afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aldomaverick18
aguzblackrx
cak6bih
cak6bih dan 203 lainnya memberi reputasi
192
225.7K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#320
Serangan Tempat Kerja
Sedikit pemberitahuan bagi kalian yang menanyakan kenapa nama ilmu yang kudapatkan memakai bahasa jawa padahal ilmu itu dari tanah Kalimantan, itu hanya terjemahan dari bapakku saja, untuk nama aslinya nanti akan di jelaskan oleh bang Damar melalui cerita ini, jadi ditunggu saja.

Beberapa hari setelah aku bermimpi bertemu dengan kodham bang Damar yang bernama Gufron dan dipinjamkan beberpa ilmu oleh nya, setelah itu juga aku jadi terpaksa giat berlatih, dilain Gufron yang melatih, Aruna juga ikut melatihku bahkan jika aku kesusahan dialah yang membukakan sedikit Aura yang ada pada diriku sebagai pancingan untuk aku mencoba mengatur pola mengeluarkan Aura yang di ajarkan bang Damar melalui Gufron.

Tak hanya berlatih secara metafisika dengan sosok Aruna dan Gufron, didalam dunia nyata pun aku harus melakukan laku yang di ajarkan oleh bang Damar, karena metode metode yang pernah di ajarkan oleh mbah Margono tidak bisa aku terapkan, entah karena aku yang memang terlalu malas melatih atau memang metode yang diterapkan mbah Margono tidak cocok untuk diriku ini.

Aku diberikan beberapa lelaku yang harus aku kerjakan selama beberapa hari kedepan, dengan tujuan untuk membentuk mental ku secara lahir dan batin, aku di tuntuk untuk terus menyempurnakan sholat ku, puasa Daud harus kulakukan hingga beberpa hari, mendalami ilmu agama juga diperketat oleh bang Damar melalui kontak udara, karena bang Damar berada di pulau sebrang.

Tapi dalam melakukan lelaku yang di haruskan oleh bang Damar supaya mempercepat proses latihanku, dalam setiap kegiatanku selalu mendapatkan beberapa gangguan dari alam sebelah, entah karena perlahan Aura di sedikit demi sedikit mulai terbuka dan lebih menarik makhluk alam sebelah atau bagaimana, ya walaupun sebelum ini melakukan lelaku ini aku sudah sering di ganggu, tapi gangguan yang di berikan tidak sampai melukai fisik, biasanya hanya sekedar menakuti, menjahili dan lain lain, tidak sampain melukai fisik ku.

Hingga pada suatu hari, aku di beritugas untuk merekrut orang untuk di jadikan CS service di tempatku bekerja, semua persiapan sudah selesai, iklan tentang lowongan pekerjaan di tempat kerjaku sudah di sebar luaskan melalui Instagram, Facebook, dan WA, ternyata antusias pelamar cukup banyak, hingga aku harus menyeleksi satu persatu mulai dari membaca lamaran peserta, CV dan Ijazah mereka, sebagai bahan pertimbangan, yang membuatku harus melakukan lembur di kantorku.

Kali ini aku lembur tak ditemani oleh bang Hale, karena ini bukan urusan dari kerjaan yang menjadi tanggung jawab bang Hale. Kali ini aku di temani oleh pak Alfa, karena dia juga ingin ikut menyeleksi calon peserta yang akan ku uji jika lolos dalam seleksi administrasi ini, pak Alfa mulai membuka satu persatu lamaran yang masuk, sesekali dia juga meminta pertimbangan dariku, apakah calon yang dilihat dari foto itu cukup menarik untuk di jadikan CS service atau tidak, aku pun memberi beberapa opsi atau sanggahan tentang pilihan yang di liat oleh pak Alfa, karena bagiku seorang CS tidak hanya dilihat dari tampilan saja tapi juga atitut dan kepandaian dia dalam berbicara dan menghadapi masalah.

Aku lembur bersama pak Alfa hingga mendekati pukul delapan malam, rasa lapar mulai menyerang, suara perut pak Alfa tak sengaja terdengar lumayan keras yang menjadi pertanda bahwa dia sangat kelaparan.

“waduh yan aku mulai lapar ini, makan dulu aja yuk, nyeleksinya di terusin nanti aja” ajak pak Alfa mencari makan
“nanggung ini pak, kalo pak Alfa mau cari makan duluan aja nggak papa pak” aku menjawab sambil focus menyeleksi surat lamaran
“yaudah kalo gitu kamu tak beliin aja ya nanti makan aja disini bareng bareng, kira kira kamu mau makan apa yan” Tanya pak Alfa padaku
“saya sih terserah pak, tapi maaf lho saya lagi bokek nggak ada uang hehe” jawabku sambil malu malu
“alah santai aja ini tak beliin kok, nggak usah sok bingung, aku ini udah paham kalo di tanggal segini semua karyawan itu pasti lagi kanker semua haha” jawab pak Alfa sambil mengambil jaket dan berlalu pergi.
Pak Alfa pun berlalu pergi meninggalkanku di toko ini sendirian dengan posisi toko sudah ditutup, sejak saat aku diserang di WC, sosok yang menyerangku itu sudah tidak berani menyerang ku, entah karena habis di hajar oleh Aruna, atau oleh Shinta aku tak paham, yang jelas saat aku bertemu dengan nya, sosok besar bertubuh hitam selalu menampakan muka marahnya padaku, dan selalu berkata
“awas saja kamu, aku bukan takut padamu, aku enggan mendekatimu, mentang mentang punya penjaga seenaknya kamu masuk wilayaku, aku tak mau lagi berurusan dengan sosok penjagamu” muka makhluk yang menyerangku terlihat sangat marah.

