Charles Lightoller, Pria Sakti Yang Selamat Dari 3 Bencana Mematikan

Larutan gula memiliki banyak kegunaan. Pada tahun 1919 larutan gula difermentasi untuk menghasilkan etanol, bahan utama dalam pembuatan
minuman beralkohol. Perusahaan Penyulingan yang berbasis di 529 Commercial Street membongkar, menyimpan dan memproduksi sejumlah besar larutan gula yang kemudian dikirim dengan kapal.

Tangki penyimpanan yang meledak setinggi 15 meter dan berdiameter 27 meter. Ukurannya cukup untuk menyimpan lebih dari 2 juta galon larutan gula. Ketika kecelakaan terjadi, dua juta galon tumpah, membentuk gelombang larutan gula yang mengalir dengan cepat ke segala arah, bergerak dengan kecepatan 56 kilometer per jam dan mencapai ketinggian yang setara dengan dua kali bangunan bertingkat.


Gelombang kental yang bergerak cepat mampu menghempaskan trem dari jalurnya. Kecelakaan itu menghancurkan beberapa bangunan hingga rata. Banyak korban yang terseret banjir hingga tewas pada saat kecelakaan, tetapi ketika gelombang reda, bahaya belum berakhir. Larutan gula, lebih padat dari air, menyebabkan endapan di sepanjang jalan. Ketika terkena udara, larutan gula mendingin dengan cepat, menjadi tebal dan sulit untuk bersihkan.

Para penyelamat berjuang untuk menarik korban dari cairan kental dan lengket sebelum mereka akhirnya mati lemas. Penyelamatan berjalan lambat dan melelahkan yang berlangsung selama empat hari sebelum akhirnya dihentikan dan operasi penyelamatan menjadi pembersihan.


Beberapa korban yang telah terkena larutan gula atau tersapu ke pelabuhan oleh banjir, tidak bisa diidentifikasi selama beberapa bulan. Petugas kebersihan menggunakan air asin dan pasir untuk membersihkan. Pembersihan memakan waktu berminggu-minggu, bahkan dengan bantuan ratusan sukarelawan.

Upaya itu terhambat oleh kenyataan bahwa banyak petugas yang telah terjebak larutan gula dan kemudian membawa cairan lengket ke mana pun mereka pergi. Trem, telepon, bangku dan peron kereta bawah tanah yang jauhnya beberapa blok dari tempat itu juga menjadi lengket selama berminggu-minggu. Penduduk setempat mengajukan gugatan kepada negara bagian Massachusetts. Awalnya Perusahaan Penyulingan mengklaim bahwa tangki mereka telah diledakkan oleh seseorang yang tak dikenal dan mereka tidak bertanggung jawab atas banjir tersebut.


Perusahaan kemudian membatalkan klaim aneh tersebut ketika dihadapkan dengan bukti yang sebenarnya dan diharuskan membayar denda hingga sekitar $7.000 per korban. Bukti gugatan untuk kemenangan tersebut sangat meyakinkan, penyelidikan mengungkapkan bahwa tangki itu tebalnya setengah dari yang seharusnya dan sebagian terbuat dari logam yang rapuh.

Tes keamanan dasar tidak dilakukan selama konstruksi tangki dan banyak tanda peringatan yang diabaikan. Selama masa pakainya, ketika tangki terisi ada kebocoran dan hal tersebut sangat parah sehingga penduduk setempat sering mengunjunginya untuk mengumpulkan larutan gula dan dibawa pulang ke rumah mereka. Daripada memperbaiki kebocoran tersebut, manajemen memerintahkan tangki dicat cokelat untuk menyembunyikannya.


Pemicu kecelakaan itu adalah tekanan yang sangat berlebihan. Hasil penyulingan tebu yang sangat kental dan hangat, dipompa ke dalam tangki pada hari sebelumnya, sehingga meningkatkan suhu didalam tangki dan menyebabkannya mengembang dengan cepat. Ketika dikombinasikan dengan cuaca yang lebih hangat, hal tersebut cukup untuk memecahkan tangki dan membuatnya meledak.


Area di mana tangki pernah berdiri sekarang menjadi tempat olahraga bisbol dan taman umum. Daerah tersebut digunakan untuk rekreasi, tetapi ada plakat kecil untuk mengenang para korban dari bencana aneh tersebut. Beberapa melaporkan bahwa bau larutan gula sampai sekarang masih tercium di udara North End, Boston.