- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 19-01-2024 14:24
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.5K
Kutip
560
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#289
Chapter 181
Quote:
Cahaya keluar bersinar dari retakan tubuh Troy, semakin dekat kilaunya semakin menyilaukan mata. Gareth membuat visor kacamatanya menjadi berwarna gelap agar dapat melihat di situasi menyulitkan seperti itu. Kedua tangannya siap untuk membelah tubuh Troy, berharap pertarungan akan berakhir.
“Eh?” Gareth terkejut bukan main ketika melihat perubahan bentuk tubuh Troy.
“itu kan…,” baju zirah Troy hancur melemparkan kepingan-kepingan ke segala arah.
Troy melesat ke arah Gareth, mencekik lehernya dengan sangat kuat. Bentuknya kali ini seperti monster sungguhan, dikalangan monster Beaters bentuk ini dikenal dengan bentuk natural. Gigi-gigi tajam keluar ketika mereka menyeringai, belum lagi kuku-kuku panjang di jemari tangan dan kaki. Bentuk monster yang setiap harinya dibasmi oleh kelompok BASS.
“GARETH!” Leah menembakan petir dari pistolnya, dengan cerdik Troy menjadikan tubuh Gareth sebagai perisai pelindung.
“Aku tidak apa-apa!” ucap Gareth setelah asap keluar dari belakang badannya.
“hei, bukankah bentuk ini malah memudahkanku untuk memotong---,” Troy melempar jauh tubuh Gareth ke udara. “kenapa tenaganya menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya!” Gareth sulit mengendalikan tubuhnya yang terombang-ambing itu.
“Aku sangat membenci bentuk ini! Jelek dan menjijikan! Tapi…,” Troy melihat tegas ke arah kapten Vela dan Nakata yang berada disampingnya. “tapi aku bisa mengeluarkan ini!” Troy mengeluarkan cakar besar yang terbentuk dari cahaya.
Cakar besar bercahaya itu menembus gedung yang dilewatinya, kapten Vela yang memiliki senjata dalam bentuk besar pun sedikit kesulitan untuk mengarahkan dan juga bergerak. Maka dari itu sejak awal pertempuran kapten Vela menjaga jaraknya, kelemahan besar modifikasinya itu adalah pertarungan jarak dekat. Meskipun berada di antara satu gedung dan gedung lainnya, jika serangan meluncur cepat seperti yang Troy lakukan, setidaknya butuh beberapa detik untuk menghindar.
“Hm,” Nakata dengan sigap menangkap kapten Vela, lalu meluncur menghindari serangan dari Troy. Dari bekas cakaran yang menembus bahan bangunan itu, muncul api yang cukup besar, membara membakar atap gedung.
“Kerja bagus Nakata! Sekarang pertahankan posisimu!” kapten Vela menembakan ratusan peluru dari senjata otomatis yang terpasang di kedua tangannya.
Troy dengan gesit menghindari setiap peluru yang diarahkan padanya, bentuk natural malah membuat tubuhnya dapat bergerak lebih leluasa padahal dari segi ukuran bentuk ini lebih besar dibanding bentuk baju zirah. Lalu Troy melompat dari atas gedung, melebarkan sayapnya bergerak menuju arah Leah.
“Wanita itu sangat menganggu, kuhabisi duluan!” ucap Troy.
“Leah! monster itu datang kearahmu, bersiap!” ucap kapten Vela yang melihat pergerakan Troy tadi.
Troy meliuk-liuk di antara gedung-gedung bertingkat, menggunakan kepintarannya agar keberadaannya sulit ditemukan, meskipun dalam sensor masih dapat dilihat, tetap saja bentuk fisiknya lebih akurat. Leah masih menatap ke depan, sambil sesekali mengamati sekelilinginya. Begitu pun dengan Gareth yang meluncur.
“Amati pergerakan melalui sensor di dalam visor kalian!” ucap kapten Vela kepada dua anggotanya itu.
“Ya!” sahut Leah, “sudah dekat!” Leah mengacungkan senjatanya.
Sosok Troy muncul tepat dihadapannya, dengan mulutnya yang terbuka lebar memamerkan gigi-gigi tajamnya. Leah tidak membuang waktu, peluru petirnya ditembakan, tepat mengenai tubuh Troy. Yang anehnya ketika petir itu menembus tubuhnya, Troy hanya tersenyum, lalu seketika tubuhnya pecah menjadi sebuah cahaya yang terberai-berai.
Cahaya-cahaya itu berbentuk sebuah bola lonjong, yang geraknya tidak karuan. Leah sempat menembak salah satunya, ketika pecah tidak menimbulkan efek apa-apa, malah hasil pecahannya membuat sebuah bola cahaya yang ukurannya lebih kecil lagi. Lalu beberapa bola cahaya yang lonjong itu berputar-putar di dekat Leah.
“Sial, sensornya menjadi kacau. Banyak yang terdeteksi padahal bola-bola cahaya ini masih berasal dari satu monster yang sama!” ucap Leah yang masih mencoba membuat bola-bola cahaya itu menjauh.
“AWAS!” ucap Gareth kepada Leah.
Sebuah cakar besar tiba-tiba muncul dari salah satu bola cahaya yang mengelilingi Leah. Belati panas milik Gareth meluncur deras setelah dilempar dari jarak yang tidak begitu jauh, dengan maksud agar dapat menahan serangan dari cakar itu.
Leah menoleh kebelakang, cakar itu dengan cepat menyerang punggung Leah. Baju tempur yang digunakannya pun cukup berhasil menahannya, tidak sampai mengenai kulit tubuhnya. Belati panas milik Gareth pun gagal tuk melindungi rekannya, tetapi kini dirinya sudah berada di dekat Leah.
“Apa kau tidak apa-apa?” tanya Gareth.
“Ya, aku tidak apa-apa. Meskipun cakarnya besar, tetapi ayunannya kurang kuat. Baju tempur ini berhasil melindungiku,” ucap Leah. Sel buatan pun dengan cepat menutup lukanya.
“Cih, bola-bola cahaya ini adalah perwujudan tubuhnya. Bagaimana bisa menyerang ke bagian vitalnya jika petirmu saja hanya mampu membuat jumlahnya semakin banyak,” keluh Gareth.
“Kapten pasti bisa,” ucap Leah. “menurut laporan senjata yang mengeluarkan cahaya pasti bisa melawannya,” tambahnya.
“Maksudmu?” sebuah perintah masuk dari kapten Vela melalui jalur komunikasi, yang meminta keduanya untuk menahan bola-bola cahaya itu agar berada ditempatnya sekarang. “senjata gila apa lagi yang ingin dikeluarkan oleh kapten?” Gareth kembali menyerang bola cahaya itu memakai belati panasnya, sambil terus mengawasi jika sewaktu cakar-cakar itu kembali muncul.
Di tempat lain, kapten Vela sudah membuat sebuah meriam besar dengan modifikasi baju tempurnya. Menggabungkan kedua tangannya sehingga membentuk sebuah lajur meriam yang memiliki lobang yang besar. Perlahan namun pasti meriam besar itu menyerap energi dari sekitarnya, membuat lubang itu menjadi bercahaya.
“Tahan tubuhku, senjata yang ini lebih besar dari yang sebelumnya,” ucap kapten Vela kepada Nakata yang dijawabnya dengan anggukan.
Kapten Vela memberitahukan bahwa senjatanya sedang mengisi daya, yang nantinya akan mengeluarkan serangan laser yang begitu besar. Dari jarak mereka diperkirakan daya tempuh laser ini memakan waktu selama 5 detik. Maka dari itu tugas Leah dan Gareth adalah tetap menjaga bola-bola cahaya itu sampai setidaknya waktu menyisakan 1 detik sebelum lasernya mendarat.
“Eh?” Gareth terkejut, keringat dingin menetes. “apa bisa?” menatap Leah.
