- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Investigasi Supranatural: Dendam Arwah Penunggu Jalan Angker (dongeng seram)


TS
dodydrogba
Investigasi Supranatural: Dendam Arwah Penunggu Jalan Angker (dongeng seram)

Mencoba membagikan karya ane yang baru gan, terinspirasi dari serial Constantine, Supernatural dan DI sini ada Setan, judulnya Investigasi Supranatural: Dendam Arwah Penunggu Jalan Angker. Berkisah tentang Aryo yang kehilangan saudari kembarnya secara misterus, hal itu mengundang rasa penasarannya dan berniat menolongnya, namun sebelum itu ia harus mengikuti permintaan saudarinya itu yaitu menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan kejadian mistis atau supranatural. Semoga bisa terhibur dan mohon kritik dan sarannya.
Spoiler for Bab 1:
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah yang dialami oleh Aryo saat ini ketika mendengar sebuah kabar buruk yang menimpa keluarganya. Setelah sebelumnya di putus hubungan kerjanya karena perusahaanya bangkrut, kini ia tengah mencoba tegar setelah tahu saudari kembarnya Arina menghilang di sebuah gunung. Pencarian dan segala usaha lain sudah dilakukan, sayangnya hasil nihil tanpa mendapatkan bukti apa pun. Tim penolong memutuskan untuk menyerah setelah menguber ke segala sisi gunung tersebut yaitu Gunung Sanjaya. Berbeda dengan dirinya, Arina sendiri sedikit unik kehidupannya. Ia tak menjadi karyawan atau wirausahawan seperti pada umumnya namun menjadi praktisi supranatural, para psikolog atau apapun itu yang berkaitan dengan hal - hal berbau supranatural. Ia menolong siapapun yang terkena masalah berbau supranatural. Uniknya walau dibayar secara sukarela atau bahkan kadang tak dibayar sama sekali, entah kenapa ia bisa survive hingga saat ini.
Sedangkan Aryo, ia malah tak mendapatkan kemampuan yang dimiliki Arina sejak lahir yaitu indera ke enam. Tentu ia sangat bersyukur tak bisa berinteraksi dengan mahluk kasat mata di berbagai tempat karena jika tak siap bisa menimbulkan tekanan psikis tersendiri yang mungkin mempengaruhi kehidupannya. Aryo sendiri merupakan pria muda yang cukup tangguh dan pemberani, buktinya ia bahkan sering melewati jalan angker ketika pulang dari kantornya berkali - kali. Ia bahkan lebih takut bertemu begal dan perampok daripada hantu karena taruhannya nyawa terkadang duit. Mungkin karena ia yang tak diberkahi kemampuan unik seperti jadi tak merasa was - was ada aura negatif di sekelilingnya.
Sebelum Arina menghilang, Aryo tak mendapatkan kabar apapun dari saudari kembarnya itu. Mungkin karena kesibukkan yang sangat padat jadi tak sempat mengirim pesan terakhir kepada Aryo. Padahal biasanya Arina akan menyempat mengirim pesan singkat melalui ponselnya kepada saudara kembarnya itu. Ah, andai saja punya kemampuan unik seperti Arina, mungkin hal seperti ini bisa dicegah lebih dulu, batin Aryo. Namun nasi sudah menjadi bubur, yang ia bisa lakukan sekarang adalah mencari tahu siapa saja yang pernah melakukan kontak dengan saudarinya itu.
Di kamar saudarinya yang harum semerbak dan terawat rapi, ia memeriksa satu persatu buku - buku di lemarinya. Berharap keberuntungan menyertainya, berbagai lembar dilirik dengan penuh ketelitian. Sayangnya, tak ada satu pun yang menyertakan nama - nama orang yang dikenalnya. Andai saja ponselnya tertinggal, mungkin masih ada sedikit harapan. Sang ibu sebenarnya sudah merelakan anaknya, ia bahkan rajin beribadah agar anaknya bisa diberi tempat terbaik di sisinya. Berbeda dengan Aryo, walau tak percaya hal yang tak masuk akal, firasatnya terus mengatakan bahwa Arina masih hidup. Usaha pencarian itu juga membuatnya lelah, ia pun merebahkan diri ke kasur milik Arina. Ia tak kuasa menahan kantuk, mata pun ia pejamkan dengan rapat, berharap hari esok lebih baik dari sebelumnya. Aryo akhirnya tertidur pulas di malam yang belum terlalu larut.
Di tengah - tengah tidurnya, ia tenggelam pada lautan mimpi yang sangat dalam. Rasanya aneh, ia sama sekali belum pernah mengalaminya. Lalu ia terjatuh di sebuah hamparan padang rumput yang dibelakangnya terdapat gunung yang besar dan indah. Sebuah siluet bayangan tiba - tiba muncul di depannya, lama - lama berbentuk padat, mirip manusia. Ia sepertinya kenal, itu adalah saudari kembarnya, Arina. Melihat hal itu membuat Aryo merangkak perlahan lalu berdiri tegak. Ia masih tak percaya akan apa yang dipandangnya, ia pun mengucek matanya. Ternyata benar, ia tak salah lihat, kekuatirannya yang memuncak perlahan sirna. Mungkin ini sebuah pertanda jika dia masih hidup ditambah ia punya kemampuan indera ke enam dari lahir. Dengan mental baja ia memberanikan diri untuk bertanya sesuatu kepadanya perihal kehilangannya itu.
"Arina!!! Engkau kah itu?"
Arina tersenyum lalu berbicara sesuatu padanya, "Iya Aryo, ini aku, saudari kembar mu."
"Benerkah itu?? Di mana kah kamu berada sekarang? Kamu tahu ibu dan saudara - saudara kita benar - benar mencemaskan mu, bahkan mereka hampir mengira kamu sudah mati," Aryo menatap dengan penuh kesedihan.
"Aku minta maaf sudah mencemaskan kalian, tapi aku masih hidup," Arina berbicara datar kali ini.
"Kalau begitu biar lah aku menolong mu kali ini, kita bersaudara kembar bukan. Saudara kembar yang baik harus tolong menolong apapun itu kondisinya. Dan mereka tidak akan percaya kamu masih hidup selama diri mu belum diketemukan," Aryo berusaha meyakinkan Arina.
"Tidak perlu Aryo, itu hanya buang - buang waktu dan merepotkan mu saja. Atau malah bisa membuat mu suatu saat terbunuh, apa kamu tak tahu itu?" Arina menolak.
"Tidak perlu??? Apa kamu tak tahu batin derita yang dirasakan ibu mu, tangis harunya tak pernah berhenti sebelum melihat senyum indah mu. Kamu tahu ia sangat mencintai mu, ibu mana yang tak sedih ketika anaknya sedang dalam masalah. Biarkan aku menolong mu Arina, walau mungkin aku bukan orang yang punya kemampuan unik seperti diri mu. Tapi setidaknya aku akan berusaha mati - matian untuk menolong mu," Aryo kembali mencoba meyakinkannya.
Arina tak berkata satu patah kata pun, ia membalikan badannya, menatap langit cerah di atas gunung, tiba - tiba pelangi cantik muncul, menambah pesona indah dari pemandangan tersebut. Ternyata itu adalah gambaran perasaanya, sebuah bentuk komunikasi non verbal yang sangat aneh tapi penuh seni keindahan. Hatinya perlahan luluh ketika mendengar kata ibu, ia teringat ibu selalu mengkuatirkannya ketika ia pergi. Atas dasar itu, maka ia memutuskan untuk menyetujui permohonan saudar kembarnya itu.
"Baiklah, jika kamu ingin menolong ku, maka kamu juga harus menolong yang lain."
"Apa maksud mu Arina, aku tidak mengerti?"
"Lihat lah pelangi itu, indah bukan."
Arina menunjuk dengan tangannya, Aryo menatap dengan serius. Pelangi itu rupanya mengalihkan perhatiannya dari Arina yang perlahan memudar lalu menghilang.
"Arina tunggu!!! Arina!!!" teriak Aryo.
Keanehan kembali terjadi, kali ini semburan api melahap kakinya lalu menuju ke atas. Seketika langit yang cerah menjadi gelap gulita. Ia yang terkejut tak kuasa menahan rasa takutnya.
"Apa yang terjadi, tolong!!!!!"
Dalam seketika ia terbangun dari alam mimpi di luar nalarnya itu. Nafasnya terengah - engah bak habis lari sepuluh kali memutari lapangan. Otaknya berputar memikirkan apa yang baru saja ia alami sebelumnya. Ia menghela nafas sebentar, mencoba untuk lebih rileks, kepalanya mendongak lalu menatap ke arah pintu yang berada tak jauh di depannya. Sebuah jaket wanita berwarna cokelat tergantung pada gantungan di pintu itu. Ada hal yang telah menarik perhatiannya di jaket itu. Iya, merek pelangi, ia teringat perkataan Arina yang terpukau pada pelangi yang indah. Mungkin saja dia bermaksud ada sebuah keindahan di balik jaket itu, tapi apa, tak ada yang tahu. Sejatinya Aryo kesal dengan teka - teki konyol ini, hanya malah mempersulit dirinya menolong saudarinya itu. Tapi sayangnya, itu bagaikan wasiat langung dari nya, dan ketika menolaknya, yang ditakuti adalah kesialan yang menimpa sekitar dirinya atau orang terdekatnya. Mau gak mau, ia mencoba mendekati jaket itu. Tak dirasa waktu berjalan lebih cepat, kini sudah menunjukkan jam empat pagi. Batin Aryo berharap belum terlambat untuk kehilangan saudarinya itu.
Jaket merek pelangi itu dirabanya, dari atas sampai bawah lalu ke segala sisi. Sampai ia berhenti pada bagian tengah jaket itu, terdapat sebuah kantung di luarnya. Dilihatnya kantung itu, tak terdapat apa - apa. Tapi yang aneh terasa padat berisi, membuat kantung itu sedikit berat. Ia coba cek kembali, kali ini dari dalam. Dan ternyata ia menemukan resreting kantung dalam bagian jaket itu. Dengan terburu - buru ia membukanya, akhirnya usahanya tak sia - sia. Ia menemukan sebuah buku kecil yang sepertinya milik Arina. Setelah itu ia mulai berjalan menuju semacam meja belajar di samping lemari. Lembar demi lembar mulai dibukanya, tulisan - tulisan yang ia tatap dengan teliti itu meningkatkan rasa penasaran dari Aryo. Bentuknya seperti sebuah diary, tetapi tak sepenuhnya jadi. Judul dari tulisan catatan harian itu juga terasa aneh, seperti berita kasus kriminal, ada juga yang cuma menunjukan alamat sebuah tempat saja. Ia terus melanjutkan membuka lembaran buku itu hingga ia menemukan sebuah catatan aneh di belakangnya.
"Tanda - tanda kehadiran mahluk astral atau gaib:
1. Timbul bau aneh seperti wangi kemenyan, bau anyir darah atau bau daging busuk secara mendadak.
2. Adanya penerangan lampu yang selalu redup atau kelap - kelip bahkan ketika sudah diganti lampu baru.
3. Perubahan suhu secara mendadak, seperti suhu dingin yang membuat bulu kuduk merinding.
4. Pergerakan benda yang melawan hukum alam, fisika atau apapun itu.
5. Suara - suara aneh yang muncul mendadak seperti tangisan atau tertawa.
Jika aku tak muncul beberapa hari atau tahun, harap hubungi alamat ini:
Jl. Putri Kahiyang, no. 4, perumahan Cempaka Biru, kecamatan Sukamaju."
Lagi - lagi firasat Aryo mengatakan bahwa mungkin ini yang dimaksud menolongnya melalui menolong orang lain. "Apa mungkin aku disuruh menyelesaikan kasus - kasusnya yang belum tuntas itu sebelum menemukan dirinya? Yah, mungkin saja, setidaknya alamat ini mungkin bisa berguna bagi ku dalam mencari dirinya yang hilang," kata Aryo dalam hati.
Niat beserta tekad yang kuat sudah ia bulatkan dalam hati, tak ingin mundur sebelum tujuan tercapai. Pagi hari Aryo menemui ibunya di kamarnya, meminta izin sekaligus pamit kepada ibunya. Ia mencoba mengajak ibunya untuk terus berharap akan sebuah keajaiban bisa menghampiri keluarga mereka.
"Nak, kamu yakin soal ini, bagaimana kalau semua ini sia - sia, bagaimana kalau ini hanya ujian buat keluarga kita agar tetap tabah dalam situasi apa pun," sang ibu kuatir.
"Tenang aja bu, aku yakin keajaiban itu ada. Dan tentu semua masalah yang kita hadapi adalah ujian hidup. Tapi firasat kuat ku mengatakan dia masih hidup," kata Aryo dengan penuh keyakinan.
"Iya, ibu tahu, tapi ibu sudah kehilangan saudari mu untuk saat ini, ibu tak mau kehilangan mu, anak ibu yang masih tersisa dan sangat ibu cintai," ibu yang sedih menggenggam erat tangan anaknya.
"Ibu, Aryo kan sudah besar, sudah mandiri, Aryo bisa kok mengatasi masalah sendiri. Jadi ibu tak perlu berpikir aneh - aneh, entar jadi malah bisa stres sendiri dan Aryo tak ingin ibu seperti itu," kata Aryo dengan tenang.
"Baiklah, ibu tak bisa memaksa mu untuk tetap di sini, kamu sudah besar nak. Aku harap tuhan selalu melindungi dari segala marabahaya," yang tak kuasa menahan sedih mulai meneteskan air mata.
"Ibu, maafkan Aryo sudah merepotkan ibu. Kalau begitu Aryo pamit dulu, bi Sumi, tolong jaga ibu dengan baik ya," Aryo mengusap air mata ibu dan meminta pembantu rumahnya untuk menjaga sang ibu.
"Iya mas, bi Sumi pasti akan menjaga ibu dengan baik," bi Sumi tersenyum lepas.
Senyuman bi Sumi juga menular ke sang ibu, mungkin kini ia lebih lega karena harapan kecil mulai timbul di benak pikirannya akan keberadaan anak perempuannya itu. Sementara itu Aryo berangkat dengan sepeda motor harley milik mendiang ayahnya yang sudah meninggal lima tahun lalu itu. Sambil berkendara, alunan musik Highway to Hell milik AC/DC menyertai perjalanannya, menuju sang matahari terbit di mana harapan akan terus ada selama masih ada hari esok yang cerah.
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9 Part 1
Bab 9 Part 2
Diubah oleh dodydrogba 12-05-2018 14:36


anasabila memberi reputasi
2
8.7K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan