Menerapkan 4 sehat 5 sempurna (4S5S) dianggap tak lagi relevan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan. Sebagai gantinya, beralihlah ke 5 sehat 8 sempurna (5S8S) yang sudah memenuhi aspek untuk kebutuhan gizi, sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan gizi, disarankan para pakar.

Apa itu 5 sehat 8 sempurna?

Guru Besar Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, menjelaskan, 5 sehat terdiri dari pangan pokok (karbohidrat), lauk pauk, sayur buah, minuman, dan membatasi GGL (gula, garam dan lemak).

Sementara 8 sempurna mencakup aktivitas fisik, jaga kebersihan, dan cek gizi serta kesehatan secara rutin. Begitu katanya dikutip Kompas, Selasa (22/8).

Konsep dasar 5 sehat 8 sempurna ini mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) terbaru yang tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 41 Tahun 2014. Yakni pembatasan porsi makan sesuai dengan usia.

Sementara pembatasan GGL dianggap perlu karena berisiko pada penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, kolesterol hingga jantung yang banyak diderita masyarakat Indonesia saat ini.

Begitu pula aktivitas fisik seperti olahraga. Hal ini dianggap penting karena kebiasaan masyarakat sekarang malas gerak sehingga kurang sehat. Alhasil, semakin banyak yang memiliki badan gemuk, mudah pusing, lemah dan letih.

"Itu semua karena kurang olahraga. Dulu enggak diperlukan olahraga karena banyak kerja fisik," terang Prof Hardinsyah. "Aktivitas luar ruangan yang dilakukan anak-anak pun banyak. Tidak seperti sekarang yang kebanyakan duduk," Ia menekankan.

Tentu tidak. Anjuran 5S8S bukanlah hal baru, melainkan pemudahan sebutan untuk PGS agar orang tak sulit memahami dan bisa menerapkannya demi hidup lebih sehat.

Mengapa dibuat lebih mudah? Karena selama ini para pakar gizi mengaku terkendala menyosialisasikan soal gizi seimbang ke masyarakat. Sebabnya tak semua orang paham terminologi gizi. Apalagi panduannya makin terperinci.

"Sebenarnya Departemen Kesehatan kita pada tahun 2003 dan 2005 juga sudah mencetak buku tentang Pedoman Gizi Seimbang. Sayangnya kurang dipublikasikan, akhirnya tidak banyak yang tahu kalau ada bukunya," jelas Prof Soekirman,SKM.,MPS-ID.,PhD, ahli gizi sekaligus guru besar IPB.

Tentu jauh berbeda. Anjuran sederhana 5S8S merupakan perbaikan dan perkembangan PGS sebelumnya, termasuk 4S5S yang sudah populer sejak tahun 50-an, tetapi tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.

"Konsep 4S5S diciptakan karena pada tahun 1950-an orang belum tahu cara makan yang benar. Tetapi sejak tahun 90-an, permasalahan gizi sudah berubah," terang Prof Soekirman.

Ia mengatakan, jika konsep 4S5S menyamaratakan kebutuhan gizi semua orang, PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis kelamin, kesehatan dan aktivitas fisik memerlukan PGS yang berbeda, sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok tersebut.

Di samping itu, PGS menekankan pula proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh. Perbedaan lainnya, PGS tidak memberlakukan susu sebagai makanan sempurna, melainkan ditempatkan satu kelompok dengan sumber protein hewani lain.

Mudahnya tentu saja dengan menjalankan 5S8S seperti diungkap Prof. Hardinsyah di atas. Sebagai tambahan, Anda juga harus jeli memilah mana makanan yang baik dan buruk.

Makanan sehat adalah yang porsinya pas karena bisa berdampak langsung bagi kesehatan. Yakni dalam sepiring makanan, sebisa mungkin perlu ditambahkan unsur pangan yang bergizi tinggi dan terdiri dari makanan beragam. Alasannya, tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Selain itu, mempertahankan dan memantau berat badan normal juga penting. Sebagai langkah mencegah penyimpangan berat badan agar bisa segera ditangani.

Untuk mempermudah pemahaman, PGS versi baru dilengkapi pesan visualisasi berupa tumpeng sebagai panduan konsumsi makan sehari-hari, dan piring makan sebagai panduan sekali makan.

Berikut 10 acuan dasar PGS berdasar ketentuan Kementerian Kesehatan yang diadopsi ke dalam 5S8S dilansir dari Liputan6.com:

1. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
2. Biasakan sarapan pagi
3. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
4. Banyak makan sayuran dan buah-buahan
5. Biasakan membaca label pada makanan kemasan
6. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
7. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
8. Batasi konsumsi penganan manis, asin, dan berlemak
9. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan mempertahankan berat badan ideal
10. Biasakan mengonsumsi lauk-pauk yang mengandung protein tinggi.

Dengan adanya anjuran 5 sehat 8 sempurna, diharapkan masyarakat Indonesia bisa paham bagaimana memenuhi gizi seimbang setiap kali makan, sehingga terhindar dari dampak penyakit jangka panjang.

"Kalau kelebihan gizi maka berisiko penyakit degeneratif, sedangkan kalau kurang gizi juga beresiko rentan penyakit. Misalnya kalau kurang gizi saat anak-anak, saat dewasa juga beresiko penyakit degeneratif," pungkas Dr Rimbawan, pakar gizi masyarakat dari IPB.