Saat berpapasan atau bertemu dengan sosok ini, selalu itu yang dia katakan padaku, mungkin sosok ini benar benar dibuat kapok oleh Shinta atau Aruna yang menolongku saat itu. Hingga pada malam ini saat aku sedang ditinggal oleh pak Alfa untuk membeli makan malam, tiba tiba ada seorang anak kecil turun dari arah lantai dua dengan cepat seolah sedang berlari.
Aku yang mendengar suara itu sudah mulai bersiap siap, sosok ini bukan sosok anak atau orang, karena didalam kantorku ini terakhir hanya ada aku dan pak Alfa, dan sejak awal pun tak ada anak kecil yang masuk ke toko ini apa lagi sampai naik ke lantai dua dan berani turun ke lantai bawah dengan cara berlari, awalnya aku hanya meliriknya saja sambil terus menyeleksi lamaran yang sudah masuk ini.

Sosok anak kecil ini sepertinya aku pernah melihatnya, dia bukan penghuni asli tempat ini, dia berasal dari luar, tapi aku sedikit aneh kenapa bisa dia kesini sedangkan sosok hitam besar itu tidak melarangnya, padahal bisa dibilang dia adalah penguasa di tempat ini, atau mukin sosok anak kecil ini memiliki ilmu yang lebih besar dibandingan dengan sosok hitam itu, intinya bisa gawat kalo memang beneran begitu, serangan darinya saja sudah bisa mencelakaiku apalagi yang ini.

Aku mulai bersiap siap untuk mencoba sedikit mempraktekan ilmu pertahanan diri menggunakan Cokro Kulit Tilanjang, aku mencoba membuka aura yang beberapa hari ini aku pelajari, dengan susah payah aku mencoba memusatkan Aura atau cakraku sesuai yang di ajarkan oleh Gufron, yah memang sangat susah, aku hanya pernah berhasil dua kali, itupun karena dibantu oleh Aruna dengan membuka sedikit Auraku dengan cara menekan beberapa titik pada tubuhku, dan beberapa saat kemudian setelah Aruna menekan titik pada tubuhku sesuai arahan dari Gufron, aku dengan mudah bisa memunculkan prisai gaib ku yang berwarna biru keperak perakan, cukup dengan membayangkan sebuah prisai didepan kita dan itu secara otomatis terbentuk tapi entah mengapa bisa berwujud seperti itu.

Saat aku mencoba membuat prisai gaibku sendiri, aku merasa sangat kesusahan, sambil terus berkonsentrasi membuat sebuah perisai aku terus mengenakan cincin pemberian mbah Margono sebagai perlindungan pertamaku, sosok yang menyerupai anak kecil itu berlarian kesana kemari seolah kegirangan sedang bermain sendiri, sesekali juga anak itu mengeluarkan suara tawa yang membuatku kaget, kenapa kaget? Suara yang dikeluarkan bukanlah suara anak kecil melainkan suara yang besar dan berat.
“hahahahaha, kamu gak bisa buat apa apa ya hahaha” ucap sosok berwujud anak kecil itu menertawaiku,
Wajah sosok anak kecil ini sama sekali belum bisa kulihat karena dia selalu memalingkan wajahnya dariku, dan dia terus berlarian kesana kemari sambil terus mengejeku karena kau kesusahan dalam mengeluarkan cakra prisaiku.

Hingga pada akhirnya dia sempat berlari menjauh kearah pintu keluar, namun tiba tiba berdiam diri disana cukup lama, dia berdiri diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, cukup lama dia berdiam diri disana hingga akhirnya tiba tiba dia menggerakan kepalanya yang tadinya menghadap pintu keluar menoleh kearah kanan, mungkin tidak tepat jika disebut menoleh, dia menggerakan kepalanya hingga seratus delapan puluh derajat, wajah yang awalnya mengarah ke arah pintu keluar berubah posisi berada di bagian belakang sambil meringis melihatku sambil menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri, dan tiba tiba saja dia berjalan maju ke arahku atau lebih tepatnya berjalan mundur dengan cepat dan kepala yang terus dimainkan kekanan dan kekiri, di tambah surah ketawanya yang kali ini berubah yang tadinya suara besar dan berat kini berubah tak beraturan seperti suara kaset pita yang rusak.

Perlahan wajah sosok anak kecil ini terlihat jelas karena dia berjalan mundur dengan cepat, aku yang gigu karena ulah sosok ini kemudian terkaget dan melopat kebelakang dari kursi duduku. Kuarahkan cincin yang kupakai kearah sosok anak kecil itu, eee…. Tidak dia buka anak kecil, wujudnya saja berbentuk anak kecil, tapi mukanya muka orang tua, sama persis seperti grombolan pasukan musuh saat di pertempuran kala itu.

Ku arahkan cincinku ke arahnya, dan seketika sebuah cahaya merah keluar dari cincinku dan mengantam sosok bermuka tua itu, sosok itu yang terkena serangan dari cincinku hanya berkata
“aduh, aduh, sakit tau, KKAAAUUUU INIIIII BERANII BERANIIINYYAA MENYERANGKUUU HAAAAAAAA” awal menggunakan suara anak kecil namun saat berteriak suaranya menjadi besar dan berat seperti saat awal, entah makhluk apa ini aku sama sekali tak mengetahui namanya
Sambil berteriak sosok itu merangkak dengan cepat lalu melompat berusaha menyerang ku dangan tangannya yang ternyata memiliki cakar yang tajam, cakra prisai masih belum bisa ku buat, mengeluarkan Auranya pun sama sekali belum terlihat saat aku mencobanya.
Aku mencoba mengulur waktu sambil terus berkonsentrasi untuk membuat sebuah prisai gaib, tapi gimana bisa aku membuat kalo aku dalam tekanan seperti ini, aku mengulur waktu dengan berlari ke arah tangga dan menaikinya, bodoh memang kenapa aku mengambil pikiran untuk menaiki tangga ini, yang ada sosok yang di atas sana malah mau menggangguku nantinya, bisa jadi dua musuhku disini, tapi biarlah pikirku dia sendiri yang mengatakan dia tidak akan berani menggangu karena ada sosok Aruna, dan jika aku terluka di tempat kerja dia lah yang akan di salahkan oleh Aruna ataupun Shinta.

Aku terus berlari keatas sambil terus mencoba mefokuskan pikiranku untuk membuat sebuah perisai, sesampainya di atas, sosok anak kecil berwajah tua itu kembali melompat kearahku dan segera melancarkan serangan cakaran seperti saat aku berada di lantai satu tadi.

Pada kondisi ini aku memang terpojok karena posisi di atas itu sangat sempit dan dipenuhi barang barang service karena memang di lantai dua ini adalah posisi dimana bengkel perbaikan computer dan kadang yang bekerja di bagian teknisi service ini tak merapikan meja kerja atau tempat kerjanya saat selesai bekerja di sore hari.

Beberapa barang tertabrak olehku saat mencoba mengindari serangan dari sosok ini, beberapa kali aku berhasil menghindar hingga pada akhirnya aku tersandung oleh sebuah solder, alat pemanas yang diletakan di bawah tanpa dibereskan oleh sipemakai terakhir, alhasil aku tersungkur dan…….
“BBRRAAAKKKK”

Aku sempat memejamkan mata karena diserang oleh sosok anak kecil permuka tua ini, namun setelah mendengar suara itu, aku membuka mata, ternyata sosok hitam besar datang menyerang sosok anak kecil bermuka tua itu.

“JANGAN BERANINYA KAU MENYERANG DIA, AKU YANG AKAN REPOT DIBUATNYA” suara besar sosok hitam ini berbicara keras pada si anak kecil bermuka tua ini. Namun kembali sosok itu malah hanya senyum senyum sambil cengar cengir karna mungkin merasakan serangan si hitam besar

“hihihih, sakit tau, MENYINGKIIIRRRR DARRIIII HHADAPANKUUUUU” sosok kecil bermuka ini berteriak pada si besar hitam
Suara hantaman pada tubuh sosok besar itu terdengar sangat jelas, yang yang membuatku terkejut, sosok hitam ini bisa terlempar akibat serangan sikecil bermuka tua itu, aku yang sedikit syok langsung bangun dan berlari kearah bawah lantai satu, saat aku mau melangkahkan kaki di anak tangga, tiba tiba anak kecil itu memegang kakiku sebelah kanan yang pada akhirnya membuatku terjatuh.
Saat aku terjatuh, aku melihat sosok Gufron terbang melewatiku dangan membawa sebuah pedang gaib yang selalu dia bawa saat melatihku, dan langsung menebas tangan si kecil bermuka tua hingga terputus, namun sangat disayangkan tubuhku terlanjur jatuh ke lantai satu, kaki kananku sempat terkilir, saat aku terjatuh aku memejamkan mataku hingga saat aku beberapa kali membentur anak tangga sebelum sampai di lantai satu aku merasakan ada seseorang yang menangkap ku, dan saat ku buka mata ternyata dia……..
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 50 lainnya memberi reputasi
51
Tutup