yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
Selamat Datang di Thread Gue 



Trit Kedua ini adalah lanjutan dari Trit Pertama gue yang berjudul Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 1 . Trit ini akan menceritakan lanjutan pengalaman gue mencari muara cinta gue. Setelah lika liku perjalanan mencari cinta gue yang berakhir secara tragis bagi gue pada masa kuliah, kali ini gue mencoba menceritakan perjalanan cinta gue ketika mulai menapaki karir di dunia kerja. Semoga Gansis sekalian bisa terhibur ya


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI GANSIS READER TRIT GUE. SEBUAH KEBAHAGIAAN BUAT GUE JIKA HASIL KARYA GUE MENDAPATKAN APRESIASI YANG LUAR BIASA SEPERTI INI DARI GANSIS SEMUANYA.


AKAN ADA SEDIKIT PERUBAHAN GAYA BAHASA YA GANSIS, DARI YANG AWALNYA MEMAKAI ANE DI TRIT PERTAMA, SEKARANG AKAN MEMAKAI GUE, KARENA KEBETULAN GUE NYAMANNYA BEGITU TERNYATA. MOHON MAAF KALAU ADA YANG KURANG NYAMAN DENGAN BAHASA SEPERTI ITU YA GANSIS


SO DITUNGGU YA UPDATENYA GANSIS, SEMOGA PADA TETAP SUKA YA DI TRIT LANJUTAN INI. TERIMA KASIH BANYAK


Spoiler for INDEX SEASON 2:


Spoiler for Anata:


Spoiler for MULUSTRASI SEASON 2:


Spoiler for Peraturan:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 03:31
totok.chantenk
al.galauwi
nacity.ts586
nacity.ts586 dan 78 lainnya memberi reputasi
77
284.4K
4.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1788
Yakinlah Sudah
Anin menyewa kamar yang permalamnya mencapai satu juta rupiah. Gue aja kalau mau tiduran dilantainya juga santai aja, karpetnya tebal. Haha. Flat screenTVnya juga gue tau merk dan tipenya yang cukup mahal. Ornamen dihotelnya pun terlihat fancy ya. Gue merasakan harum wangi entah shampo atau sabun yang dipakai Anin dari kamar mandi. Kamar mandinya yang berpintu kaca buram seperti sensor thin mozaic disebuah film membuat bayangan buram tubuh Anin menjadi terlihat. Mau gue isengin tapi nggak enak.

“Kenapa Ja, mau gabung?” kata Anin.

“Lah keliatan yak? Hahaha. Sori Nin.” Kata gue. Gue emang nggak sadar ternyata berdiri didepan pintu kamar mandi.

“Nggak apa-apa, sini kalau mau gabung.” Lalu Anin membuka pintu kamar mandi.

Gue melihat tubuh Anin ketika membuka pintu kamar mandi. Aduh ya ampun. Gue sampai geleng-geleng kepala saking takjubnya. Tubuhnya semampai banget. Bentuknya kayak campuran Keket dan Dee, nggak terlalu padat, tapi nggak kurus banget juga. Bentuk gunung kembarnya juga nggak berubah, masih kenceng banget, kayak yang waktu dulu dengan sukarela dia tunjukin ke gue. hehe. Turun agak kebawah perut, semua bersih. Gue yakin banget Anin waxing. Waxingnya pun gue yakin waxing mahal. Bersih banget. Gue belum liat secara detail sih, tapi entah kenapa gue yakin dia waxing.

“Lo waxing ya Nin? Bersih banget.” kata gue polos.

“Hahaha, sialan lo, langsung liat kebawah aja. Iya Ja. brazilian wax.”

“Gokiil. Rasanya enak Nin?”

“Nggak kerasa sih, karena mungkin gue dapet terapist yang enak juga treatmentnya. Dan setelah gue coba beberapa kali, ketika numbuh jadi lebih halus Ja. hahaha.”

“Haha keren-keren Nin.”

“Ini coba aja lo liat lebih deket Ja.”

“Hah? Nggak deh Nin makasih. Hahaha.”

Lalu gue buru-buru keluar lagi dari kamar mandi sebelum panas dingin. Hahaha. Setelah sekitar 5 menitan, Anin keluar kamar mandi dengan hanya memakai handuk. Rambutnya yang kala itu udah agak panjangan, sebahu lebih dikit, membuatnya semakin menawan. Gue juga menyadari kayaknya kulitnya Anin ini lebih putih dari waktu jaman kuliah. Soalnya gue kan liat Anin topless gitu ketika jaman kuliah sekali-kalinya itu, nah sekarang gue liat lagi kok jadi lebih kinclongan lagi. Hehehe.

