Sekarang kalau mau jadi orang terkenal gampang banget caranya, dengan kekuatan hengpon jadul cekrek, cekrek, cekrek

Orang bisa secara instan jadi viral dan terkenal.
Ya handphone memang berpengaruh secara besar dalam kehidupan sehari- hari apalagi di era serba viral ini.
Kemana- mana si 'kotak ajaib' ini pasti dibawa deh, kalau lagi jalan, lagi mau ke toilet, sampe ke meja makan pun di bawa.
Bener ga gan sis?
Kebiasaan membawa handphone ke meja makan ini ternyata dapat mengurangi cita rasa makanan loh.
nah biar lebih paham langsung aja cek artikelna di bawah sini.
Ponsel dapat memudahkan komunikasi, namun bisa juga sebaliknya. Penelitian baru menemukan bahwa saat Anda membawa ponsel pintar ke meja makan, bukan hanya interaksi yang terganggu, makan pun jadi kurang nikmat.
Solusi untuk masalah ini sebenarnya sederhana saja. Jauhkan ponsel dari jangkauan, atau minimal atur agar tak mengeluarkan bebunyian.
Para ahli mengatakan bahwa etiket lama untuk "menjauhkan siku dari meja makan" sudah usang. Sekarang Anda bisa menggantinya dengan "jauhkan ponsel dari meja makan."
Hal ini terungkap dari
penelitianRyan Dwyer University of British Columbia), Elizabeth Dunn (University of British Columbia) dan Kostadin Kushlev (University of Virginia) yang akan dipresentasikan dalam perhelatan
Society for Personality and Social Psychology Annual Convention .
Mereka mengkaji asumsi bahwa penggunaan ponsel selagi berinteraksi sosial dapat mengurangi tingkat kebahagiaan. Studi baru yang dipublikasikan dalam
Journal of Experimental Social Psychology ini, bagaimanapun merupakan percobaan lapangan pertama yang mengumpulkan data empiris untuk membuktikan hal tersebut.
Untuk itu, Dwyer, Dunn, dan Kushlev menguji 304 orang dalam percobaan lapangan di sebuah restoran. Peserta kemudian dikelompokkan.
Masing-masing kelompok terdiri atas tiga sampai lima orang yang isinya teman atau keluarga.
Setengah dari peserta diminta untuk meletakkan ponsel dalam jangkauan. Mereka harus menjawab kuesioner tentang makanan yang dikirim lewat pesan singkat.
Setengah peserta lain diminta menjauhkan ponsel dan mematikan bebunyiannya. Kelompok ini diberi instruksi bahwa pertanyaan akan diberikan kemudian melalui kertas.
Setelah makan, semua peserta menjawab pertanyaan tentang seberapa mereka menikmati interaksi sosial, seberapa dekat perasaan mereka, juga betapa terganggu atau bosannya mereka saat makan.
Terakhir, peserta melaporkan seberapa sering mereka menggunakan ponsel. Tanggapan ini kemudian dibandingkan dengan rekaman video waktu makan.
Dari sini, Dwyer dan rekannya menemukan bahwa peserta yang menggunakan ponsel cenderung kurang menikmati makanan. Mereka juga merasa kurang tertarik dengan interaksi sosial.
Lebih lanjut lagi, peserta yang berponsel dilaporkan merasa lebih terganggu dan sedikit bosan. "Kami menemukan bahwa penggunaan ponsel memiliki efek negatif kecil pada kesejahteraan,"
tulis peneliti.
Menurut Dwyer, penulis utama studi ini, bukan berarti ponsel benar-benar hal terlarang. "Mungkin jika Anda menggunakan ponsel sesekali saat makan malam tidak akan merusak kehidupan sosial, namun penggunaan telepon yang sering selama interaksi sosial mungkin saja mengurangi kesejahteraan Anda dari waktu ke waktu," katanya.
Tak berhenti sampai di situ, peneliti menindaklanjuti eksperimen. Dalam
percobaan kedua, para peneliti menyurvei 123 mahasiswa universitas negeri Amerika lewat SMS lima kali sehari secara acak selama seminggu.
Lewat survei itu peneliti menanyakan bagaimana perasaan mereka dan apa yang telah mereka lakukan selama 15 menit terakhir. Lebih dari 41 persen tanggapan terjadi saat peserta berinteraksi secara tatap muka.
Ternyata, saat menggunakan ponsel mereka melaporkan perasaan lebih terganggu dan lebih bosan, kurang tertarik akan interaksi dengan orang lain, dan mereka merasa waktu berjalan lebih lambat.
"Hanya memegang ponsel tanpa menggunakannya saja membuat orang merasa terganggu. Jadi, dengan menyimpan ponsel selama interaksi sosial, kita dapat meningkatkan peluang untuk benar-benar terhubung dengan orang-orang di sekitar kita," jelas Dunn.
Survei kedua mencatat efek negatif dari ponsel pintar di kalangan mahasiswa. Periset menilai walau generasi muda tumbuh bersama teknologi, dan beberapa peneliti telah melihat adanya kemungkinan bahwa mereka bisa jadi cukup mahir beradaptasi dalam hal multiaksi--berinteraksi sambil memegang ponsel, ternyata temuan mereka menunjukkan sebaliknya.
"Dari pengamatan kami, bahkan penggunaan ponsel tingkat sedang pun sudah cukup untuk memicu distraksi yang melemahkan rasa penghargaan emosional dari interaksi sosial," tulis peneliti.
Saking umumnya terjadi, tak menghiraukan orang di sekitar dan memilih untuk main ponsel sampai punya istilah sendiri di barat. Mereka mengenalnya dengan
phubbing (phone snubbing).
Sebuah penelitian
pada 2015 menemukan bahwa 46,3 persen sampelnya mengaku melakukan phubbing secara rutin, bahkan saat mereka sedang menghabiskan waktu bersama orang yang mereka sayang. Lebih gawatnya lagi, 22,6 persen di antaranya mengaku kebiasaan itu sampai mengganggu hubungan mereka.