afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
3.maldini
aldomaverick18
aguzblackrx
aguzblackrx dan 202 lainnya memberi reputasi
193
225.1K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#860
Part 18
Saat kita sedang berbincang dan menyusun rencana khusus untuk Deby,tiba tiba Gufron datang dengan ekspresi sedikit panik, Gufron mengatakan, bahwa Lagatirta melaporkan akan ada serangan dari pasukan Bajra secara besar besaran ditiga kelompok kita, menurut analisis dari Alhazam, serangan ini buntut dari Gufron yang menghajar habis habisa sosok yang tadi pagi menyerang kita disini.
Gufron tidak hanya sekedar menghajarnya melainkan juga membunuhnya, bisa dilihat perbandingannya sendiri, siluman itu masih bisa melawan Shinta dan menang tapi kalah dari Gufron, sebenarnya perewangan milik Bang Damar sama sekali belum terlihat batas maksimal kemampuan mereka, masih banyak kejutan, memang tidak salah kenapa Shinta dikirim untuk kesana waktu itu.
“mohon ijin Tuan Aji, saya memberi kabar dari Lagatirta bahwa ada indikasi akan penyerangan dari pasukan Bajra besar besaran, dan mereka sudah mulai bergerak” ucap Gufron menghadap bang Damar.
“sial kenapa bisa kebetulan sekali” ucapku kesal
“sudah tenang saja, kalau begitu mau tidak mau, kita harus kembali dulu kesana, untuk urusan temanmu, bisa kita upayakan nantinya, yang penting jangan sampai pasukan kita berkurang” ucap Bang Damar Tegas.
“baiklah kalau bang Damar yakin seperti itu aku akan ikuti” ucapku mantab
“kamu siapkan fisikmu yan, nanti malam kita akan mulai bergerak, dan untuk kamu Gufron, sampaikan pada Lagatirta untuk menyampaikan pada semua kelompok bersiap dengan serangan yang ada, dan pastikan kelompok Mbah Margono tidak terpecah lagi” bang Damar memberi perintah
“baik tuan Aji, Margono juga baru saja kemabali setelah mendapat kabar dari Ningrum yang melihat gerak gerik pasukan Bajra” tambah Gufron memberi informasi.
“Ta, nanti kita hajar mereka semua, kamu bebas melakukan apa pun, yang terpenting hajar semua dan binasakan, aku tidak mau orang terdekatku menjadi korban termasuk teman temanku” pintaku pada Shinta sekaligus memberi perintah
“siap, akan ku tumpas habis merka semua nantinya” jawab senang Shinta.
Setelah itu kitapun mempersiapkan diri untuk penyerangan nanti malam, sebelum Gufron pergi aku berpesan pada nya untuk disampaikan ke Abimantra melalui Lagatirta, aku berpesan untuk menjaga semua pasukan kita jangan sampai ada yang terbunuh, kurang lebih sama pesanku pada Abimantra seperti pesan bang Damar pada semua pasukan.
Disaat waktu maghrib tiba, mas Bono datang menemuiku saat aku barusaja berdzikir seusai sholat maghrib, dia menanyakan apakah semua sudah selesai (semua penyerangan dari musuh bapak), dan aku menjawab belum, malah nanti malam akan ada serangan tapi buka disini.
Aku meminta doa dari mas Bono, dan meminta dia untuk berdzikir nanti saat aku fokus pada penyerangan dan dimulai saat aku sudah masuk kamar dengan posisi kamar terkunci, tentunya aku akan berpamitan juga pada Via, supaya dia bisa mengkondisikan apabila saat aku keluar dan ibu menanyaiku, Via bisa menjawab dengan alasan yang pas.
Mas Bono selalu mendukungku jika melakukan hal yang baik, dia mengatakan akan melindungi orang rumah dengan doa doa, yang ternyata dulu pernah diajarkan oleh bapak, bahkan mas Bono diberikan buku tersendiri oleh bapak supaya untuk dipelajari, menurut pengakuannya, awalnya mas Bono tidak begitu menghiraukan buku itu, tapi setelah tahu aku sering terlibat dalam hal seperti ini, dia mulai mempelajarinya, dan tidak menyangka kalau buku itu benar benar akan berguna disaat seperti ini.
