Selain untuk cuci mata atau belanja furnitur dan pernak-pernik rumah, orang datang ke IKEA untuk makan di restorannya. Terbaru dari dapur-laboratorium IKEA di Kopenhagen, para koki menggodok menu baru berbahan dasar serangga hingga alga.

Dua tahun yang lalu, perusahaan asal Swedia ini menggagas laboratorium yang sedang mencipta "inovasi rahasia". Laboratorium ini berjuluk Space10.

Kala itu mereka menulis tentang rencana menu "Meatball masa depan". Sebagai informasi, Swedish meatball adalah salah satu menu andalan dari dapur IKEA. Menu ini berupa bakso dari daging sapi cincang yang dimakan dengan kentang tumbuk dan saus khas.

Space10 mengeksplorasi gagasan pengembangan daging yang diproses dalam laboratorium, memanen alga, bahkan kemungkinan pencetakan makanan tiga dimensi. Dalam tulisan yang diunggah di Medium, Space10 mengungkap seberapa jauh mereka telah berproses.

Membacanya, bukan tak mungkin IKEA akan mulai menjual burger dan meatballs serangga lebih cepat dari perkiraan. Space10 telah mencipta lima hidangan yang merupakan terobosan baru. Klaimnya, Space10 tidak sekadar meracik menu yang sehat atau berkelanjutan, tapi juga enak rasanya.

Mari berkenalan dengan menu-menu baru yang dapat menantang nyali karena berbahan tak biasa.

Yang pertama, adalah Dogless Hot Dog. Bahannya tidak semuanya 'aneh', mereka masih menggunakan campuran sayuran, saus tomat, dan mustard. Untuk pengganti daging, digunakan wortel yang dipanggang, ditaburi potongan bit dan krim kunyit.

Tapi rotinya berwarna hijau terang, terbuat dari alga mikro yang disebut spirulina. Menurut klaim Space10, spirulina memiliki kandungan zat besi 50 kali lebih banyak daripada bayam.

Kurang menggoda selera? Mungkin Bug Burger yang memiliki patty--daging--dari bit, kentang, parsnips. Satu lagi bahan yang digunakan adalah kutu beras--bernama latin Tenebrio molitor. Lebih tepatnya mealworm, larva yang belum berubah bentuk jadi kutu.

Menu lain yang berbahan serupa adalah Neatball. Juga dibuat dengan mealworm, disajikan dengan kentang tumbuk, saus, dan saus lingonberry layaknya menu Swedish Meatball asli.

Space10 juga mengembangkan Salad LOKAL, yang terbuat dari tiga microgreen. Dedaunan ini ditanam secara hidroponik, tanpa tanah melainkan air sebagai media tanam.

Ada pula menu Microgreen Ice Cream yang memanfaatkan dedaunan yang sama namun hadir dalam berbagai rasa. Ada rasa adas, ketumbar, basil, mint, atau kombinasi rasa.

Terakhir, adalah Popsicle atau es loli versi Space10. Dibuat dari bunga woodruff, ketumbar, chervil Spanyol dan sorrel yang tumbuh secara hidroponik.

Setelah melihat foto-foto menu baru racikan Space10, apakah selera Anda tergugah?

Jika makan serangga masih belum terlintas di pikiran, ada baiknya menimbang ulang. Karena sebenarnya makan serangga bukan hal baru bagi umat manusia.

Menurut National Geographic, kita telah mengonsumsi serangga sepanjang sejarah. Dalam berbagai budaya, bahkan dua miliar orang masih mengonsumsi serangga sebagai bahan pokok makanan mereka hingga saat ini.

Mengingat ini lebih berkelanjutan, dan serangga sebenarnya cukup kaya protein, ada baiknya tak menolak sebelum mencoba. Apalagi, PBB pernah merilis sebuah laporan pada tahun 2013 yang mengimbau orang untuk lebih banyak mengonsumsi serangga dalam upaya mengakhiri kelaparan.

Kapan menu berbahan serangga dan alga ini tersedia di IKEA? Space10 mengungkapkan pada Esquire bahwa menu berbahan serangga ini belum akan disajikan di restoran IKEA. Sejauh ini, pengembangan menu baru dilakukan untuk kebutuhan riset semata.

Sementara ini, di toko-toko IKEA kawasan Eropa baru menguji coba menu IKEA Veggie Hot Dog. Versi vegetarian dari hot dog IKEA yang murah meriah. ini akan mulai dijual rutin pada Agustus 2018.

Pun demikian, bukan berarti IKEA tak serius dalam bisnis makanan. Pada 2017, perusahaan ini memberi petunjuk akan adanya kemungkinan mereka buka restoran yang berdiri sendiri di luar toko furnitur.

Jika rencana itu kelak terwujud, maka bukan pertama kalinya makanan IKEA diboyong keluar toko.

Pada tahun 2016, mereka pernah membuka restoran pop-up di London. Di sana pengunjung bekerja sama dengan koki profesional untuk memasak makanan mereka sendiri.

Sebelumnya, pada 2015 mereka pernah membuka pasar swalayan pop-up. IKEA juga mencoba ide restoran swakriya--masak sendiri--di Paris pada 2017. Mereka menantang 15 koki amatir untuk menciptakan makanan dengan biaya kurang dari 12 Dolar AS per kepala.