afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
3.maldini
aldomaverick18
aguzblackrx
aguzblackrx dan 202 lainnya memberi reputasi
193
225.1K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#869
Part 21
Tak kusangka, hampir seluruh pasukanyang ku bawa mengalami kelelahan yang teramat sangat hanya karena pasukan kroco milik Barja yang terus berdatangan, terbesit fikiran dalam hati untuk berjaga jaga dan berharap fikiranku tidak menjadi kenyataan dimana, sudah terbayang jelas andaikan saja setelah ini sosok petinggi Bajra datang tiba tiba dan pasukan yang berada bersamaku ini sedang dalam kondisi kelelahan, secara otomatis kita akan mudah untuk kalah.
Pikiran itu terus berputar putar dikepalaku, dan aku harus berfikir dengan cara apa lagi aku akan menyelamatkan semuanya, dan tak terasa karena fikiran itu, aku menjadi melamun karenanya.
Sempat terbesit dalam pikiranku, kenapa aku harus menjalani kehidupan yang seperti ini, kenapa aku harus dekat dengan hal hal gaib seperti ini, kadang terfikir andai saja bisa hidup normal dan tidak mengetahui apapun soal dunia gaib, andaikan tahu pun hanya sekedar karena cerita orang bukan karena mengalaminya sendiri.
Sebuah tepukan dipundak menyadarkanku dari lamunan yang sedang kurasakan, yang akhirnya membuatku tersadar dan langsung melihat bahwa Abimantra lah yang menepuk pundaku sembari menggendong anak bersisik yang sedang asiknya meminum air dari sebuah cawan yang terbuat dari dedaunan.
“tak usah kau fikirkan apa yang menjadi jalan hidupmu, semua sudah diatur oleh sang pencipta” dengan santai Abimantra duduk disebelahku
“tidak kok, aku hanya kadang berfikir ingin hidup normal saja” jawabku tertunduk lelah
“ingat, Allah tidak pernah memberikan cobaan yang berat kepada hamba Nya yang tidak mampu, Allah pasti sudah mengira kalau kamu bisa melewati ini” dengan bijak Abimantra memberiku sebuah pesan.
“iya aku paham dengan hal itu, aku hanya kadang hanya ingin hidup normal saja, ingin seperti orang orang, dimana hidup nya normal tanpa ada gangguan dari makhluk gaib” jawabku sekenanya
“oh jadi selama ini dengan adanya kami apakah kamu merasa terganggu” tanya Abimantra tenang sambil menghadap kedepan.
“eh bukan itu maksudku, aku suka dengan adanya kalian, aku juga mensyukuri dengan apa yang aku peroleh, sebuah kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, tapi kadang aku ingin sejenak menjadi normal” jelasku pada Abimantra
“bisa, asal kamu mau belajar” ucap Abimantra santai
“ha? Yang benar, aku bisa normal? Aku bisa seperti orang lain yang tidak bisa melihat kalian” tanyaku berantusias
“iya bisa, malah bisa sekali, hanya saja tidak permanen, dan kalau kamu pintar kamu bisa mengontrol kapan kamu mau melihat dan kapan tidak, nanti minta Damar untuk mengajari” ucap Abimantra yang kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan pergi.
Aku sedikit senang mendengar kalau penglihatanku tentang makhluk gaib ini bisa diatur, namun disisi lain aku juga merasa sedih dan menyesal, dimana aku menyesal karena takut menyakiti perasaan Abimantra dan lainnya karena ucapanku ini, padahal aku sama sekali tidak ada niatan untuk menyakiti perasaan mereka, walaupun memang tidak nampak jelas diwajah Abimantra.
Saat aku sedang berdiam diri sambil duduk diatas batu, Shinta datang dengan gaya khasnya seperti anak kecil, melihat dia seperti itu, aku jadi merasa enggan untuk menghilangkan penglihatanku ini, aku akan kangen dengan tingkah laku Shinta nantinya, iya kalau aku bisa mengaktifkan dan menonaktifkan kemampuanku, kalau seumpama aku hanya bisa menonaktifaknya saja, aku pasti akan sangat kehilangan sosok ceria nan centil itu.
“hey yan, hehe, sepertinya semua pasukan sudah mulai pulih” Shinta memberi laporan kondisi saat ini
“eeehh, eh iya ok, tunggu sebentar, biarkan mereka beristirahat dulu” jawabku seperti orang linglung karena pikiranku tadi
“baiklah, kamu nggak papa kan?” tanya Shinta penasaran,
“ah nggak papa kok Ta, Cuma tadi kepikiran sesuatu dan setelah liat kamu, sepertinya yang aku pikirkan tadi nggak penting hehe” jawabku padanya
“ah kamu ini bisa aja, ya udah kamu juga istirahat dulu, akan ku perintahkan semua petinggi untuk berjaga selagi yang lain istirahat” ucapnya berlalu pergi
Tak mau hanya berdiam diri, aku juga berinisiatif untuk pergi melihat keadaan sekitar, aku meminta Argani untuk menemaniku memantau keadaan dari atas, Argani pun mendekat padaku dan mempersilahkan aku untuk naik diatas punggungnya.
