- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Selamat datang gerhana bulan, selamat tinggal mitos


TS
kangjati
Selamat datang gerhana bulan, selamat tinggal mitos

Buckle up gan and sistahhhh!! Karena malam ini bakal terjadi 3 fenomena langka sekaligus, yaitu supermoon, blood moon dan blue moon.
Agan pernah engga sih ngedenger pas waktu kita kecil diceritaiin orangtua kalo fenomena seperti supermoon bisa terjadi banyak bencana?

Yapp.. hari ini kita bakal mematahkan semua mitos itu dengan penjelesan-penjelasan yang logis dan ilmiah
Mari disimak informasinya dibawah sokin gan!
Agan pernah engga sih ngedenger pas waktu kita kecil diceritaiin orangtua kalo fenomena seperti supermoon bisa terjadi banyak bencana?

Yapp.. hari ini kita bakal mematahkan semua mitos itu dengan penjelesan-penjelasan yang logis dan ilmiah
Mari disimak informasinya dibawah sokin gan!

Ilustrasi super blue blood moon
© NASA
Quote:
Memandangi hamparan langit selalu menimbulkan rasa takjub dengan segala ornamennya. Sejak zaman kuno hingga modern manusia selalu berupaya mencari tahu dan ingin menjelaskan fenomena yang terjadi di langit.
Termasuk upaya manusia dalam memahami terjadinya gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Tafsir manusia atas dua hal itu terus mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman.
Sepanjang peradaban manusia, mitos tentang gerhana memiliki banyak tafsir. Mulai dari kemarahan para dewa hingga lepasnya naga dan raksasa atas langit. Belum lagi dikaitkan dengan kebetulan lainnya--gerhana sebagai cikal bakal bencana, letusan gunung api, hingga gempa bumi.
Hakim L. Malasan begitu senang dengan perkembangan dan pemahaman masyarakat Indonesia atas peristiwa astronomi saat ini. Mitos-mitos perlahan mulai terkikis, bahkan tidak sedikit masyarakat yang antusias dan ingin menyaksikan sejumlah fenomena alam secara langsung.
Kepala Observatorium Institut Teknologi Sumatra (ITERA), Lampung, ini mengatakan sejumlah fenomena alam hingga gerhana kini sudah dipahami masyarakat dengan penjelasan ilmu pengetahuan.
Dia mengenang, ketika menjadi mahasiswa Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1983. Saat itu fenomena seperti gerhana lebih kental dengan mitos daripada penjelasan ilmiahnya.
"Sekarang sudah sangat maju dan jauh lebih terdidik. Waktu menjadi mahasiswa tahun 1983, masyarakat ditakut-takuti oleh rezim yang percaya pada tahayul. Sedih sekali. Sekarang, masyarakat lebih antusias," kata Hakim yang juga pengajar di Departemen Astronomi ITB, saat dihubungi Beritagar.id, Selasa (30/1/2018).
Menanggapi mitos gerhana bulan dengan kejadian gempa, menurut Hakim, hal itu tidak bisa dibuktikan secara empiris. Lebih lanjut dia menjelaskan, secara hipotesis, lempeng tektonik bertumpu di atas magma dalam mantel bumi.
"Magma itu cair dan bisa mempengaruhi gaya tarik bulan. Ilmuwan mencoba menelaah posisi Bumi, Bulan, Matahari dan pengaruhnya terhadap keseimbangan pelat tektonik. Namun nihil," ujar Hakim.
Menurut Hakim, mengaitkan kejadian gempa dan kejadian gerhana bulan yang akan berlangsung besok, menurutnya sangat memungkinkan. Namun menurutnya, pembuktian secara empiris masih sulit, "Tidak banyak catatan gempa yang terjadi saat gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Termasuk upaya manusia dalam memahami terjadinya gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Tafsir manusia atas dua hal itu terus mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman.
Sepanjang peradaban manusia, mitos tentang gerhana memiliki banyak tafsir. Mulai dari kemarahan para dewa hingga lepasnya naga dan raksasa atas langit. Belum lagi dikaitkan dengan kebetulan lainnya--gerhana sebagai cikal bakal bencana, letusan gunung api, hingga gempa bumi.
Hakim L. Malasan begitu senang dengan perkembangan dan pemahaman masyarakat Indonesia atas peristiwa astronomi saat ini. Mitos-mitos perlahan mulai terkikis, bahkan tidak sedikit masyarakat yang antusias dan ingin menyaksikan sejumlah fenomena alam secara langsung.
Kepala Observatorium Institut Teknologi Sumatra (ITERA), Lampung, ini mengatakan sejumlah fenomena alam hingga gerhana kini sudah dipahami masyarakat dengan penjelasan ilmu pengetahuan.
Dia mengenang, ketika menjadi mahasiswa Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1983. Saat itu fenomena seperti gerhana lebih kental dengan mitos daripada penjelasan ilmiahnya.
"Sekarang sudah sangat maju dan jauh lebih terdidik. Waktu menjadi mahasiswa tahun 1983, masyarakat ditakut-takuti oleh rezim yang percaya pada tahayul. Sedih sekali. Sekarang, masyarakat lebih antusias," kata Hakim yang juga pengajar di Departemen Astronomi ITB, saat dihubungi Beritagar.id, Selasa (30/1/2018).
Menanggapi mitos gerhana bulan dengan kejadian gempa, menurut Hakim, hal itu tidak bisa dibuktikan secara empiris. Lebih lanjut dia menjelaskan, secara hipotesis, lempeng tektonik bertumpu di atas magma dalam mantel bumi.
"Magma itu cair dan bisa mempengaruhi gaya tarik bulan. Ilmuwan mencoba menelaah posisi Bumi, Bulan, Matahari dan pengaruhnya terhadap keseimbangan pelat tektonik. Namun nihil," ujar Hakim.
Menurut Hakim, mengaitkan kejadian gempa dan kejadian gerhana bulan yang akan berlangsung besok, menurutnya sangat memungkinkan. Namun menurutnya, pembuktian secara empiris masih sulit, "Tidak banyak catatan gempa yang terjadi saat gerhana matahari maupun gerhana bulan.

