Salah satu masalah terbesar yang dihadapi pilot saat akan mendaratkan pesawatnya di sebuah bandara adalah angin samping. Angin samping yang bertiup kencang di landasan bisa mengakibatkan pesawat gagal terbang atau mendarat sehingga penerbangan ditunda atau pendaratan dialihkan ke bandara lain.




Peneliti dari Belanda dan Manajer Senior R&D Pusat Antariksa Belanda (NLR), Henk Hesselink, mengajukan konsep radikal untuk mengatasinya.

Hesselink memimpin sebuah tim yang sedang merancang landasan pesawat berbentuk lingkaran. Mereka menyebutnya The Endless Runway, alias landasan tak berujung.



"Landasan ini adalah sebuah lingkaran, yang tidak punya batas di mana harus mendarat atau terbang pada lingkaran tersebut. Hal ini memungkinkan untuk terbang dari atau menuju landasan dari arah manapun," tutur Hesselink dalam wawancara eksklusif dengan International Airport Review (23/3/2017).

Menurut Reuters (h/t Malaymail Online), ide landasan melingkar ini pernah dicoba oleh militer Amerika Serikat pada 1960-an, tetapi bandara sipil dengan landasan seperti itu belum pernah dicoba.

Secara teori, landasan berbentuk lingkaran memang memungkinkan pilot memilih jalur pendaratan yang lebih cocok, tidak seperti pada landasan lurus seperti saat ini.

Ia menjelaskan ukuran lingkaran tersebut sangat besar. Diameternya mencapai 3,5 km dengan total panjang lintasan mencapai 10 km.

Dengan ukuran seperti itu, klaim Hesselink, saat terbang atau mendarat, penumpang pesawat tidak akan merasa seperti berada di dalam roller coaster . Mereka hanya akan merasakan gaya 1,2g, sama seperti naik kereta di jalur melengkung.

Landasan melingkar seperti sirkuit balap Nascar di Amerika Serikat ini akan membantu pilot mengatasi masalah angin samping. Ia bisa memilih pada sudut dan bagian dari landasan di mana angin haluan berembus sehingga pendaratan pesawat, bahkan dalam cuaca ekstrem, kemungkinan lebih mudah dilakukan.

Sudut kemiringan landasan diatur agar tidak mengganggu stabilitas pesawat saat didaratkan. Bagian dalam lingkaran akan lebih rata untuk kemudian semakin miring pada bagian terluarnya.



Menurut Popular Mechanics (27/3) menentukan kemiringan landasan akan menjadi hal yang paling sulit dilakukan. Jangan sampai sudut kemiringan itu justru membuat pesawat rawan tergelincir.

Hesselink, dikabarkan Curbed (24/3), menggunakan simulator penerbangan dan kalkulasi komputer untuk mencoba rancangan tersebut. Hasilnya, mereka menemukan bahwa bandara melingkar akan lebih efisien dibandingkan yang ada saat ini.

Dengan sebuah terminal di tengah, untuk kapasitas penerbangan yang sama, bandara hanya akan menghabiskan lahan sepertiga dari yang digunakan saat ini.

Selain itu, jika cuaca bagus, tiga pesawat bisa mendarat atau terbang bersamaan sehingga waktu penerbangan akan menjadi lebih efisien. Hesselink juga menyatakan, karena tidak perlu menghadapi angin samping, pesawat pun bisa lebih menghemat bahan bakar.

Landasan melingkar juga diklaim lebih ramah lingkungan dan mengurangi polusi suara.

Masalah utama dari landasan melingkar ini, menurut Hesselink, adalah biaya pembuatan yang lebih mahal; bisa membutuhkan dana 1,5 kali lebih besar dibandingkan bandara biasa.

Tim The Endless Runway saat ini baru menguji teori mereka melalui simulasi komputer. Namun Hesselink akan segera mencobanya di dunia nyata.

"Bukan sebuah drone (pesawat nirawak, red.) berupa quadcopter tetapi mungkin drone bersayap dengan berat sekitar 300 kg dan mendaratkannya di sebuah lintasan melingkar, seperti lintasan untuk menguji mobil," tuturnya.

Pada awalnya, Hesselink memperkirakan ide ini baru akan terwujud setelah tahun 2050. Tetapi karena banyaknya perhatian pada inovasi menantang ini, ia memperkirakan bakal terwujud dalam 20 tahun mendatang.



Selain NLR Belanda, penelitian landasan tak berujung ini juga didukung oleh Komisi Uni Eropa, Pusat Antariksa Jerman (DLR) dan Laboratorium Luar Angkasa Prancis, ONERA.

Akan tetapi, ahli dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) dan Komisi Uni Eropa, Oscar Scimo, meragukan kemungkinan sebuah landasan melingkar untuk mengatasi masalah yang mereka coba atasi itu.

"Ada banyak aspek, baik di udara maupun di darat, dari sebuah bandara yang membuat saya meragukan dan mempertanyakan mengapa landasan sirkular bisa menawarkan langkah ke arah yang benar," kata Scimo kepada International Airport Review.

Ia lalu memaparkan tujuh alasan yang memicu keraguannya itu, termasuk kemungkinan terjadinya kecelakaan jika pesawat mesti membelok saat terbang pelan dan rendah.

Scimo lebih memilih memecahkan masalah mobilitas pesawat di masa depan dengan mencari teknologi inovatif yang bisa meningkatkan kemampuan dan konfigurasi pesawat, seperti mengembangkan teknologi sayap dan aerodinamika.

Buat liat infografik lengkapnya seperti yang di gambar bisa liat disini gan
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng deh

Sumur:
Beritagar.id

Manusia Super Pertama Bakal Lahir di Tiongkok, Gan!
Solusi dari Peserta Kontes Buang Air Kecil di Ruang Angkasa
Trik Mencuci Pakaian ini gak semua orang tau gan
Jangan sekali kali kabur dari Razia kalo gak mau kayak gini gan
Terungkap 5 Provinsi di Indonesia Yang Suka BAB Sembarangan, Cek Gan!
5 kata bahasa Indonesia yang selama ini sering salah digunakan
8 fakta pacaran masa kini yang bikin agan-agan kecewa
Kenapa Indonesia masih terus berhutang?
Sedih gan, orang-orang ini ga dikasih main Facebook gara-gara namanya
Pemandangan sungai di Jakarta yang sempet bikin heboh nih gan! (FOTO)
5 tips hemat BBM
Serba paling di Hari Film Nasional
Salahkah jika perempuan bekerja dan laki-laki menjadi ayah rumah tangga?
Keahlian khusus yang dicari perusahaan tahun 2021 nanti
Cara mencegah obesitas sejak masih kecil
Bincang eksklusif dengan Anies Baswedan: Saya tidak mengira akan diganti
8 fakta pacaran masa kini yang bisa bikin agan-agan kecewa
Hati-hati, hal ini bisa bikin agan gak subur
Mengenal enam istilah soal kedaluwarsa makanan dan minuman
Saudara kembar Mirna: Sudah jelas kok siapa pembunuhnya!
Fakta, hubungan Fantastic Beasts dengan Harry Potter