“Kita coba,” obrolan mereka terhenti karena cakarnya kini kembali muncul, dalam pergerakan yang intens. Gareth mencoba untuk menebas semuanya.
“Eh?” Gareth terkejut bukan main ketika melihat perubahan bentuk tubuh Troy.
“itu kan…,” baju zirah Troy hancur melemparkan kepingan-kepingan ke segala arah.
Troy melesat ke arah Gareth, mencekik lehernya dengan sangat kuat. Bentuknya kali ini seperti monster sungguhan, dikalangan monster Beaters bentuk ini dikenal dengan bentuk natural. Gigi-gigi tajam keluar ketika mereka menyeringai, belum lagi kuku-kuku panjang di jemari tangan dan kaki. Bentuk monster yang setiap harinya dibasmi oleh kelompok BASS.
“GARETH!” Leah menembakan petir dari pistolnya, dengan cerdik Troy menjadikan tubuh Gareth sebagai perisai pelindung.
“Aku tidak apa-apa!” ucap Gareth setelah asap keluar dari belakang badannya.
“hei, bukankah bentuk ini malah memudahkanku untuk memotong---,” Troy melempar jauh tubuh Gareth ke udara. “kenapa tenaganya menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya!” Gareth sulit mengendalikan tubuhnya yang terombang-ambing itu.
“Aku sangat membenci bentuk ini! Jelek dan menjijikan! Tapi…,” Troy melihat tegas ke arah kapten Vela dan Nakata yang berada disampingnya. “tapi aku bisa mengeluarkan ini!” Troy mengeluarkan cakar besar yang terbentuk dari cahaya.
Cakar besar bercahaya itu menembus gedung yang dilewatinya, kapten Vela yang memiliki senjata dalam bentuk besar pun sedikit kesulitan untuk mengarahkan dan juga bergerak. Maka dari itu sejak awal pertempuran kapten Vela menjaga jaraknya, kelemahan besar modifikasinya itu adalah pertarungan jarak dekat. Meskipun berada di antara satu gedung dan gedung lainnya, jika serangan meluncur cepat seperti yang Troy lakukan, setidaknya butuh beberapa detik untuk menghindar.
“Hm,” Nakata dengan sigap menangkap kapten Vela, lalu meluncur menghindari serangan dari Troy. Dari bekas cakaran yang menembus bahan bangunan itu, muncul api yang cukup besar, membara membakar atap gedung.
“Kerja bagus Nakata! Sekarang pertahankan posisimu!” kapten Vela menembakan ratusan peluru dari senjata otomatis yang terpasang di kedua tangannya.
Troy dengan gesit menghindari setiap peluru yang diarahkan padanya, bentuk natural malah membuat tubuhnya dapat bergerak lebih leluasa padahal dari segi ukuran bentuk ini lebih besar dibanding bentuk baju zirah. Lalu Troy melompat dari atas gedung, melebarkan sayapnya bergerak menuju arah Leah.
“Wanita itu sangat menganggu, kuhabisi duluan!” ucap Troy.
“Leah! monster itu datang kearahmu, bersiap!” ucap kapten Vela yang melihat pergerakan Troy tadi.
Troy meliuk-liuk di antara gedung-gedung bertingkat, menggunakan kepintarannya agar keberadaannya sulit ditemukan, meskipun dalam sensor masih dapat dilihat, tetap saja bentuk fisiknya lebih akurat. Leah masih menatap ke depan, sambil sesekali mengamati sekelilinginya. Begitu pun dengan Gareth yang meluncur.
“Amati pergerakan melalui sensor di dalam visor kalian!” ucap kapten Vela kepada dua anggotanya itu.
“Ya!” sahut Leah, “sudah dekat!” Leah mengacungkan senjatanya.
Sosok Troy muncul tepat dihadapannya, dengan mulutnya yang terbuka lebar memamerkan gigi-gigi tajamnya. Leah tidak membuang waktu, peluru petirnya ditembakan, tepat mengenai tubuh Troy. Yang anehnya ketika petir itu menembus tubuhnya, Troy hanya tersenyum, lalu seketika tubuhnya pecah menjadi sebuah cahaya yang terberai-berai.
