Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
226.2K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#365
Akhir Dari Shinta?
Dari dalam diriku muncul sebuah cahaya berwarna biru yang menyeruat keluar membentuk sebuah bolah energy yang langsung meluncur kearah Barzam, tepat sebelum kampak yang dia arahkan menghantam tubuh Shinta.


Terdengar suara hantaman energy yang muncul dari diriku itu menghantam kearah tangan Barzam yang memegang sebuah kampak itu, BBRRAAAZZZZZ!!!. Kampak yang di pegang oleh Barzam langsung terlepas dari dari tangan Barzam dan terlempar cukup jauh, mungkin bukan karena serangan ku itu yang membuat kampaknya terlepas dari tangan Barzam, namun Barzam yang tak mengira akan ada serangan dariku dan kaget karena serangan itu tiba-tiba menyerang nya sehingga terlepas kampak dari tangannya.

“huahahahaha, Cuma segitu yang bisa kamu keluarkan Ryan hahahaha, dasar manusia lemah” ejek Barzam padaku.

Sembari mengejek ku, Barzam menghentakan kakinya sebagai ganti serangan kampaknya kea rah Shinta, namun sebelum Barzam mengentakan kakinya ketubuh Shinta, Shinta sudah berhasil menghindar, dan pergi sedikit menjauh.

Aku yang tak memperdulikan ejekan si Barzam langsung berlari kearah Aruna yang masih dalam keadaan tak sadar diri karena serangan Gufron tadi, dan entah kenapa aku bisa berlari sangat kencang untuk melindungi Aruna, padahal jika di pikir logika serangan yang di lancarkan oleh Gufron dan Barzam itu bebarengan, tapi kenapa aku bisa mencegah kedua serangan itu.

Aku datang tepat sebelum Gufron berhasil menyerang Aruna, dan entah dari mana juga, aku bisa melindungi Aruna. Ku peluk tubuh Aruna yang tergeletak tak sadarkan diri sambil membelakangi Gufron yang sedang menyerang kita berdua, sungguh aku tak mengira kalau ternyata Gufron benar benar menyerang kami, yang awalnya kurasa ini hanya sebuah latihan ternyata ini memang benar benar serangan.

Saat aku menengok kearah Gufron sambil memeluk Aruna, pedang Gufron sudah berada di belakangku, namun terhalang oleh sebuah Perisai Gaib yang tanpa sadar aku buat untuk membuat pertahanan ini.

Gufron yang menyadari aku membuat perisai gaib ini dengan tidak sadar kemudian mengantamkan beberapa kali pedang yang dia miliki kearah perisai gaib ini, Shinta dari kejauhan seolah melihatku dengan cemas, saat dia akan bergerak mendekat kearahku dan menolongku, Barzam yang saat itu sedang berdiri mengincarku juga, menyadari kalau Shinta akan melesat kearahku.

Dengan sangat mudah saat Shinta mulai melesat kearah yang sekiranya Barzam tidak mengetahui, malah justru Barzam langsung membaca kearah mana Shinta akan pergi, dengan sekali gerakan, Barzampun melesat dan langsung mencengkram leher Shinta dengan kuat, dimana tangan nya yang di lengkapi kuku tajam siap menembus leher Shinta.

Gufron terus menyerangku dengan membabi buta, pedangnya terus ia hantamkan pada perisaiku sambil terus tertawa terbahak bahak seolah dia merasa puas melihatku dalam keadaan terpojok ini.

Dalam posisi ini aku merasa sangat kebingungan dimana aku harus mengambil sikap, apakah aku harus merelakan salah satu dari mereka (Shinta atau Aruna), Aruna yang hingga kini masih tak sadarkan diri dan Shinta yang sudah di cengkram oleh Barzam di bagian lehernya.

“Huahahahaha Hey Ryan sekarang kamu mau apa HA? Lihat kedua makhluk yang biasa kau andalkan, kini mereka tak berdaya sama sekali, sudah siap melihat salah satu dari mereka binasa RYAN?” Tanya Gufron padaku sambil terus menghantamkan pedangnya pada ku.

“Cukup Gufron, kumohon cukup sebenarnya apa mau mu itu, kenapa kau memperlakukanku seperti ini, kita satu kubu bukan?” tanyaku pada Gufron sembari terus mencoba mempertahankan perisai gaib ini

“Hahaha, ya kita memang satu kubu, tapi, itu kalau Tuan Aji sedang mantau kita, selama dia tidak merespon atau tak membutuhkan ku, aku bisa melakukan apapun hahaha, akan ku binasakan kalian!!!” jelas Gufron padaku

“HEY RYAN, benar apa kata Burung Kecil itu, itulah perjanjian kita dengan Tuan Aji, jadi terimalah, kami tak kan membiarkan Orang sepertimu bisa berkembang lebih jauh lagi” tegas Barzam setelah penjelasan Gufron.

“Kumohon hentikan, aku akan menuruti apa kemauan kalian” pintaku memelas pada mereka

“kami pingin kamu dan mereka berdua ini enyah dari dunia ini haha” tegas Gufron pada ku.

Terlihat dari arah Barzam, Shinta meronta ronta ingin melepaskan cengkraman Barzam dari lehernya itu, baru pertama kali aku melihat sosok Shinta yang menurutku sangat kuat kini terpojok dan sangat mendekati kematiannya, beberapa kilatan dari tangan Shinta untuk menyerang Barzam terlihat sangat sia sia, Barzam dengan sangat mudah menghindari serangan Shinta.

“Hey Ryan, waktu mu sudah habis lihat apa yang akan di perbuat Barzam untuk Shinta mu itu hahahaha” Gufron berkata sambil memberikan kode untu Barzam

“apa? Apa yang akan kalian lakukan pada Shinta? Apa mau kalian sebenarnya?! Jangan sakiti dia” aku bertanya dengan sedikit emosi

Sosok Barzam mulai melakukan aksi sesuai dengan kode yang di berikan oleh Gufron, tangan besarnya tak sebanding dengan tubuh atau bahkan leher Shinta dimana Barzam mencengkram leher Shinta dengan sangat kuat.

Kuku kuku Barzam mulai di keluarkan dari ujung jari jarinya, kuku lancip dan tajam seolah siap untuk menembus leher Shinta dengan mudahnya.

Aku terus memohon pada Gufron untuk mengentikan Barzam melakukan hal itu, namun Gufron hanya tertawa melihatku yang semakin menunduk karena tak bisa melakukan apapun untuk menolong Shinta.

Dalam keadaan menunduk amarahku terkumpul sambil terus memohon pada Gufron, suaraku yang awalnya memelas meminta belas kasih dari nya perlahan berubah sedikit datar hingga pada akhirnya…..

“kumohon Gufron hentikan itu” suaraku memelas pada nya

Permohonanku hanya di balasnya dengan tawa seolah tidak memperdulikan bagaimana perasaanku saat ini.

“hentikan, kumohon, hentikan, hentikan hentikan, hentikan” suaraku semakin melirih hingga pada akhirnya tak terdengar lagi suaraku

Saat aku sedang memohon pada Gufron, terdengar dari arah dimana Barzam sedang melakukan aksinya, suara Shinta berteriak tanda dia sedang kesakitan, dalam keadaan menunduk aku sedikit melihat kearah Shinta dan Barzam, tanpa terasa rasa kesedihan mulai menjalar di hati dan mataku melihat apa yang di lakukan Barzam pada Shinta.

Kuku kuku Barzam mulai menembus leher Shinta, Shinta meronta dengan hebatnya terlihat dia sangat terlihat kesakitan, walaupun begitu Shinta masih sempat melihat kearahku sambil mengangkat tangannya seolah ingin meraihku atau meminta pertolongan dariki, wajahnya terlihat sudah tidak bisa menahan rasa sakit yang dirasakan karena kuku tajam Barzam berhasil menembus lehernya.

Suara seperti orang terceking mulai keluar dari mulut Shinta, kali ini bukan lagi rontaan yang dilakukan Shinta, namun tubuhnya mulai kejang karena sudah tidak kuat menahan sakitnya tertembus kuku tajam di bagian leher.

“HEEENNTTIIIIKKAAANN KU BILANG” dengan suara keras aku berkata

Namun hal tak terduga kembali terjadi, saat aku berteriak, Barzam melemparkan tubuh Shinta yang mulai melemas kearah ku yang sedang melindungi Aruna karena hantaman pedang yang terus di lakukan oleh Gufron.

Melihat tubuh Shinta tergeletak tepat di depan ku dengan mata melotot seperti hampir keluar dan dengan mulut terbuka sambil mengeluarkan darah, aku sangat tidak terima apa yang telah terjadi saat ini.

Dengan otomatis melihat kondisi Shinta seperti itu apalaki terlihat lubang bekas kuku milik Barzam di leher Shinta, emosiku semakin memuncak, amarahku seperti sudah tidak bisa di bendung lagi.

Tanpa sadar diriku berteriak setelah melihat Shinta yang sudah tidak bergerak lagi.

“HAAAAAAAAAAAAA”

Perisai yang di hantam oleh Gufron terlihat semakin menebal dan melemparkan Gufron hingga beberapa meter, wajah Gufron terlihat sedikit terkejut karena kekuatanku tiba tiba muncul.

Ku Tarik tubuh Shinta yang lemas tidak bergerak itu untuk memasuki Perisai Gaibku dan ku kumpulkan bersama Aruna yang masih tak sadarkan diri.

Aku pun bangkit dari tempatku dan tak terasa tanganku sudah mengepal seolah siap untuk melakukan serangan pada mereka berdua, tapi kali ini yang pertama menjadi sasaranku adalah sosok Barzam yang sudah berani melukai Shinta bahkan bisa di bilang menewaskan nya.

Ku tinggalkan Perisai ku untuk melindungi Aruna dan tubuh Shinta yang masih tergeletak disana, aku pun melesat kearah Barzam di barengi sosok Gufron yang melesat mengikuti ku sambil membawa pedangnya.

Jarak yang masih jauh membuat Barzam bisa bersiap siap meneripa seranganku, aku dengan reflek melepaskan tinju udara kearah Barzam, padahal jarak masih jauh, dan jika di logika sama sekali tidak akan bisa mengenai tubuh si Barzam.

Namun yang terjadi setelah aku meninju udara kearah barzam, sebuah gumpalan energy cukup besar berwarna biru melesat dengan kencang kearah Barzam, dia pun seolah terkejut terlihat dari matanya yang melotot melihat gumpalan energy besar itu melesat ke arahnya dengan sangat cepat.

BBBBRAAAAZZZZZ

Gumpalan energy yang ku lakukan berhasil mengenai tubuh Barzam yang mencoba menahan serangan ku itu, tubuhnya terpental sangat jauh hingga membentur tanah beberpa kali dan membuat keadaan di sekitar berdebu.

Gufron sepertinya juga terlihat sangat kaget, namun saat ku lirik kearahnya, ada sedikit senyuman di wajah Gufron, entah apa maksud nya, tapi yang jelas aku sangat tidak terima apa yang dilakukan Gufron dan Barzam terhadap Aruna dan apalagi Shinta.

Setelah Barzam terlempar cukup jauh, kini tinggal giliranku menyerang sosok Gufron yang dari tadi terus membakar emosiku, dan yang jelas komando atas apa yang di lakukan oleh Barzam pada Shinta berasal dari Gufron.

Aku mulai menghadapi Gufron, saat sedang meluncur kearahku, Gufron langsung ku beri hantaman Gumpalan energy yang besarnya sama seperti yang ku lakukan pada Barzam, namun hebatnya Gufron, dia mampung bermanufer ke udara sehingga bisa menghindari seranganku itu.

Wajah mengejek mulai terlihat pada sosok Gufron karena aku tak berhasil melukainya, karena emosiku yang memuncak, aku menyerang sosok Gufron secara membabi buta, tak peduli seberapa besar enegi yang ku keluarkan seberapa banyak aku kehilangan tenaga, yang ada di pikiran ku hanya aku tidak terima dengan apa yang di perbuat oleh mereka pada Shinta dan Aruna.

Saat aku sedang menyerang Gufron secara membabi buta, dari arah belakangku muncul suara teriakan dari sosok Barzam.

“SUUUUDDDAAAAHHHHH CUUUKKUUUUUPPP……”
simounlebon022
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 58 lainnya memberi reputasi
59
Tutup