Chapter 174
Quote:
Satu anggota tim 11 tergeletak bersimbah darah, menurut laporan sejauh ini, Troy sang Golden Beaters jarang sekali melukai anggota BASS separa ini. Kejadiannya begitu cepat, meskipun begitu sinyal SOS sudah diberikan kepada kapten Kylian, bantuan akan segera datang.
“Bawa dulu dia ke dalam!” ucap seorang anggota tim 11.
“Baik,” seorang anggota lainnya mengangkat rekannya yang terdiam di atas tanah.
Tembakan demi tembakan diluncurkan, Troy tetap berdiri ditempatnya tidak merasakan apapun. Semua tembakan yang diarahkan kepadanya tidak ada satu pun yang kena sasaran, semuanya berhasil ditahan menggunakan perisai yang dibuatnya. Auranya juga sedikit lebih kelam, tidak ingin bermain-main dan lengah seperti pada saat melawan kapten Gavin dari tim 10.
“Mana kapten kalian? aku tidak ingin menghabiskan waktuku lebih lama lagi,” ucap Troy dingin, dari jemarinya muncul sebuah pisau keemasaan yang siap dilemparkan lagi. “kau dulu yang mati,” mengarahkan pisaunya itu kepada anggota perempuan tim 11.
Sesaat sebelum pisau dilempar, tiba-tiba tangan Troy terputus, perisai yang dibuatnya pun pecah. Tangannya itu berputar-putar di atas tangan sebelum akhirnya diam. Troy menoleh kebelakang tuk melihat siapa pelaku yang menyerangnya itu, tetapi tidak ada siapa-siapa di sana, hanya suasana sunyi dari tempat yang disterilkan sebelumnya.
“Hm, apa ini…,” Troy merasakannya lagi, tapi kini ia lebih sigap. Tangan satunya digerakan untuk menahan serangan itu, namun yang terjadi tangannya malah hancur. “orang-orang itu tidak membuat pergerakan sama sekali, pasti ulah kapten mereka,” Troy malah tersenyum.
“Itu kapten kan…,” ucap salah satu anggota tim 11.
“CEPAT PERGI DARI SANA! BAWA REKAN KALIAN KE RUMAH SAKIT SEKARANG!” suara kapten Kylian terdengar sangat jelas melalui alat komunikasi yang ada di telinga masing-masing anggotanya itu.
Troy membiarkan anggota tim 11 pergi dari tempatnya berada, karena kapten mereka sudah bergerak membuat urusan melawan anak buahnya menjadi tidak penting lagi. Kedua tangan Troy yang hancur pulih dengan cepat seperti sedia kala. Berdiri dengan gagah tanpa beranjak sesenti pun dari alasnya. Menunggu serangan berikutnya dari sang kapten tim 11.
Drone yang diluncurkan ke tempat sinyal SOS sudah tiba, membawa sebuah kamera untuk mengetahui posisi Troy dengan lebih jelas. Sama seperti drone pemantul peluru senapan sniper milik kapten Kylian. Drone satu ini juga dilapisi oleh kamuflase khusus sehingga menyatu dengan latar tempatnya berada. Hanya alat khusus yang dapat membaca keberadaannya.
“Mereka sudah pergi ke tempat yang lebih aman, kelompok lainnya juga sudah ku pinta untuk tidak menghampiri Troy. Ia lebih berbahaya sekarang,” ucap kapten Kylian dalam hati. “diam di tempat tanpa melakukan pergerakan? apa ia mencoba untuk membaca keberadaanku? rasanya mustahil!” kapten Kylian menarik pelatuknya lagi.
Sebuah peluru melintas cepat, membelah udara di tengah malam. Mengenai bahu Troy hingga melepaskan dagingnya dari tulangnya, jika manusia biasa yang menerimanya, sudah dipastikan nyawanya tidak akan tertolong lagi. Reflek yang dimiliki anggota Golden Clan itu membuat peluru yang diarahkan ke bagian bagian kepalanya hanya terkena bahunya saja.
“Hm, intel yang diberikan oleh kapten Gavin terbukti. Yang dilakukannya adalah menghindari semua kontak yang mengarah ke arah belakang kepalanya. Tapi peluru berikutnya tidak akan melenceng lagi!” dengan penuh ketelitian tingkat tinggi, moncong senapannya diarahkan.
Troy yang sudah menyadarinya langsung membuat armor di bagian kepalanya, perubahannya itu membuat sensor penangkap Beaters menyala.
“Membuat kepalamu seperti itu malah memudahkanku, sensornya bekerja dengan baik!” menarik pelatuknya, sebuah peluru khusus kembali mengincar sasarannya.
Pelipis Troy terkena peluru khusus, hanya ada lecet sedikit karena penutup kepalanya yang begitu keras, tanduk yang menjulang menjadi hiasannya. Arah peluru yang berbeda-beda sedikit membingungkan Troy, yang dilakukannya sekarang adalah membuat sebuah perisai cahaya untuk melindungi dirinya dari serangan kasat mata itu.
“Membuat perisai lagi? akan kuladeni sampai menembus kepalamu!” kali ini kapten Kylian menyerangnya dengan membabi buta, membelokan pelurunya ke segala arah yang memungkinkan.
Sementara itu perisai yang dibuat oleh Troy tidak mampu menahan gempuran serangan yang dilakukan oleh kapten Kylian. Dirinya bertahan asalkan kepalanya tetap aman, namun luka yang begitu banyak bertebaran disepanjang tubuhnya, baik tangan dan juga kaki.
“Gila! sekuat ini kan Golden Clan?” kapten Kylian sampai tidak percaya bahwa semua tembakan yang diarahkannya tidak mampu sampai melumpuhkan target.
“Jadi begitu,” Troy melompat ke udara, dengan sekali hentakan tubuhnya sudah berada di angkasa. “lawanku adalah seorang sniper, pastinya orang ini bersembunyi di gedung yang tinggi,” Troy melihat sekelilingnya, di wilayah ini gedung-gedung bertingkat kebanyakan memiliki tinggi yang sama. “hm, pasti di antara gedung-gedung itu,” Troy mengeluarkan jurus andalannya, pedang-pedang cahaya muncul dalam jumlah banyak, lalu menyebar ke segala arah. Sasarannya adalah atap gedung yang tinggi.
“Tak akan kubiarkan!” kapten Kylian kembali menembakan peluru khususnya. Peluru yang dibelokan ke sembarang arah itu meluncur dari bawah dan mengenai dagunya Troy. Lapisan keras yang melindungi kepalanya pun kini retak.
Pedang-pedang cahaya yang dilepaskan oleh Troy mulai membakar atap-atap gedung-gedung bertingkat. Malam yang begitu tenang kini lebih mencekam, langit yang tadinya berwarna biru gelap sekarang menjad merah akibat banyaknya gedung bertingkat yang atapnya terbakar.
“Hm, apa yang dilakukannya sekarang?” ucap kapten Kylian di tempat persembunyiannya yang belum terkena serangan pedang cahaya milik Troy.
Sementara itu Troy yang mengapung di udara terlihat sedang membuat busur berukuran besar berwarna emas terang. Sedangkan anak panahnya berupa pedang emas yang ukurannya mengikuti busurnya.