Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chrishanaAvatar border
TS
chrishana
[MATURE / 21+] Burung Kertas Merah Muda 2



Quote:


Cerita ini adalah kisah lanjutan dari Burung Kertas Merah Muda. Kalian boleh membaca dari awal atau memulai membaca dari kisah ini. Dengan catatan, kisah ini berkaitan dengan kisah pertama. Saya sangat merekomendasikan untuk membaca dari awal.


Silahkan klik link untuk menuju ke kisah pertama.


Terima kasih.



Spoiler for Perkenalan:


Quote:

Polling
0 suara
Siapakah sosok perempuan yang akan menjadi pendamping setia Rendy?
Diubah oleh chrishana 02-04-2020 02:31
japraha47
aripinastiko612
jalakhideung
jalakhideung dan 59 lainnya memberi reputasi
54
270.7K
981
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
chrishanaAvatar border
TS
chrishana
#805
Chapter 57
“Anna, sejujurnya... Aku hanya ingin hidup bersamamu... Itu sudah cukup membuatku bahagia... Tak peduli kekuranganmu... Tak peduli bagaimana kondisimu saat ini dan yang akan datang...” ujar Rendy seraya menggenggam tangan Anna.

“Tapi...”

“Tidak ada kata tapi... Aku cuma ingin hidup bersamamu... Itu saja.” lanjut Rendy.

“...”

“Kalau pengangkatan rahimmu adalah satu-satunya jalan agar kamu bisa terus melanjutkan kehidupan, lakukanlah. Aku tak peduli mau punya keturunan darimu atau tidak. Aku hanya ingin hidup bersamamu.” ujar Rendy lalu mencium kening Anna.

“Sampai kapan?”

“Selamanya...”

****

Hari demi hari berlalu seiring berjalannya waktu. Anna menjalani sejumlah pemeriksaan di rumah sakit untuk kelanjutan pengobatannya. Rendy dan keluarga sudah menyetujui dengan hesterektomi atau operasi pengangkatan rahim. Beruntung, sel kanker yang ada pada tubuh Anna belum menjalar.

Hingga satu hari, tiba saatnya Anna untuk dioperasi. Rendy beserta keluarganya turut hadir untuk memberikan semangat pada Anna. Anna terlihat kuat dan tegar berkat motivasi yang diberikan oleh Rendy. Cinta yang lahir tanpa alasan nyata adanya. Tak peduli apapun kondisinya, Rendy tetap menerima Anna.
“Sebentar lagi ya...” ujar Rendy yang duduk di samping Anna.

“Iya... Aku takut deh...” ujar Anna yang sedang terbaring.

Bismillah, sayang... Aku juga gak akan ke mana-mana kok.”

“Janji?”

“Iya, janji...”

“Tapi, Rendy... Gimana kalau orang tua kamu minta cucu?” tanya Anna.

“Masih ada Tasya sama Danu yang bisa kasih cucu buat Papa dan Mama, Na...” jawab Rendy.

“Hhmm... Aku masih kepikiran Vanessa.”

“Udah jangan dipikirin... Fokus yang sekarang dulu aja...”

Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka. Ada sesosok perempuan dengan rambut panjang tergerai masuk ke dalam. Menghampiri Rendy dan Anna yang sedang berbincang berdua.
“Hai, Kak...”

“Hai, Nes... Panjang umur kamu... Tadi aku lagi obrolin kamu sama Rendy...” ujar Anna.

“Aku?” Vanessa kebingungan.

“Udahlah, Na... Cukup...” ujar Rendy.

“Ada apa sih, Kak?” tanya Vanessa. “Aku ke sini mau jenguk Kak Anna... Dan aku buru-buru tadi katanya Kak Anna mau operasi sekarang.” lanjutnya.

“Aku ada permintaan buat kamu...” ucap Anna kepada Vanessa.

“Apa Kak?”

“Kamu mau gak nikah sama Rendy?” tanya Anna.

****

Tiba waktunya untuk Anna masuk ke dalam ruang operasi. Ruangan yang harus selalu steril tanpa ada kotoran sedikit pun. Di depan ruang operasi, ada keluarga dari Rendy dan Anna sedang berkumpul menunggu Anna hingga prosesnya selesai. Rendy menunggu sambil duduk di area taman ditemani oleh Vanessa.
“Gak usah terlalu dipikirin apa kata Kak Anna tadi, Kak...” ujar Vanessa.

“Lagian, aku juga gak kasih jawaban...” lanjutnya.

“Bukan gitu, Dek... Aku kepikiran terus...”

“Kak...” Vanessa memegang tangan Rendy. “Aku paham cintanya Kak Rendy ke Kak Anna begitu besar. Bahkan, dalam kondisi seperti ini, Kakak masih memilih dia untuk hidup bersama.” lanjutnya.

“...”

“Walaupun sebenarnya aku juga sayang sama kamu, Kak... Tapi, dibalik kata ikhlas dari mulut Kak Anna, pasti ada luka dalam hatinya kalau Kakak mendua...” ujar Vanessa.

“Jangan turuti kemauannya yang satu ini, Kak... Kak Anna sudah cukup menderita dengan cobaan dan keadaannya yang sekarang. Bahagaiakan dia dalam kondisi apapun, Kak...” lanjut Vanessa.

Tiba-tiba saja, telepon genggam milik Rendy berdering.
“Rendy, cepat ke sini!”ujar Mama.

“Ada apa, Ma?”

“Sudah cepat!” Mama mematikan telepon.

“Ada apa, Kak?” tanya Vanessa.

“Kamu tunggu di sini! Mama memanggil.” Rendy langsung berlari menuju ruang tunggu operasi.

Rendy berlari cepat. Menyusuri lorong rumah sakit. Tak membutuhkan waktu lama karena memang jaraknya yang tak terlalu jauh. Di sana sudah ada Dokter Nova berkumpul dengan keluarga Rendy dan Anna.
“Ada apa, Ma?” tanya Rendy.

“Pak, saya butuh bantuan. Bu Anna butuh transfusi darah utuh untuk mengganti volume darah yang hilang selama tindakan operasi... Tapi, di rumah sakit ini gak ada darah yang cocok... Bisa tolong carikan di tempat lain?” ujar Dokter Nova.

“Tolong, Rendy... Demi Anna...” ibunda Anna memohon.

“Gak perlu... Gak perlu cari jauh-jauh... Darahku dan Anna cocok...” ujar Rendy. “Dok, gimana kalau pakai darah saya aja? Silahkan ambil sebanyak apapun.” lanjut Rendy.

“Tapi, Pak...”

“Dok, Anna pernah menyumbangkan sebagian darahnya buat saya pada saat saya kecelakaan. Artinya kita cocok bukan?” potong Rendy.

Setelah terjadi perundingan hebat, akhirnya Rendy ditemani oleh Dokter Nova untuk menjalani pemeriksaan darah sebelum diambil untuk proses transfusi. Dari hasil pemeriksaan rumah sakit, darah milik Rendy memang cocok untuk Anna. Akhirnya, proses transfusi dalam dilakukan dan proses operasi dapat berjalan.

elangbiru00
dany.agus
jalakhideung
jalakhideung dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup