Dampak Alexis di tutup dan sekarang katanya ingin di ganti nama dengan Al Ikhlas,
begini perjalanan hotel alexis yang akhirnya telah kandas gugur di terpa angin. Hehe

Pada akhirnya Pemrov DKI akan menggantinya dengan konsep wisata Syariah lho
Ilustrasi wisata syariah
© Nataliia Sokolovska /Shutterstock
Btw ternyata konsep ini masih dipertanyakan loh, hmm.. Semoga saja terkabul keinginan mereka
Quote:
Beberapa hari setelah izin Tanda Daftar Usaha Pariwisata untuk Hotel dan Griya Pijat Hotel Alexis tidak diperpanjang, Wakil Gubernur Sandiaga Uno memberikan gagasan untuk mengubah nama Hotel Alexis menjadi Al Ikhlas. Hal ini, seperti dikabarkan sebelumnya, merupakan bagian dari komitmennya membangun wisata halal di ibu kota.
Sandiaga juga mengatakan akan menyalurkan para karyawan eks Hotel dan Griya Pijat Alexis ke industri wisata halal atau syariah, dan akan memberikan pelatihan yang akan dilakukan dengan menggandeng Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
Pada saat kampanye Pilkada 2017 lalu, pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno memang berjanji menutup Hotel Alexis, karena dugaan praktik prostitusi. CNNIndonesia.com menuliskan bahwa Sandiaga mengaku ingin menggalakkan wisata syariah atau halal tourism di Jakarta.
"Halal tourism sedang booming di London, Tokyo, Seoul, kita juga harus kembangkan di Jakarta, jangan mau ketinggalan," kata Sandi. Menurutnya, perkembangan wisata syariah di ibu kota cukup menjanjikan dengan banyak investor yang menawarkan diri.
PT Jakarta Tourisndo (Jaktour), sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta yang bergerak di bidang pariwisata pada Tirto.id menyambut baik gagasan tersebut. Badan usaha itu sudah merencanakan untuk membangun hotel dengan konsep syariah di Jakarta, untuk mendukung program turisme halal.
Namun, sebenarnya seperti apa konsep wisata syariah yang diusung pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur baru DKI Jakarta itu?
Quote:
Wakil Ketua Komisi A DPRD, Syarief, kepada situs Liputan6.com meminta agar Sandiaga mengkaji ulang rencana tersebut. "Feasibility-nya bagaimana?," tanyanya. "Kalau untuk menegakkan yang berbau syariah sih kita setuju saja. Tapi tolong dikaji feasibility-nya (kelayakannya), dalam konteks bisnis apa."
Menurutnya, konsep syariah akan bersinggungan dengan bisnis. Dan DPRD tidak mau ada pertentangan antara konsep syariah dan bisnis yang dijalankan Pemprov DKI. Kekhawatiran Syarief adalah kalau feasibility tidak bagus, nanti syariahnya yang disalahkan. "Jadi lebih baik kaji matang dulu," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga. Dilansir CNNIndonesia.com, Nirwono mengatakan bahwa pemprov DKI Jakarta harus berhati-hati dalam menerapkan wisata syariah, karena hingga saat ini belum ada konsep yang jelas tentang wisata syariah.
"Harus jelas konsepnya. Apakah yang halal itu? Definisinya halal apa? Apa yang mau ditonjolkan dari wisata halal ini. Di negara yang mayoritas muslim, siapa yang mau dibidik? Wisatawan model apa?"
Jika yang ditonjolkan dari turisme halal adalah makanan halal, apakah cocok? Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, makanan atau kuliner halal jauh lebih mudah diperoleh daripada makanan non halal.
Membidik turis, adalah membidik dengan konsep terbalik, jelas Nirwono. Misalnya para turis mancanegara yang berasal dari negara yang mayoritas masyarakatnya non muslim, ingin mencari makanan yang dapat membayar kerinduan pada negara asal, tentunya akan mencari makanan yang tidak halal.
Konsep terbalik ini merupakan konsep di mana suatu negara harus menciptakan sesuatu yang tidak ada di negaranya, namun akan dicari oleh wisatawan yang datang ke negara tersebut, kata Nirwono.
Misalnya, Seoul, Korea Selatan, yang masyarakatnya nonmuslim, peluang menciptakan konsep turisme halal sangat besar, karena orang-orang Islam yang berkunjung ke sana akan sangat terbantu dengan adanya konsep wisata syariah ini.
Konsep terbalik ini juga disebutkan dalam situs Science Direct yang meneliti tentang turisme halal di negara-negara mayoritas non muslim.
Begitu juga dengan konsep hotel syariah. Nirwono menyarankan agar Sandiaga merinci konsep turisme halal, jangan sampai konsep ini dibuat untuk menyenangkan satu pihak, tapi mengorbankan sektor lain karena hal yang tidak perlu dan mengawang-awang.
Namun pada Rabu (8/11), setelah bertemu dengan direktur PT Jaktour, Geraard Jeffrey Zacharias Rantung, Sandi menjelaskan konsep hotel syariah yang rencananya akan mulai didirikan pada tahun 2018 pada dasarnya tidak berbeda dengan hotel konvensional lainnya. Yang membedakan adalah sistem penerimaan tamu dan pemisahan lift antara pengunjung perempuan dan laki-laki.
Nantinya, setiap tamu yang datang membawa pasangan, harus menunjukkan buku nikah saat check in di hotel tersebut. Sandiaga mengaku ingin menggalakkan wisata syariah di Jakarta melalui hotel syariah yang menggunakan sistem manajemen dan operasional yang berbasis pada syariat Islam.
Menurut ente nih gan, apa konsep ini bisa terkabul?
Sesuai dengan standar atau hanya demi kepentingan mereka?
Ya Gak ada yang tau sih hehe..
Doain aja..
Semoga bisa sama dengan Konsep yang ada di negara luar ye gan, walaupun yaa.. Mayoritas orang Indo ya Islam
dan turisnya lagian juga Bule hehe..
Quote:

Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat
Di marih
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR:
Beritagar.id
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan

Quote:
