afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aldomaverick18
aguzblackrx
cak6bih
cak6bih dan 203 lainnya memberi reputasi
192
225.7K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#773
Part 8 - Peperangan (Semua Kembali Ke Wujud Asli)

“Cepat rebut Tombak itu dari tangannya, akan lebih merepotkan kalau kita sampai kehilangan Lagatirta” perintah Alhazam kepada Barzam untuk segera merebut tombak yang digenggam sosok yang menyerupai bang Damar.

“Sial!!, kenapa kita baru saja menyadari kalau dia bukanlah Tuan Aji yang Asli, bagaimana bisa??!!” protes Barzam sembari melesat kearah sosok itu.

“Kurang ajar!!, beraninya kau menyerupai Tuan Aji!!, hhuuaaaaarrggg” Gufron mengarahkan tangannya ke atas dan seketika langit bergemuruh, dan awan hitam memutar diatas kepala Gufron, dan terjadilah kilatan petir menyambar tangan Gufron.

JJDDDAAARRR, seketika di genggaman Gufron terdapat sebuah pedang awan yang siap untuk menyerang sosok yang menyerupai bang Damar.

“hahahha, pertama tama akan ku habisi kau terlebih dahulu, kau akan merepotkan jika terus memantau pergerakan dari atas” ucap sosok yang menyerupai bang Damar.

“rasakan ini makhluk Hinaaaa!!!!” ucap Gufron dan Barzam yang menyerang secara bersamaan.

Penyerangan Gufron dan Barzam ternyata terbaca oleh makhluk tersebut, dengan mudahnya dia melompat pergi menghindari serangan Barzam dan Gufron yang membuat pada akhirnya Barzam terkena sambaran petir yang merupakan wujud serangan dari pedang Awan milik Gufron, terpentalah seketika tubuh Barzam menghantam beberapa pohon yang berada disana.

“kurang ajar!!, awas kau, akan kuhabisi dan takan kubiarkan kau masih bisa hidup setelah ku tangkap” Gufron bertambah emosi karena serangannya malah mengenai Barzam, dan langsung melesat ke arah sosok makhluk yang menyamar itu.

Sosok yang menyerupai bang Damar itu ternyata bisa bergerak dengan sangat lah lincah, dia langsung berlari kesana kemari, sembarai menghindari serangan petir dari pedang milik Gufron.

“sial serangan siburung kecil itu lumayan kuat juga, seandainya tepat mengenai pasti akan langsung beres” Barzam mencoba berdiri sambil mencoba menahan rasa sakit akibat serangan nyasar yang dia terima tadi.

Setelah berdiri dengan tegap, Barzam kemudian menarik nafas, dia berencana untuk mengeluarkan jurus andalannya, Barzam kemudian mengaum sekerasnya membuat tanah bergetar seolah tanah tanah tidak kuat menahan getaran dari auman Barzam, pohon pohon disekitar sana bergetar hebat hingga beberapa pohon ada yang terbelah akibat auman milik Barzam ini, sosok Jelmaan Bang Damar ini yang sedang berlari menghindari serangan petir milik gufron, gerakannya menjadi sempoyongan karena tanah yang sudah bergetar hebat, dengan mudah Gufron mengarahkan pedangnya untuk ditembakan petir kearah sosok tersebut.

Namun karena sosok yang menyerupai bang Damar itu lumayan gesit, serangan dari Gufron sama sekali belum mengenainya, dan saking gesitnya, Gufron malah sempat tertinggal hingga sosok itu lenyap dibalik semak belukar yang cukup lebat.

“sial bagaimana bisa kamu kehilangan dia!!??” tanya Barzam pada Gufron

“dia bukan musuh yang biasa biasa saja, dia pasti salah satu petinggi dari pasukan Bajra” ucap Gufron dengan kesal.

“sudah lah ayo kita kejar terus dia, aku tak terima dia berani beraninya meniru Tuan Aji!!” ucap Barzam penuh emosi.

“baiklah ayo kita kejar dia, cepat kau naik keatas punggungku” ucap Gufronmeminta Barzam naik di atas punggungnya,

Barusaja Gufron dan Barzam akan melesat, tiba tiba, suara gaduh terdengar dari balik semak semak yang cukup lebat itu. Dan tiba tiba, sosok siluman yang menyerupai bang Damar terlempar melewati atas kepala Gufron dan Barzam, yang kebetulan tepat mengarah kearah Alhazam yang sedang berfikir, entah tentang strategi kedepan atau dia kebingungan bagaimana sosok Tuan Aji bisa ditiru dan kapan mereka berpisah.

Melihat sosok tiruan Bang Damar mengarah kearahnya, dia juga baru sadar ada sosok lain yang berada disemak semak itu, dan dialah sosok yang menyerang tiruan Bang Damar ini.