Akupun melesat bersama dengan Argani kelangit, terlihat bekas pertempuran kelompoku yang ternyata membuat berantakan pepohonan disana dengan radius cukup luas, bahkan pepohonan yang berada agak jauh dibuat doyong kesamping akibat dari pusaran energi yang kita hempaskan pada tanah.
Namun setelah dilihat, hal itu memberikan keuntungan dan kerugian bagi kita, keuntungannya kita menjadi lebih mudah untuk menuju ketempat selanjutnya, dan kerugiannya, kita menjadi berada didaerah terbuka, dimana para musuh bisa saja menyerang kita sewaktu waktu dan dari arah manapun mereka mau.
Argani membawaku berkeliling melihat kearah dimana kita akan pergi, untuk memastikan tidak akan ada masalah nantinya, Shinta yang melihatku terbang maju melihat jalur selanjutnya ikut menyusulku , mungkin dia khawatir jika nanti diatas akan ada serangan tiba tiba padaku.
“hey, kalian mau kemana, kenapa tidak bilang padaku” tanya Shinta sembari memposisikan diri duduk dipunggung Argani juga.
“kita hanya akan sekedar melihat kearah sana Ta, apakah semua jalan yang akan kita lalui itu aman atau tidak” jawabku pada Shinta
“tidak perlu khawatir putri, saya bisa melesat dengan cepat andaikan nanti ada serangan dadakan” jawab Argani juga pada Shinta
“walaupun kalian berkata demikian, tugas melindungi Ryan tetap menjadi tanggung jawabku, aku tak akan membiarkan kalian pergi sendirian” ucap Shinta yang kemudian merangkul pinggangku.
Akhirnya kita bertiga pun pergi untuk menyusuri jalan yang nantinya akan kita lewati, sepanjang jalan yang kita lewati terdapat beberapa titik yang kemungkinan akan sedikit menyusahkan kita karena adanya hewanliar dari alam ini.
Semakin jauh ternyata jalan setapak disana mulai terlihat yang menandakan akan adanya sebuah tempat yang ditinggali seseorang atau makhluk nantinya, entah siluman atau apapun itu, intinya kita akan melewati sebuah kampung nantinya.
Dan dalam penyusuran itu tak disangka ternyata benar, kita menemukan sebuah kampung cukup besar, dan ada pasar juga disana, kita melihat tempat itu dari atas cukup jauh namun masih bisa terlihat kegiatan yang dilakukan makhluk disana, perkampungan itu ternyata dikelilingi oleh tebing yang tinggi, dan perkampungan itu berada ditengah tengah himpitan tebing, ada satu titik disisi tebing itu yang membuat aku terpancing untuk menuju kesana.
“lihat disana” aku menunjuk sebuah tempat disalah satu titik pada tebing
“itu sepertinya sebuah bangunan sakral milik penduduk disini” kata Shinta sambil mengamati tempat itu
“apakah kita akan kesana?” tanya Argani menunggu perintah
“menurutmu bagaimana Ta, tapi jika kita tidak kesana, dan tetap melewati perkampungan, akan sangat membahayakan, kita tidak tau disana ada musuh atau tidak, apalagi tempatnya diatas perkampungan” tanyaku pada Shinta sembari mengira ira apabila tidak kesana
“apabila kita kesana sepertinya tidak masalah, tempat itu terlihat sepi” jawab Shinta mempertimbangkan
“baiklah Argani sepertinya kita harus mengamati tempat itu, bawa kita kesana” ucapku memberi perintah
“baiklah akan kuantar kalian kesana” jawab Argani menurut
Akhirnya kita bertigapun menuju ketempat itu, semakin kita mendekati tempat itu, semakin terlihat jelas betapa besar dan megahnya bangunan ituu, beberapa ukiran juga terlihat disana.
Kitapun akhirnya mendarat disana, ini bukan lagi tempat biasa, ini tempat sangat luar biasa luas dan tinggi, dan dimana seluruh bangunan ini dibuat menggunakan batu utuh dan hanya diukir saja, tak ada sama sekali terlihat sambungan sambungan batu untuk membuat tempat ini, tinggi tempat ini kurasa bisa membutuhkan lima bahkan sepuluh Gufron bila disusun keatas dimana sesuai yang aku jelaskan dulu kalau tinggi Gufron kurang lebih adalah lima meter, jadi kalian bisa bayangkan betapa luas dan terbukanya tempat ini.
fredielogan14
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 26 lainnya memberi reputasi
27
Tutup