“Ja, tolong ambilin celana dalam gue dong di tas itu.” Katanya.

“Eh, disebelah mana?” tanya gue.

“Itu dibagian luar ya. sleting paling luar.”

“Oke.”

Gue mendapati celana dalam victoria secret didalam situ. Berenda, warna ungu tua, dan wangi banget ah elah. Ini sangat menggoda gue jujur aja. Hahaha. Lalu gue memberikannya ke Anin.

“Lo nggak mau sekalian branya juga?”

“Gue kalau malem nggak suka pakai Ja.”

“Hooo.. oke. Oke.”

Anin memakai kaos tipis ketat berwarna kuning. Bentuk tubuhnya dan juga cetakan ujung gunung kembarnya terlihat sangat jelas dan mencolok. Gue banyak-banyak nelen ludah waktu itu. Hahaha. Pokoknya Anin gila banget waktu itu, sangat-sangat pelukable. Gue sampai bingung harus duduk dalam posisi kayak gimana lagi, karena rocky udah mulai nggak bisa kompromi sama perintah gue yang suruh anteng dulu. Dia maunya berontak mulu. Mana gue pakai celana jeans, jadi pemberontakan dia membuat jadi sakit sendiri karena celana jeans yang berbahan kaku.

“Lepasin aja Ja daripada lo susah gitu. Hehehe.”

“Hahaha nggak apa-apa kok Nin.”

Lalu gue dan Anin makan malam dulu. Kenyang juga ternyata karena porsinya cukup banyak plus gue dapat lungsuran sisa makanan Anin, jadi makin kenyang gue. setelah makan kami chit chat ringan dikasur sambil nonton TV. Gue disebelah kiri dan Anin dikanan kasur. Kami ngobrol ringan sampai membahas lagi masalah kesalahan masa lalu. Masa yang disesali Anin, katanya. Gue percaya aja tapi. Gue mendapati penyesalan yang besar terhadap perannya di hancurnya kehidupan sahabatnya, Zalina. Itu semua semata-mata untuk memisahkan gue dan Zalina ketika itu. Tapi nyatanya gue malah berpindah haluan ke Keket, bukan ke dia.

“Maafin gue ya Ja.”

“Iya Nin. Sebelumya gue emang udah maafin lo kok. Ya emang jalan hidup gue dan lo mesti ngelewatin fase kayak gitu dulu kali ya. sekalian jadinya ada pembelajaran Nin.”

“Iya Ja.”

Anin merebahkan kepalanya ke dada gue secara tiba-tiba. Anehnya gue nggak berontak dan malah mengelus kepalanya dengan tangan gue. gue dan dia nggak berbicara apapun ketika itu. Hanya gerakan tangan gue dirambutnya yang sangat wangi itu. Kami larut dalam tontonan dan mungkin saling berpikir tentang kesalahan – kesalahan masa lalu. Ketika gue mulai ngantuk dan kedinginan, Anin menegakkan kepalanya dan membalikkan badannya, kemudian dia memeluk gue yang rebahan. Ternyata Anin berat juga. Gue terus mengelus rambutnya. Didada gue ternyata terasa basah. Gue baru menyadari Anin menangis. Kemudian gue memeluk tubuhnya. Tangisnya semakin kencang ketika gue memeluknya.

“Maafin gue. ternyata gue emang sayang sama lo. masih sayang sama lo Ja.”

“Udah Nin. Nggak apa-apa. Lo mau ngomong kayak apapun. Keluarin aja semuanya.”

“Iya Ja….”

Gue menunggu Anin dengan sabar sampai sesi menangisnya ini berakhir. Lalu Anin mulai bangkit dari tubuh gue. Dia duduk bersila didepan gue.

“Maafin gue ya Ja. Maafin masa lalu gue. Maafin untuk efek yang udah gue bikin kekehidupan lo dan Zalina. Sekarang juga gue minta maaf gue ternyata masih sayang sama lo. Tapi lo nggak perlu khawatir, gue nggak akan memperjuangkan hati lo. Gue cukup menjadi pengagum rahasia lo aja ya. Gue nggak mau lagi ngerusak kehidupan orang yang gue sayang lagi. Gue nggak mau lo membenci gue lagi Ja.”

“Iya Nin. Maafin gue juga ya.”

Gue dan Anin berpelukan. Lama banget. Pelukan gue dan Anin sama berkesannya dengan pelukan terakhir gue dengan Keket sebelum semuanya berakhir. Bahkan lebih berkesan ketika itu daripada pelukan sayang gue ke Dee yang biasa kami lakukan entah dikostan atau dilain tempat. Gue benar-benar larut dalam perasaan sedih Anin. Ternyata rasa percaya gue memang terbukti benar ke Anin. Gue tulus memaafkannya, seperti gue tulus memaafkan Keket atas semua yang pernah dia lakukan ke gue. Kenapa gue keras dan tegas ke Keket? Karena gue nggak mau terjebak perasaan lagi dengan Keket. setidaknya gue berusaha untuk melupakan semuanya. Agar gue nggak terbebani untuk mengingat semua memori yang begitu indah yang gue pernah lewati bareng dia.

Kami berdua saling tukar pandang setelah berpelukan. Pandangan Anin sangat penuh arti. Gue yang menangkap sinyal tersebut langsung mendekatkan muka ke mukanya dia. Gue merasakan aroma tubuhnya yang wangi sabun mandi tadi. sekarang kedua mulut kami sudah sangat dekat. Tapi kami masih saling bertukar pandang. Tanpa senyum, tanpa ekspresi sedih. Semuanya datar. Gue merasakan napas Anin yang mulai lebih cepat. Gue juga merasakan degup jantung gue yang mulai lebih kencang. Akhirnya, bibir kami bertemu kembali setelah sekian lama.

Seingat gue, pertemuan bibir ini adalah ketika didepan kamar kost Zalina waktu gue membantu Zalina membawakan barang-barangnya sehabis liburan panjang. Dia yang waktu itu masih menjadi Anin yang licik tiba-tiba mencium gue. Gue nggak bisa menghindar karena tangan kiri dan kanan penuh dengan barang bawaan. Kali ini,hal tersebut berulang. Gue bisa merasakan ciuman pakai hati Anin kali ini. Passionate tapi nggak terburu-buru. A good kisser so far. Walaupun berdasarkan pengalaman, Dee adalah the best kisser sejauh ini.

Kami menikmati ciuman ini. Gue agak terbawa perasaan walaupun gue tau ciuman gue adalah ciuman nafsu belaka. Gue nggak benar-benar sayang dengan Anin. Tapi ada perasaan itu sedikit saat berciuman dengan Anin. Tangan Anin yang memulai duluan meraba. Dari mulai dada, kemudian turun ke pinggang dan perut. Dia juga yang mulai membukakan kaos yang gue pakai. Dia masih memakai kaosnya dan akhirnya gantian gue yang membukakan kaosnya. Setelah sesi buka atasan tersebut berlangsung, Anin kembali melingkarkan tangannya dileher gue, dan melanjutkan sesi french kiss yang semakin panas.

Tangan gue yang bebas mulai bergerak ke dada Anin. Ukurannya hampir sama dengan Dee, hanya lebih besar dikit aja. Bentuknya pun mirip dengan Dee. Tingkat kekenyalannya pun sama dengan Dee. Gue mulai memaikan gunung kembar Anin ini dan dia mulai berasa semakin panas dan terbawa suasana.

Gue pun juga sangat terbawa suasana akhirnya. Gue menggerakkan tangan gue ke punggung Anin yang mulus. Kemudian gue membalikkan badannya dan mulai menciumi tengkuknya. Anin ternyata memiliki tato kecil dipunggungnya, dekat tulang belikat kanannya. Tato entah gambar apa itu, tapi menurut gue sangat keren. Gue nggak ambil pusing karena gue terus menciumi tengkuknya dan turun ke punggung. Lalu turun lagi sampai akhirnya gue membuka celana pendek Anin.

Pantat Anin kalau dari deket ternyata padat juga ya. hahaha. Gue mulai menciuminya dari belakang kemudian membalikkan badannya lagi. Dia udah dalam posisi berdiri didepan gue. sementara gue masih duduk diatas kasur. Gue berhadapan langsung dengan lubang surga Anin. Emang bener, bersih banget hasil waxingnya ini. Haha. Luar biasa. Mana wangi banget lagi. Gue pun mulai menjilati seperti biasa, dari bawah dulu kan. Setelah terasa keenakan, Anin menarik kepala gue ke atas, dan kemudian kami beciuman kembali, berdiri diatas kasur. Lalu Anin menyuruh gue turun dari kasur tapi tetap berdiri, dan Anin duduk dipinggiran kasur.

Akhirnya Anin bertemu kembali dengan rocky setelah dia menurunkan celana pendek gue. Anin langsung mengambil rocky dan melakukan gerakan seperti mengocok. Waduh ini seru banget lah pokoknya. Gerakan Anin yang lembut cepat sekali membuat rocky bertransformasi menjadi kekar. Setelah cukup kekar, Anin memasukkannya ke mulut dan mulai memainkannya. Kepala Anin bergerak maju dan mundur jika dilihat dari atas seperti ini. Luar biasa ini si Anin emang. Udah pengalaman banyak nih kayaknya dia. Hahaha. Gue diamkan saja, biar dia yang bermain disana, mau berlama-lama juga silakan. Gue pun punya ide iseng.