Seketika Alhazam melompat dan membuat pukulan tepat mengenai sosok tiruan Bang Damar yang mengarah kepadanya, seketika hantaman keras mengenai bagian perut siluman itu dan menghantam ketanah.

“Tuan Aji, bagaimana keadaan anda, maafkan kita karena terlalu teledor dengan keadaan ini” ucap Alhazam seusai menghantam sosok tiruan Bang Damar itu.

“apa katamu Alhazam, dia bukanlah tuan Aji” ucap Barzam mendengar kata kata Alhazam

“aku baik baik saja, tak masalah, lalu bagaimana keadaan kalian sendiri, apakah ada yang terluka” sosok bang Damar yang sesungguhnya muncul dari balik rimbunnya semak belukar itu.

“Tuan Aji, darimana anda, tidak ada masalah kan? Maafkan kami tidak bisa membedakan mana Tuan Aji dan mana siluman” ucap Gufron menunduk

“sudah tidak apa apa, yang jelas kita semua baik baik saja sekarang, dan akan aku luruskan semua ini, supaya semua kembali kewujud mereka yang asli” cocok bang Damar muncul dengan membawa sebuah pedang panjang berwarna emas dengan hiasan tulisan arab disepanjang mata pedangnya.

Bang Damar kemudian membacakan sebuah doa doa, seolah meminta perijinan dari yang kuasa untuk menggunakan pedang tersebut, beberapa doa dia rapalkan dan setelah selesai bang Damar membaca doa tersebut, langsung bang Damar menancapkan pedang tersebut ketanah. Setelah pedang tersebut ditancapkan ke tanah, dari sela sela tanah yang masih tertancap oleh pedang bang Damar muncul lah berkas cahaya keputihan yang kemudian menyebar keseluruh arah dan lenyap.

___________________________________________________________________________

Saat Abimantra sedang menjelaskan suatu hal yang sedang terjadi dimana kelompok kita yang lain yang itu Bang Damar dan Mbah Margono sedang menghadapi siluman yang berhasil mengecoh mereka dengan menyerupai wujud, tiba tiba terdengar suara aungan keras yang jaraknya sebenarnya cukup jauh dari tempat kita berada, dan suara itu adalah suara Barzam yang tadi mengaum.

Abimantra sudah paham kalau itu adalah suara Barzam, makanya dia tenang saja dan terus menjelaskan situasi saat ini, yang sepertinya dia sudah tahu keadaannya atau mendapat firasat tentang keadaan saat ini.

“jangan Khawatir yan, itu suara Barzam yang sedang melawan peniru Bang Damar, dan sepertinya di sisi Mbah Margono juga sedang dalam keadaan yang sama, dia dihadapkan oleh siluman peniru dan saat ini peniru itu sedang membuat pikiran mbah Margono kacau dengan cara mereka meniru para rekan rekan Mbah Margono yang sudah lama tidak dia temui” terang Abimantra padaku.

“wah gila suara Barzam bisa sekeras itu, padahal jarak nya kukira sudah sangat jauh. Lalu mbah Margono apakah akan baik baik saja” tanya ku pada Abimantra

“sepertinya akan baik baik saja, andaikan dia tidak memecah kelompoknya menjadi tiga, sekarang mbah Margono sendiri dan hanya ditemani beberapa pasukan saja” ucap Abimantra menerangkan keadaan mbah Margono.

“kelompok dipecah menjadi tiga, maksud kamu bagaimana, kalau memang Mbah Margono dalam kerepotan apakah lebih baik kita bantu dia saja” saranku pada Abimantra karena cemas pada Mbah Margono.

“sepertinya tidak perlu dia masih bisa kok untuk menggunakan akal sehatnya, tidak mungkin dengan gampangnya mbah Margono tertipu dengan cara seperti itu” ucap Abimantra

Saat aku dan Abimantra sedang berbincang tiba tiba ada cahaya keputihan melesat dan langsung lenyap begitu saja, sepertinya cahaya itu adalah cahaya yang sama dengan cahaya yang terpancar akibat pedang dari bang Damar yang di tancapkan ketanah tadi.

Dan saat cahaya itu melesat menembus kita dan menghilang, Shinta Aruna dan Adiwilaga, semua langsung mengambil posisi berjaga, mereka tidak mau kecolongan bila ada serangan mendadak.

“sudah sudah, duduk saja, ini bukan apa apa, hanya ilmu dari Damar saja, kalian tidak usah khawatir, semua masih aman” ucap Abimantra menyuruh semuanya untuk tidak tegang.

“yang benar saja, memang kelompok bang Damar sakti sakti semua ya, efek yang diberikan sampai kesini” ucapku kagum

___________________________________________________________________________

Sosok yang menyerupai rekan rekan mbah Margono terus bergerak maju kearah mbah Margono, sepertinya mbah Margono merasa bingung, apakah temannya itu memang sosok asli atau hanya sekedar kloningan, pasalnya sudah beberapa tahun mereka tidak pernah bertemu dan tidak pernah sama sekali mbah Margono mendapatkan kabar dari rekan rekannya itu.

