkang untuk menjebak musuh tuk dipakaikan.
Belati panas melesat, tidak mengenai sasaran karena Troy dengan mudah dapat menghindar. Tidak sampai di situ, pistol petir yang sudah dinaikan hingga maksimum pun siap ditembakan.
“MATI KAU BEDEBAH!” cahaya kilat menyilaukan mata, menerjang Troy tanpa ampun.
Asap mengepul dari telapak tangan Troy, petir tadi dapat ditahannya dengan menggunakan satu tangan.
“Hei, santai sedikit. Kau tidak melihat ada dua orang terkapar dengan luka serius di sini?” ledek Troy.
“ARGH!” lagi-lagi Leah menyerang menggunakan belati panas, tapi sialnya Troy dapat menangkap lengan Leah, mencengkramnya dengan keras.
“Hm, ku akui kalian memang hebat bisa memaksaku hingga harus menggunakan level yang begitu tinggi hanya untuk melawan manusia dengan mainan berteknologi,” Troy mengangkat lengan Leah yang dipegangnya tinggi, melepas lalu memukul perut dengan telapak tangannya satu lagi hingga terpental.
“Ugh!” pukulan yang diberikan oleh Troy mampu memberikan rasa sakit yang lumayan pada Leah. “bahkan serangan biasa seperti itu saja…,” Leah begitu kecewa, baju tempur yang ditinggikan oleh BASS itu ternyata belum mampu sampai ke level Golden Beaters.
Troy meledek orang-orang BASS yang terkapar didepannya itu dengan menceritakan bagaimana caranya ia mendapatkan setelan yang dipakainya sekarang. Secara singkat, Troy dapat memanipulasi cahaya menjadi bentuk apapun, meskipun yang sering dilakukannya adalah membuat pedang seperti seorang kesatria.
Ketika Troy berubah menjadi bentuk naturalnya dan melompat ke arah Leah, di situ ia dengan cepat keluar dari tubuh monsternya itu, menggantinya dengan cahaya murni sehingga tubuh aslinya tidak terdeteksi oleh sensor karena dianggap sebagai manusia biasa. Troy mengendalikan monster yang terbuat dari cahaya itu dari jauh, di saat yang bersamaan bertemu dengan seseorang yang sedang sial karena tidak mau mengevakuasi dirinya. Dari situ Troy mendapatkan setelannya yang rapih.
“Pantas saja ketika diserang monster busuk itu malah hancur menjadi bola-bola cahaya,” ucap Leah sambil memegangi perutnya.
“Pintar! Seratus untukmu…,” ucap Troy sambil tertawa.
Leah diam-diam sedang membuat sesuatu dari jemari tangannya yang lain. Dirinya sengaja mendengarkan omong kosong dari Troy agar mendapatkan momentum untuk menyerang balik di saat yang tepat. Bom asap hitam telah dibuatnya dalam bentuk kecil berjumlah lima buah. Untuk menghalangi pandangan dari Troy yang tidak mampu menggunakan kekuatannya dalam keadaan gelap gulita hitam pekat.
“Berhenti bicara omong kosong!” Leah melempar bom kecilnya itu yang berisi asap hitam pekat.
“Bom kecil? kau sudah kehabisan akal?” Troy membiarkan bom-bom itu meledak didepannya, kepulan asap hitam menyebar mengelilingnya. Sebelum asap menutupi tubuh Troy, terlihat sebuah senyuman kecil dari wajahnya.
Leah mencoba menyerang dari arah atas berharap Troy tidak bisa membacanya. Dari lima bom kecil yang dilemparkan, ada satu yang merupakan tipuan. Berupa alat pelacak berbentuk kancing yang serupa dengan kancing kemeja yang dipakai oleh Troy yang dimasukan ke dalam cangkang bom kosong.
“Di situ rupanya!” Leah menyalakan belati panasnya dalam keadaan yang paling tinggi, sel buatan sampai tidak mampu menahan panasnya yang dihasilkan. Memanfaatkan gaya gravitasi, Leah tidak menggunakan pelontar roketnya agar tidak ada suara yang akhirnya dapat membocorkan keberadaannya. Badannya turun ke bawah, siap menusuk kepala Troy dengan belatinya itu.
Tidak disangka-sangka, Troy malah muncul dari kepulan asap itu, sambil membawa belati yang berwarna keemasan.
“KITA LIHAT SERANGAN SIAPA YANG KENA DULUAN!” mata Troy membelalak, siap menusukan belati emasnya itu.
69banditos memberi reputasi
1
Kutip
Balas