Mumi dari tokoh elit Mesir kuno yang berusia 3.500 tahun berhasil dihidupkan kembali melalui rekonstruksi modern. Seperti dilansir Daily Mail, Selasa (20/6/2017), tokoh elit Mesir kuno tersebut bernama Nebiri.

Para ilmuwan internasional yang merekontruksi wajah dari mumi kuno tersebut menemukan bahwa ia memiliki hidung yang mancung, rahang lebar, alis lurus, dan bibir yang cukup tebal.

Dalam prosesnya, mereka juga menemukan perawatan pembalseman yang tidak biasa yang biasanya digunakan oleh orang Mesir kuno, di mana linen dikemas ke dalam rongga kepala untuk mempertahankan strukturnya.

Nebiri disebut sebagai anggota elit Mesir karena jabatannya sebagai kepala kandang yang merawat kuda-kuda kerajaan pada masa pemerintahan Thutmoses III, seorang firaun dari kerajaan dinasti ke-18.

Saat ditemukan oleh ahli Mesir kuno Ernesto Schiaparelli pada tahun 1904 di lembah Queens, Luxor, yang tersisa hanyalah kepala yang masih terawetkan dengan baik dan sebuah guci yang berisi organ-organ. Tubuhnya memang sengaja dihancurkan.

"Dia berusia antara 45-60 tahun saat meninggal," ujar Raffaella Bianucci, bioantropologi di Legal Medicine Secttion Universitas Turin pada Live Science(19/6).

Untuk merekonstruksi wajahnya, para periset menggunakan campuran pemodelan komputer dan penelitian antropologi. Kemudian tim menggunakan komputer untuk menggambar wajah orang Mesir.

"Rekonstruksi ini bagus, tetapi rekonstruksi ini bukan sekadar seni belaka di mata saya," ujar Philippe Charlier, seorang ahli patologi forensik dan antropologi fisik di University of Paris 5.

"Ini merupakan forensik yang serius berdasarkan teknik rekontruksi wajah dan jaringan lunak terbaru yang memiliki superposisi tengkorak. Di luar keindahan ada kenyataan anatomis."

Data kimia awal yang dipresentasikan pada Kongres Mumi Dunia yang diadakan di Rio de Janeiro pada tahun 2013 menunjukkan bahwa perban linen telah dilapisi dengan campuran dari lemak hewan atau minyak tumbuhan, balsam atau tanaman aromatik, resin konifera, dan resin Pistacia yang dipanaskan.

Baru-baru ini, hasil pemindai CT menunjukkan bahwa perban disisipkan dengan hati-hati di seluruh bagian kepala, hidung, telinga, mata, dan mulut.

Kepala mumi Nebiri merupakan hasil dari kemasan yang sempurna, " Bianucci, Charlier, dan rekannya menjelasan pada sebuah makalah yang dipublikasikan di jurnal Forensic Science, Medicine, dan Pathology. Kemasan tambahan dimasukkan ke dalam mulut untuk mengisi pipi.

"Pembungkusan yang teliti menciptakan penghalang untuk melindungi tubuh dari kolonisasi serangga. Di waktu yang sama, tindakan itu memiliki tujuan kosmetik, yaitu mempertahankan penampilan asli fitur wajah dan leher," jelas Bianucci.

Menariknya lagi, pemindai CT menunjukkan adanya lubang kecil di struktur tulang yang menyerupai sarang lebah yang dikenal sebagai pelat cribriform yang memisahkan rongga hidung dari otak. Bagaimanapun, otak tidak dikeluarkan dari dalam kepala.

"Dengan perawatan yang teliti dari kepala, dapat diperkirakan bahwa perforasi lempeng cribriform tidak dilakukan untuk mengekstrak otak, tapi untuk memasukkan kemasan linen," tulis para peneliti.

Memang potongan fragmen linen masih bisa terlihat di dalam jaringan serebral yang mengalami dehidrasi.

Dengan menggunakan data dari pemindai CT, periset dalam melakukan rekontruksi permukaan otak tiga dimensi yang memungkinkan mereka merekontruksi jaringan lunak yang hancur atau dimodifikasi dengan perubahan post-mortem.

"Tidak ada anomali anatomis yang terdeteksi," kata Bianucci.

Rekonstruksi wajah Nebiri muncul dua tahun setelah tim peneliti yang sama menemukan bahwa dia memiliki tanda klasik penyakit kardiovaskular yang terlihat pada pasien yang lebih modern.

Para peneliti mengatakan bahwa studi ini menyoroti pentingnya menggunakan teknik forensik modern untuk meningkatkan teknologi diagnosis retrospektif baru pada sisa-sisa manusia yang berubah, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang populasi masa lalu.