Pasti tak asing di telinga kita dengan kasus ini.
"Pelecehan Seksual"
Ya, gan pelakunya tak lain yang ingin memuaskan keinginan dia sendiri tanpa pandang korbannya.
Dari mulai anak dibawah umur, wanita, hingga bahkan pria.
Nah beberapa kasus ini pastinya membuat kita geram gan, terutama bagi si pelaku yang ingin kita laporkan!
Ilustrasi seorang perempuan yang tengah mengalami pelecehan seksual.
© Couperfield /Shutterstock
ini beberapa kasusnya gan yang bakalan kita ungkap yang sering terjadi di kalangan para penama terkenal, kenapa pelaku sering melakukan hal tersebut..

Quote:
Terungkapnya kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang melibatkan
Harvey Weinstein, seorang produser film terkemuka Hollywood, menambah daftar panjang kejahatan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh terkemuka.
Pada April 2017 lalu, seperti diberitakan BBC, Fox News telah menonaktifkan Bill O'Reilly, seorang pembawa berita kenamaan, karena kasus pelecehan seksual yang dilakukannya. Setahun sebelumnya, Roger Ailes, yang juga merupakan CEO Fox News juga dipecat karena kasus yang sama.
Sebagian dari kita mungkin masih ingat film keluarga The Cosby Show di era 1980an. Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang harmonis, dengan tokoh ayah yang diperankan oleh aktor Bill Cosby.
Namun siapa yang menyangka jika Bill Cosby harus menghadapi pengadilan karena tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya selama bertahun-tahun.
Selain tokoh-tokoh terkenal di bidang media dan hiburan, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga diduga pernah melakukan pelecehan seksual, seperti yang dituliskan oleh Vogue.
Sekitar tahun 1994, Bill Clinton yang saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat juga menghadapi tuduhan yang sama, pelecehan seksual terhadap beberapa orang perempuan yang bekerja untuknya, baik sebagai relawan kampanye maupun karyawan di Gedung Putih.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana mereka yang begitu terkenal dan berpengaruh ini ternyata melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji. Akan tetapi yang paling menarik untuk dipertimbangkan adalah mengapa tindakan mereka tidak terdeteksi sebelumnya, atau tidak terungkap sejak awal.
Hal ini merujuk kepada fakta bahwa pelecehan seksual yang mereka lakukan terjadi bertahun-tahun sebelum seseorang akhirnya melaporkannya.
Situs
Daily Mail Onlinemengutip pernyataan seorang terapis spesialisasi korban kekerasan seksual, Leonie Adamson, bahwa para pelaku seringkali menggunakan kekuasaan dan kekuatan mereka untuk menutupi perbuatannya.
"Beberapa orang telah mengetahui betul seberapa besar kemampuan tokoh-tokoh tersebut, seperti para selebritas yang akhirnya maju melaporkan perbuatan Harvey Weinstein," jelas Adamson. "Sehingga mereka takut terhadap dampak yang mungkin terjadi pada mereka."
Mereka yang mengalami trauma akibat pelecehan dan kekerasan seksual telah terluka secara emosional. Mereka juga telah kehilangan kebanggaan akan identitas, dan hidup dengan mimpi buruk setiap hari.
Leonie menambahkan, siklus yang dilakukan para predator, berawal dari pelecehan dan kemudian berubah menjadi mimpi buruk yang tampaknya tidak ada jalan keluar.
Dengan menggunakan kata-kata dan tindakan, para predator akan melemahkan setiap gerakan korban, mendikte setiap pikiran, hingga akhirnya mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan atas kehidupan korban.
Dalam banyak kasus, tidak ada yang mempercayai laporan dari korban. Hal ini membuat korban menjadi semakin tertekan. Sementara dalam beberapa kasus, latar belakang keluarga yang berantakan dan harga diri yang rendah membuat korban merasa layak diperlakukan buruk.
Namun, kendati para predator seksual ini mahir menutupi perilaku mereka, Leonie mengatakan bahwa topeng yang menutupi mereka harus diungkapkan untuk membebaskan para korban.
Salah satunya adalah dengan mengenali beberapa pertanda yang biasanya dimiliki para predator seksual, seperti:
.
Quote:
Quote:
1. Sangat perhatian di awal perkenalan atau pertemuan. Misalnya, beberapa hubungan telpon dan SMS yang sifatnya memberikan perhatian. Kendati belum tentu mereka semua adalah predator, namun jika hal ini terus berlanjut dan semakin intensif, maka hal ini dapat menjadi pertanda yang perlu diwaspadai.
Hal ini adalah cara predator mulai membangun proses ketergantungan korban, yang mulai membuka diri tanpa disadari. Seperti menceritakan ketakutan-ketakutan serta mimpi-mimpi mereka. Inilah yang disebut dengan proses "pembentukan". Pelaku menggunakan kerentanan dan ketergantungan mereka untuk masuk ke tahap selanjutnya.
Quote:
2. Pelaku menggunakan bahasa yang manipulatif. Ketika korban mulai merasa tidak nyaman terhadap perhatian dan keakraban yang ditunjukkan oleh para predator, mereka justru memutarbalikkan informasi. Akhirnya korban akan merasa justru sebagai orang yang telah melakukan hal yang menyakitkan atau memalukan terhadap mereka.
Para predator tersebut akan mengungkit "jasa baik" yang telah diberikan untuk membuat korban akhirnya benar-benar merasa bahwa dirinya yang bersalah.
Quote:
3. Para predator berlaku seolah-olah semua itu hal yang normal dan membuat korban merasa bahwa hal ini memang pantas dilakukan. Di sinilah siklus pelecehan dimulai.
Perasaan tidak nyaman yang terjadi sebelumnya bahwa ada sesuatu yang salah, menjadi lebih jelas, namun korban sudah tidak berdaya. Pola ini akan dimulai dengan pelecehan emosional dan psikologis dan akhirnya mencakup pelecehan seksual.
Quote:
4. Superioritas para predator menyebabkan mereka tidak bertanggung jawab dan selalu berperan sebagai korban. Mereka selalu menggunakan kekuasaan untuk mengatur korban, dan selalu menyalahkan korban jika terjadi kesalahan.
Atau, jika korban menolak melakukan apa yang diperintahkannya, dia dapat melakukan apa saja, termasuk memecatnya, sebagai pelajaran atas ketidakpatuhannya. Mereka yang pernah mengalami pelecehan seksual saat kecil mungkin lebih rentan terhadap perlakuan ini, dan akan kembali mengalami trauma.
Quote:
5. Predator seksual merendahkan korbannya, karena mereka tidak akan pernah mempertimbangkan pikiran dan perasaan korban. Pusat perhatian adalah dirinya sendiri.
Predator akan membuat komentar seksual, mengomentari penampilannya, mengisolasi ketidakamanannya untuk digunakan sebagai umpan. Kemudian mengejeknya dengan menggunakan bahasa yang merendahkan dirinya dan menggunakan kata-kata yang menghina dan merendahkannya.
Quote:
6. Para predator selalu memaksa korban untuk melakukan berbagai hal yang sebenarnya membuat mereka tidak nyaman.
Quote:
7. Para predator merusak kepercayaan diri korban, dan membuat korban begitu tergantung, bahkan terisolasi dari lingkungan dan keluarga.
Quote:
8. Para predator seksual akan bangga memamerkan penaklukkannya.
Jadi begitu gan, si pelaku dalam menjalani misinya, jadi nih gan kita kudu perhatiin jangan sampe kita menjadi korbannya.
Agar paham dengan kejadian tersebut, kita harus menyikapi nih, tata cara bermain sosial media contohnya.
Banyak kejadian yang tercatat terjadi di kalangan para pemakai media sosial gan n sist

Semoga kejadian pelecehan seksual ini berkurang, ya demikian setidaknya kita sudah mempelajari kejadian yang sudah-sudah.
SEMOGA INFO INI BERMANFAAT

Quote:

Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat
Di marih
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR:
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan

