Dalam penemuan baru-baru ini, para periset telah menelusuri sekitar 2000 artefak kuno di area
Jotunheimendan sekitar pegunungan dekat gletser Norwegia. Sekelompok arkeolog, sambil menjelajahi gletser Norwegia berhasil menemukan artefak-artefak yang bisa mengungkapkan banyak informasi tentang Norwegia kuno dan sejarah populasi pegunungan.
Para arkeolog yang berasal dari Norwegia dan Inggris, telah mengamati tepi gletser di pegunungan tertinggi Norwegia di
Oppland sejak tahun 2011. Sebagai bagian dari Glacier Archaeology Program and its Secrets.
Selama penjelajahan, para arkeolog telah menemukan ribuan artefak kuno seperti papan ski kayu, panah yang hampir selesai, poros kayu, pedang Viking, pakaian serta tengkorak sekelompok kuda.
Tim peneliti internasional berpatokan pada
kandungan karbon artefakuntuk membangun pola perburuan dan perdagangan di komunitas kuno yang pernah menjelajahi pegunungan es ini. Pada akhirnya mengungkapkan beberapa tren menarik dari Zaman Perunggu dan Besi.
Setelah menganalisis artefak-artefak tersebut, para periset menemukan bahwa mereka berasal dari era 4000 SM yang berarti artefak tersebut hampir berumur 6000 tahun.
Dilansir dari
National Geographic (23/1), Lars Pilo, salah satu direktur Glacier Archaeology Program mengatakan bahwa di jalur gunung bergletser pada dasarnya dapat menemukan banyak temuan. "Jelas karena artefak yang fantastis, ada banyak fokus pada temuan individual. Tapi saya pikir yang lebih penting, mungkin, adalah gambaran yang lebih besar," katanya.
Para periset berhasil mendapatkan 153 artefak kuno dari ribuan objek tersebut. Mereka menemukan bahwa artefak yang belum digali itu tidak tersebar secara merata seiring berjalannya waktu.
Para arkeolog terkejut saat mengetahui bahwa kegiatan manusia semakin intensif di sana selama
Zaman Es Kecil Abad Kuno Akhir (sekitar 536 - 660 M). Pada saat itu bumi secara bertahap mendingin sehingga mengakibatkan kegagalan panen dan turunnya populasi.
Studi tersebut mengindikasikan bahwa selama Zaman Es Kecil Abad Kuno Akhir para pemburu dan pengumpul makanan mendominasi area pegunungan, dan perburuan di gunung adalah pekerjaan prioritas utama sehingga dapat melengkapi panen pertanian yang gagal pada saat suhu rendah.
"Kami kemudian melihat jumlah penemuan yang sangat tinggi yang berasal dari abad ke-8-10 Masehi, yang mungkin mencerminkan peningkatan populasi, mobilitas--termasuk penggunaan jalur pegunungan--dan perdagangan,"
kata James H. Barrett dari University of Cambridge di Inggris.
Periode sebelum dan selama Zaman Viking ini adalah waktu umum ekspansi ke wilayah luar di Skandinavia. Lebih banyak keberadaan pemukiman berarti lebih banyak orang yang membutuhkan tanduk dan bulu--dengan rusa menjadi hewan yang paling sering diburu, yang berkeliaran ke dataran lebih tinggi untuk menghindari gigitan serangga pada musim yang lebih hangat--dan para pemburu itu sendiri mungkin juga semakin ambisius dalam melakukan aktivitasnya.
Untuk periode waktu lain, seperti dari abad ke-11 dan seterusnya, ada penurunan jumlah artefak yang ditemukan, kata para arkeolog. Kemerosotan seperti ini dapat dijelaskan atas alasan metode pertanian yang lebih baik, kondisi iklim yang memburuk, atau kedatangan wabah (dalam kasus kemerosotan aktivitas pada pertengahan abad ke-14).
Senjata dan artefak yang digunakan oleh para pemburu dan para pengumpul makanan menjadi beku di gletser selama bertahun-tahun. Tapi kini, karena perubahan iklim, gletser mencair, dan hal ini mengakibatkan penguakan artefak berusia 6000 tahun ini.
Meskipun peneliti sangat antusias untuk mempelajari artefak tersebut, pada saat bersamaan mereka khawatir bahwa pemaparan artefak rapuh ini ke luar elemen yang dingin dapat menyebabkan mereka rusak terdegradasi.
Pegunungan es Norwegia selama ini telah berhasil melestarikan artefak-artefak tersebut layaknya lemari pembeku.
Pilo mengatakan bahwa arkeologi gletser adalah "bukanlah seperti penerima manfaat dari pemanasan global." Hal ini karena seiring gletser meleleh, beberapa artefak terbebas dari kapsul waktu es.
Jika arkeolog gletser tidak ada di sana untuk memulihkan potongan-potongan yang terdampar ini, maka artefak bisa hancur oleh unsur-unsur tertentu dan hilang dari dunia.
"Ini dunia yang sangat berbeda dari situs arkeologi biasa," kata Pilo. "Ini benar-benar pekerjaan yang berguna."
Studi ini dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science.
Jadi begitu gan, karena pemanasan global dan es disana mencair, munculah artefak bersejarah ini yang udah tertanam selama ribuan tahun di pegunungan gletser sana.