Cahaya-cahaya itu berbentuk sebuah bola lonjong, yang geraknya tidak karuan. Leah sempat menembak salah satunya, ketika pecah tidak menimbulkan efek apa-apa, malah hasil pecahannya membuat sebuah bola cahaya yang ukurannya lebih kecil lagi. Lalu beberapa bola cahaya yang lonjong itu berputar-putar di dekat Leah.
“Sial, sensornya menjadi kacau. Banyak yang terdeteksi padahal bola-bola cahaya ini masih berasal dari satu monster yang sama!” ucap Leah yang masih mencoba membuat bola-bola cahaya itu menjauh.
“AWAS!” ucap Gareth kepada Leah.
Sebuah cakar besar tiba-tiba muncul dari salah satu bola cahaya yang mengelilingi Leah. Belati panas milik Gareth meluncur deras setelah dilempar dari jarak yang tidak begitu jauh, dengan maksud agar dapat menahan serangan dari cakar itu.
Leah menoleh kebelakang, cakar itu dengan cepat menyerang punggung Leah. Baju tempur yang digunakannya pun cukup berhasil menahannya, tidak sampai mengenai kulit tubuhnya. Belati panas milik Gareth pun gagal tuk melindungi rekannya, tetapi kini dirinya sudah berada di dekat Leah.
“Apa kau tidak apa-apa?” tanya Gareth.
“Ya, aku tidak apa-apa. Meskipun cakarnya besar, tetapi ayunannya kurang kuat. Baju tempur ini berhasil melindungiku,” ucap Leah. Sel buatan pun dengan cepat menutup lukanya.
“Cih, bola-bola cahaya ini adalah perwujudan tubuhnya. Bagaimana bisa menyerang ke bagian vitalnya jika petirmu saja hanya mampu membuat jumlahnya semakin banyak,” keluh Gareth.
“Kapten pasti bisa,” ucap Leah. “menurut laporan senjata yang mengeluarkan cahaya pasti bisa melawannya,” tambahnya.
“Maksudmu?” sebuah perintah masuk dari kapten Vela melalui jalur komunikasi, yang meminta keduanya untuk menahan bola-bola cahaya itu agar berada ditempatnya sekarang. “senjata gila apa lagi yang ingin dikeluarkan oleh kapten?” Gareth kembali menyerang bola cahaya itu memakai belati panasnya, sambil terus mengawasi jika sewaktu cakar-cakar itu kembali muncul.
Di tempat lain, kapten Vela sudah membuat sebuah meriam besar dengan modifikasi baju tempurnya. Menggabungkan kedua tangannya sehingga membentuk sebuah lajur meriam yang memiliki lobang yang besar. Perlahan namun pasti meriam besar itu menyerap energi dari sekitarnya, membuat lubang itu menjadi bercahaya.
“Tahan tubuhku, senjata yang ini lebih besar dari yang sebelumnya,” ucap kapten Vela kepada Nakata yang dijawabnya dengan anggukan.
Kapten Vela memberitahukan bahwa senjatanya sedang mengisi daya, yang nantinya akan mengeluarkan serangan laser yang begitu besar. Dari jarak mereka diperkirakan daya tempuh laser ini memakan waktu selama 5 detik. Maka dari itu tugas Leah dan Gareth adalah tetap menjaga bola-bola cahaya itu sampai setidaknya waktu menyisakan 1 detik sebelum lasernya mendarat.
“Eh?” Gareth terkejut, keringat dingin menetes. “apa bisa?” menatap Leah.
“Kita coba,” obrolan mereka terhenti karena cakarnya kini kembali muncul, dalam pergerakan yang intens. Gareth mencoba untuk menebas semuanya.
69banditos dan gokil4ever memberi reputasi
2
Kutip
Balas
Tutup