Agan disini engga akan dibuat pusing lagi oleh hengpong agan yang retak dan mengganggu tampilan,belom lagi harus butuh biaya benerin layar yang terbilang sangat mahal, sampai harus ngehilangin sejumlah data penting.
Tapi tenang ajaa gaann... Ilmuwan di Jepang kini tengah mengembangkan jenis kaca baru yang bisa kembali utuh hanya dengan ditekan.
Waahh.. kok bisa?? kuy di baca aja dibawah...
Solusi untuk layar ponsel yang gampang retak dan pecah sudah di depan mata. Nantinya Anda tak akan dibuat pusing lagi oleh layar ponsel retak yang mengganggu tampilan, butuh biaya reparasi mahal, hingga menghilangkan sejumlah data penting.
Pasalnya, ilmuwan di Jepang kini tengah mengembangkan jenis kaca layar baru yang bisa kembali utuh hanya dengan ditekan. Bukan menggunakan material kaca berbahan lebih kuat, melainkan sejenis kaca berbahan polimer dengan struktur kuat yang mampu 'menyembuhkan' diri sendiri (self healing) saat retak.
Melansir
Science Alert, kaca berbahan polimer dengan berat molekul rendah yang disebut polyether-thioureas ini memiliki sejumlah keunggulan sekaligus keunikan dibanding jenis polimer lain.
Secara mekanis, polyether-thioureas memanfaatkan senyawa thiourea yang berfungsi meningkatkan kemampuan ikatan hidrogen padat dalam material, sehingga dapat memperbaiki diri dengan mudah.
Tak hanya itu, jenis polimer baru tersebut juga diklaim sebagai bahan keras pertama yang bisa menyembuhkan diri dalam suhu kamar. Sementara bahan-bahan lain dengan kemampuan sama kerap memerlukan pemanasan tingkat tertentu untuk menginduksi perilaku ikatan hidrogen.
Ini belum termasuk hasil uji coba yang menemukan bahwa material ini juga mampu mengembalikan kondisi seperti sedia kala setelah retak dengan cepat hanya dalam beberapa jam.
Tercipta tak sengaja
Di luar kemampuan unik yang membuatnya unggul, ternyata teknologi baru yang telah dipublikasikan dalam
Science ini diciptakan tanpa disengaja.
Awalnya, tim periset dari Universitas Tokyo bermaksud bereksperimen membuat bahan perekat jenis baru dari polimer.
Selama penelitian, salah seorang periset yang juga mahasiswa pascasarjana di jurusan kimia dan bioteknologi bernama Yu Yanagisawa, justru merasa heran dengan temuannya.
Alih-alih menjadikan polimer sebagai lem, ia malah mendapati permukan polimer yang sudah dipotong bisa kembali ke kondisi semula setelah ditekan menggunakan tangan selama 30 detik pada suhu kamar 21 derajat Celsius.
Merasa tidak yakin, Yanagisawa pun mengadakan serangkaian percobaan lanjutan yang ternyata berhasil memperlihatkan sejumlah keunggulan polyether-thioureas.
Bisa dibilang, terobosan kaca jenis baru polyether-thioureas merupakan langkah yang penuh harapan. Terlepas dari penelitian ini masih menjajaki tahap awal, dan kemampuan untuk 'menyembuhkan' diri sendiri sebetulnya masih tergolong kontradiktif dalam senyawa rekayasa.
Sebelumnya, sejumlah ilmuwan memang sudah menemukan karet, plastik, dan beton sebagai bahan penyembuhan diri, tetapi belum ada yang menelurkan teknologi ini sampai benar-benar berhasil.
Pada awal 2017 lalu periset dari University of California, Riverside (UCR) juga sedang
mengembangkan teknologi penyembuh diri dengan mengombinasikan polimer lentur dan garam ion yang memiliki keunggulan dapat meregang 50 kali dari ukuran asli.
Bahkan bukan hanya menciptakan
material pelapis layar dan bodi ponsel, periset UCR juga membuat biosensor untuk robot masa depan dan beragam kebutuhan teknologi lainnya.
Namun, dibanding polyether-thioureas, teknologi yang kabarnya mulai dirilis 2020 itu masih butuh hampir sehari penuh untuk memperbaiki diri.
Di luar itu, teknologi ini juga memungkinkan untuk mengatasi beragam solusi nyata.
Pada situs berita Jepang NHK dikutip
The Guardian, Yunagisawa mengatakan, "Saya berharap kaca yang bisa diperbaiki menjadi bahan ramah lingkungan baru untuk menghindari (ponsel pintar) perlu dibuang jika rusak."
Ini tentu menjadi kabar baik bagi sejumlah produsen ponsel macam
Appleyang lebih memilih kaca ketimbang plastik, karena kaca lebih mudah didaur ulang.
Apalagi secara umum, orang juga lebih tertarik pada kaca dan keramik kaca ketimbang logam atau plastik jika melihat dari segi desain dan fungsi.
Walau berdasarkan
survei Motorola, kaca juga kerap bermasalah karena sifatnya yang rentan pecah dan menyebabkan setengah populasi penduduk dunia merusak setidaknya satu layar ponsel dalam hidupnya.
Cuyy... ini kaca udah kaya Wolverine nya X-Man, bisa self healing cuyyy.... Mangtaps!
Katanya ini kaca berbahan polyether-thioureas gan. Kalo hengpon agan pecah, dengan hanya di pencet aja ini kaca bakal balik lagi seperti baru hanya dalam beberapa jam gan! Langsung sembuh ~
Ternyata awalnya diteliti bukan untuk layar hengpon, tetapi buat bikin lem. Saat dalam penelitian alih-alih mau buat lem si bang Yu Yanasigawa malah nemu ini kaca bagus buat hengpon. Terciptalah kaca ini dan bakal di rilis di tahun 2020.