Dilansir dari situs berita CNN, pada tahun 2016, pengadilan di St Louis, Missouri, Amerika Serikat, telah memerintahkan perusahaan Johnson & Johnson untuk membayar ganti rugi 72 juta Dolar AS kepada keluarga Jackie Fox. Fox meninggal karena kanker ovarium pada 2015, dua tahun setelah didiagnosis penyakit ini, pada usia 62 tahun

Keluarganya mengatakan bahwa Fox telah menggunakan bedak bayi dari Johnson & Johnson selama hampir 50 tahun.

Seperti halnya Echeverria, pihak keluarga Fox juga mengklaim bahwa Johnson & Johnson tidak mencantumkan label peringatan tentang bedak bayi ini, sekalipun mereka mengetahui risiko yang dapat terjadi dengan penggunaan produk talk. Echeverria telah memberi kesaksian bahwa jika ada label peringatan pada produk tersebut, dia pasti sudah berhenti menggunakannya sejak dulu.

Pihak Johnson & Johnson mengajukan banding atas keputusan pengadilan California tersebut. CNN Helath+melaporkan, juru bicara Johnson & Johnson, Carol Goodrich, mengatakan bahwa kanker ovarium merupakan diagnosis yang serius, serta mereka sangat bersimpati kepada para perempuan dan keluarga yang terkena penyakit ini.

Tetapi, "Kami akan mengajukan banding atas putusan ini, kami berpegangan pada bukti ilmiah yang mendukung keamanan bedak bayi Johnson," tegasnya.

Goodrich juga menambahkan bahwa National Cancer Institute telah melaporkan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung hubungan antara penggunaan bedak bayi atau talk di daerah perineum dengan peningkatan risiko terjadinya kanker ovarium. "Oleh karena itu, kami sedang menyiapkan sidang tambahan di Amerika Serikat, dan akan terus membela keamanan bedak bayi Johnson," pungkasnya.