- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Miris, Indonesia termasuk negara Agraria tetapi nasib petaninya menderita


TS
kangjati
Miris, Indonesia termasuk negara Agraria tetapi nasib petaninya menderita

Spoiler for Perkenalan dari ane:
Halo agan - sistah yang kece, baik hati dan rajin menabung


Quote:
Petani Indonesia sedang mengalami masa buruk nih gan
,
Kalau dilihat ini cukup memprihatikan, soalnya Indonesia yang di kenal sebagai negara Agraria belum bisa dimanfaatkan dengan optimal nih
Ternyata banyak faktor yang membuat terpuruknya pertanian Indonesia.
Mari kita simak penjelasannya

Kalau dilihat ini cukup memprihatikan, soalnya Indonesia yang di kenal sebagai negara Agraria belum bisa dimanfaatkan dengan optimal nih
Ternyata banyak faktor yang membuat terpuruknya pertanian Indonesia.
Mari kita simak penjelasannya
Spoiler for Gambar:

Petani membajak sawah menggunakan kerbau di lahan pertanian Kampung Sawah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/9/2017). Dalam lima tahun ini, nasib petani makin menderita.
© Yulius Satria Wijaya /Antara Foto
Quote:
Awal bulan ini, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengunjungi kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam pidatonya, Jokowi mengeluhkan banyaknya lulusan IPB yang belok arah usai lulus dan bekerja di sektor nonpertanian.
Menurut data yang dikantongi Jokowi, lulusan IPB banyak yang bekerja di bank. "Saya cek direksi-direksi perbankan BUMN itu yang banyak dari IPB. Manajer-manajer banyak dari IPB, terus yang ingin jadi petani siapa? " kata Jokowi seperti dikutip dari Kumparan.com, Rabu (6/9/2017).
Profesi petani bukan menjadi profesi menarik bagi generasi baru. Sebab, petani lekat dengan kemiskinan.
Empat tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar sensus pertanian. Hasilnya, ada 26,14 juta rumah tangga yang mata pencahariannya dalam pertanian. Nahasnya, sebagian besar dari para pekerja di sektor pertanian hidup di bawah garis kemiskinan.
Kepala BPS saat itu Suryamin mengatakan, dominasi rumah tangga yang bekerja di sektor ini berasal dari Jawa Timur sebanyak 4,98 juta rumah tangga, lalu disusul Jawa Tengah 4,29 juta rumah tangga, dan 3,06 juta jiwa dari Jawa Barat.
"Pekerja di sektor pertanian banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka jadi buruh tani. Penduduk miskin memang banyak di sektor ini," ujarnya saat mengumumkan hasil sensus itu di Jakarta, Selasa (12/8/2014), seperti dikutip dari Liputan6.com.
Dalam laporan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS yang digelar Agustus 2016 menyebutkan 37,8 juta orang bekerja pada sektor pertanian.
Dalam laporan itu diketahui pekerja pertanian paling banyak adalah lulusan SD, 39,4 persen dan tak tamat SD, 30 persen. Lulusan SMP hanya 16,6 persen, lulusan SMA/SMK 12.8 persen. Mereka yang lulus perguruan tinggi hanya 1,3 persen.
Pengamat pertanian Andreas Dwi Santosa menyatakan, profesi petani kian menderita. Hal ini bisa dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang makin menurun dalam lima tahun terakhir.
NTP adalah indikator kesejahteraan petani. Nilai ini membandingkan indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Standar angkanya 100.
Jika NTP lebih besar dari 100 maka petani surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Jika pas 100, berarti petani impas. Jika kurang dari 100, berarti petani mengalami defisit. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
Maka, menurut Guru Besar Fakultas Pertanian IPB ini, program ke depan seharusnya jangan diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian.
"Tapi bagaimana memuliakan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani. Segala upaya harus diarahkan ke sana, baik upaya fiskal maupun kebijakan lain seperti penganggaran," katanya, Minggu (24/9/2017) seperti dipetik dari Metrotvnews.com.
Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) menyoroti, masalah yang genting dalam pertanian adalah soal distribusi lahan.
Data KNPA mencatat, korporasi kehutanan menguasai 71 persen luas daratan Indonesia. Korporasi perkebunan besar mendekap 16 persen. Sedang para konglomerat menguasai 7 persen lahan. Hanya sekitar 6 persen dari total lahan di Indonesia yang dikuasai rakyat kecil.
Khusus petani, rata-rata kepemilikan lahan petani di pedesaan kurang dari 0,5 hektare. Bahkan, cenderung tidak memiliki lahan karena sebagian besar menjadi objek investasi dan bisnis pemerintah dan swasta.
Perwakilan dari Aliansi Petani Indonesia (API) Slamet Nurhadi melihat, ketimpangan masih terjadi lantaran program reforma agraria hanya fokus menyelesaikan target teknis sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Pemerintah lebih fokus ke legalisasi tanah yang sudah lama dimiliki masyarakat, tapi tidak pada bagaimana memecah ketimpangan," kata Slamet, Minggu (24/9/2017), seperti dikutip dari CNN Indonesia.
KNTA meminta Jokowi untuk segera mengubah struktur pelaksanaan dan arti dari reforma agraria yang lebih menekankan pada mengentaskan ketimpangan dan kemiskinan.
Menurut data yang dikantongi Jokowi, lulusan IPB banyak yang bekerja di bank. "Saya cek direksi-direksi perbankan BUMN itu yang banyak dari IPB. Manajer-manajer banyak dari IPB, terus yang ingin jadi petani siapa? " kata Jokowi seperti dikutip dari Kumparan.com, Rabu (6/9/2017).
Profesi petani bukan menjadi profesi menarik bagi generasi baru. Sebab, petani lekat dengan kemiskinan.
Empat tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar sensus pertanian. Hasilnya, ada 26,14 juta rumah tangga yang mata pencahariannya dalam pertanian. Nahasnya, sebagian besar dari para pekerja di sektor pertanian hidup di bawah garis kemiskinan.
Kepala BPS saat itu Suryamin mengatakan, dominasi rumah tangga yang bekerja di sektor ini berasal dari Jawa Timur sebanyak 4,98 juta rumah tangga, lalu disusul Jawa Tengah 4,29 juta rumah tangga, dan 3,06 juta jiwa dari Jawa Barat.
"Pekerja di sektor pertanian banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka jadi buruh tani. Penduduk miskin memang banyak di sektor ini," ujarnya saat mengumumkan hasil sensus itu di Jakarta, Selasa (12/8/2014), seperti dikutip dari Liputan6.com.
Dalam laporan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS yang digelar Agustus 2016 menyebutkan 37,8 juta orang bekerja pada sektor pertanian.
Dalam laporan itu diketahui pekerja pertanian paling banyak adalah lulusan SD, 39,4 persen dan tak tamat SD, 30 persen. Lulusan SMP hanya 16,6 persen, lulusan SMA/SMK 12.8 persen. Mereka yang lulus perguruan tinggi hanya 1,3 persen.
Pengamat pertanian Andreas Dwi Santosa menyatakan, profesi petani kian menderita. Hal ini bisa dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang makin menurun dalam lima tahun terakhir.
NTP adalah indikator kesejahteraan petani. Nilai ini membandingkan indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Standar angkanya 100.
Jika NTP lebih besar dari 100 maka petani surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Jika pas 100, berarti petani impas. Jika kurang dari 100, berarti petani mengalami defisit. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
Maka, menurut Guru Besar Fakultas Pertanian IPB ini, program ke depan seharusnya jangan diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian.
"Tapi bagaimana memuliakan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani. Segala upaya harus diarahkan ke sana, baik upaya fiskal maupun kebijakan lain seperti penganggaran," katanya, Minggu (24/9/2017) seperti dipetik dari Metrotvnews.com.
Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) menyoroti, masalah yang genting dalam pertanian adalah soal distribusi lahan.
Data KNPA mencatat, korporasi kehutanan menguasai 71 persen luas daratan Indonesia. Korporasi perkebunan besar mendekap 16 persen. Sedang para konglomerat menguasai 7 persen lahan. Hanya sekitar 6 persen dari total lahan di Indonesia yang dikuasai rakyat kecil.
Khusus petani, rata-rata kepemilikan lahan petani di pedesaan kurang dari 0,5 hektare. Bahkan, cenderung tidak memiliki lahan karena sebagian besar menjadi objek investasi dan bisnis pemerintah dan swasta.
Perwakilan dari Aliansi Petani Indonesia (API) Slamet Nurhadi melihat, ketimpangan masih terjadi lantaran program reforma agraria hanya fokus menyelesaikan target teknis sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Pemerintah lebih fokus ke legalisasi tanah yang sudah lama dimiliki masyarakat, tapi tidak pada bagaimana memecah ketimpangan," kata Slamet, Minggu (24/9/2017), seperti dikutip dari CNN Indonesia.
KNTA meminta Jokowi untuk segera mengubah struktur pelaksanaan dan arti dari reforma agraria yang lebih menekankan pada mengentaskan ketimpangan dan kemiskinan.
Quote:
Ternyata banyak faktor yang menyebabkan terpuruknya pertanian Indonesia nih gan, salah satunya adalah banyaknya lulusan pertanian tetapi kerjanya engga sesuai jurusan, waduuhh.. ini gimana ini 

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR:
Beritagar.id
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

Quote:
HEBOH! Ilmuwan sadarkan pria ini setelah 15 tahun koma
Menebak kelanjutan teror Pennywise dalam It Chapter 2, Masuk gan!
Pengen punya pulau pribadi? 4 pulau ini bisa disewa gan..
ini gan karet "grafena" yang katanya sekuat baja
Bisakah teknologi menghidupkan manusia tak bernyawa
2 Hal Yang Pantang Dilakukan Bagi Pemilik Mobil Matic
Terntata, Sit Up Tidak Lagi Direkomendasikan
Kenapa Orangtua tega membunuh anaknya
Apa Iya? Penggunaan Bedak Bayi dapat Memicu Kanker Ovarium.
Jangan Coba-Coba Bawa Vape ke Negara ini Gan, Bisa Dipenjara.
Main musik bermanfaat untuk otak (+video)
Tahu, dengan segala manfaatnya buat tubuh
Cara terbaik untuk menikmati wiski

Beberapa makanan yang bisa menurunkan kolesterol
Tips penting untuk menjadi lebih produktif
Bikin kangen, inilah permainan tradisional khas Indonesia
Mengenal tipe-tipe pedofil
Tak Hanya Makanan, Bantal juga Bisa Kadaluwarsa Gan.
Bahaya dibalik seringnya movie maraton
ini dia hewan yang bisa hidup tanpa oksigen
Cara jitu ntuk sukses dalam tawar menawar
Kertas tisu ini mampu menambal luka gan (+video)
Ini Bukti Jika Anak yang Berbohong Cenderung Lebih Cerdas.
Ternyata Kurang Tidur Bisa Memperlebar Lingkar Pinggang Gan.
Mengapa wangi bayi begitu menyenangkan?
Depresi bisa dikenali lewat instagram
Agar Naik KRL Menyenangkan, Agan Harus Memerhatikan Beberapa Hal Berikut.
Budi Daya Lalat, Solusi Pakan Ternak dari Situbondo
Ini gan hasil rekonstruksi wajah mumi Mesir
Anak yang Duduk Diam di Kelas Ternyata Memiliki Dampak Buruk Gan.
Hati-hati, buruknya kebiasaan gemar menimbun barang
Main biliar, menyenangkan dan menyehatkan
Ini Ciri-Ciri Orang yang Bakal Lunasin Utang Gan.
6 Cara Cerdas Melamar Kerja via Internet
Jarang mandi bisa bikin sehat?
Kapal Selam Militer ini Ternyata Hasil Cetakan 3D Gan.
Sifat yang tak disukai pewawancara dari pelamar kerja
Kenapa sebaiknya tak pesan teh dan kopi di pesawat
Bukan barang branded, tas ini berhasil terjual sebesar Rp 24 Miliar.
Rahasia dibalik gigi yang berisik pada saat tidur
Alkohol ternyata justru mempertajam ingatan?
3 Destinasi Wisata di Bali yang Anti Mainstream dan Cocok untuk Instagrammer.
Hati-hati, operasi pembesaran penis bisa berakibat fatal
Cara cepat jernihkan pikiran saat stress
Ternyata ini yang bikin agan gelisah semalam sebelum berlibur. [+Cara mengatasinya].
Fenomena Gerhana Bulan Sebagian bisa dilihat pada 7 Agustus di Indonesia
Cara bahagia menggunakan media sosial
Ini Jadinya Gan, Kalau di Kamar Anak Ada Tv nya.
Memendam dan terabaikannya emosi diri punya dampak buruk
Pentingnya clean sleeping bagi tubuh
6 kiat asah otak agar agan tetap awet muda
Penanganan yang bisa dilakukan jika anak terkena luka bakar
Mengenal sindrom penipu dan cara mengatasinya
Hadiah Rp 3,3 Miliar Disiapin untuk Agan yang Bisa Ngebobol Sistem Operasi ini.
Cara memilih beras yang baik nan berkualitas
Tip sukses tanpa pekerjaan tetap
Mengapa kita makan di saat tak lapar?
Masa sih debu bisa bikin gemuk?
Tanda-tanda orang mau bunuh diri. [+Tips mencegahnya]
Lebih bersahabat. Inilah fakta mengapa anjing bisa begitu jinak terhadap manusia

0
3.3K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan