Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chrishanaAvatar border
TS
chrishana
[MATURE / 21+] Burung Kertas Merah Muda 2



Quote:


Cerita ini adalah kisah lanjutan dari Burung Kertas Merah Muda. Kalian boleh membaca dari awal atau memulai membaca dari kisah ini. Dengan catatan, kisah ini berkaitan dengan kisah pertama. Saya sangat merekomendasikan untuk membaca dari awal.


Silahkan klik link untuk menuju ke kisah pertama.


Terima kasih.



Spoiler for Perkenalan:


Quote:

Polling
0 suara
Siapakah sosok perempuan yang akan menjadi pendamping setia Rendy?
Diubah oleh chrishana 02-04-2020 02:31
japraha47
aripinastiko612
jalakhideung
jalakhideung dan 59 lainnya memberi reputasi
54
270.8K
981
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
chrishanaAvatar border
TS
chrishana
#9
Chapter 2
“Ada yang ketinggalan, Nak?” tanya ibu dari seorang perempuan.

Insya Allahgak ada, Bu.” jawab perempuan itu.

“Jangan lupa bismillah ya, sayang.” ujar ibunda.

“Iya, Bu. Lagian siang ini cuma perkenalan aja kok.”

“Hari ini kan hari pertama kamu kerja, nak. Baik-baik ya. Tunjukkan kerja kerasmu.” ucap ibunda sambil mengusap kepala anak kesayangannya.

“Aku pamit, Bu. Assalamu ‘alaikum.” perempuan itu mencium tangan ibunya lalu berangkat menuju kantor.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu siang. Artinya, matahari sedang berada tepat di atas kepala. Walau siang ini matahari sedang galak-galaknya memanaskan bumi, tetap saja tidak membuat mundur perempuan yang satu ini. Dengan menggunakan hijab serta blazer yang menutupi tubuhnya, perempuan ini tetap berjalan maju menuju kawasan di mana kantor barunya berada.

Waktu terus bergulir dengan cepat. Tak ada satupun awan yang nampak pada langit yang sedang membiru. Tak ada yang bisa menghalangi matahari untuk menyiram panasnya. Sepuluh menit berlalu, sampailah perempuan ini di gedung kantornya. Sebelum dia naik, dia pergi menuju area belakang gedung untuk menyantap makan siang.
“Mbak, orang baru ya?” tanya petugas keamanan yang sedang istirahat.

“Oh, iya Pak.” jawab perempuan itu.

“Pantesan. Saya gak pernah liat sebelumnya. Di lantai berapa mbak?” tanya petugas itu kembali sembari menyantap hidangan.

“Di enam belas sih pak.”

“Oh, IT ya. Saya kira mbak orang ekonomi loh. Kelihatan dari dandanannya.” ujar petugas itu.

“Hahahahaha... Semua orang juga nilai saya begitu, Pak. Gak kaget saya. Pak, saya duluan ya.” ujar perempuan itu.

“Iya, mbak.”

Perempuan berhijab itu pergi setelah membayar pesanannya. Berjalan perlahan sampai di depan elevator yang sedang bergerak turun untuk menjemputnya. Suasana di dalam lift begitu penuh karena banyak orang yang ingin kembali ke meja masing-masing setelah tadi istirahat makan siang.

Sesampainya di sana, ia disambut oleh petugas keamanan yang berjaga di lantai tersebut. Petugas tersebut melangkahkan kakinya mendekati perempuan itu.
“Siang, mbak. Mau ketemu siapa?” tanya petugas.

“Maaf, Pak. Saya baru di sini.” ujar perempuan itu.

“Oh, karyawan baru ya.”

“Iya, Pak. Saya lagi nunggu orang HRD yang nanti mau ngenalin dan nunjukin tempat kerja saya.”

Tak lama kemudian, keluarlah dari dalam lift sesosok pria bertubuh sedang dengan menggunakan kemeja berwarna merah dan celana jeanshitam. Dia tampak tersenyum melihat kedatangan karyawan baru yang akan menggantikan posisi karyawan sebelumnya.
“Hai, Mbak! Formal amat. Hahahahahaha...” ujar lelaki itu dengan bercanda.

“Iya, Pak. Saya salah kostum ya.” ujar perempuan itu.

“Gak apa-apa. Namanya juga baru. Pasti gak tahu budaya kerja di sini terutama masalah pakaian. Besok-besok casualaja.”

Lelaki ini adalah seorang karyawan dari departemen human resource development yang bernama Agung Kuncoro. Karyawan yang cukup senior dan disegani di kantor ini karena sudah mengabdi jauh lebih lama dari karyawan lainnya.
“Mari, saya antar.” Pak Agung mempersilahkan perempuan itu memasuki area perkantoran di lantai tersebut.

“Iya, terima kasih Pak.”

Pak Agung mengajak perempuan itu berkeliling lantai. Jadi, lantai ini diisi oleh tim IT. Mulai dari helpdesk, support, server, database, network, dan IT Service Monitoringyang bekerja dua puluh empat jam. Beliau pun menjelaskan tentang sistem tempat duduk yang berpindah-pindah atau biasa dikenal dengan sebutan open space. Tapi, perempuan itu tidak bisa menikmatinya karena tempat duduknya sudah permanen.
“Vera.” panggil Pak Agung.

“Oh, iya Pak Agung.”

“Ini karyawan baru yang masuk ke tim kamu.”

“Oh, alhamdulillah. Kita jadi gak keteteran lagi. Duduk mbak.” ujar Vera.

“Iya, terima kasih.”

“Saya tinggal dulu ya. Saya masih banyak yang harus diselesaikan.” ujar Pak Agung.

“Aku Vera.” Vera mengajak perempuan itu berkenalan.

Perempuan itu menyambut semua rekan satu timnya dengan senang hati. Mereka sangat baik padanya. Selesai berkenalan, mereka menjelaskan bagaimana cara bekerja dan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang setiap hari berbeda-beda.
“Oh iya, aku telpon bos dulu ya. Dari tadi dia belum kelihatan.” ujar Vera.

“Oh, iya aku juga mau kenalan sama atasanku.”

Vera mengambil telepon genggamnya dan menelpon atasan langsungnya. Terlihat raut wajah yang kurang mengenakan yang ditampakkan pada Vera. Sudah menelpon dua kali tetapi tak kunjung dijawab oleh atasannya.
“Kenapa, Mbak?” tanya perempuan itu.

“Gak diangkat. Sebel deh aku.” ujar Vera.

“Lagi makan atau di jalan kali, Mbak.”

Vera memberikan isyarat kepada perempuan itu bahwa atasannya menjawab telepon darinya.
“Halo, Mas.”

“Iya iya, ada apa sih, Ver?”

“Mas, kamu masih makan?”

“Masih, ada apa?”

“Ini loh ada pegawai baru masuk ke tim kita. Kamu masih lama gak? Ini udah lewat jam makan siang loh, Mas.”

“Nggak, sedikit lagi kok. Aku lagi sama adekku.”

“Ya udah kalau gitu, kamu jangan lupa sholat loh, Mas.”

“Iya, makasih udah ingetin aku, Ver.”

“Iya, sama-sama, Mas. Dah, Mas Rendy.”

Vera menutup teleponnya.
“Rendy?”perempuan itu bertanya-tanya dalam hati dan teringat dengan seseorang.

****

Sekitar dua puluh menit perempuan itu dan Vera menunggu kedatangan atasannya. Akhirnya, dia tiba dan segera menuju tempat di mana dia biasa duduk. Vera langsung mengajak perempuan itu menemui atasannya. Tapi, perempuan itu seperti ada sesuatu yang mengganjal dan lebih memilih berdiri menjauh.
“Hei, sini. Jangan malu-malu. Bos kita masih sebaya sama kita kok.” Vera memanggil perempuan itu.

Perempuan itu nampak kaget setelah melihat bagaimana rupa dari atasannya. Sesosok lelaki yang sepanjang tahun ia pikirkan. Seorang lelaki dari masa lalu yang posisinya tak bergeser sedikitpun dari hatinya.

Perempuan itu kaget dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Air mata yang dia tahan pun akhirnya jatuh setetes ke pipinya.
“Re... Rendy?!”

Atasannya yang juga melihat perempuan itu terkejut dan berdiri menatap perempuan itu. Nampak wajah dengan ekspresi tak biasa ditunjukkan darinya.
“Kamu... Anna?!”

Ya, perempuan itu adalah Devianna Azzahra. Sesosok bidadari tanpa sayap yang mengisi pikiran dan hati milik Rendy sepanjang tahun.

pavidean
saaans
jalakhideung
jalakhideung dan 7 lainnya memberi reputasi
8