Dan singkat cerita waktu yang telah ditunggu tiba, aku mulai berpamitan pada Via untuk tetap bersikap biasa saja, terutapa kepada ibu jangan sampai apa yang aku lakukan menjadi beban fikiran ibu, aku tak mau ibuku menjadi sakit karena memikirkanku.
Aku kemudian mulai berbaring diatas kasur kamarku, memposisikan diriku senyaman mungkin dan berusaha seolah sedang tertidur, supaya saat ibuku masuk kedalam kamar dia mengira aku sedang tertidur.
Shinta pun datang dan menanyakan padaku apakah sudah siap atau belum, kita sudah ditunggu oleh yang lain disana, dan aku mengatakan kalau sudah siap, Shinta seperti biasa langsung membantuku untuk rogo sukmo, hehe memang payah aku ini tidak pandai sama sekali.
Aku mencoba untuk konsentrasi supaya Shinta lebih mudah membantuku untuk keluar, dan setelah dibantunya aku berhasil keluar dari tubuhku, kulihat tubuhku yang terbaring diatas kasur dan kita mulai melayang keatas, Shinta mulai memeluk tubuhku dan segera melesat, sesaat sebelum melesat kulihat bang Damar juga sedang bersiap untuk pergi dengan posisi duduk bersilah di pojokan sofa diruang tengah.
Dan kitapun mulai melewati portal untuk masuk kedalam kawasan milik Bajra, secepat kilat Shinta membawaku ke arah dimana kelompok ku dan Abimantra berada, hal yang tak kusangka ternyata sudah terjadi, penyerangan yang dilakukan oleh pasukan Bajra ternyata lebih cepat, seluruh pasukan sedang bersusah payang mempertahankan posisinya, Aruna dan Adiwilaga menyerang dengan brutalnya, Adiwilaga terus menghabisi para musuh walau kadang dia juga terpental karena serangan yang bertubi tubi, Aruna yang bergerak dengan cepatnya membuat pasukanmusuh sedikit kesusahan untuk menyerangnya, walaupun tetap saja disuatu gerakan pasti terbaca oleh musuh dan berhasil menyerang Aruna.
Pasukan yang lain tak mau kalah dengan terus menyerang pasukan musuh, Abimantra berkolaborasi dengan anak bersisik, dan para pasukan lainnya saling bantu dan melindungi satu sama lain, dan bisa dikatakan pertahanan kita saat itu bisa untuk menahan para pasukan musuh.
Aku dan Shintapun akhirnya sampai disana, kita turun tepat ditengah tengah pertempuran yang sedang berlangsung itu, terlihat Shinta mulai geram dengan yang dia lihat, siasat licik atau strategi licik yang dilakukan pasukan Bajra membuat emosi Shinta meningkat.
“yan kamu siapkan seranganmu, akan aku turunkan kamu ditengah tengah pasukan, buat prisai untuk melemparakan musuh yang ada ditengah sana” ucap Shinta memberi ku instruksi
“baikla Ta, terus kamu mau kemana?” tanyaku pada Shinta
“aku akan menyerang dari arah depan sana, akan ku buat rongga supaya pasukan kita bisa menghabisi musuh yang berada ditengah pasukan kita dulu” jawab Shinta sembari melepaskan pelukannya dan menurunkanku tepat di tengah tengah pasukan
Aku turun dengan prisai dan kutambah dengan serangan dari golok yang bapak ku pernah pakai, sebuah kilatan putih keluar dari golok ini mengincar musuh yang tepat berada didepannya.
“kalian awas, merunduk” ucapku memberi perintah supaya pasukanku tidak terkena serangan golok ini
“hahaha, akhirnya kamu kembali yan, ayo habisi mereka” ucap Abimantra senang melihatku kembali.
“maaf membuat kalian menunggu, Bajra ini memang licik, menyerang kita dari luar juga” terangku pada Abimantra
“aku sudah tau makanya sebaiknya kita habisi semua pasukan Bajra jangan kita sisakan” ucap Abimantra
“Awas!!” teriak salah satu pasukanku yang saat itu juga mendorongku.
“Arrrgghh” suara erangan terdengar saat aku dan salah satu pasukanku yang mendorong dan ikut terjatuh bersamaku
Ternyata dia menyelamatkanku dari serangan berupa tombak besi yang mengarah kebagian belakang tubuhku, dan alhasil pasukanku ini mendapatkan tombak besi yang menancap dipundaknya.
Abimantra langsung berlari kearahku bersama dengan anak bersisik itu, dia menanyakan keadaanku, dan anak bersisik terus berjaga melihat kesegala arah untuk menghalau serangan tiba tiba.
“kamu tidak apa yan” tanya Abimantra padaku
“tidak apa apa aku, tapi dia tertancap tombak, cepat bantu dia untuk pulih lagi” perintahku pada Abimantra untuk membantu penyembuhan pasukan kita yang terluka akibat menyelamatkanku.
“Arghhh, sudah lah tuan ini tidak apa apa, sebaiknya tuan tetap fokus pada pasukan musuh yang mungkin menyerang tiba tiba” ucap pasukanku yang terluka itu.
“ngomong apa kamu ini, kita disini bersama, dan kita juga saling melindungi, tidak boleh ada yang ditinggalkan atau diacuhkan, semua berharga dalam pertempuran ini, termasuk kamu” ucap Abimantra sembari memposisikan yang terluka itu.
“ini akan aku cabut tombaknya, kamu tahan yang kuat, nanti aku sembuhkan” ucap Abimantra
“terimakasih banyak tuan” jawab nya.
Setelah itu Abimantra kemudian menolongnya, sedangkan aku sendiri, bangkit dari posisi ku dan mulai kembali menyerang para musuh yang terus berdatangan, golok dengan ajian yang diajarkan bapak dulu aku kibaskan ke arah para musuh hingga membuat mereka terpotong potong hanya karna terkena sinar yang melewati tubuhnya.
Aruna menghadapi siluman yang berpostur tinggi besar, namun yang terlihat malah siluman itu terlihat kualahan, tanduk yang berada diatas kepalanya ditarik oleh Aruna hingga tubuhnya menjorok kedepan dan akhirnya terjatuh menimpa para pasukan musuh yang kebetulan berada didepannya, setelah tersungkur, Aruna melompat keatas leher siluman itu, dan dihantamkan kakinya pada leher siluman itu yang membuat nya menjadi patah, bukan nya mati, malah siluman itu bangkit dengan kepala yang sudah tidak dapat terangkat alias tergantung karena sudah patah dibagian dalamnya, Siluman itu kemudian ingin membalas serangan dari Aruna dengan memberi pukulan pada Aruna, namun kejadian itu dilihat oleh Adiwilaga yang langsung secepat kilat melesat kearah leher siluman itu dan menghempaskan cakar tepat diarah sana yang akhirnya membuat kepalanya terlepas dari tubuhnya.
Sementara itu dari arah dimana Shinta melesat, terpancar sebuah ledakan berwarna keunguan membumbung tinggi kelangit, dibarengi dengan teriakan pasukan musuh yang juga berhamburan serta berterbangan akibat dari ledakan yang aku pastikan itu akibat ulah dari Shinta,
Sontak secara bersamaan seluruh pasukanmusuh dan pasukanku melihat kearah dimana cahaya ledakan yang dibuat oleh Shinta muncul itu, rasa heran dan terkejut nampak keluar dari ekspresi para pasukan musuh.
Sedangkan dari pasukan kita sendiri malah menyambutnya dengan sorakan semangat, membuat pasukan yang sudah merasakan lelah tiba tiba menjadi bersemangat kembali, serangan yang dilontarkan pun menjadi lebih bringas lagi.
Setelah ledakan cahaya itu mulai meredup Shinta kembali meluncur kearahku, seperti biasa dia pasti akan berkolaborasi bersamaku saat menyerang, melihat Shinta datang melesat, aku angkat tanganku untuk nantinya diraih oleh Shinta dan terbang kemudian akan ku hempaskan pukulan gaib ku dari angkasa.
simounlebon022
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 20 lainnya memberi reputasi
21