- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Asia Pasifik terancam kehabisan ikan pada 2048, termasuk Indonesia gan!


TS
kangjati
Asia Pasifik terancam kehabisan ikan pada 2048, termasuk Indonesia gan!



Ternyata oh ternyata nih gan, engga hanya ikan yang bakal abis, ternyata masih banyak dampak lain yang mengakibatkan Bumi kita ini darurat dalam segala hal.


Ilustrasi nelayan yang sedang menangkap ikan | SasinTipchai /Shutterstock
Quote:
Planet Bumi menghadapi ancaman serius, baik iklim maupun hewan dan tumbuhan di dalamnya. Laporan ilmiah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, Asia Pasifik terancam kehabisan ikan pada 2048.
Menurut para ilmuwan, Bumi akan terus kehilangan air bersih, hewan, juga tumbuhan. Kini empat laporan ilmiah dari PBB datang dengan beberapa informasi baru yang menambah kekhawatiran tentang keanekaragaman hayati Bumi.
Mereka menganalisis empat wilayah yang berbeda, yaitu Asia-Pasifik, Afrika, Eropa dan Asia Tengah, serta Amerika, atau pada dasarnya seluruh bagian planet kecuali kutub dan lautan terbuka. Ilmuwan menemukan bahwa masing-masing wilayah memiliki masalah besar yang akan dihadapi.
Kehancuran dan kemerosotan keanekaragaman hayati ini dinilai sangat parah, sehingga membahayakan ekonomi, mata pencaharian, ketahanan pangan, akses ke air minum, dan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia secara umum.
Laporan terbaru tersebut merupakan hasil dari tiga tahun pengerjaan yang melibatkan lebih dari 550 ahli terkemuka dari lebih dari 100 negara dan meninjau lebih dari 10.000 studi. Laporan penilaian kemudian disetujui oleh Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services(IPBES), di Medellin, Kolombia.
Salah satu studi yang digunakan dalam laporan penilaian, yang diterbitkan dalam jurnal Science, menemukan bahwa 58 persen permukaan daratan Bumi--tempat 71 persen dari semua manusia hidup--telah kehilangan cukup banyak keanekaragaman hayati sehingga muncul pertanyaan mengenai kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan manusia.
Tujuan dari penelitian PBB ini adalah untuk menganalisis ancaman terhadap keanekaragaman hayati, mengidentifikasi cara dan wilayah mana proses kehancuran sedang berjalan, dan meracik perbaikan kebijakan untuk setiap wilayah yang diteliti.
Untuk laporan wilayah Asia Pasifik--wilayah di mana Indonesia berada, dilaporkan peringatan serius atas kehidupan laut.
Para peneliti menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya ancaman terhadap terumbu karang, dan memperingatkan praktik budi daya yang tidak berkelanjutan, penangkapan ikan berlebihan, dan panen yang merusak, mengancam ekosistem pesisir dan laut.
Kawasan ini akan kehilangan 45 persen dari keanekaragaman hayatinya dan sekitar 90 persen dari karang-karang, kata Sonali Seneratna Sellamuttu, peneliti senior di Institut Manajemen Air Internasional yang terlibat dalam laporan wilayah Asia.
Diproyeksikan bahwa jika praktik penangkapan ikan seperti ini berlanjut, maka tidak akan ada stok ikan yang dapat dieksploitasi lagi di wilayah ini pada tahun 2048. "Semua ekosistem utama terancam di kawasan itu," katanya.
Untuk wilayah lain, jika tren yang sedang berjalan saat ini berlanjut, pada tahun 2050 Amerika akan mengalami pengurangan sebesar 15 persen jumlah tanaman dan hewan ketimbang keadaan saat ini. Angka tersebut juga berarti bahwa akan ada 40 persen pengurangan jumlah tanaman dan hewan di Amerika daripada periode awal 1700-an.
Hampir seperempat dari spesies yang sepenuhnya terukur sekarang terancam, kata Jake Rice, kepala ilmuwan pemerintah Kanada untuk perikanan dan lautan, yang terlibat dalam laporan wilayah Amerika.
Kemudian meski wilayah Eropa dan Asia Tengah dianggap menjadi wilayah dengan usaha pencegahan terbaik, tapi sekitar 28 persen spesies endemik yang hanya ada di Eropa kini terancam punah.
Mark Rounsevell dari Institut Teknologi Karlsruhe di Jerman yang terlibat dalam laporan wilayah ini menuturkan, dalam dekade terakhir ada 42 persen penurunan dari tumbuhan di daratan dan spesies hewan di sini.
Di Afrika, selain dari contoh kasus matinya badak putih utara Sudan, perubahan iklim mengancam memusnahkan separuh burung dan spesies mamalia di wilayah ini pada tahun 2100.
Ada lebih dari 60 persen penduduk benua Afrika bergantung pada sumber daya alam sebagai mata pencaharian mereka, kata Luthando Dziba dari Taman Nasional Afrika Selatan yang terlibat dalam laporan. Sudah lebih dari 20 persen spesies Afrika berada dalam status terancam, terancam punah, atau punah.
Para ilmuwan percaya bahwa kelebihan populasi menjadi salah satu masalah yang ikut ambil andil. Hal ini karena kini orang-orang menjadi lebih makmur dan mereka membutuhkan lebih banyak makanan, air, energi, dan tanah daripada sebelumnya. Perubahan iklim juga merupakan faktor penting, dan manusia telah menempatkan planet ini dalam bahaya melalui pemanasan global.
Menurut para ilmuwan, Bumi akan terus kehilangan air bersih, hewan, juga tumbuhan. Kini empat laporan ilmiah dari PBB datang dengan beberapa informasi baru yang menambah kekhawatiran tentang keanekaragaman hayati Bumi.
Mereka menganalisis empat wilayah yang berbeda, yaitu Asia-Pasifik, Afrika, Eropa dan Asia Tengah, serta Amerika, atau pada dasarnya seluruh bagian planet kecuali kutub dan lautan terbuka. Ilmuwan menemukan bahwa masing-masing wilayah memiliki masalah besar yang akan dihadapi.
Kehancuran dan kemerosotan keanekaragaman hayati ini dinilai sangat parah, sehingga membahayakan ekonomi, mata pencaharian, ketahanan pangan, akses ke air minum, dan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia secara umum.
Laporan terbaru tersebut merupakan hasil dari tiga tahun pengerjaan yang melibatkan lebih dari 550 ahli terkemuka dari lebih dari 100 negara dan meninjau lebih dari 10.000 studi. Laporan penilaian kemudian disetujui oleh Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services(IPBES), di Medellin, Kolombia.
Salah satu studi yang digunakan dalam laporan penilaian, yang diterbitkan dalam jurnal Science, menemukan bahwa 58 persen permukaan daratan Bumi--tempat 71 persen dari semua manusia hidup--telah kehilangan cukup banyak keanekaragaman hayati sehingga muncul pertanyaan mengenai kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan manusia.
Tujuan dari penelitian PBB ini adalah untuk menganalisis ancaman terhadap keanekaragaman hayati, mengidentifikasi cara dan wilayah mana proses kehancuran sedang berjalan, dan meracik perbaikan kebijakan untuk setiap wilayah yang diteliti.
Untuk laporan wilayah Asia Pasifik--wilayah di mana Indonesia berada, dilaporkan peringatan serius atas kehidupan laut.
Para peneliti menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya ancaman terhadap terumbu karang, dan memperingatkan praktik budi daya yang tidak berkelanjutan, penangkapan ikan berlebihan, dan panen yang merusak, mengancam ekosistem pesisir dan laut.
Kawasan ini akan kehilangan 45 persen dari keanekaragaman hayatinya dan sekitar 90 persen dari karang-karang, kata Sonali Seneratna Sellamuttu, peneliti senior di Institut Manajemen Air Internasional yang terlibat dalam laporan wilayah Asia.
Diproyeksikan bahwa jika praktik penangkapan ikan seperti ini berlanjut, maka tidak akan ada stok ikan yang dapat dieksploitasi lagi di wilayah ini pada tahun 2048. "Semua ekosistem utama terancam di kawasan itu," katanya.
Untuk wilayah lain, jika tren yang sedang berjalan saat ini berlanjut, pada tahun 2050 Amerika akan mengalami pengurangan sebesar 15 persen jumlah tanaman dan hewan ketimbang keadaan saat ini. Angka tersebut juga berarti bahwa akan ada 40 persen pengurangan jumlah tanaman dan hewan di Amerika daripada periode awal 1700-an.
Hampir seperempat dari spesies yang sepenuhnya terukur sekarang terancam, kata Jake Rice, kepala ilmuwan pemerintah Kanada untuk perikanan dan lautan, yang terlibat dalam laporan wilayah Amerika.
Kemudian meski wilayah Eropa dan Asia Tengah dianggap menjadi wilayah dengan usaha pencegahan terbaik, tapi sekitar 28 persen spesies endemik yang hanya ada di Eropa kini terancam punah.
Mark Rounsevell dari Institut Teknologi Karlsruhe di Jerman yang terlibat dalam laporan wilayah ini menuturkan, dalam dekade terakhir ada 42 persen penurunan dari tumbuhan di daratan dan spesies hewan di sini.
Di Afrika, selain dari contoh kasus matinya badak putih utara Sudan, perubahan iklim mengancam memusnahkan separuh burung dan spesies mamalia di wilayah ini pada tahun 2100.
Ada lebih dari 60 persen penduduk benua Afrika bergantung pada sumber daya alam sebagai mata pencaharian mereka, kata Luthando Dziba dari Taman Nasional Afrika Selatan yang terlibat dalam laporan. Sudah lebih dari 20 persen spesies Afrika berada dalam status terancam, terancam punah, atau punah.
Para ilmuwan percaya bahwa kelebihan populasi menjadi salah satu masalah yang ikut ambil andil. Hal ini karena kini orang-orang menjadi lebih makmur dan mereka membutuhkan lebih banyak makanan, air, energi, dan tanah daripada sebelumnya. Perubahan iklim juga merupakan faktor penting, dan manusia telah menempatkan planet ini dalam bahaya melalui pemanasan global.
Sama kyk kita belajar ekonomi sih, dimana jika demand tinggi tapi engga ada supply yang memadai, ya bakal punah atuh ini Bumi. Dengan populasi manusia yang makin banyak ditambah kebutuhan yang unlimeted, gimana sumber alam kita bisa memenuhi itu semua kalo begitu caranya?