Quote:
Lokadata Beritagar.id menelusuri sejumlah kejadian gempa dan berlangsungnya gerhana bulan total yang terjadi di Indonesia sepanjang 1960 hingga kurun awal 2018 ini. Sumber data berasal dari data arsip Kementerian Geologi dan Badan Antariksa Luar Angkasa (NASA) Amerika Serikat.
Dalam 57 tahun terakhir, lebih banyak kejadian gempa bumi sering terjadi di luar masa kejadian gerhana bulan total. Namun jumlah kejadian gempa bumi dan berlangsungnya gerhana bulan total di Indonesia sangat kecil, malah lebih banyak kejadian gempa di luar kejadian gerhana bulan total.
Misal seperti pada kejadian 1963, terjadi tujuh kali gempa bumi di Indonesia, namun kejadiannya tidak bersamaan dengan terjadinya gerhana bulan total. Demikian juga pada 1969 terjadi terjadi sembilan kali gempa bumi di luar kejadian gerhana bulan total.
Pola ini terus berlangsung hingga tahun 2000-an. Sangat sedikit kejadian gempa berbarengan waktunya dengan gerhana bulan total. Meskipun ada, terjadi pada 2007 yang terjadi kejadian gerhana bulan berbarengan dengan terjadinya gempa bumi di Indonesia.
Namun secara pola, bentuknya acak, tidak menentu, karena pada rentang 2004 hingga pertengahan 2007 kejadian 16 kali gempa bumi terjadi di luar kejadian gerhana bulan total. Kemudian pola acak pada paruh akhir 2007 hingga paruh awal tahun 2010 kejadian gempa bumi tanpa diikuti kejadian gerhana bulan total.
Detik-detik kejadian gerhana bulan total
Kejadian gerhana bulan adalah fase pertemuan Matahari, Bumi, dan Bulan dalam garis lurus orbit, saat bulan tidak terkena cahaya matahari karena terhalang Bumi. Dalam penjelasan yang dirilis Observatorium Bosscha ITB (29/1/2018), umumnya kejadian gerhana bulan terjadi dua hingga tiga kali gerhana bulan dalam setahun.
Pada tahun ini kejadian gerhana bulan total diperkirakan terjadi pada 31 Januari dan 28 Juli. Kejadian gerhana bulan total yang akan terjadi pada 31 Januari 2018, jadi lebih istimewa karena terlihat di seluruh wilayah Indonesia sejak pukul 18.48 WIB hingga pukul 22.08 WIB. Syaratnya kondisi cuaca cerah, tidak tertutup awan, dan tidak terjadi hujan.
"Gerhana bulan selalu terjadi pada saat bulan purnama. Namun tidak setiap purnama terjadi gerhana bulan, karena bidang orbit bulan membentuk sudut 5 terhadap ekliptika atau bidang orbit bumi mengelilingi matahari," demikian penjelasan dalam situs resmi Observatorium Bosscha.
Selain itu, dalam paparan rilisnya juga dijelaskan sejumlah keistimewaan gerhana bulan total yang akan terjadi besok. Observatorium Bosscha membuat simulasi penampakan gerhana bulan total yang akan berlangsung hingga tiga jam lebih.

Infografik gerhana bulan total pada 31 Januari 2018
© Observatorium Bosscha /bosscha.itb.ac.id
Quote:
Berikut prediksi proses kejadian gerhana bulan total yang dibuat disimulasikan Observatorium Bosscha:
Pukul 18.48 WIB: Bulan memasuki bayangan umbra. Bayangan hitam mulai muncul di permukaan bulan sehingga bulan purnama akan tampak berubah bentuk menjadi bulan setengah, bulan sabit, dan pada puncaknya bulan akan terlihat kemerahan pada pukul 19.52 hingga 21.08 WIB.
Fase bulan merah-darah ini dikenal sebagai istilah blood moon. Warna merah muncul karena cahaya matahari dihamburkan oleh debu dan molekul di atmosfer bumi. Warna biru akan terhamburkan lebih kuat, sedangkan warna merah dapat lolos melewati atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bulan dan Bulan tampak berwarna kemerahan.
Lebih lanjut dalam penjelasan rilis Observatorium Bosscha, warna bulan saat puncak gerhana tidak selalu sama. Bulan dapat berwarna merah-oranye, merah bata, merah kecokelatan, hingga merah gelap.
Perbedaan warna ini bergantung pada banyaknya kandungan uap air, polutan udara hasil pembakaran atau asap pabrik/kendaraan bermotor, debu, dan abu letusan gunung berapi.
Gelap pekatnya warna bulan besok bergantung pada kandungan semua material itu. Secara terpisah Hakim mengiyakan hal itu, menurutnya momen gerhana bulan total juga untuk mengetahui drajat kekeruhan atmosfer, "Semakin merah bulan saat totalitasnya, menunjukkan betapa 'kotornya' atmosfer Bumi kita."
Kemudian sekitar pukul pukul 22.11 WIB, bulan meninggalkan umbra bumi menuju bagian penumbra. Saat itu, bulan akan kembali terlihat sebagai purnama yang redup karena pengaruh bayangan penumbra bumi.
Baru pada pukul 23.08 WIB, bulan tidak lagi berada dalam bayangan bumi dan gerhana bulan benar-benar berakhir. Bulan akan kembali tampak sebagai purnama yang terang.
Pukul 18.48 WIB: Bulan memasuki bayangan umbra. Bayangan hitam mulai muncul di permukaan bulan sehingga bulan purnama akan tampak berubah bentuk menjadi bulan setengah, bulan sabit, dan pada puncaknya bulan akan terlihat kemerahan pada pukul 19.52 hingga 21.08 WIB.
Fase bulan merah-darah ini dikenal sebagai istilah blood moon. Warna merah muncul karena cahaya matahari dihamburkan oleh debu dan molekul di atmosfer bumi. Warna biru akan terhamburkan lebih kuat, sedangkan warna merah dapat lolos melewati atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bulan dan Bulan tampak berwarna kemerahan.
Lebih lanjut dalam penjelasan rilis Observatorium Bosscha, warna bulan saat puncak gerhana tidak selalu sama. Bulan dapat berwarna merah-oranye, merah bata, merah kecokelatan, hingga merah gelap.
Perbedaan warna ini bergantung pada banyaknya kandungan uap air, polutan udara hasil pembakaran atau asap pabrik/kendaraan bermotor, debu, dan abu letusan gunung berapi.
Gelap pekatnya warna bulan besok bergantung pada kandungan semua material itu. Secara terpisah Hakim mengiyakan hal itu, menurutnya momen gerhana bulan total juga untuk mengetahui drajat kekeruhan atmosfer, "Semakin merah bulan saat totalitasnya, menunjukkan betapa 'kotornya' atmosfer Bumi kita."
Kemudian sekitar pukul pukul 22.11 WIB, bulan meninggalkan umbra bumi menuju bagian penumbra. Saat itu, bulan akan kembali terlihat sebagai purnama yang redup karena pengaruh bayangan penumbra bumi.
Baru pada pukul 23.08 WIB, bulan tidak lagi berada dalam bayangan bumi dan gerhana bulan benar-benar berakhir. Bulan akan kembali tampak sebagai purnama yang terang.

Quote:
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebut gerhana bulan total yang akan berlangsung pada 31 Januari 2018 termasuk yang istimewa. Peristiwa serupa terakhir terjadi pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun lalu.
Ini karena bertemunya tiga konfigurasi sekaligus yaitu, blood moon (penampakan bulan yang kemerahan saat puncak gerhana), blue moon (bulan purnama kedua yang terjadi pada bulan yang sama), dan super moon (ukuran lebih besar dan lebih terang dari biasanya).
Adapun dalam catatan NASA--tanpa memperhitungkan tiga fenomena sekaligus tersebut--gerhana bulan total yang bisa disaksikan dari wilayah Indonesia terbanyak terjadi pada dekade 2000-an hingga 2010-an. Secara pola kejadian, gerhana bulan total di Indonesia sepanjang satu abad terakhir terjadi sebanyak tujuh kali minimal per satu dekade.
Ini karena bertemunya tiga konfigurasi sekaligus yaitu, blood moon (penampakan bulan yang kemerahan saat puncak gerhana), blue moon (bulan purnama kedua yang terjadi pada bulan yang sama), dan super moon (ukuran lebih besar dan lebih terang dari biasanya).
Adapun dalam catatan NASA--tanpa memperhitungkan tiga fenomena sekaligus tersebut--gerhana bulan total yang bisa disaksikan dari wilayah Indonesia terbanyak terjadi pada dekade 2000-an hingga 2010-an. Secara pola kejadian, gerhana bulan total di Indonesia sepanjang satu abad terakhir terjadi sebanyak tujuh kali minimal per satu dekade.
Karena malam ini bakal menjadi malam istimewa, jangan lupa bawa pacar, mantan, keluarga, istri pertama, istri kedua ya gannn 

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR:
Beritagar.id
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

Penelitian Musik Sebagai Bahasa yang Universal
Tabib bertangan ajaib di kaki pegunungan Arfak
Rahasia Mengapa Nyamuk Sulit Ditepok
Pertama kalinya! Ilmuwan Tiongkok Berhasil Mencloning Monyet
Gunung Puntang, Si Penghasil Kopi Terbaik Dunia
Agan sista harus siap- siap, Catat tanggal penampakan Gerhana bulan akhir bulan ini
Cara Reza Rahardian menjelma jadi benyamin sueb
ini dia para kandidat yang dijagokan menjadi pemenang oscar
Berikut tip mengecek keamanan bangunan pasca-gempa
Arkeolog berhasil merekonstruksi wajah perempuan zaman purba
Ternyata, Jongkok Itu Berfaedah
Stuckie, anjing yang terjebak didalam pohon menjadi mumi
Scarlett Johansson akan jadi aktris dengan bayaran tertinggi
Terungkap, Ini alasan mengapa orang suka reality show
8 Destinasi wisata lokal yang bakal booming di tahun 2018
Inggris dirikan kementerian untuk tangani kesepian
Meski bikin Jos, Minuman berenergi berbahaya bagi remaja
Gua dalam air terbesar di dunia
Maju Kena, Mundur Kena ini dia si muka dua yang tertangkap tangan
[WOW] Berlian Terbesar Kelima di Dunia ditemukan, begini penampakannya
Fobia Lubang Ternyata Tidak Nyata

0
2.4K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan