afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aldomaverick18
aguzblackrx
cak6bih
cak6bih dan 203 lainnya memberi reputasi
192
225.7K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#162
Shinta????
hay guys maaf terlalu lama off, monggo di nikmati kentang nnya

Aku pun menjawab perkataannya dengan ucapan, “nggih pak monggo, kundur pak”, terlihat ekpresi bapak tersebut tersenyum atas jawabanku, aku yang mau memundurkan motorku baru tersadar bahwa ternyata aku berada di jalan setapak kecil yang cukup hanya untuk di lewati dua buah motor saja, namun alur jalan ini sama persis dengan jalan yang menuju rumahku hanya saja, terlihat lebih kecil dan jalan masih tebuat dari tanah dan di samping jalanan itu terlihat masih ada aliran sungai kecil yang masih terlihat sangat jernih.

Tak seperti biasanya perasaan yang ku rasakan saat berada disini tak sama seperti yang lalu saat aku berada di tempat yang tak ku kenal, aku berencana untuk kembali ke arah dimana aku datang tadi dan berharap akan berada di tempat semestinya, namun saat aku melihat kebelakang ternyata keadaannya sudah berubah semua, semua masih dalam keadaan asri tak ada sedikitpun jalanan yang terbuat dari aspal ataupun susunan paving.

Saat aku dalam keadaan bingung, dari arah depan terdengar suara seorang wanita memanggil namaku.

“Ryan.......” suara lebut nan ramah sangat enak didengar

Seketika itu juga aku menoleh kearah dimana suara itu berasal, namun saat aku melihat kesana ternyata tak ada siapapun, yang ada hanya sosok bapak bapak yang menyapaku tadi dan sekarang sudah berada sedikit lebih jauh. Aku masih mencoba melihat dan mencari dari mana arah suara yang memanggilku itu, kulihat kekanan dan kekiri namun yang terlihat hanya hamparan sawah dan beberapa pepohonan besar dan rimbun saja.

Aku mencoba menghidupkan motorku dengan starter atau selahan, namun sama sekali tak berahasil menghidupkan motorku, dengan sangat terpaksa aku menuntun mtorku berkerak kedepan mengikuti jalan setapak ini yang ku yakin akan menuntun ku menuju jalan rumah walau jalan yang ku tapaki ini berbeda wujud saja.

Saat tengah mendorong motorku dan berada di jembatan yang ternyata masih terbuat dari kayu dengan arus di bawah yang sangat deras, suara wanita tadi terdengar lagi, dan sekarang terdengar sangat jelas dibanding yang tadi.

“Ryan hati hati” suara wanita itu terdengar memperingatkanku.

Kali ini aku melihat seklebat sosok wanita yang bejalan kearah jalan pertigaan dan berbelok ke kiri, aku sangat mengenal sosok wanita itu walau dari belakang, sosok wanita memakai gaun berwarna putih berjalan sambil menoleh dan melempar senyum padaku, melihat sosok itu perasan dalam hatiku merasa berdebar sangat kencang, rasa kangen yang selama ini aku rasakan kupikir akan segera terobati, sesegera mungkin aku melewati jembatan kayu ini, sesampai disebrang jembatan motor kutinggalkan disana dan aku berlari mengejar sosok wanita tersebut.

Saat ku kejar dan sudah berada di pertigaan kubelok kekiri sesuai dengan arah kemana wanita itu pergi, ternyata masih terlihat sosok wanita yang selama ini kucari, tanpa memastikan dia benar atau bukan sosok yang aku cari, aku langsung memanggilnya.

“Shinta berhenti, tunggu sebentar, kenapa sih kamu ngindarin aku terus” teriaku pada wanita itu.

Sosok wanita itu pun berhenti seolah merespon kata kataku tadi, namun sosok wanita ini tidak langsung menoleh kearahku dan hanya berdiam dirisaja disana, karena posisiku masih terlalu jauh, aku kemudian berlari buru buru mendekatinya, namun belum sampai aku mendekatinya, sosok wanita itu kembali berjalan dan menuju kearah sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu dan beberapa kayu sebagai rangka utama rumah tersebut

Wanita yang sangat mirip dengan Shinta itu menemui seorang bapak dan ibu yang sedang berada di depan rumah kayu tersebut, soson bapak yang di temui itu ternyata adalah bapak bapak yang tadi menyapaku di jalan, sedangan sosok ibu itu aku belum pernah sama sekali melihatnya, sosok wanita yang mirip dengan Shinta itu mendekati kedua orang tua itu dan mengucapkan salam kemudian mencium kedua punggung tangan kedua orang tua itu.

Aku terus berjalan mendekat kearah mereka, terlihat sangat akrab sekali sosok yang mirip dengan Shinta itu dan kedua orang tua itu, sosok wanita mirip Shinta itu terlihat sangat menghormati mereka, aku beranikan untuk mendekat dan bertanya pada mereka.

“assalamu’alaikum, pak bu .....” sambil mengucap salam aku sedikit melirik kearah wanita mirip Shinta itu.

“wa’alaikum salam” kedua orang tua itu menjawab salam ku, sosok yang mirip Shinta itu terlihat menjawab lirih dan sambil tersipu malu

“wah enten nopo niki kok tumben engast den mas”

[wah ada apa ini kok tumben sekali den mas] tanya bapak itu padaku

“mboten pak, kulo namung pingin ngertos, nopo mbak niki putro panjenengan pak”

[tidak pak, saya Cuma mau tahu, apa mbak ini anak nya bapak] tanyaku pada bapak itu.

“wealah pak, mbok dijak lungguh kene iki lho pak mosok ngobrol neng ngarep kono”

[wealah pak, mbok diajak duduk disini lho pak, masa ngobrol didepan gitu] ibu itu menyuruh kita untuk ngobrol di dalam rumah

“weh iyo, monggo den mas melbet mawon, pangapunten gubuk kulo reget”

[weh iya, silahkan den mas masuk saja, maaf gubuk saya kotor] bapak itu mempersilahkan ku masuk

Namun saat aku akan melangkah masuk kearah rumah bapak itu, tiba tiba aku merasakan bumi ini bergetar sangat kencang sampai sampai aku menundukan badanku dan melindungi kepalaku sembari menjaga tubuh ku agar tidak jatuh akibat getaran yang cukup kencang itu.

Getaran yang awalnya terasa sangat kencang perlahan melambat dibarengi beberapa suara orang yang aku kenal sedang memanggil ku.

“yan Ryan oy yan” beberapa orang memanggil namaku

Aku ya masih tertunduk belum berani untuk mengangkat kepalaku dan membuka mataku, namun ada satu suara yang membuatku langsung berdiri tegak dan langsung mencari sumber suara itu

“Ryan sudah bangun lah, sudah tidak apa apa” suara Shinta terderang sangat jelas di telingaku.

Saat aku berani membuka mataku ternyata aku sudah berada di depan sebuah kantor balai desa di desaku, dan disekelilingku ternyata ada Mbah Margono, Ningrum dan Aruna. Mereka bertiga ternyata sudah berada disana sejak lama.

“nah kan akhirnya sadar juga kalo dia yang manggil” ucap mbah Margono

“huuuu dasar, emang kangen banget apa ya kamu sama si centil itu” ucap Aruna sedikit BT kelihatannya

“kamu ini kenapa yan kok bisa samai gini” Ningrum terlihat lebih khawatir padaku

Aku sama sekali belum merespon ucapan mereka bertiga aku masih mencari sumber suara yang kurasakan sangat mirip dengan suara Shinta. Aku melihat kesekeliling mereka bertiga, aku yakin melihat raut muka dari mereka bertiga pasti mereka tau sbenarnya itu suara siapa.

Dari ekspresi mbah margono terlihat dia sangat senang entah apa yang membuat nya tersenyum senang , kemudian ekspresi dari Aruna yang terlihat cemberut sama persis saat dia sedang di banding bandingkan dengan si Shinta, hanya saja ekspresi Ningrum yang terlihat biasa saja seperti biasanya.

Saat sedang mengidentifikasi rautmuka dari mereka bertika dari arah belakang mereka aku melihat ada sesosok.......



Hehehe sampai sini dulu ya, besok di sambung lagi,
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 58 lainnya memberi reputasi
59
Tutup