Sosok yang menyerupaii Ryan masih sangat pusa melihat mbah Margono kebingungan seperti itu.

“hahaha, lihat rekan rekan mu saja sekarang berada di pihak ku, akan aku beri penawaran padamu, lebih baik kamu masuk dalam kelompok kita makan kamu akan selamat, kamu tahu sendiri kan kekuatan mereka jika di gabungkan, seorang sepertimu tidak akan bisa mengalahkan mereka” sosok yang menyerupai Ryan memberi tawaran pada mbah Margono.

“jaga moncongmu itu, aku tidak akan semudah itu masuk kedalam kelompokmu, walaupun sampai aku harus mati disini, aku akan ikhlas dibandingkan harus masuk kelompokmu” ucap mbah Margono sembari mundur perlahan dan memastikan mereka itu asli atau tidak.

“jadi kamu lebih memilih mati disini dari pada harus bergabung denganku, apakah kamu yakin?” sosok menyerupai Ryan bertanya kembali pada mbah Margono

“bergabung saja dengan kita Margono, apa untungnya masih bersama mereka, kau tidak akan bisa mendapat koleksi yang bagus bagus, masih suka koleksi makhluk makhluk kuat kan kau ini” salah satu sosok yang menyerupai wujud kawannya mulai ikut masuk menghasut mbah Margono

“tidak, bukan, itu bukan kamu, aku tahu kamu, kamu mau seperti apapun keadaannya tidak akan berpihak kepada jin aliran hitam seperti ini, aku tahu kamu. Aku yakin kamu juga jelmaan” ucap mbah Margono membantah

“bagaimana bisa kamu menganggap aku juga jelmaan, lihat ini goresan luka dimana kita beraksi dulu waktu masih muda, apa kamu lupa margono” sosok itu menunjukan bekas luka di lengannya pada Mbah Margono untuk meyakinkan

“sudah lah percaya saja padanya, aku juga sudah berada disini kok” suara yang tak asing dan baru beberapa bulan menghilang kini terdengar lagi dan membuat mbah Margono terkejut sekaligus geram dengan kelakuan para siluman ini

“aku yakin sekali kali ini, kalo kalian bukan lah yang sebenarnya, kau, kau itu sudah tiada, dan aku tidak terima kawan baiku yang sudah aku anggap sebagai saudara sendiri tiba tiba dibuat seperti ini” Mbah Margono yakin namun untuk menyerang sepertinya dia masih pikir pikir karena tidak tega dengan wujud yang menyerupai kawan kawannya itu.

“apakah kamu tidak mengenalku, lihat ini aku masih sehat, bagaimana bisa aku dikatakan mati olehmu” sosok itu ternyata berani menyerupai bapak ku, yang notabene sudah meninggal, hal itu membuat mbah Margono sadar kalau mereka semua bukan lah wujud asli, dan tahu sistem kerja dari teknik menyerupai diri ini, mereka mengambil memori dalam otak targetnya.

Namun sayang, karena mbah Margono masih menganggap bapak itu masih ada dan hidup maka teknik siluman itu menjadi terbongkar karena bapak sebenarnya sudah tidak ada.

Dari arah kejauhan, mbah Margono melihat cahaya keputihan yang merangsak dari pepohonan mengarah kearahnya sambil melewati para siluman yang menyerupai orang ini, karena tak tahu cahaya itu darimana, maka mbah Margono membuat pertahanan secara otomatis dan menutupi kepalanya dengan tangan.

Semua siluman yang sedang berbicara itu kemudian terkena cahaya keputihan itu tiba tiba suara mereka menjadi suara asli dengan nada yang lebih berat dan wujud mereka pun kembali seperti semua, teknik menyerupai sudah tidak bisa lagi digunakan akibat efek dari pedang yang ditancapkan oleh bang Damar di tanah.

___________________________________________________________________________

“Baik lah semua sudah kembali seperti semua tidak ada lagi yang bisa menyerupai siapapun lagi kecuali atas ijin pedang ini” bang Damar mengatakan hal kalau semua wujud siluman sudah kembali pada wujud sebenarnya.

Sosok yang menyerupai bang Damar pun sudah kembali kewujud aslinya, begitupun sosok yang sedang dihadapi mbah Margono.

“Tuan Aji bagaimana ada melakukan itu, dan anda dapat pedang itu dari mana, selama aku bersama dengan anda samasekali belum pernah melihat wujud pusaka itu” tanya Gufron yang sudah lama bersama bang Damar dibanding lainya, dia merasa ingin tahu dari mana bang Damar mendapat pedang itu.

“kau tidak perlu tahu ini pedang dapat dari mana, tapi nama pedang ini adalah .......”
gwazwei
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 69 lainnya memberi reputasi
70
Tutup