Mungkin agan ada yang tau? Mari silahkan dijawab di kolom komen


Mungkin agan ada yang tau? Mari silahkan dijawab di kolom komen

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR:
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

VIRAL, Disebut mirip ember, tas Gucci tetap laku keras
[INFOGRAFIK] 32 Tahun orang Jakarta menyampah di Bekasi
Yuk! intip aksi Gorila Bersih yang takut lumpur
[ANTI- MAINSTREAM]Tinduk jari untuk ganti fungsi cincin kimpoi, berani coba?
Penting gan Jumlah Sperma bisa pengaruhi risiko penyakit
Waspada Skimming, Modus Pembobol Rekening Bank yang Merugikan [+TIPS mengatasinya]
Andy/rif jadi Dewa Tuak dalam Film Wiro Sableng
[WOW] IKEA kembangkan menu berbahan serangga, berani coba gan?
Bahayakah mencabut flash disk tanpa di-eject?
4 Tips Cegah Stress untuk Millenials [Mudah dipraktekan]
Swiss, destinasi bulan madu terbaik 2018
Serbuk rahasia penguat otong dari warung jamu di Jakarta
Dominasi Hantu Perempuan gentayangan di film horor Indonesia
Fakta Menarik kenapa kita membeli barang yang tak dibutuhkan
Kopi Trabas khas Bengkulu terobos pasar Eropa
Kampanye Save Our Species Lacoste ubah logo jadi harimau dan budak Jawa


VIRAL, Disebut mirip ember, tas Gucci tetap laku keras
[INFOGRAFIK] 32 Tahun orang Jakarta menyampah di Bekasi
Yuk! intip aksi Gorila Bersih yang takut lumpur
[ANTI- MAINSTREAM]Tinduk jari untuk ganti fungsi cincin kimpoi, berani coba?
Penting gan Jumlah Sperma bisa pengaruhi risiko penyakit
Waspada Skimming, Modus Pembobol Rekening Bank yang Merugikan [+TIPS mengatasinya]
Andy/rif jadi Dewa Tuak dalam Film Wiro Sableng
[WOW] IKEA kembangkan menu berbahan serangga, berani coba gan?
Bahayakah mencabut flash disk tanpa di-eject?
4 Tips Cegah Stress untuk Millenials [Mudah dipraktekan]
Swiss, destinasi bulan madu terbaik 2018
Serbuk rahasia penguat otong dari warung jamu di Jakarta
Dominasi Hantu Perempuan gentayangan di film horor Indonesia
Fakta Menarik kenapa kita membeli barang yang tak dibutuhkan
Kopi Trabas khas Bengkulu terobos pasar Eropa
Kampanye Save Our Species Lacoste ubah logo jadi harimau dan budak Jawa

0
1.6K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan