- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menguap bisa "menular" ? Mitos atau fakta gan?


TS
kangjati
Menguap bisa "menular" ? Mitos atau fakta gan?


to my thread



Halo gandan sis!


Siapa sih diantara kita yang gak pernah nguap, atau malah latah ikutan nguap kalo ngeliat orang lain nguap 
Nah gan, ternyata banyak dari kita-kita pasti bakal latah ikutan nguap kalo ngeliat orang lain nguap loh.
Kok bisa?

Nah gan, ternyata banyak dari kita-kita pasti bakal latah ikutan nguap kalo ngeliat orang lain nguap loh.
Kok bisa?

Daripada bingung, mending langsung meluncur ke tkp dibawah
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Ilustrasi mengantuk
© leungchopan
© leungchopan
Fakta Menguap
Quote:
Pernahkah melihat orang menguap lalu Anda ikut menguap? Tenang, Anda tak sendiri. Sebab, Anda termasuk di antara 60-70 persen orang yang ikut menguap bila ada orang menguap, melihat foto atau video orang menguap, bahkan memikirkan tentang menguap.
Benarkah menguap dapat menular pada orang lain?
Menguap sebenarnya adalah tindakan refleks yang terjadi pada semua orang, biasa dilakukan untuk menghirup udara dalam jumlah banyak dan diikuti dengan pernapasan.
Menguap juga sering dikaitkan dengan stres, kelelahan, terlalu banyak pekerjaan, kebosanan, dan mengantuk. Ini bisa terjadi pendek-pendek, terengah-engah, mata berair, peregangan, atau desahan yang terdengar mungkin menyertai menguap.
Hati-hati dengan menguap berlebihan, karena hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk gangguan tidur, obesitas, serangan jantung, epilepsi, multiple sclerosis, dan strok. Bila sering menguap berlebihan, bisa diatasi dengan penggunaan alat pernapasan, olahraga, dan memiliki jadwal tidur teratur.
Menurut penelitian, menguap tidak berhubungan dengan tingkat energi, tetapi menunjukkan lebih banyak tentang kepribadian Anda daripada rasa kantuk itu sendiri.
Ikut menguap tandanya Anda berempati. Ini cara yang sama dengan ikut tersenyum saat orang lain tersenyum, atau mengerutkan kening pada seseorang saat mereka melakukan hal yang sama pada Anda.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa menguap berguna untuk membuat kita terjaga. Saat menguap, suhu otak menjadi lebih dingin dan dapat membantu otak bekerja lebih efisien dan tetap terjaga.
Menurut ilmuwan Italia di Natural History Museum di Calvi, menguap bukan hanya tanda kantuk, tetapi bentuk transmisi emosional, seperti ciuman atau senyuman atau pelukan.
Setelah meneliti 100 orang dewasa selama setahun, para peneliti menemukan bahwa semakin dekat Anda dengan seseorang secara genetis atau emosional, semakin besar kemungkinan Anda ikut menguap saat orang tersebut menguap.
Menurut peneliti, sama seperti tersenyum, menguap adalah ekspresi emosional menular, terutama di kalangan teman. Namun, tak semua orang tertular saat ada yang menguap.
Benarkah menguap dapat menular pada orang lain?
Menguap sebenarnya adalah tindakan refleks yang terjadi pada semua orang, biasa dilakukan untuk menghirup udara dalam jumlah banyak dan diikuti dengan pernapasan.
Menguap juga sering dikaitkan dengan stres, kelelahan, terlalu banyak pekerjaan, kebosanan, dan mengantuk. Ini bisa terjadi pendek-pendek, terengah-engah, mata berair, peregangan, atau desahan yang terdengar mungkin menyertai menguap.
Hati-hati dengan menguap berlebihan, karena hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk gangguan tidur, obesitas, serangan jantung, epilepsi, multiple sclerosis, dan strok. Bila sering menguap berlebihan, bisa diatasi dengan penggunaan alat pernapasan, olahraga, dan memiliki jadwal tidur teratur.
Menurut penelitian, menguap tidak berhubungan dengan tingkat energi, tetapi menunjukkan lebih banyak tentang kepribadian Anda daripada rasa kantuk itu sendiri.
Ikut menguap tandanya Anda berempati. Ini cara yang sama dengan ikut tersenyum saat orang lain tersenyum, atau mengerutkan kening pada seseorang saat mereka melakukan hal yang sama pada Anda.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa menguap berguna untuk membuat kita terjaga. Saat menguap, suhu otak menjadi lebih dingin dan dapat membantu otak bekerja lebih efisien dan tetap terjaga.
Menurut ilmuwan Italia di Natural History Museum di Calvi, menguap bukan hanya tanda kantuk, tetapi bentuk transmisi emosional, seperti ciuman atau senyuman atau pelukan.
Setelah meneliti 100 orang dewasa selama setahun, para peneliti menemukan bahwa semakin dekat Anda dengan seseorang secara genetis atau emosional, semakin besar kemungkinan Anda ikut menguap saat orang tersebut menguap.
Menurut peneliti, sama seperti tersenyum, menguap adalah ekspresi emosional menular, terutama di kalangan teman. Namun, tak semua orang tertular saat ada yang menguap.
Quote:
Peneliti dari University of Connecticut melakukan penelitian pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa anak-anak di bawah 4 tahun tidak ikut tertular saat orang lain menguap. Baru saat usia keterampilan empati mulai berkembang, hal ini bisa terjadi.
Penelitian juga menemukan bahwa anak muda dengan autisme mungkin mengalami kesulitan untuk merasa empati, cenderung tidak ikut tertular saat orang lain menguap.
Ada pula sebuah laporan riset tahun 2015 yang menyatakan bahwa orang-orang dengan ciri-ciri psikopat cenderung tidak ikut menguap.
Ini terungkap setelah mereka menguji 135 mahasiswa. Para mahasiswa diminta menonton klip video 10 detik dengan gerakan wajah yang berbeda termasuk menguap. Tes tersebut menunjukkan bahwa semakin sedikit empati seseorang, semakin kecil kemungkinan dia untuk menguap.
Studi dari Duke University menghasilkan temuan yang bertentangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa menguap tidak menular, juga tak terlalu terkait dengan tingkat empati, kelelahan, atau tingkat energi.
Peneliti di The Duke Center for Human Genome Variation menemukan bahwa menularnya menguap dapat menurun seiring bertambahnya usia dan mungkin tidak terkait dengan empati.
Lucunya, riset yang dipublikasikan dalam Adaptive Human Behavior and Physiology berusaha mengulas riset-riset sebelumnya soal menguap itu menular. Menurut salah satu perisetnya, Rohan Kapitany of the University of Oxford, "Keyakinan bahwa menguap menular tampaknya terbukti dengan sendirinya," katanya dilansir PsyPost.
Kapitany bilang, ada beberapa alasan mendasar mengapa kita bisa jadi salah dalam hal ini. Jika kita gagal membedah apa yang kita pikir kita ketahui, kita mungkin akan berakhir dengan kesimpulan yang tidak mencerminkan kenyataan.
Dalam contoh ini, literatur tidak mempertanyakan fitur dasar menguap itu menular, dan berakhir dengan berbagai metodologi dan kesimpulan yang tidak memiliki standarisasi.
Namun, di akhir riset, Kapitany dan tim malah menyimpulkan bisa jadi menguap memang menular. Karena itu, riset lebih lanjut masih dibutuhkan.
Penelitian juga menemukan bahwa anak muda dengan autisme mungkin mengalami kesulitan untuk merasa empati, cenderung tidak ikut tertular saat orang lain menguap.
Ada pula sebuah laporan riset tahun 2015 yang menyatakan bahwa orang-orang dengan ciri-ciri psikopat cenderung tidak ikut menguap.
Ini terungkap setelah mereka menguji 135 mahasiswa. Para mahasiswa diminta menonton klip video 10 detik dengan gerakan wajah yang berbeda termasuk menguap. Tes tersebut menunjukkan bahwa semakin sedikit empati seseorang, semakin kecil kemungkinan dia untuk menguap.
Studi dari Duke University menghasilkan temuan yang bertentangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa menguap tidak menular, juga tak terlalu terkait dengan tingkat empati, kelelahan, atau tingkat energi.
Peneliti di The Duke Center for Human Genome Variation menemukan bahwa menularnya menguap dapat menurun seiring bertambahnya usia dan mungkin tidak terkait dengan empati.
Lucunya, riset yang dipublikasikan dalam Adaptive Human Behavior and Physiology berusaha mengulas riset-riset sebelumnya soal menguap itu menular. Menurut salah satu perisetnya, Rohan Kapitany of the University of Oxford, "Keyakinan bahwa menguap menular tampaknya terbukti dengan sendirinya," katanya dilansir PsyPost.
Kapitany bilang, ada beberapa alasan mendasar mengapa kita bisa jadi salah dalam hal ini. Jika kita gagal membedah apa yang kita pikir kita ketahui, kita mungkin akan berakhir dengan kesimpulan yang tidak mencerminkan kenyataan.
Dalam contoh ini, literatur tidak mempertanyakan fitur dasar menguap itu menular, dan berakhir dengan berbagai metodologi dan kesimpulan yang tidak memiliki standarisasi.
Namun, di akhir riset, Kapitany dan tim malah menyimpulkan bisa jadi menguap memang menular. Karena itu, riset lebih lanjut masih dibutuhkan.
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
Nah itu dia gan barusan fakta menguap yang "menular". Jadi jangan ngerasa minder ya gan kalo ikutan nguap pas liat orang lain nguap 
Satu lagi gan, jangan mangap gede-gede pas nguap

Satu lagi gan, jangan mangap gede-gede pas nguap

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

Sumur:
Beritagar.id
Beritagar.id
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

Quote:
Ini gan alesan para Troll di internet
Keren, Inilah tampilan iPhone pertama dan juga iPhone terbaru gan.
Bangga, Mahasiswa UNAIR ciptakan "lem" untuk jantung bocor
Apa itu "tip of the tongue"? Gimana cara mengatasinya?
5 lokasi misterius di dunia selain Segitiga Bermuda
Power Ranger Item bakal ke Jakarta gan !
Sering bad mood? Ternyata ada gunanya juga gan
Bukan manusia doang gan, orangutan juga bakalan punya aplikasi "Tinder".
[Gokil Juga] Bukan minuman atau snack, tapi benda ini yang dijual di Vending Machine.
Mau panjang umur? Biasain minum kopi gan
Rahasia dibalik uniknya beraneka ragam bentuk telur!
Ponsel masa depan bakal ga pake batre gan
Bacaan Wajib buat agan yang belum nonton Spider-Man Home Coming.
Ternyata! Belalang Sembah bisa makan burung loh gan
Burung ini ternyata bisa bikin alat musik gan
[Apa Iya] Tipe teman seperti ini, pasti akan ditemani seumur hidup.
Temuan Manusia Raksasa Kuno di Tiongkok [ + Video ]
[KOK BISA] Menebak isi dompet seseorang dari wajahnya
Apa aja sih yang agan ketahui tentang Sunat? Ini seluk-beluknya gan.
[Keliling Indonesia] Tempat-tempat kuliner rekomended dari Magelang gan !
Menurut agan, mobil masa depan ini bakal terwujud ga?
Di kampus ini, mahasiswanya disiapkan untuk gagal gan.
Ini nih gan manfaat puntung rokok buat burung kutilang
[BISA DICOBA] Daftar jalur pendakian baru gunung-gunung di Pulau Jawa
Kampung unik di Jakarta, penduduknya pada kembar gan!
Manusia Super Pertama Bakal Lahir di Tiongkok, Gan!
Ilmuwan gila bikin lintasan bandara berbentuk bundar (aneh)
Bisa hidup lama? Ternyata ini yang terkandung dalam darah komodo
Jangan sekali kali kabur dari Razia kalo gak mau kayak gini gan
Terungkap 5 Provinsi di Indonesia Yang Suka BAB Sembarangan, Cek Gan!
5 kata bahasa Indonesia yang selama ini sering salah digunakan
8 fakta pacaran masa kini yang bikin agan-agan kecewa
Kenapa Indonesia masih terus berhutang?
Sedih gan, orang-orang ini ga dikasih main Facebook gara-gara namanya

Pemandangan sungai di Jakarta yang sempet bikin heboh nih gan! (FOTO)

5 tips hemat BBM

Serba paling di Hari Film Nasional

Salahkah jika perempuan bekerja dan laki-laki menjadi ayah rumah tangga?
Keahlian khusus yang dicari perusahaan tahun 2021 nanti
Cara mencegah obesitas sejak masih kecil
Bincang eksklusif dengan Anies Baswedan: Saya tidak mengira akan diganti
8 fakta pacaran masa kini yang bisa bikin agan-agan kecewa

Hati-hati, hal ini bisa bikin agan gak subur
Mengenal enam istilah soal kedaluwarsa makanan dan minuman
Saudara kembar Mirna: Sudah jelas kok siapa pembunuhnya!

Fakta, hubungan Fantastic Beasts dengan Harry Potter


Diubah oleh kangjati 21-07-2017 02:51
0
2.6K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan