Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
225.9K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#405
Kejadian Dirumah Sakit

Sesampainya di UGD ibu langsung diperiksa hingga di ronsen untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan setelah di periksa ternyata ibu terserang penyakit stroke, entah itu merupakan akibat dari serangan kemarin atau bukan, yang jelas bapak merasa terpukul dengan yang terjadi pada ibu, dan berkata harusnya ibu tidak usah terlalu memikirkan terlalu berat tentang pernikahanku.

“pak, apa ini termasuk efek dari serangan kemarin?” tanyaku pada bapak.

“sepertinya bukan, mungkin ibu terlalu banyak memikirkan tentang pernikahanmu, padahal bapak sudah memasrahkan pada teman teman bapak untuk membantu persiapan itu” bapak menjelaskan salah satu factor ibu terkena stroke.

“ya bagaimana tidak kepikiran pak, setiap bapak diajak bicara soal itu pasti diam saja” protesku pada bapak.

“bukan begitu yan, bapak ini sekarang fikirannya kepecah menjadi dua, satu memikirkan pernikahanmu yang kedua memikirkan seseorang yang terus menyerang rumah kita dengan makhluk makhluk yang semakin hari semakin kuat, bapak sudah bicara pada ibu kalau semua persiapan sudah di handle sama temen bapak” terang bapak padaku.

“maaf pak Ryan tidak tahu, kalau begitu sekarang bagaimana pak?” tanyaku pada bapak.

“kamu sudah bisa mengendalikan auramu seperti yang diajarkan sama Damar kan?” Tanya bapak padaku.

“iya pak sudah terbiasa sekarang aku” jawabku tegas.

“kalau begitu selama ibu dirawat inap di Rumah Sakit, kamu jaga ibu ya, soalnya yang menjadi incara mereka bukan kamu, tapi bapak, dan andai ada serangan disini itu hanya untuk mengecoh bapak saja, dan bapak berharap kamu bisa menangani itu, Aruna biarkan disini ikut menjaga bersama kamu” terang bapak memberi arahan.

“baik pak Ryan siap, nanti Ryan juga tenangin ibuk kalau tidak perlu memikirkan pernikahan Ryan karena sudah di handle semua” aku menurut.

“ingat ya, hari senin besok kamu sudah akan menikah, jangan telalu lelah” bapak berpesan

Setelah itu bapak menuju ke loket pemesanan ruang kamar untuk inap, ya ibu harus dirawat terlebih dahulu untuk mendapat nutrisi dan treatment untuk memperlancar aliran darah supaya strokenya segera berangsur membaik.

Sembari bapak memesan kamar, aku kemudian menghubungi Via memberi kabar kalau ibu masuk Rumah Sakit, namun saying, Via tidak bisa langsung datang karena beberapa hari kedepan dia sedang ada pengawasan dari pusat di kantornya bekerja saat itu.

Aku memahami hal itu, aku berkata pada Via tidak apa tidak datang sekarang setidaknya dia tahu kondisi ibu saat ini, namun terdengar dari telefon, dia sebenarnya ingin segera berangkat kemari namun karena masalah pekerjaan jadi Via harus bersabar beberapa hari.

Setelah menunggu beberapa menit, bapak pun kembali dari loket pemesanan ruangan untuk inap, kita disuruh menunggu di UGD karena kamar sedang di persiapkan, selama di dalam ruang UGD aku terus bersama dengan ibuku, dan selama itu juga ibu berkata kenapa bisa jadi seperti ini

“kenapa ibu jadi begini ya yan, terus yang ngurusin acara pernikahanmu siapa, bapak dari kemarin kan diam terus” ibu berkata dengan cemas.

“sudah bu tidak apa apa, insyallah semua sudah siap kok, bapak kemarin diam karena semua sudah disapkan dan dibantu sama teman teman bapak, dan bapak masih memikirkan hal lain, makanya diam terus bu” jelasku pada ibu.

“kenapa tidak menjelaskan pada ibu” protes ibu padaku.

“bapak juga baru menjelaskan sama Ryan barusan bu, sudah tidak apa apa, istigfar saja, semoga segera bisa membaik sepertisemula waktu hari pernikahan ryan ya bu, tinggal beberapa hari kan, besok senin lho” aku mencoba menenangkan.

Setelah itu ibu hanya menurut dan terus mencoba menggerakan tubuhnya yang terkena stroke berharap segera bisa digerakan dengan normal seperti sedia kala, namun jlas hal mustahil karena stroke harus melalui beberapa tahap untuk sembuh.

Dan setelah lama menunggu, akhirnya kita pun dipindahkan ke bangsal yang sudah dipesan oleh bapak, bapak juga membawakan barang barang yang kita butuhkan sementara kita ada disini.

Kita diarahkan menuju sebuah bangsal di lantai tiga. Dan kamar yang akan kita tempati kebetulan berada di ujung lorong ini, kita pun memasuki bangsal yang sudah disiapkan dan saat memasuki ruangan tersebut, tampaklah seisi ruangan tersebut, tempat tidur pasien yang berjumlah satu ditambah ada lemari es untuk menyimpan makan selama disini, tidak lupa ada kursi dan meja untuk tamu jika ada yang berkunjung, kemudian ada satu lagi lemari pakaian dan tempat tidur biasa untuk digunakan penunggu pasien.

Melihat kamar yang dipesan bapak, ibuk sedikiit tekejut, karena pasti biaya untuk kamar ini mahal, sedangkan kita sebentar lagi akan ada hajatan pernikahan.

“pak apa ini nggak kemahalan untuk, kita ada kebutuhan lain juga soalnya” ibu bertanya pada bapak.

“sudah tenang saja, bapak masih ada simpanan, lagian Ryan juga sudah membantu biaya pernikahannya sendiri kan, sudah tenang saja, bapak pesan kamar ini berharap ibu bisa lebih releks dan cepat sembuh seperti semula, pokoknya selama disini ibu dan Ryan fikirannya dibuat santai saja, biar sisanya bapak yang mikirin sama temen temen bapak” bapak menenangkan ibuku.

“pokoknya ibu tetep Ryan temenin, dan tenang nanti ada yang bantu Ryan kok bu, kalau ibu mau mandi atau buang air” tambahku menenangkan ibu.

Singkat cerita sejak awal masuk rumah sakit tadi pagi hingga sore hari, kita bertiga masih berada di sini bersama sama, tamu yang menjenguk ibu pun mulai datang sejak itu dan terus bergantian, dan malam haripun tiba, bapak bilang pada ibu untuk pulang dulu karena akan ada yang diurusi dirumah dan mempersiapkan pernikahanku bersama temannya, tapi ku yakin bukan hanya itu saja pasti ada hal lain, dan bapak pun kemudian pergi meninggalkan aku dan ibu di rumah sakit karena sudah tidak ada jam jenguk lagi, dan akan kembali kemari besok siang.

Dan ternyata, orang yang ku mintai untuk menemaniku disini belum bisa datang, dia adalah salah satu saudaraku yang biasa kita mintai tolong namanya mbak Surti, namun tidak apa apa, nanti jika ibu butuh pertolongan untuk hal privsinya akan ku panggilkan suster saja.

“yan mana dia kok belum datang?” Tanya ibu padaku.

“siapa bu, Via atau mbak Surti, kalau Via dia belum bisa karena masih ada urusan kerjaan katanya dua hari lagi baru bisa kesini, dia juga menitip salam buat ibu” jawabku.

“oh iya Via biarkan dulu saja, harusnya tidak usah kamu beritahu kalau ibuk masuk rumah sakit, nanti dia malah kepikiran, kalo mbak Surti kenapa yan belum kesini, terus ibu nanti kalau mau kekamar mandi sama siapa?” Tanya ibu cemas.

“iya tidak apa bu, beberapa hari lagi Via juga bakal jadi anak ibu, hehe biar terbiasa dari sekarang, kalo mbak Surti dia lagi sedikit repot, baru bisa kesini besok pagi bu, dan nggak usah bingung, nanti bisa sama Ryan hehe, kalau malu nanti Ryan panggilin suster buat bantu” jawabku santai sambil menonton Film di TV.

“sudah lah bu, tidak usah bingung, sudah istirahat saja, dan pikirkan semoga besok sudah membaik ya bu, sekarang tidur saja” aku meminta ibu untuk tidur saja.

Ibu pun menuruti apa kataku, mungkin karena dia ingin segera sembuh dan bisa mengikuti acara pernikahanku dengan normal dan sehat, sambil menonton film aku mencoba terus berkomunikasi dengan Via, dia selalu menanyakan kemajuan dari kondisi ibu, ya walau baru tadi pagi masuk Rumah Sakit, tapi Via sudah berharap ada kemajuan kesehatan pada kondisi ibu saat ini.

Disaat aku sedang berkomunikasi dengan Via melalui WA, dari arah luar kamar yang aku tempati terdengar suara teriakan, seperti seorang yang sedang kesakitan, dan berteriak teriak sangat kerang, aku kemudian menoleh ka arah ibu ku, takutnya dia akan terganggu dengan suara teriakan itu, namun sepertinya ibu sudah tertidur dan tidak mendengar suara teriakan itu, suara teriakan itu terdengar semakin jelas, dan sepertinya itu merupakan teriakan seorang perempuan namun entah dari mana, karena yang aku ketahui hampir sebagian besar kamar di depan dan samping kamar yang aku tempati ini kosong, itu ku perhatikan saat kita diantarkan kekamar ini tadi.

Suara itu terus terdengar dan bahkan semakin keras, aku semakin khawatir ibu akan mendengar dan terbangun, aku heran karena tidak ada seorang perawatpun yang segera menghampiri suara itu dan menenagkan jika memang suara tersebut berasal dari sekitar bangsal ibuku, karena penasaran aku mencoba memanggil suster lewat tombol di kamar ini, namun beberapa kali aku pencet, suster tak kunjung datang menghampiri, padahal aku sudah menunggu selama beberapa menit, tidak mungkin juga kan posjaga suster kosong tidak ada perawat walau malam hari, harusnya kan ada yang piket dimalam hari pikirku.

“AAAAARRRGGGGGHHHH”

“HHUUUAAAAAAAAAA”

Suara teriakan dan erangan semakin jelas terdengar, karena sudah tidak tahan lagi aku mencoba untuk keluar dan memeriksanya sendiri, sebenarnya dari arah mana suara itu berasal.

Namun saat aku akan keluar, Aruna tiba tiba muncul dari belakangku dan menepuk pundakku sehingga membuatku terkejut, soalnya dia tidak berada disana tadi saat aku melangkah ke arah pintu.

“huuaaaassss…. Kamu ini Aruna bikin kaget aku saja sih, hampar saja aku keceplosan ngomong kasar, kenapa sih tiba tiba muncul” omelku karena kaget.

“hehe maaf maaf. Nggak niat ngagetin sebenernya aku, Cuma mau ngingetin aja sih sebenernya” jawab aruna cengengesan.

“kamu ini aku beda sama Shinta, eh ternyata somplaknya sama aja, gak ada bedanya, mau ngingetin apa sih” omelku padanya.

“hehe iya maaf maaf, itu yang teriak dari tadi bukan dari orang, sepertinya itu dari makhluk lain yan, dan aku yakin itu bukan penghuni Rumah sakit ini” terang Aruna padaku.

“kenapa dia disini kalau seperti itu, apa ini ada hubungannya dengan kita?” Tanya ku memastikan.

“bisa jadi yan, kita tidak tahu musuh kita saat ini seperti apa dan memiliki perewang seperti apa saja kita tidak tahu, lebih baik kamu persiapkan prisaimu kalau mau keluar, malah kalau bisa buat sekalian pagar pembatas biar tidak masuk kesini” saran Aruna padaku.

“aku belum bisa lah untuk membuat pagar gaib, tapi aku tetap harus cek dulu sebenarnya itu apa yang berteriak dari tadi, oh iya aku pokoknya minta kamu untuk terus stanby disini dan menemani aku barang kali ada serangan lagi” ucaku pada Aruna.

“tenang saja Ryan aku selalu ada disini kok sesuai yang di katakana bapakmu tadi” jawab Aruna.

Aku kemudian perlahan membuka pintu kamar rawat ini dan prisai ku sudah aku siapkan, barangkali nanti akan ada serangan tidak terduga, namun setelah aku buka pintu kamar ini, suara itu tiba tiba lenyap dan meninggalkan bau busuk yang sangat menyengat.

Mencium bau yang tidak enak aku kemudian langsung kembali masuk kedalam kamar dan segera menutup pintu, sungguh bau yang tidak sedap yang pernah tercium olehku, lebih busuk dibanding bangkai binatang, namun Aruna masih diluar dan masih mencari sesuatu dari sumber suara tadi.

Aku kemudian kembali ke ranjang yang disiapkan untuk ku, ibu juga tidak terbangun akibat suara tadi dan bau yang sedikit masuk ke ruangan ini, jam semakin malam sekitar jam sebelas malam saat aku mulai tertidur aku mendengar pintu kamar ini diketuk, dan pintu pun dibuka dari arah luar.

“permisi selamat malam, ijin pengecekan malam ya pak, maaf mengganggu istirahatnya, ibu bangun sebentar ya kita cek dulu” ucap seorang perawat

Aku pun bangun dari tidurku yang belum pulas, karena aku masih berusaha untuk tertidur.

“eh sus, tadi yang teriak teriak itu siapa sih, kok keras banget sampai aku merasa terganggu, untung ibuku tidak terbangun, sama tadi aku pencet tombol penganggil ini kok tidak ada yang datang ya” tanyaku pada perawat itu.

“dari tadi tidak ada kok pak yang teriak teriak, soalnya bangsal VIP ini hanya diisi lima orang saja, dan semua tidak ada yang berteriak tadi, sama dari tadi juga tidak ada tanda kalau ada orang yang mencet tombol itu, jika ada kami langsung datang karena itu SOP kita pak, baik sudah ya bu, insyallah segera baikan kok bu” ucap perawat itu yang kemudian menyudai pengecekan saat itu.

Aneh memang padahal suara tadi sangat keras, namun kenapa tidak ada yang mendengar, bahkan ibu juga tidak terganggu sama sekali, padahal biasanya ibu ini sangat peka walau dalam keadaan tertidur, jika ada suara sedikit saja pasti langsung terbangun.

Setelah pengecekan itu, ibu kembali tertidur, dan aku masih berusaha untuk tidur dan mengistirahatkan diriku, sedangkan Aruna sepertinya sedang berkeliling memastikan keadaan sekitar.

Perlahan mataku mulai merasakan kantuk yang sedikit demi sedikit membuatku tidak sadar dan akan segera tertidur, namun disaat diriku akan segera terpejam, aku melihat kamar ini kembali dibuka dari luar, namun tidak ada kata seperti tadi yang dikatakan perawat saat masuk, namun setelah itu aku melihat sosok bayangan putih berjalan melewatiku, dan ternyata bau busuk menyengat itu kembali tercium, dan karena itu mataku kembali terubuka dan melihat kearah sosok bayangan putih itu berjalan, sosok putih itu berjalan kearah ibu dan saat aku bertanya “siapa kamu” sosok itu membalikan badannya kearahku sehingga terlihat wujudnya yang…..
simounlebon022
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 50 lainnya memberi reputasi
51
Tutup