“Nin, gue rekam ya. hehe. abis kayaknya lo pro banget urusan ginian. Hahaha.”

“Haha bebas Ja.” katanya sambil terus menggerakkan tangannya maju mundur ditubuh rocky.

“Disebelah sini Nin jilatnya, enak disitu. Hehehe.” Kata gue menunjuk salah satu spot rocky.

“Oke bos….” Lalu Anin langsung menuju ke spot situ.

Aduh rasanya benar-benar luar biasa. Yang menemukan spot ini ternyata enak adalah Dee waktu pertama kali. Walaupun masih amatiran, ternyata treatment dia nggak kalah luar biasa dengan yang udah pro kayak Anin ini. Hehhehe.
Setelah sekitar mungkin 15 menitan, yang ditunggu akhirnya akan terjadi.

“Nin, nanti telen ya. gue mau keluar…..”

Anin hanya mengacungkan jempolnya aja, sambil terus mengulum rocky.

“Nah, telen Nin, biar sehat selalu dan wajah lo bakal terus berseri-seri.”

Anin nggak banyak ngomong, dan setelah menelan habis, dia otomatis menunjukkan mulutnya yang udah kosong, karena bibit masa depan bangsa sudah habis tertelan. Dia pro emang. Hehehe.

Kami berpindah kekasur. Anin mendorong gue telentang dikasur. Lalu dia langsung duduk diatas perut gue dan mulai menciumi gue. dari bibir pindah ke leher. Lalu turun lagi ke dada, perut, paha kanan kiri, sampai keujungnya ketemu rocky lagi. Rocky dibikin kekar kembali dengan tujuan yang jelas. Mau dikasih makan sama Anin. Gue hanya diam mengikuti permainan Anin. Anin kayaknya emang udah terbiasa dengan hal seperti ini, mengingat agresifitasnya dimasa lalu.

Rocky udah dalam keadaan kekar dan licin, akhirnya dia mengarahkannya ke lubang surganya. Ketika dimasukkan agak susah, sempit banget. gue yang awalnya nurut aja, jadi agak penasaran kenapa orang yang udah pro gini kok susah banget dimasukinnya. Ternyata Anin memasukkannya ke lubang yang nggak seharusnya.

“Nin gila lo. masukin ke tempat yang bener.”

“Nggak Ja, gue mau main dibelakang dulu. Udah lama banget banget gue nggak dapat sensasi hot banget kayak gini.”

“Haha, gila lo emang ya kalau urusan kayak gini. Yaudah lanjutin.”

Akhirnya berhasil juga masuk. Anin menggerakkan badannya naik turun dengan tangannya bertumpu diatas kedua paha gue. Gue lihat ekspresi dia menahan sakit yang teramat sangat tapi juga larut dalam permainannya sendiri. Gue nggak banyak bekerja ketika itu. Kemudian posisi berubah menjadi doggy. Gue sempatkan untuk menciumi tengkuknya, meraba gunung kembarnya bergantian sambil terus merekam.

“Nin, gue mau keluar lagi…..”

“Didalam aja Ja, aman kan pasti….”

“Oke Nin. Udaaaah.. aaah..gila lo Nin. Mantep bener.”

Lalu gue rebahan disampingnya. Anin tidur tengkurap. Mukanya menghadap ke gue dan tersenyum.

“Gila ya Ja, mantep banget. Pantes Zalina liar banget kalau dia cerita pengalamanya sama lo. hehehe.”

“Haha iya, akhirnya lo juga ngerasain kan. Hehe…”

“Tenang aja ya Ja, gue nggak akan nuntut macam-macam, gue mau kita jadi teman baik aja. Nggak usah ngekhawatirin hubungan lo sama cewek lo karena gue nggak akan ganggu.”

“Makasih ya Nin.” Gue mengecup keningnya.

“Lanjutin nggak nih?” katanya.

“Ayo kalo lo masih kuat. Hehehe.”

Ronde berikutnya berlanjut dan kali ini gue memegang kendali permainan. Gue lebih banyak berada diatas. Masih masuk dibelakang.

“Ja, masukin yang ditempat seharusnya ya.”

“Oke Nin.”

Posisi kemudian berubah dia yang diatas. Gue yang rebahan memasrahkan diri untuk mengikuti permainannya. Dia sangat liar dan luar biasa banget kalau mengendalikan permainan. Gue akhirnya duduk dan sambil memeluk dirinya, serta melanjutkan pertarungan sambil berciuman. Ketika gue mengkode akan keluar dia segera berdiri dan mengeluarkan rocky dari sarangnya. Alangkah kagetnya gue setelahnya.
Dari dalam sana, darah keluar sangat banyak. Rocky pun berlumuran darah. Gue sangat shock melihat keadaan ini.

“Nin, lo…..”

“Iya Ja. gue jaga ini semua, buat lo…..”

“Nin….. gue pikir…..”

“Nggak apa-apa Ja. gue tau lo pasti mikir gue udah pengalaman dan sangat ahli kan? Iya, emang bener. Tapi gue selalu masuk lewat belakang atau hanya petting aja sama mantan-mantan gue. Untuk satu ini, gue emang jaga untuk lo. itulah makna dari kotak kecil yang dulu gue kasih ke lo. gue akan nunggu lo, karena urusan gue belum selesai. Inilah urusan yang gue maksud. Butuh bertahun-tahun gue untuk nunggu momen ini Ja. Akhirnya semua berakhir dengan manis ya Ja.” katanya lalu memeluk gue.

“Maaf…maafin gue Nin. Gue bener-bener nggak tau…”

“Iya nggak apa-apa Ja.”

Dia kemudian mengecup kening gue. setelah itu dia mengambil beberapa tisu dan mulai mengelap rocky yang udah mulai kembali kebentuknya semula. Gue melihat kasur penuh dengan darah dan cukup banyak. Gue nggak sayang dengan dia. Tapi apa iya dia segitu sayangnya sama gue sampai rela untuk nggak kasih buat orang lain? Malah ngasihnya ke gue yang notabene udah pernah jadi mantan Zalina dan Keket, serta saat ini lagi menjalin hubungan dengan Dee? Gue nggak ngerti jalan pikiran Anin. Yang ada dipikiran gue waktu itu, hidup gue udah kayak melodrama atau sinetron menye-menye sok dramatis.

Gue merasa bersalah tapi juga senang. Anin benar-benar sudah jadi orang yang berbeda. Semoga aja ini nggak akan menjadi masalah dimasa depan. Anin juga udah meyakinkan gue berulang kali lagi setelah momen ini. Pagi-pagi sekali kami sempat mengulang sampai 3 ronde sebelum check out sekitar jam 7 pagi. Gue dan Anin langsung berangkat ke ibukota. Gue yang menyetir mobilnya. Anin pun gue bawa ke kostan gue. gue bertemu beberapa penghuni yang akan berangkat kerja dan melihat gue aneh. Kemarin perasaan ceweknya nggak ini, kok sekarang lain lagi? Kurang lebih mungkin begitu arti dari pandangan para tetangga ini. Gue bodo amat. Setelah berganti pakaian, gue dan Anin menuju kekantor gue yang udah kosong itu. Karena kosong, kami sempat iseng bertarung dulu beberapa kali sebelum Anin berangkat menuju kantornya.

((Dreet…Dreet…Dreet))

15_Nurul

“Kang kalau sekarang ketemu mau nggak? Tapi di kota kita aja. Gue lagi balik nih.”

“Oke atur aja ya Ul.”

“Gue kabarin lagi nanti ya.”

Chat dari Nurul ini sebenernya mau gue cuekin karena gue masih kesal karena gue batal jalan sama dia, padahal udah jauh-jauh datangin dia kekampusnya. Gue pun kemudian kirim chat ke Dee. Gue kangen sama dia karena udah sekitar 3 atau 4 hari nggak telepon. Gue chat dulu karena takutnya dia lagi ada dilapang atau mungkin sedang mengajukan kuesioner ke beberapa warga disana. Gue beruntung kala itu, Dee ada sinyal dan langsung bisa balas.

Quote:


Chat gue dan Dee berakhir, kemudian nggak lama gue ditelpon sama Emir sepupu gue. Dia menjelaskan kalau dia mau coba bikin usaha. Bermain dibidang perkapalan. Tawaran yang menarik kata gue. gue mau coba liat dulu. Jadi rencana pertemuan gue dan Emir beserta teman-temannya sudah diatur, gue tinggal datang. Kebetulan rencana kantornya sendiri tidak terlalu jauh dari kantor gue dan kostan gue saat ini. Mudah-mudahan aja ini bakal jadi rejeki gue kelak ya.

((Dreet…Dreet…Dreet))

KEKET.

“Aku kangen kamu Ja.”

fakhrie...
trikarna
sampeuk
sampeuk dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup