Tiongkok pernah memiliki atlet basket raksasa, Yao Ming, yang bertinggi badan 2,29 meter. Dan Tiongkok memang punya riwayat manusia raksasa meski pada masa lampau tidak setinggi Yao yang pernah berkarier di kompetisi elite NBA itu.

Belum lama ini para peneliti menguak kerangka manusia raksasa kuno di Jinan, provinsi Shandong, sebelah timur Tiongkok. Kerangka itu berusia 5.000 tahun dan memiliki tinggi badan yang tidak normal pada zamannya.

Hasil pengukuran tulang kerangka di dalam kuburan menunjukkan banyak orang pada era itu memiliki tinggi badan 1,8 meter. Namun postur tertinggi adalah 1,9 meter.

Ini adalah hasil temuan terbaru sejak menggali pada 2016. Selama itu para arkeolog telah menggali reruntuhan 104 rumah, 205 kuburan, dan 20 lubang pengorbanan di desa Jiaojia di Distrik Zhangqiu, Jinan.

Tinggi badan manusia kuno tersebut boleh jadi tidak spesial bagi masyarakat di kawasan barat saat ini. Namun para ahli mengatakan postur tersebut tetap lebih tinggi dari rata-rata dunia ketika itu 1,75 meter dan bahkan mengalahkan rerata Tiongkok 1,72 meter.

Sebagai pembanding lain, pria Eropa pada periode ini diperkirakan hanya memiliki postur 1,65 meter, jadi jelas kerangka manusia Tiongkok ini pasti sangat tinggi pada zamannya.

Fang Hui, rektor dan ahli sejarah budaya Universitas Shandong, mengatakan bahwa postur orang-orang (kuno) ini, jika hidup, akan melampaui ukuran yang pernah terekam karena faktor anatomis lainnya.

"Ini hanya berdasarkan struktur tulang. Jika dia orang yang hidup, ketinggiannya pasti akan melebihi 1,9 meter," ujar Fang Hui kepada China Daily (4/7/2017).

Filsuf Tiongkok kuno, Konfusius, yang lahir di wilayah Shandong dilaporkan juga memiliki tinggi 1,9 meter.

Adapun soal makam, arkeolog mengatakan bahwa tempat peristirahatan itu mengisyaratkan status sosial yang kuat. Dasarnya adalah akses terhadap makanan di atas rata-rata orang saat itu sehingga jenazah berpostur tinggi.

"Sudah ada pertanian pada saat itu, orang memiliki sumber makanan yang beragam dan kaya sehingga fisik mereka berubah," Fang Hui menjelaskan.

Arkeolog menemukan artefak dan tulang dari orang-orang Neolitik akhir sejak tahun lalu. Sebagian besar dari mereka dipahami mengkonsumsi daging babi dan milet (serealia).

Penemuan lain menunjukkan kerusakan tengkorak dan tungkai pada beberapa kerangka. Kemungkinan besar ada kekerasan fisik di kalangan anggota kelas penguasa peradaban.

"Tulang dan gigi babi, serta barang tembikar, dan batu giok berwarna-warni juga ditemukan di beberapa kuburan," kata Wang Fen, arkeolog utama.

Selanjutnya diketahui bahwa orang yang tinggal di daerah tersebut pada 5.000 tahun lalu memiliki standar hidup dengan tingkat kenyamanan layak. Rumah-rumah memiliki kamar tidur dan dapur terpisah serta diyakini memiliki nuansa arsitektur yang berkembang.

Wilayah ini juga seharusnya menjadi pusat politik, budaya, dan ekonomi wilayah Tiongkok. Kuburan yang lebih besar digunakan untuk mengubur orang-orang yang berpostur lebih tinggi dan status sosial lebih baik.

Alasannya ya itu tadi; punya akses terhadap makanan berkualitas karena status kedudukan yang lebih tinggi.

Sejauh ini, baru 2.000 meter persegi bagian dari situs Jiaojia telah digali. Itu bagian kecil dari keseluruhan kilometer persegi yang dimaksudkan untuk digali dan diselidiki.

Tidak diketahui rahasia apa lagi yang akan terungkap di Jiaojia. Mungkin jawaban yang bisa menjelaskan lebih detail bagaimana raksasa kuno ini tumbuh dengan sangat tinggi.

"Studi lebih lanjut dan penggalian situs ini sangat bermanfaat bagi pemahaman kita tentang asal mula kebudayaan di timur Tiongkok," kata kepala biro warisan budaya Shandong, Zhou Xiaobo.