afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
3.maldini
aldomaverick18
aguzblackrx
aguzblackrx dan 202 lainnya memberi reputasi
193
225.1K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#856
Part 17
Ditengah tengah aku, Via dan Deby sedang berbincang tiba tiba terdengar suara ledakan yang cukup Cumiakan telinga, sumber suara itu terdengar dari arah luar rumah, Shinta yang sedaritadi mengamati pembicaraan kita dari pintu masuk rumah, kemudian melihat kearah luar dimana nenek Lasmi berjaga dari sana.
Ternyata nenek Lasmi sudah melesat keatas menuju kearah dimana pasukan putih sedang menghalau sesosok makhluk yang sepertinya Shinta kenal, terlihat saat Shinta melihat nenek Lasmi menuju kearah makhluk itu, Shinta bergumam lirih “Sial, sudah kuduga pasti dia ikut kemari”, sepertinya Shinta sudah memprediksi kalau memang akan ada serangan itu.
Aku, Via dan Deby serentak langsung berdiri, dan berencana untuk keluar melihat apa yang membuat suara ledakan tadi, namun kebetulan sekali Bang Damar keluar dari ruang tengah dan berkata pada kita untuk tenang saja, nggak usah dilihat, tadi sudah dilihat oleh bang Damar kalau suara itu berasal dari orang bakar rumput dan tidak tahu kalau dibalik rumput itu ada kaleng yang tertutup ikut terbakar jadi saat memuai menghasilkan suara ledakan, itu adalah alasan yang dibuat oleh bang Damar, entah kenapa bang Damar mengatakan itu tapi sepertinya dia ingin menutupi kejadian itu.
Nenek Lasmi yang sudah sampai dimana pasukan putih berada kemudian membantu pertahanan yang sedang dilakukan, postur tubuh nenek Lasmi berubah menjadi lebih besar dan kekar, mungkin ini adalah mode pertahanan dari nenek Lasmi, Shinta sama sekali tidak membantu nenek Lasmi dan Pasukan putih, kurasa bukan karena Shinta takut dengan siluman yang menyerang itu, melainkan dia fokus untuk tetap menjaga keluargaku dengan tetap berada didekat kami.
Sosok yang menyerang itu sama dengan yang kemarin masuk ke ruang kantor Deby, apakah ini sebuah kebetulan Deby kemari dan sosok itu ikut kemari, atau ada sesuatu yang lain aku dan Shinta tidak tahu, tapi kemungkinan Bang Damar sudah paham dengan apa yang terjadi sehingga dia bisa santai saja dengan peristiwa ini.
Beberapa serangan dan pertahanan mulai beradu, membuat suasana disekitar menjadi panas, dan hal itu dirasakan oleh ibuku yang masih berada diruang tengah, dia memintaku untuk menyalakan kipas angin.
“Yan, ibu tolong dihidupkan kipas angin yan, masih pagi kok udah panas aja hawa dirumah ya” pinta ibuku sembari memanggilku
“eh iya bu sebentar” aku yang sedang berada di ruang tamu kemudian masuk ke ruang tengah, sedangkan bang Damar sepertinya tertarik melihat keluar
“heran ibu yan, baru jam segini kok udah bikin gerah aja suasananya, padahal baru mandi juga lho” ucap ibuku yang sedang santai nonton tv
“iya ya bu, mungkin mau hujan kali, tapi aneh juga sih harusnya kalo pagi nggak gini” jawabku.
“eh iya mas mu itu sama mbak mu dilihat kalo butuh apa apa bantuin ya” perintah ibuku untuk mengecek mereka
“iya bu gampang itu sih, pasti, lagian mbak juga bakal bilang kalo butuh sesuatu” jawabku enteng.
Setelah kuhidupkan kipas angin untuk ibuku, aku kemudian kembali lagi keruang tamu dimana Deby dan Via masih ngobrol, namun gelagat aneh terlihat pada Deby, dia seolah merasa resah dan ingin melihat keluar, sesekali kepalanya menoleh kearah luar sambil melihat kelangit, apakah benar itu siluman peliharaan Deby, kalau memang benar aku harus berhati hati.
Sebelum duduk lagi di kursi ruang tamu aku sempatkan untuk melihat keluar, walaupun hanya melihat, Shinta yang sedaritadi memantau pertahanan, tiba tiba terkejut, diikuti dengan suara teriakan dari nenek Lasmi, yang ternyata terlempar kebawah akibat serangan dari siluman bertanduk itu, dan langsung ditolong Shinta dengan memberikan sebuah energi untuk menahan nenek Lasmi terhempas ketanah.
Bang Damar yang malah dengan santainya duduk dikursi yang berada diteras sambil minum kopi, memintaku untuk duduk saja, dan temani Deby saja, saat aku akan duduk kembali sebuah senyuman dari Shinta terlihat saat dia melihat pertahanan kita ternyata mendapat bantuan.
Dalam senyuman Shinta terlihat jelas dia mengucap “Gufron Akhirnya Datang”, karena aku tidak bisa melihat mereka dan hanya merasakan, akupun sedikit lega, karena pertahanan kita berarti tambah kuat, namun ekspresi dari Deby malah seolah terlihat panik dengan adanya aura baru yang hadir.
Dan menurut cerita dari Shinta, Gufron yang baru saja datang kemudian menyerang siluman itu yang tidak sadar sama sekali dengan kehadiranya, diseranglah siluman itu dari arah belakang saat sedang mencoba membobol pertahanan dari pasukan putih dan nenek Lasmi.
Gufron langsung menarik leher siluman yang sedang sibuk menyerang itu dan kemudian dihantamnya tengkuk leher siluman itu dengan senjata andalan Gufron, dan membuat siluman itu terkejut dengan serangan tiba tiba, diseretlah siluman itu menjauh dari area rumah, dan dibawalah siluman itu untuk menjauh.
Setelah itu suasana rumah menjadi adem lagi, hawa panas mulai luntur, dan bang Damar dengan santainya masuk kedalam rumah sambil berkata lirih, “yah, tontonannya sudah selesai”
Ya sesuai yang dikatakan bang Damar, aura dari Gufron dan siluman itu perlahan menghilang yang pastinya dirasakan oleh Deby, namun entah kenapa setelah kedua aura itu menghilang Deby tiba tibaberpamitan untuk pulang, dengan alasan, besok akan ada kerjaan di kampus yang harus segera diselesaikan, padahal tadinya kita sedang ngobrol biasa biasa saja, entah sekali lagi hanya kebetulan atau memang ada sesuatu dibalik kejadian ini.
Saat Deby keluar dari rumah otomatis melewati Shinta karena dia berada diluar sana, ekspresi Shinta seolah puas dengan menunjukan senyum mengejek pada Deby, yang seolah olah memang siluman itu berasal dari deby.
Aku pun mengantarkan Deby hingga sampai didepan mobilnya.
“maaf ya yan aku jadi buru buru balik, soalnya baru saja ingat kalau besok ada kerjaan yang nunggu” ucap Deby saat masuk mobil
“iya udah gak papa, terimakasih lho ini udah mampir” ucapku senang karena dia mampir kerumah
“oh iya kalau nanti ada apa apa bilang ya, atau kalau mau beraksi dimana gitu barangkali aku bisa bantu hehe” ucap Deby sebelum pergi
“ah beraksi apa, emang mau ngapain orang aku aja kerja biasa kok” jawabku seolah tidak tau
“ya apapun lah, awas aja kalau sampe ninggalin aku, oh iya itu tadi siapa ya yang ada dirumahmu, paman mu kah” Deby menanyakan bang Damar
“oh Bang Damar, dia temen bapak, Cuma setelah bapak nggak ada dia masih mau disini dulu katanya, nikmatin suasana pegunungan gitu” terangku pada Deby
“wah dia pasti bukan orang biasa ya, dia bisa santai gitu” tanya Deby lagi.
“ah ya orang biasa juga lah, kan makan juga, makannya juga sama kok kaya kita, haha” jawabku dengan candaan
Terlihat Deby mulai memperhatikan bang Damar, namun dari cara dia bertanya, Deby seolah sedang menggali siapa sosok bang Damar ini sebenarnynya, makanya aku hanya menjawab pertanyaan dia dengan candaan saja.
“ah kamu nih, dari dulu gak pernah berubah ditanya serius selalu jawab bercanda” jawab Deby kesal
“haha kan udah tau siapa aku” jawabku
“ah udah ah aku pulang dulu ya, dah” jawab Deby dengan nada kesal
“iya hati hati ya” ucapat terakhirku sama sekali tidak dijawab oleh Deby dan dia langsung tancap gas berlalu begitu saja.
Aku sedikit merasa aneh dengan perilaku Deby sekarang, biasanya dia juga suka bercanda kenapa sekarang dia terlihat kesal saat aku menjawab pertanyaannya dengan candaan, padahal dulu sering seperti itu..
Shinta kemudian datang kepadaku, dan mengatakan, Deby yang kamu kenal sekarang bukan Deby yang dulu, memang Shinta sudah tidak suka dengan Deby sejak dulu, tapi kali ini rasa tidak suka pada Deby oleh Shinta menurutku beralasan, sejak dari kemarin dimana dia berada, pasti siluman itu juga ikut.
Ada rasa tidak ikhlas jika temanku itu berubah menjadi lebih buruk alias memilih jalan yang salah, namun mau bagaimana lagi kalau memang itu yang terjadi, tapi aku masih berharap kalau dia tidak memilih hal itu, dan yang terjadi saat ini hanya kebetulan.
Singkat cerita pada sore harinya, aku dan bang Damar sedang duduk diteras menikmati cerahnya hari ini, bang Damar menjelaskan bahwa ada aura tidak enak pada temanku tadi yaitu Deby, tapi menurut bang Damar kelasnya masih bisa lah di atasi tapi kalau sudah mendapat bantuan dari siluman siluman yang lain Deby akan lebih kuat lagi dari yang sekarang, dan aku ditugaskan oleh bang Damar untuk membujuk Deby lepas dari para siluman itu, dan kebetulan Shinta juga berada disana, dengan hal yang sama Shinta juga diperintahkan untuk membantu ku membujuk Deby dan membuat Deby menjauh dari siluman siluman itu.
Berarti benar kalau siluman yang kemarin adalah siluman yang dibawa oleh Deby, namun entah dia dapat darimana, atau dia melakukan kerja sama dengan siluman, dan bang Damar berharap itu tidak terjadi, akan sangat repot jika itu terjadi, dan siluman itu akan sangat sulit untuk dilepaskan dari Deby kecuali kita binasakan, dan kalau memang itu yang terjadi, Deby pun akan melindungi silumannya itu.
Dan Bang Damar mengatakan malam nanti dia akan kembali lagi membantu mbah Margono dan yang lainnya disana, mau bagaimanapun kita harus cepat beraksi lagi, dan bang damar mengatakan padaku untuk hati hati, siluman yang disekutui oleh Deby adalah salah satu golongan siluman yang beraliansi dengan Bajra.
Batinku sial, kenapa bisa sangat kebetulan seperti ini sih, kenapa semua menjurus kepada sosok Bajra, kenapa selalu dia, ataukah memang dia memiliki hal istimewa sehingga banyak orang yang mau bersekutu dengan dia, hingga teman baiku sendiri ikut bersekutu dengan Bajra.
“dengar kan apa kata Tuan Aji,yan, aku sudah merasakan ada gelagat yang tidak beres dengan teman mu itu” ucap Shinta
“tapi apakah kita bisa mengeluarkan Deby dari jeratan Bajra, aku masih ingat semua manusia yang bersekutu dengan Bajra pasti tidak akan selamat kalau membangkang” tanyaku pada Shinta dan Bang Damar.
“kemungkinan masih bisa, yang terpenting kita binasakan saja seluruh siluman yang berada di Dekat Deby” ucap bang damar
“tapi apakah Deby tidak akan marah padaku jika kita serang dia secara terang terangan” tanyaku kembali
“nah itu adalah tugas dari Shinta, kita harus menyerang mereka secara diam diam, Shinta aku harap kamu sedikit menjauh dari Ryan saat sedang didekat Deby, biar siluman itu muncul, dan setelah muncul barulah kamu melesat cepat dan bawa siluman itu sejauh mungkin, hajar dan binasakan dia secepat mungkin” bang Damar memberikan strategi.
“tapi Tuan Aji, aku sempat kalah menghadapi satu siluman itu, apakah aku bisa menghadapinya sendiri” tanya Shinta sedikit ragu
“kamu lupa dengan apa yang diajarkan Gufron dan Alhazam, gunakan itu” ucap tegas bang Damar.
“jadi boleh aku menggunakan itu, baiklah aku takan kalah lagi dari mereka para makhluk hina” jawab Shinta bersemangat
Entah apakah Shinta mendapat jurus baru atau bagaimana yang jelas terlihat Shinta mulai bersemangat, ataukah itu jurus terlarang jika dilakukan disini atau apa aku tak tahu. Saat kita sedang berbincang dan menyusun rencana khusus untuk Deby,tiba tiba Gufron datang dengan……
simounlebon022
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Tutup