Menukil KompasOtomotif, Pada umumnya kendaraan dengan transmisi otomatis memiliki barisan penunjuk transmisi sebagai berikut:

P (Park) adalah posisi untuk kendaraan parkir, Transmisi terkunci pada posisi ini sehingga kendaraan tidak dapat didorong.
R (Reverse) adalah posisi untuk memundurkan kendaraan.
N (Neutral) adalah posisi gir netral, hubungan mesin dengan roda dalam keadaan bebas.
D (Drive) adalah posisi untuk berjalan maju pada kondisi normal.
2/S (Second) adalah posisi untuk berjalan maju di medan pegunungan .
1/L (Low) adalah posisi maju pada gir ke satu, hanya digunakan pada saat mengendarai pada medan yang sangat curam.
Transmisi otomatis dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke posisi tertentu tanpa perlu menginjak kopling. Posisi tuas pada umumnya disusun mengikut format di atas dengan susunan dari atas ke bawah atau kiri ke kanan.

Mesin mobil hanya bisa dihidupkan jika transmisi berada pada posisi P (park) ataupun N (neutral) saja.

Saat macet, banyak pengguna kendaraan otomatis yang memasang transmisi pada Park (P) saat kendaraan berhenti (idle), bukan mengembalikannya ke N dan menarik rem tangan. Posisi ini memang lebih aman, karena posisi roda penggerak terkunci walau rem tangan tak diaktifkan.

Akan tetapi, membiarkan terlalu lama posisi transmisi di posisi P saat mesin hidup, tak direkomendasikan.

Seperti yang disampaikan oleh Holil mekanik bengkel Wani Matic, Jl. Pinang Griya Raya, Tangerang, Banten, kepada Autobildmenjelaskan, mendiamkan transmisi pada posisi P saat mesin bekerja membuat oli transmisi tidak bersirkulasi dengan menyeluruh.

Kalau hanya dilakukan sebentar saja, itu tidak masalah. Tapi kalau dibiarkan mesin hidup dengan transmisi P terlalu lama, hal itu berpotensi merusak transmisi.

Holil menyarankan jika ingin berhenti lama, sebaiknya pindahkan posisi transmisi ke N dan tarik tuas rem tangan. Dengan begitu, oli akan bersirkulasi ke seluruh bagian mesin.

Ia juga mewanti agar tidak menggeser tuas ke posisi P saat mobil belum berhenti total. Karena hal itu bisa merusak locking pin transmisi.

Pada prinsipnya, dasar mengendarai mobil transmisi otomatis hanya tinggal menginjak rem dan membuka gas saja tanpa perlu memainkan kopling.

Akan tetapi, ternyata mobil otomatis juga bisa mengalami masalah ketika sang pemilik mobil yang terbiasa dengan transmisi manual, kemudian beralih ke transmisi otomatis.

Terkadang peralihan itu membingungkan pengemudi, hingga pedal rem yang seharusnya dilepas secara total ketika membuka gas, kerap diinjak laiknya pedal kopling.

Iwan Abdurrahman, Kepala Bengkel Toyota TAM Sunter mengatakan, menginjak pedal rem sambil membuka gas, jika terlalu sering dilakukan, akan membuat kampas kopling otomatis dan kampas rem cepat habis.

Efek ekstremnya, komponen yang ada dalam gearbox lama-lama bisa mudah rusak akibat perlakuan tersebut.

"Biasanya hal ini dipicu karena pengemudi berpikir itu adalah pedal kopling. Jadi, si pengemudi menginjak rem kemudian dilepas perlahan-lahan bersamaan dengan menginjak pedal gas," tuturnya.

Kebiasaan itu, sambung Iwan, adalah kebiasaan buruk yang sudah seharusnya dihindari.

"Jika sering melakukan itu, efeknya bisa macam-macam mulai dari brake overrated, sehingga dapat membuat mesin mati mendadak," imbuhnya.

Ia pun mengatakan jika hal ini jadi kebiasaan, karena dapat membuat kopling-kopling yang ada di dalam gearbox otomatis cepat aus.