Sunat , khitan atau sirkumsisi merupakan tindakan memotong sebagian atau seluruh kulit penutup di ujung penis (kulup).

Sunat telah dilakukan sejak zaman prasejarah sebagai bagian dari ritual. Ditilik dari sudut pandang agama dan budaya, sunat pada laki-laki diwajibkan dalam agama Islam dan Yahudi. Praktik ini juga dilakukan mayoritas penduduk Korea Selatan, Amerika, dan Filipina.

Manfaat sunat

Awalnya sunat sama sekali tidak direkomendasikan oleh kalangan dokter di Amerika karena dianggap berisiko. Namun, seiring majunya ilmu pengetahuan, sunat justru terbukti bermanfaat bagi sejumlah alasan medis.

Di antaranya menurut The American Academy of Pediatrics (AAP), bahwa sunat memudahkan pria menjaga kebersihan area genital karena tidak adanya kulup yang menutupi. Oleh karena itu, mengurangi risiko terjangkit infeksi saluran kemih atau menularkannya pada pasangan, mengurangi risiko infeksi penyakit menular seksual (IMS)--termasuk HIV, mengurangi risiko kanker prostat.

Bukan hanya itu, tapi juga mencegah terjadinya masalah pada penis seperti fimosis--kesulitan menarik kulup ke belakang akibat keturunan genetik atau kebersihan alat kelamin yang tidak dijaga. Khusus pada orang dewasa, fimosis bahkan bisa mengganggu aktivitas seksual

Usia ideal sunat

Data WHO menyebutkan, empat dari sepuluh anak di seluruh dunia mengalami kelainan fimosis. Itu sebabnya spesialis bedah saraf sekaligus pendiri Rumah Sunatan, Dokter Mahdian Nur Nasution menyarankan sunat dilakukan sejak dini untuk menghindari penyakit, terutama pada kelamin. Yakni di usia ideal sebelum enam bulan.

Alasannya, pada bayi luka akan cepat sembuh, trauma kanak-kanak bisa dihindari karena bayi belum memiliki kesadaran, dan kemungkinan kelamin tergesek sangat kecil karena rata-rata bayi di bawah enam bulan belum bisa tengkurap.

Walau begitu, bukan berarti pria dewasa tak bisa disunat. Untuk alasan kesehatan, sunat dewasa umumnya masuk dalam kategori aman. Walau lebih berisiko dibanding sunat anak-anak, dengan terjadinya perdarahan atau infeksi sekitar satu dari 50 orang.

Teknik sunat

Sebelum teknologi medis dikenal, praktik sunat sangat menyakitkan. Walau kini perkembangan teknik sunat semakin aman, sebaiknya prosedur tetap dilakukan oleh tenaga ahli yang profesional. Berikut ini tiga di antaranya:

1. Dorsumsisi. Ini merupakan teknik konvensional menggunakan cara standar. Yakni penyayatan kulup dilakukan dengan bius lokal, menggunakan gunting atau pisau bedah mengarah ke kanan dari arah jarum jam 12 menuju jam 6, begitu juga untuk sisi sebelah kiri. Kelebihannya, teknik ini dapat diterapkan pada pasien hiperaktif dan autis, serta yang berpenis kecil.

2. Laser (couter). Masyarakat sering salah persepsi soal teknik laser. Walau namanya demikian, alat yang dipakai pada sunat laser adalah lempengan besi yang dipanaskan dan biasa digunakan untuk pisau bedah.

Laser berfungsi mematikan pembuluh darah agar tidak terus mengalami perdarahan. Teknik ini jauh lebih bagus ketimbang teknik konvensional. Memilih dokter bedah yang ahli untuk melakukan prosedur sangat disarankan.

"Kekurangannya adalah masih harus dijahit, tak boleh mandi, masih diperban dan kalau salah guna bisa luka bakar. Tetapi jika dibandingkan dengan yang konvensional, sedikit lebih cepat pengerjaannya. Kalau konvensional sekitar 20 menit, ini bisa 15 menitan," kata Dr. Mahdian. Selain itu, teknik ini juga cukup mahal.

3. Klem (clamp). Klem merupakan alat sekali pakai yang terbuat dari plastik khusus, dan bisa dipilih sesuai ukuran penis. Klem yang dikenakan akan dilepas oleh dokter setelah luka mengering dalam waktu sekitar 3-6 hari setelah sunat.

Menurut dr. Mahdian, teknik klem merupakan yang paling diminati serta direkomendasikan oleh WHO. Selain cepat dan praktis, teknik klem punya keunggulan.

Mulai dari perdarahan minimal, tanpa jahitan, proses penyembuhan luka relatif lebih cepat dibanding sayatan, luka khitan tak masalah jika terkena air, juga lebih higienis dan aman.

Pada studi teknik sunat klem tahun 2010 terhadap 7.500 anak ditemukan, komplikasi total dengan teknik klem hanya dua persen. Sementara komplikasi pada teknik konvensional mencapai 10,4 persen.

Kekurangannya, klem masih menempel pada penis sekitar lima hari setelah sunat. Penerapan pada anak autis dan hiperaktif juga perlu perawatan ekstra agar klem yang masih terpasang tidak dilepas.

Persiapan sunat

Bagi anak atau pun dewasa, sunat perlu direncanakan dengan baik sejak jauh hari. Mental, dana, dan fisik, semuanya harus siap.

Bukan hanya memilih tempat khitan yang berkualitas sesuai anggaran, mengedukasi diri pun tak kalah penting. Konsultasikan pada dokter apa yang boleh dan pantang dilakukan, baik itu sebelum atau setelah sunat. Pun pada masa pemulihan.

Bicarakan juga riwayat kesehatan yang dimiliki. Pengidap penyakit atau kelainan tertentu seperti hemofilia--gangguan pembekuan darah--atau hipospadia--lubang saluran kencing di bawah penis--tidak bisa sembarangan disunat.